Anda di halaman 1dari 21

DESKRIPSI LUKA Tentukan: Lokasi Jumlah Luka Bentuk Luka (Lecet, Memar, Luka Terbuka, Celah, Bintang, Lonjong)

njong) Ukuran Luka Koordinat/Letak Sifat Luka

Contoh kasus deskripsi hasil pemeeriksaan luka tembak : Pada bagian dada kiri atas terdapat sebuah luka berbentuk bulat berdiameter 0,9 cm. Yang terdiri dari lubang dan cincin lecet. Posisi lubang terhadap cincin lecet konsentris. Titik pusat luka berada 110 cm dari ujung tumit. Disekitar luka tersebut terdapat tatoase.

PROSEDUR MEDIKOLEGAL

Batasan Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Salah satu cabang spesialistik ilmu kedokteran yang memanfaatkan ilmu kedokteran untuk membantu penegakkan hukum dan masalah-masalah di bidang hukum Batasan Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Ilmu hukum yang mengatur bagaimana profesi dokter dilakukan sehingga memenuhi aturan-aturan hukum yang ada.

Alat Bukti Diperlukan dalam membuat putusan hakim Sekurang-kurangnya 2 alat bukti yang sah Meyakinkan hakim bahwa telah terjadi tindak pidana dan terdakwalah yang melakukan tindak tsb Dasar hukum KUHAP pasal 184 (1) Alat bukti yang sah ialah: a. keterangan saksi; b. keterangan ahli; c. surat; d. petunjuk; e. keterangan terdakwa.

a. Keterangan saksi Dianggap sah apabila diajukan oleh sedikitnya dua orang saksi (unus testis nullum testis = satu saksi bukan saksi) Keterangan yang merupakan hal-hal yang dialami atau didengar atau dilihat sendiri oleh saksi b. Keterangan ahli Diberikan oleh seorang ahli yg memenuhi persyaratan kualifikasi dan dalam lingkup keahliannya c. surat Surat harus dibuat berdasarkan sumpah atau dikuatkan dengan sumpah. Berita acara pejabat umum yang berwenang, surat keterangan ahli yg dibuat atas

permintaan resmi, atau surat lain bila ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain d. Petunjuk Perbuatan atau kejadian atau keadaan yang karena persesuaiannya, baik antara satu dengan yang lain maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Dapat ditarik dari keterangan saksi, surat atau keterangan terdakwa. e. Keterangan terdakwa Apa yang terdakwa nyatakan di sidang pengadilantentang perbuatan yg ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri. Dapat membenarkan atau mengingkari perbuatan tersebut. Tidak disumpah dalam memberikan keterangan tsb, tidak ada beban pembuktian, tidak wajib mengakui. Posisi dokter dalam peradilan Saksi Ahli (Saksi Ahli)

Dokter Sebagai Saksi Hanya boleh menceritakan apa yg dilihat, didengar atau dialaminya (dalam hal merawat pasiennya) tetap menghormati kerahasiaan medik Wajib besumpah akan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya Tidak boleh memberikan keterangan tertulis

Dokter Sebagai Saksi Ahli Boleh memberikan kesimpulan(interpretasi)

Pasien sebagai barang bukti tidak terkena kewajiban menyimpan rahasia medik

Wajib

bersumpah

akan

memberikan

keterangan

berdasarkan

pengetahuannya yang sebaik-baiknya Boleh memberikan keterangan tertulis

Bantuan dokter sebagai ahli Tingkat Penyelidikan Di TKP ataupun di Rumah sakit

Untuk menemukan fakta-fakta medik : tindak pidana atau bukan? TKP : korban sudah mati atau belum Menentukan cara kematiannya Mencari, mengumpulkan, dan menyelamatkan barang bukti Kedudukan Visum et Repertum dalam Peradilan Merupakan surat Memuat keterangan ahli : pada bagian kesimpulan Dasar permintaan V et R (Pasal 133 dan 134 KUHAP) Pasal 133 KUHAP

(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. (3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat. Pasal 134 KUHAP

(1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib

memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. (2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya

pembedahan tersebut. (3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini. Pejabat yang berhak mengajukan Permintaan Keterangan Ahli 1. Penyelidik 2. Penyidik dan penyidik pembantu 3. Hakim, yang dilaksanakan oleh jaksa penuntut umum atas permintaan hakim

Dokter yang boleh dimintai bantuan sebagai ahli Segi yuridis : ahli forensik, dokter umum, dokter spesialis, dokter sipil, militer, dokter pemerintah atau swasta Korban mati, korban hidup, perkosaan, gangguan jiwa dll ? Fasilitas otopsi : rumah sakit atau puskesmas

Cara Dokter Menyampaikan Keterangan 1. Lisan 2. Tertulis Cara pengajuan Permintaan Secara tertulis Jenazah diberikan label+disegel Korban hidup ?

Kewajiban Dokter sebagai Ahli 1. Kewajiban melakukan pemeriksaan yang diminta 2. Kewajiban memberikan keterangan yang diperlukan 3. Kewajiban melaksanakan prosedur hukum yang diperlukan Pasal 120 (1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus. (2) AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat, pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.

Pasal 179 (1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. (2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya. Pengunduran diri sebagai saksi ahli Keterangan Dokter tidak dapat didengar bila: 1. Keluarga sedarah atau semenda dlm garis lurus ke atas atau kebawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagi terdakwa 2. Saudara terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa, saudara ibu atau bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat ketiga. 3. Suami atau isteri terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersamasama sebagai terdakwa Sanksi Pasal 224: Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undangundang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya, diancam:

1. dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan; 2. dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama enam bulan. Pasal 161 (1) Dalam hal saksi atau ahli tanpa alasan yang sah menolak untuk bersumpah atau berjanji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 ayat (3) dan ayat (4), maka pemeriksaan terhadapnya tetap dilakukan, sedang ia dengan surat penetapan hakim ketua sidang dapat dikenakan sandera di tempat rumah tahanan negara paling lama empat belas hari. (2) Dalam hal tenggang waktu penyanderaan tersebut telah lampau dan saksi atau ahli tetap tidak mau disumpah atau mengucapkan janji, maka keterangan yang telah diberikan merupakan keterangan yang dapat menguatkan keyakinan hakim.

TRAUMATOLOGI Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan (rudapaksa), sedangkan yang dimaksud dengan luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan. Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat: Mekanik o Kekerasan oleh benda tajam o Kekerasan oleh benda tumpul o Tembakan senjata api Fisika o Suhu o Listrik dan petir o Perubahan tekanan udara o Akustik o Radiasi Kimia o Asam atau basa kuat

Luka akibat kekerasan benda tumpul 1. Luka memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya kapiler dan vena yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Terjadi

pada daerah jaringan longgar, seperti didaerah mata, leher atau pada orang yang lanjut usia, Pada awal, memar akan berwarna merah dan berubah menjadi ungu atau hitam 4 sampai 5 hari kemudian menjadi berwarna hijau 7 sampai 10 hari berubah menjadi warna kuning Hilang pada hari ke 14 dan 15.

2. Luka Lecet Terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang memiliki permukaan kasar atau runcing. Misalnya pada KLL, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut bergerak dan bersentuhan dengan kulit. Luka lecet dapat memberikan banyak petunjuk dalam banyak hal: 1. petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh, seperti hancurnya jaringan hati, ginjal atau limpa yang dari luar hanya tampak adanya luka lecet 2. Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan luka. Klasifikasi luka lecet 1. Luka lecet gores (scratch) benda runcing, menggeser permukaan lapisan epidermis di depannya dan menyebabkan lapisan tsb terangkat shg menunjukkan arah kekerasan yang terjadi 2. Luka lecet tekan bekas luka identik dengan jenis kekerasan lukanya 3. Luka lecet serut variasi luka lecet gores yg daerah persentuhannya dgn permukaan kulit lebih lebar

10

4. Luka lecet geser tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser. 5. Luka robek luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah, bila batas elastisitas kulit terlampaui robekan pada kulit

Luka akibat kekerasan benda tajam Alat / senjata : Macam-macam pisau dan pedang kapak kaca benang

Jenis luka: sayat bacok tusuk

Bentuk-bentuk dari luka benda tajam dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: o sifat-sifat dari pisau o bagaimana pisau itu mengenai dan masuk ke dalam tubuh o tempat dimana terdapat luka Karakteristik bentuk garis, lurus atau lengkung tak ada lecet / memar di sekitar luka tepi/dinding rata folikel rambut terpotong

11

tak ada jembatan jaringan

Sudut luka sudut tumpul akibat punggung pisau sudut lancip akibat ujung atau mata pisau sayat o kedua sudut lancip o relatif superfisial bacok o kedua sudut lancip o relatif dalam tusuk Bentuk luka menunjukkan penampang senjata o satu sudut lancip satu lainnya tumpul : dibuat oleh senjata bermata satu (gambar a) o kedua sudut lancip: dibuat oleh senjata bermata dua atau bermata satu dg sudut miring (gambar c) o kedua sudut tumpul: dibuat oleh kapak atau pahat (gambar b)

Luka akibat tembakan senjata api Senjata api adalah senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecapatn tinggi melalui larasnya. Luka tembak terjadi akibat beberapa hal: Anak peluru,

12

Butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar, Asap serta panas akibat ledakan mesiu Partikel logam

o Anak peluru yang menembus kulit menyebabkan terjadinya lubang yang dikelilingi bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. o Selain itu zat yg melekat pada anak peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesiu (Pb, Sb, Ba) akan terusap pada tepi lubang sehingga terbentuk kelim kesat o Macam-macam Luka tembak masuk (LTM) LTM jarak jauh: dibentuk oleh anak peluru LTM jarak dekat: anak peluru dan butir2 mesiu yang tidak habis terbakar LTM sangat dekat: anak peluru, butir mesiu, jelaga dan panas api LTM tempel/kontak: seluruh komponen dan jejas laras saluran lukanya berwarna hitam dan jejas laras tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan. Luka tembak keluar (LTK) LTK >> LTM Akibat terjadinya deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang keluar dari LTK LTK mungkin lebih kecil dari LTM apabila terjadi pada luka tembak tempel atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga.

13

Disekitar LTK mungkin pula dijumpai daerah lecet bila pada tempat keluar terdapat benda yang keras seperti ikat pinggang.

FISIK Luka akibat suhu/temperatur Derajat Luka Bakar : Eritema : Vesikel dan Bullae : Nekrosis Koagulatif : Karbonisasi

Luka bakar derajat I Luka bakar derajat II Luka bakar Derajat III Luka bakar derajat IV

Penentuan Luas Luka Bakar

Dewasa Rule of Nine Anak : kepala dan leher 15% Badan depan dan belakang masing-masing 20% Ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10% Ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15% Bayi: Kepala dan leher 20% Badan depan dan belakang masing-masing 20% Ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10% Ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 10%.

Luka Akibat Sengatan Listrik o Bentuk luka pada daerah masuknya arus berupa kerusakan kulit

14

o Tepi menonjol, daerah sekitar luka pucat, dikelilingi daerah hiperemis o Sering ditemukan metalisasi Luka Akibat Sambaran Petir o Luka gabungan akibat listrik, panas dan ledakan udara o Akibat panas : berupa luka bakar o Akibat ledakan udara : mirip dengan luka akibat kekerasan benda tumpul o Sering ditemukan aboresent mark, metalisasi, dan magnetisasi

KIMIA Zat - Zat Kimia Korosif A. Zat kimia golongan Asam o Terlihat kering o Berwarna coklat kehitaman,Nitrit acid kuning kehijauan o Perabaan keras dan kasar B. Zat kimia golongan Basa o Terlihat basah dan edematous o Berwarna merah kecoklatan o Perabaan lunak dan licin

15

TEKNIK DAN PROSEDUR OTOPSI I. Definisi Otopsi Otopsi adalah Otopsi, auto (=sendiri) dan opsis (=melihat), pemeriksaan terhadap tubuh jenazah, pemeriksaan luar dan dalam, dengan tujuan menemukan proses penyakit atau adanya cedera, melakukan interpretasi atas penemuan tersebut, serta menerangkan penyebabnya serta mencari hubungan sebab akibat antara kelainan-kelainan yang ditemukan dengan penyebab kematian. II. Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan otopsi Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan otopsi adalah etika, tujuan (otopsi forensik atau klinik), persiapan, pelaksana, peralatan, kamar otopsi, meja otopsi. Tujuan otopsi klinik adalah menentukan sebab pasti kematian, menentukan apakah diagnosis klinik yang dibuat selama perawatan sesuai dengan diagnosis post mortem, mengetahui korelasi proses penyakit yang ditemukan dengan diagnosis klinik dan gejala-gejala klinik, menentukan efektifitas pengobatan, mempelajari perjalanan suatu proses penyakit, pendidikan para mahasiswa kedokteran dan para dokter. Tujuan dari otopsi forensik adalah membantu dalam hal penentuan identitas jenazah (identifikasi), menentukan sebab pasti kematian (cause of death), cara kematian (manner of death) serta saat kematian (time of death), mengumpulkan serta mengenali benda-benda bukti untuk menentukan identitas benda penyebab kematian serta identitas pelaku kejahatan, membuat laporan tertulis yang objektif dan berdasarkan fakta dalam bentuk visum et repertum

16

(medical report), melindungi orang yang tidak bersalah dan membantu dalam penentuan identitas serta penuntutan terhadap orang yang bersalah. Sebelum dilakukannya otopsi dilakukan persiapan terlebih dahilu, pada persiapan, dilakukan pemeriksaan awal yaitu kelengkapan surat-surat yang berkaitan dengan otopsi yang akan dilakukan, identifikasi jenazah agar pasti bahwa yang akan diotopsi benar-benar adalah jenazah yang dimaksudkan dalam surat-surat yang bersangkutan, mengumpulkan keterangan-keterangan yang berhubungan dengan terjadinya kematian selengkap mungkin, memeriksa apakah alat-alat yang diperlukan telah tersedia. Peralatan yang dibutuhkan dan dipersiapkan diantaranya adalah pisau dan scalpel, gunting bengkok besar, gunting kecil, pinset bergigi, dua retraktor, klem, probes dan sebuah forcep, talenan, gergaji, alat timbang besar , alat timbang kecil, gelas ukur, botol kecil yang terisi formalin 10% atau alkohol 70-80%, botol yang lebih besar yang berisi bahan pengawet yang sesuai, alat tulis/alat rekam, papan tulis kecil, kamera foto kertas atau formulir- formulir isian/status, jarum jahit kulit serta benang kasar. Kamar operasi harus memenuhi beberapa ketentuan yaitu ruangan dapat mencakup agar dokter yang melakukan pemeriksaan jenazah dapat melakukan tugasnya dengan tenang, terdapat penerangan yang cukup. Meja otopsi yang baik adalah Sebuah laboratorium otopsi dengan meja yang mudah dibersihkan dan aliran air yang cukup, adanya tempat penampungan darah yang keluar waktu dilakukan otopsi, adanya air yang diperlukan untuk melakukan pencucian bila perlu.

17

III. Jenis-Jenis Teknik Otopsi 3.1 Teknik Virchow pembukaan rongga tubuh, organ-organ dikeluarkan satu-persatu, langsung diperiksa. kelemahannya adalah hubungan anatomik antar beberapa organ yang tergolong dalam satu sistim menjadi hilang. Teknik ini kurang baik bila digunakan pada otopsi forensik, terutama pada kasus-kasus penembakan dengan senjata api dan penusukan dengan senjata tajam. 3.2 Teknik Rokitansky rongga tubuh dibuka organ-organ dilihat dan diperiksa dengan melakukan beberapa irisan secara in situ. seluruh organ-organ dikeluarkan dalam kumpulan-kumpulan organ (en block). Teknik ini jarang dipakai, karena tidak menunjukan keunggulan yang nyata atas teknik lainnya. Teknik inipun tidak baik untuk digunakan untuk otopsi forensik. 3.3 Teknik Letulle rongga tubuh dibuka. organ-organ leher, dada, diafragma dan perut dikeluarkan sekaligus (en masse), posterior menghadap ke atas. Plexus coleiacus dan kelenjar-kelenjar pada daerah aorta diperiksa.

18

Aorta dibuka sampai arcus aortae dan a. renales dibuka serta diperiksa. Aorta diputus di atas muara a.renales. Rectum dipisahkan dari colon sigmoid.

Organ-organ urogenital dipisahkan dari organ-organ lain. Bagian proksimal jejunum diikat pada dua tempat dan kemudian diputus antara dua ikatan tersebut, dan usus-usus dapat dilepaskan.

Oesophagus dilepaskan dari trachea, tetapi hubungannya dengan lambung dipertahankan.

Vena cava inferior serta aorta diputus diatas diapraghma, dengan demikian organ-organ leher dan dada dapat dilepas dari organ-organ perut.

Dengan pengangkatan organ-organ tubuh secara en masse ini , hubungan antar organ tetap dipertahankan setelah seluruh organ dikeluarkan dari tubuh. Kerugian teknik ini adalah sukar dilakukan tanpa pembantu, serta agak

sukar dalam penanganan karena panjangnya kumpulan organ-organ yang dikeluarkan bersama-sama ini. 3.4 Teknik Ghon Setelah rongga tubuh dibuka, organ dada dan leher, hati, limpa dan organorgan pencernaan serta organ-organ urogenital diangkat keluar sebagai tiga kumpulan organ-organ (block). IV. Tanda-tanda kematian Catat semua tanda-tanda kematian yang ada seperti lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh jenazah, pembusukan, tanda-tanda lain

19

V. Pemeriksaan luar Identifikasi umum Identifikasi khusus Tatoo Jaringan parut Callus (kapalan) Kelainan-kelainan kulit lain Anomali pada tubuh

Pemeriksaan rambut-rambut Pemeriksaan mata Pemeriksaan daun telinga dan hidung Pemeriksaan terhadap mulut dan rongga mulut Pemeriksaan tulang tengkorak Pemeriksaan leher Pemeriksaan payudara Pemeriksaan kelenjar getah bening ketiak Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan Pemeriksaan umum batang tubuh dan ekstremitas Pemeriksaan luka

VI. Pemeriksaan luka Pemeriksaan luka terdiri atas letak luka, jenis luka, bentuk luka, arah luka, tepi luka, sudut luka, dasar luka, sekitar luka, ukuran luka, saluran luka, lainlain

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. 1997.

2. Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid 2. Media Aesculaptis. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta, 2000.

3. Arief Budiyanto, Wibisana Widiatmika. Ilmu Kedokteran forensic. Edisi Pertama Cetakan Kedua. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1997.

21

Anda mungkin juga menyukai