Fakhrurrazy
Kesadaran
komponen kesadaran:
2. isi/kualitas kesadaran
- fungsi dari korteks serebri yang merepresentasikan fungsi
mental kognitif
Struktur yang menyokong sistem kesadaran :
1. Formasio retikularis
2. Kelompok-kelompok nuklear batang otak yang terdefenisi secara neurokem
3. Talamus dan nukleus talamikus
4. Traktus talamokortikal
5. Bagian basal otak depan
6. Area korteks serebri
Tingkat kesadaran (rangsangan)
1. Terjaga
2. Bingung - penurunan fungsi koginitif yang bersifat sementara dengan tingkat rangsang
Penurunan tingkat atensi/perhatian; gangguan dalam kejernihan berpikir
5. Stupor - jumlah pergerakan spontan tingkat sedang, dan dapat dirangsang untuk mer
dapat memberikan respon singkat terhadap pertanyaan atau perintah sederha
6. Koma - keadaan tidak sadar yang lebih lama; tidak dapat dirangsang,
respon terhadap nyeri atau rangsangan noksius yang sedikit atau bahka
Derajat Penurunan Kesadaran:
M. Victor, A. Ropper: Adams and Victor’s Principles of Neurology, 7 th ed.
1. Terjaga
4. Stupor - dapat dirangsang hanya dengan rangsangan yang kuat dan berulang, saat dir
menatap pemeriksa, dan tidak tampak seperti sedang tidak sadar
1. Terjaga
4. Koma - kehilangan kesadaran yang lengkap dengan tidak merespon terhadap rangsangan dan
Derajat Penurunan Kesadaran:
W. Demyer: Techniques of the Neurological Examination, 3 rd ed.
1. Terjaga
Pembukaan mata
Tidak pernah 1
Terhadap nyeri 2
Terhadap rangsang verbal 3
Spontan 4
3. Pemeriksaan neurologis
Postur Dekortikasi
Vs
Postur Deserebrasi
• Fleksi ekstremitas
atas dengan
ekstensi
ekstremitas bawah
(respon dekortikasi)
dan ekstensi
ekstremitas atas
dan bawah (respon
deserebrasi)
mengindikasikan
gangguan dan
prognosis yang
lebih parah.
Pendekatan klinis pada pasien koma
4. Pemeriksaan Neurologis
Lokasi lesi:
1. Pernapasan Cheyne-Stokes
- hemisfer serebri
3. Pernapasan apneustik
- Pons bagian atas
4. Pernapasan ataksik
- medula oblongata
Pendekatan klinis pada pasien koma
5. Pemeriksaan Neurologis
Kecil, reakif
Otak tengah
Pons
Nervus kranial
II dan III Refleks pupil negatif
III, IV, VI, dan VIII Refleks okulosefalik negatif (Doll’s eye maneuver)
mata bergerak secara pasif dengan arah horizontal atau vertikal,
saat kepala digerakkan oleh pemeriksa
V dan VII Refleks kornea negatif
Tidak ada ekspresi wajah terhadap rangsang nyeri yang
dalam terhadap wajah
VIII, III, dan VI Refleks kalori air negatif (respon okulovestibularr)
refleks yang intak menunjukkan pergerakan mata ke arah yang
terstimulasi ketika distimulasi dengan air dingin
IX dan X Refleks muntah negatif
Tidak ada respon batuk atau muntah terhadap rangsangan atau
suction pada faring atau trakea
Tidak adanya usaha napas, bahkan setelah mengoksigenasi pasien secara penuh
untuk meningkatkan pCO2 menjadi 50-60 mmHg (tes apneu)
fig18
AH
Fig 19
AH
Fig 20
AH
Fig 21
AH
Fig 22
AH
Fig 23
AH
Perubahan kesadaran
“Sementara”
Kehilangan atau perubahan
Kehilangan kesadaran kesadaran episodik
“Persisten/Menetap”
Keadaan koma
• Terjadi tiba-tiba
Pingsan situasional: Penyebab kardiovaskular:
• Dapat terjadi
inkotinensia urin atau Obstruksi aliran ventrikel kiri
fekal Emosi atau nyeri
atau kanan
• Lidah tergigit Mikturisi/Berkemih
Aritmia
• Kebingungan, Batuk
Kegagalan “pompa”
mengantuk, dan sakit Postural
kepala pasca kejang
Diagnosis banding kehilangan kesadaran sementara
Gejala Klinis
Iskemik vertebrobasilar Gejala batang otak tambaha (seperti vertigo, diplopia)
Faktor risiko serebrovaskular
Keterlibatan pulsasi nadi perifer
Penyakit sinus karotis Sinkop/pingsan pada saat menggerakkan kepala atau leher atau saat
pemijatan di bagian leher
Hipotensi postural yang terkonfirmasi dengan tes tilt-table
Jatuh tiba-tiba pada saat Wanita lansia
berdiri atau berjalan Tidak ada perubahan tingkat kesadaran
Penyembuhan yang cepat
Episodik
Hasil pemeriksaan normal
Hiperventilasi Kecemasan atau situasional (misalnya. Pada ruangan yang penuh dan
sesak)
Sensasi kesemutan di daerah perioral dan/atau jari, spasme karpopedal,
nyeri dada
Frekuensi napas tinggi, pCO2 rendah, alkalosis metabolik
Gangguan tidur Keinginan untuk tidur yang tidak tepat
• narkolepsi Jatuh saat situasi emosional, misalnya. tertawa
• katapleksi Riwayat serupa pada keluarga
• Perdarahan Intraserebral Adanya defisit neurologis fokal yang maksimal pada saat awal gejala
Dapat terjadi sakit kepala, dan penurunan kesadaran yang dalam pada
awal gejala
• Ensefalopati hipertensi Adanya hipertensi, retinopati, kejang
Defisit neurologis difus (bukan fokal) yang tiba-tiba
Penyebab intrakranial dari penurunan kesadaran yang
persisten/menetap
Penyebab intrakranial Gejala klinis
Hipoksia Setelah kegagalan pernapasan, henti jantung dan paru, kerusakan otak
yang permanen akan terjadi 4 menit setelah anoksia
Hiperkapnia
Pink puffer (istilah untuk menunjukkan gejala kulit wajah yang
kemerahan akibat peningkatan usaha pernapasan), nadi yang cepat,
papil edem, asterixis (tremor pada tangan)
Endokrin
Hipotensi, nyeri perut, pigmentasi dinding mulut dan fleksor
Krisis adrenal
Pucat, hipogonadisme, hemianopsia bitemporal
Hipopituitarisme
Tanda-tanda lateralisasi
• Pupil yang tidak simetris
• Deviasi bola mata ke satu arah
• Wajah asimetris
• Kepala menoleh ke satu arah
• Hipo-hipertonia unilateral
• Reflek dalam asimetris
• Respon plantar ekstensor unilateral (Babinski)
• Fokal unilateral atau kejang Jacksonian
Pada semua pasien koma, cobalah untuk menyingkirkan kondisi-kondisi berikut:
3. Katatonia
cuirigai keadaan ini pada pasien yang kesadarannya tidak kembali setelah status ep
KRITERIA KLINIS KEMATIAN OTAK PADA ORANG DEWASA DAN
ANAK-ANAK
• Koma
• Tidak adanya respon motorik
• Tidak adanya respon pupil terhadap cahaya dan midposisi pupil dengan dilatasi (4-
6 mm)
• Tidak adanya refleks kornea
• Tidak adanya reflek muntah
• Tidak adanya respon terhadap tes kalori
• Tidak adanya respon batuk saat dilakukan suction trakea
• Tidak adanya reflek menghisap dan mencari (rooting)
• Tidak adanya usaha pernapasan pada tingkat PaCO2 sebesar 60 mmHg atau 20
mmHg di atas nilai normal
• Jarak antara dua evaluasi, berdasarkan umur pasien:
– Lahir sampai 2 bulan , 48 jam - > 2 bln-1 th, 24 jam
– > 1 th - < 18 th, 12 jam - > 18 th, opsional
• Tes konfirmasi:
– Lahir – 2 bulan, 2 tes konfirmasi - 2 bln – 1 th, 1 tes konfirmasi
– 1 th, opsional
INTRACEREBRAL HEMORRHAGE
CLINICAL SIGNS OF SUBARACHNOID HEMORRHAGE
MENINGEAL SIGNS IN SUBARACHNOID HEMORRHAGE
Hematoma epidural
• Biasanya terjadi akibat cedera pada arteri meninge
media atau salah satu cabangnya
• Biasanya lokasinya di temporoparietal
• Fraktur os temporal seringkali merupakan penyeba
• Hematomnya berbatas tegas, menyebabkan
ia memiliki bentuk bikonveks yang khas
Penyebab:
• Defek kranial
• Infeksi oleh organisme yang
memproduksi gas/udara
• Pasca prosedur invasif
• Barotrauma
Patognomosis
Tanda Gunung Fuji
Abses otak (Basile, 2000)
Metastase otak (MacArthur, 2001)