ILMU BEDAH
ASKEP PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN
KATARAK
2. Stadium imatur
lensa yg degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam
lensa sehingga lensa menjadi cembung
terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak
intumesen
terjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi cembung
tidak perlu kacamata sewaktu membaca dekat
Akibat lensa yg bengkak iris terdorong ke depan, bilik
mata dangkal & sudut bilik mata akan sempit atau tertutup
dpt terjadi glaukoma sekunder
Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test
terlihat bayangan iris pada lensa. Uji bayangan iris (+)
Stadium Katarak Senil Lanjutan…
3. Stadium matur
merupakan proses degenerasi lanjut lensa
terjadi kekeruhan seluruh lensa.
Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam
keadaan seimbang dengan cairan dalam mata
sehingga ukuran lensa akan menjadi normal
kembali
Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi
normal, bilik mata depan normal, sudut bilik
mata depan terbuka normal, uji bayangan iris
negatif.
Tajam penglihatan sangat menurun dan dapat
hanya tinggal proyeksi sinar positif
Stadium Katarak Senil Lanjutan…
4. Stadium hipermatur
terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat
mencair sehingga nukleus lensa tenggelam dalam korteks lensa
(katarak Morgagni)
terjadi juga degenerasi kapsul lensa bahan lensa ataupun
korteks yg cair keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan
Pada stadium matur akan terlihat lensa yang < normal
mengakibatkan iris tremulans & bilik mata depan terbuka
Pada uji bayangan: iris terlihat positif walaupun seluruh lensa
telah keruh disebut uji bayangan iris pseudopositif
Akibat bahan lensa keluar dari kapsul timbul reaksi jaringan
uvea berupa uveitis
Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik
mata timbul glaukoma fakolitik
Stadium Katarak Senil
Insipien Imatur (Sebagian) Matur Hipermatur (Masif)
(Ringan (Seluruh)
)
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan N Ber (+)/ (air masuk) N Ber (-)/ air + masa
Lensa lensa keluar
Iris N Dangkal N Tremulans
Bilik Mata N Sempit N Dalam
depan
Uveitis
Pemeriksaan Diagnostik
Keratometri Perhitungan sel
Pemeriksaan lampu endotel penting untuk
slit fakoemulsifikasi &
implantasi
Funduskopi
Kartu mata snellen
Tonometer TIO
/mesin telebinokuler
Oftalmoskop bandingkan
A-Scan Ultrasound kekeruhan dgn
(Echography) penurunan tajam
penglihatan
Pengobatan Katarak Senil
Iodium tetes, salep, injeksi & iontoforesis
Kalsium Sistein
Imunisasi perbaiki cacat metabolisme lensa
Lentokalin & kataraktolisin dan lensa ikan
Vitamin dosis tinggi
Pembedahan bila tajam penglihatan menurun,
mengganggu pekerjaan sehari-hari, ada penyulit
Pembedahan Katarak Senil
Lensa yang keruh diangkat & sekaligus
ditanam lensa intraokuler tidak perlu
memakai kaca mata khusus (kaca mata
aphakia) post-op
Teknik pembedahan:
1. Kacamata katarak
2. Lensa kontak
3. Implantasi lensa intraokuler (IOL)
ASKEP KLIEN KATARAK
Pengkajian
Diagnosa
Perencanaan
Implementasi
Evaluasi
Pengkajian Data Dasar
1. Aktivitas/ Istirahat
Perubahan aktivitas/ hobi sd ggn penglihatan
2. Neurosensori
Ggn penglihatan, kabur, silau, kehilangan bertahap penglihatan perifer,
tampak lingkaran pelangi disekitar sinar, kecoklatan/ putih susu
pada pupil, peningkatan air mata
3. Nyeri/ kenyamanan
Ketdknyamanan ringan, mata berair, nyeri sekitar mata, sakit kepala
4. Pembelajaran/ pengajaran
Riw. Keluarga DM, ggn sistem vaskuler, riw. Stres, alergi, ggn
vasomotor, terpajan radiasi, steroid
Prioritas Keperawatan
1. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut
2. Meningkatkan adaptasi terhadap
perubahan/penurunan ketajaman penglihatan
3. Mencegah komplikasi
4. Memberikan informasi tentang proses
penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan
Tujuan Pemulangan
1. Penglihatan dipertahankan pada tingkat sebaik
mungkin
2. Pasien mengatasi situasi dengan tindakan positif
3. Komplikasi dicegah/minimal
4. Proses penyakit/prognosis dan program terapi
dipahami
Diagnosa Keperawatan:
1. Perubahan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan
penerimaan sensori/status organ indera, lingkungna secara
terapetik dibatasi
2. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan
b.d tidak mengenal sumber informasi, kurang
terpajan/mengingat, keterbatasan kognitif
3. Cemas b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang
prosedur tindakan pembedahan
4. Risiko infeksi b.d prosedur tindakan invasif; insisi jaringan
tubuh
5. Nyeri b.d perlukaan sekunder operasi miles prosedur
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional
Cemas Rasa cemas dapat 1. Kaji tingkat kecemasan •Derajat kecemasan
b.d.. diatasi pasien, catat adanya tanda2 dipengaruhi bgmn
verbal,nonverbal informasi tsb diterima
KH; klien 2. Beri kesempatan klien •Mengungkapkan rasa
• Mampu mengungkapkan isi pikiran & takut scr terbukarasa
mengungkapkan & perasaan takutnya takut dpt ditujukan
mendiskusikan rasa 3. Obs. TTV & peningkatan •mengetahui respon
cemas/takutnya. respon fisik Klien fisiologis yg timbul
• tampak rileks, tdk akibat kecemasan
tegang 4. Beri penjelasan ttg prosedur •Meningkatkan
• melaporkan tindakan op, harapan & pengetahuan klien unt
kecemasannya akibatnya me(-) kecemasan &
ber(-) sampai pd kooperatif
tingkat dpt diatasi 5. Beri penjelasan & suport pd •Me(-) kecemasan &
• mengungkapk klien setiap melakukan meningkatkan
keakuratan prosedur tindakan pengetahuan
pengetahuan ttg 6. Lakukan orientasi & •Mengurangi perasaan
pembedahan perkenalan thd ruangan, takut dan cemas
petugas, & peralatan yg akan
digunakan
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rasional
Perubahan Meningkatkan ketajaman 1. Tentukan ketajaman penglihatan,
Persepsi penglihatan dalam batas catat apakah satu atau dua mata
sensori: visual situasi individu, terlibat
b.d.. mengenal gangguan 2. Orientasikan klien thdp
sensori & berkompensasi lingkungan
terhadap perubahan.
3. Observasi tanda-tanda
Kriteria Hasil: disorientasi
Mengenal ggn sensori &
-
4. Pendekatan dari sisi yg tak
berkompensasi dgn dioperasi, bicara dgn menyentuh
perubahan
5. Perhatikan ttg suram atau
Mengidentifikasi potensial
-
penglihatan kabur & iritasi mata
bahaya dlm lingkungan akibat menggunakan tetes mata
6. Ingatkan klien menggunakan
kacamata katarak
7. Letakkan barang yg dibutuhkan
dlm jangkauan klien, pd sisi yg
tdk dioperasi
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rsaional
Nyeri b.d.. Nyeri teratasi 1. Kaji nyeri, catat lokasi, • membantu mengetahui
karakteristik & intensitas derajat ketdknyamanan
KH: nyeri (skala 0-10) & keefektifan analgesic
• Klien shg memudahkan dlm
mengungkapkan memberi tindakan
nyeri ber(-)/ • Tehnik relaksasi dpt
hilang 2. Motivasi untuk melakukan me (-) rangsangan nyeri
• Tdk merintih teknik pengaturan nafas dan
atau menangis mengalihkan perhatian • Sentuhan dpt
• Ekspresi wajah 3. Hindari sentuhan seminimal meningkatkan
rileks mungkin untuk mengurangi rangsangan nyeri
• Mampu rangsangan nyeri •Analgesik membantu
beristrahat dgn 4. Berikan analgetik sesuai memblok nyeri
baik dengan program medis
Diagnosa Tujuan & KH Intervensi Rsaional
Risk Tdk terjadi 1. Cuci tangan sebelum & •Melindungi klien dari
penyebaran penyebaran sesudah melakukan sumber-sumber infeksi,
infeksi b.d.. infeksi selama tindakan scr tepat mencegah infeksi silang
prosedur op • Mengurangi
ditandai dgn: 2. Ciptakan lingkungan kontaminasi & paparan
• penggunaan ruangan yg bersih & pasien terhadap agen
teknik antiseptik babas dari kontaminasi infeksius
& desinfeksi scr dunia luar
tepat & benar • mencegah &
•Tanda infeksi (-) 3. Jaga area kesterilan luka mengurangi transmisi
•TTV dbn operasi kuman
•Hasil Lab: • mencegah kontaminasi
Leukosit dbn 4. Lakukan teknik aseptik & patogen
desinfeksi secara tepat
dlm merawat luka • mencegah pertumbuhan
5. Kolaborasi terapi medik dan perkembangan
pemberian antibiotika kuman
profilaksis
PenKes Klien Post Op Katarak
Pembatasan aktivitas
Diperbolehkan
Menonton televisi; membaca bila perlu, tapi jangan
terlalu lama
Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi
Hubungan seks
Mengendarai kendaraan