Anda di halaman 1dari 46

FISIOLOGI NEONATUS

DEFENISI
• Fisiologi Neonatus adalah ilmu yang mempelajari
fungsi dan proses vital neonatus yang mengalami
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin.

• Faktor yang mempengaruhi proses ini adalah


maturasi, adaptasi dan toleransi.
MATURASI
Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi
dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. Maturitas berhubungan dengan
masa gestasi dibandingkan berat badan.
ADAPTASI
Adaptasi diperlukan pada neonatus untuk
dapat tetap hidup dalam lingkungan yang
baru yang dibandingkan dengan
lingkungan selama menjadi fetus.
TOLERANSI
Neonatus memiliki toleransi terhadap keadaan
ekstrim seperti hipoksia, hipoglikemia,
perubahan PH yang drastis. Toleransi menurun
seiring bertambahnya umur. Makin matur
neonatus makin baik adaptasinya tetapi
berkurang toleransinya.
SISTEM RESPIRASI

• Dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari


pertukaran gas melalui plasenta.
• Setelah lahir, pertukaran oksigen melalui paru-paru.
• Tipe pernapasan pada neonatus adalah
pernapasan abdomen, biasanya belum teratur
frekuensi dan dalamnya pernapasan.
• Setelah paru berfungsi, pertukaran gas dalam paru
sama dengan orang dewasa
• Pada neonatus bronkiolus relatif kecil sehingga
mudah menjadi air trapping.
Rangsangan pernapasan pertama

• Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melewati


jalan lahir.
• Penurunan paO2 dan kenaikan paCO2
merangsang kemoreseptor yang terletak pada
sinus karotikus.
• Rangsangan dingin pada wajah dapat
merangsang permulaan gerakan pernapasan.
Reaksi bayi pada masa transisi

udara

Cairan
paru-
paru
janin

Napas pertama Napas kedua Napas


selanjutnya
Sistem Kardiovaskular
• Pada janin, darah dari plasenta melalui vena umbilikus,
sebagian ke hati, sebagian langsung ke atrium kiri jantung
kemudian ke ventrikel kiri jantung.

• Darah yang ke hepar akan menuju ke atrium kanan kemudian


masuk ke paru dan sebagian melewati duktus arteriosus menuju
aorta.

• Darah yang ada pada atrium kiri kemudian dialirkan menuju ke


ventrikel kiri dan dipompa keluar melalui aorta kemudian
dialirkan keseluruh tubuh.
Sirkulasi Janin
Aspek sirkulasi janin yang berbeda dengan
neonatus dan dewasa :

• Terdapat pirau intra dan ekstrakardial.


• Kedua ventrikel bekerja secara paralel bukan
secara seri.
• Ventrikel kanan memompa melawan resistensi
yang lebih tinggi dari ventrikel kiri.
• Aliran darah ke paru hanya merupakan
sebagian kecil dari curah jantung ventrikel
kanan.
• Paru mengambil oksigen dari darah bukan
sebaliknya.
• Paru secara terus menerus mengsekresikan
cairan ke dalam saluran pernapasan.
• Hati adalah organ pertama yang menerima
bahan makanan seperti oksigen, glukosa, asam
amino.
• Plasenta adalah tempat utama untuk pertukaran
gas, ekskresi dan pemberi bahan kimia esensial
untuk janin.
• Plasenta memberikan aliran sirkuit dengan
resistensi yang rendah.
Alur Sirkulasi Janin

oksigen dan zat nutrisi yang terdapat dalam


plasenta melalui vena umbilikus akan menuju ke
janin. Dari vena umbilikus sebagian menuju ke
hati melalui vena hepatika ke vena kava inferior.
Sebagaian lainnya menuju duktus venosus
menuju ke vena kava inferior.
darah yang berasal dari vena umbilikalis mengisi
vena kava inferior bersama-sama dengan darah
dari tubuh bagian bawah. Sepertiga darah
tersebut akan mengalir menuju foramen oval ke
atrium kiri, ventrikel kiri, dan aorta. Dua pertiga
darah tersebut akan masuk ke atrium kanan,
ventrikel kanan dan A. Pulmonalis.
Darah dari tubuh bagian atas melalui vena kava
superior akan mengisi atrium kanan kemudian
mengisi ventrikel kanan. Curah jantung ventrikel
kanan sebagian kecil akan menuju ke paru dan
selebihnya melalui duktus arteriosus mengisi
aorta descendens.
Curah jantung janin dan distribusinya

Curah jantung efektif janin in utero sebesar


200 ml/kgBB/menit. Pada neonatus curah
jantung normal 164 ml/kgBB/menit. Kira-
kira 67% curah jantung keseluruhan berasal
dari ventrikel kanan dan 33% berasal dari
ventrikel kiri.
Besarnya curah jantung akan meningkat
sesuai dengan meningkatnya umur
kehamilan, tetapi proporsi distribusi
berubah. Jumlah darah ke plasenta relatif
berkurang, sedangkan darah yang ke otak,
paru dan saluran cerna bertambah.
Sirkulasi Paru Janin
Meskipun tekanan darah A. pulmonal dan aorta
sama, tetapi karena resistensi pembuluh darah
paru tinggi, maka darah dari ventrikel kanan
dipaksa melalui duktus arteriosus ke aorta
descendens. Kontraktilitas duktus arteriosus
janin dipengaruhi oleh prostaglandin, inhibitor
prostaglandin dan oksigen.
Mekanisme tingginya resistensi pulmonal
diduga karena mekanisme neurohormonal.
Epinefrin dan norepinefrin menimbulkan
vasokonstriksi. Sebaliknya, bradikinin,
oksigen, asetilkolin, histamin dan
isoproterenol menimbulkan vasodilatasi.

Pada keadaan hipoksia janin menimbulkan


vasokonstriksi pembuluh darah paru dan
pengaruhnya meningkat sejalan dengan
masa gestasi.
• Fungsi paru pada janin tidak berfungsi sebagai
pertukaran gas melainkan metabolisme. Sebagian
metabolisme berupa pertumbuhan paru itu sendiri.
• Tapi umumnya paru terus menerus memproduksi
cairan surfaktan.

• Semua cairan tersebut harus dibuang sebelum


pertukaran gas yang normal terjadi.

• Hilangnya cairan berlangsung beberapa hari


setelah lahir dan lebih cepat pada kelahiran per
vaginam dibandingkan secara seksio sesarea.
Refleks kardiovaskular janin
• Rangsangan pada sinus karotis atau ujung
perifer nervus vagus menimbulkan bradikardia
hebat.

• Faktor klinis yang mungkin mempengaruhi


frekuensi denyut jantung melalui refleks
kardiovaskuler adalah kompresi tulang kepala
janin, kontraksi uterus yang kuat, kegiatan ibu
dan merokok.
Elektrokardigram dan ekokardiogram pada
janin

Elektrokardiogram pada janin dapat menentukan


frekuensi denyut jantung maupun amplitudo dan
intervalnya. Selain itu juga dapat diketahui adanya
blok jantung, kehamilan ganda dan letak janin.
Ekokardiogram M-mode dan 2D dapat menilai
struktur dan irama jantung janin manusia yang
mengalami pertumbuhan.
Penggunaannya merupakan alat bantu menentukan
adanya gawat janin dan penatalaksanaannya.
Jantung Janin

Secara fungsional miokard janin terdapat


ketegangan yang lebih besar pada waktu
istirahat dan ketegangan aktif yang lebih rendah
pada waktu konstriksi. Jadi daya pengembangan
jantung janin lebih rendah dibandingkan dengan
jantung pada orang dewasa.
Sebelum minggu ke-24 masa gestasi, ventrikel
kiri biasanya lebih berat daripada ventrikel
kanan. Setelah minggu ke-28 masa gestasi,
ventrikel kanan lebih berat dari ventrikel kiri.

A. Koronaria pada janin menunjukkan diameter


ekstema, tebalnya tunika media, dan tunika
intima bertambah sesuai umur, pada janin lelaki
lebih tebal daripada janin perempuan.
A. Pulmonalis dan Aorta

A. Pulmonalis mempunyai elastisitas yang


serupa dengan aorta descendens. Pada
trimester 3 masa kehamilan, elastisitas A.
pulmonalis dan aorta menyerupai pada
neonatus setelah lahir.
Penapasan neonatus yang pertama kali
dan terputusnya hubungan neonatus
dengan plasenta merupakan faktor
mempengaruhi perubahan drastis sirkulasi
pada neonatus tapi tidak mirip pula
dengan sirkulasi orang dewasa, sehingga
disebut sirkulasi transisi atau sirkulasi
naonatus.
Bentuk Khusus Sirkulasi Neonatus
Perubahan yang terjadi setelah lahir adalah :
• Penurunan resistensi vaskular paru
• Peningkatan aliran darah paru
• Peningkatan resistensi vaskular sistemik
• Pengaliran darah melalui duktus arteriosus
terutama dari kiri ke kanan
• Penutupan foramen ovale.
Faktor yang menyebabkan bayi mengambil napas pertama
belum jelas diketahui namun diduga, disebakan karena :
• Sebelum terjadi tanda pernapasan, tanda hipoksia,
hiperkarbia, dan asidosis makin bertambah berat; ketiganya
akan merangsang untuk bernapas, meskipun sering
terlambat.
• Bertambahnya jumlah rangsangan sensoris terhadap saraf
pusat bayi.
• Perubahan mendadak suhu lingkugan
• Perubahan relatif berat badan in utero, dan
• Rangsangan pada kulit.
Sirkulasi Neonatus
• Begitu bayi terpisah dari plasenta, tekanan darah
sistemik meningkat sementara, karena
dilepaskannya plasenta yang mempunyai
resistensi rendah.
• Dengan napas pertama terjadi peningkatan hebat
aliran darah paru terutama karena pengurangan
resistensi vaskular paru dan mungkin karena efek
kombinasi peninggian tekanan parsial oksigen
dan pelepasan bradikinin.
• Karena terjadi penurunan resitensi vaskular paru
dan peninggian resistensi vaskular sistemik, maka
darah dari aorta mengalir ke a. pulmonalis melalui
duktus arteriosus.
• Selama beberapa jam pertama kehidupan
neonatus, pirau kiri ke kanan melalui duktus
arteriosus sebesar 30-50 curah jantung ventrikel
kiri. Jumlah darah yang kembali ke jantung melalui
vena pulmonalis lebih besar dari sirkulasi janin.
Darah tersebut akan melebarkan dan meninggikan
atrium kiri, yang secara fisiologis akan menutup
foramen ovale.
Penutupan Foramen Ovale
• Penutupan fungsional foramen ovale terjadi tidak
lengkap segera setelah lahir.
• Pirau dari kanan ke kiri dilaporkan pada 50 bayi sewaktu
menangis, sampai usia 8 hari.
• Foramen ovale masih dapat terbuka pada 50 individu
sampai usia 5 tahum, dan pada 25 individu setelah usia
20 tahun.
• Foramen ovale jarang sekali menutup sebelum lahir, bila
hal ini terjadi akan dijumpai kardiomegali sebelah kanan
dan umumnya menunjukkan tanda dini gagal jantung.
Penutupan Duktus Arteriosus
• Pirau kiri ke kanan melalui duktus arteriosus
biasanya menetap 15-20 jam setelah lahir, tetapi
dapat berlangsung sampai beberapa hari.
• Pirau kanan ke kiri melalui duktus arteriosus
jarang terjadi pada bayi sehat dan hanya terjadi
selama 1 jam setetelah lahir.
• Hipoksia akan meninggikan pirau kanan ke kiri
menyebabkan duktus arteriosus akan tetap
terbuka pada bayi dengan gawat napas,
prematuritas, dan bayi yang lahir di dataran tinggi.
• Faktor utama penutupan duktus arteriosus adalah efek
konstriksi dan peninggian tekanan oksigen arteri.
Respon tersebut bergantung pada usia janin, makin
mendekat aterem respon makin kuat dan sudah
bereaksi pada tekanan oksigen yang rendah.
• Penutupan secara anatomik duktus arteriosus dapat
terjadi segera setelah lahir, tetapi pada sebagian besar
bayi tidak berobliterasi sampai beberapa bulan, bahkan
ada yang samapai 1 tahun.
• Pada bagian tengah duktus terobliterasi terutama oleh
kontraksi otot, sedangkan pada kedua ujungnya
mempunyai penebalan tunika intima dan media. Selain
itu terjadi pula trombosis di bagian tengah.
Curah Jantung pada Neonatus
Dipengaruhi oleh faktor berikut :
1. Penggunaan anastesi dan analgetik pada ibu
2. Cara persalinan : lahir pervaginam mempunyai curah jantung
yang lebih besar dari bayi lahir seksio sesarea.
3. Waktu pengikatan tali pusat : pengikatan tali pusat yang lambat
akan meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan frekuensi
nafas dalam 24 jam pertama kehidupan. Hal ini menyebabkan
peningkatan angka pirau kanan ke kiri setelah 1 jam kelahiran.
4. Keadaan lingkungan
5. Suhu tubuh
6. Besarnya pirau intrakardial & ekstrakardial
Sistem Digestivus
o Pada naonatus traktus digastivus
mengandung zat warna hitam kehijauan yang
terdiri dari mukopolisakarida dan disebut
mekonium.

o Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10


jam pertama dalam 4 hari biasanya tinja sudah
berbentuk dan berwarna biasa
o Enzim dalam traktus digestivus sudah
terdapat pada neonatus kecuali enzim amilase
pankreas.

o Aktifitas enzim probiotik pada neonatus sesuai


berat badan. Semakin berat badan neonatus
semakin banyak enzim probiotik yang
teraktifasi.

o Enzim lipase sudah terdapat pada fetus 7-8


bulan.
Hepar
o Segera setelah lahir terdapat kenaikan kadar protein
dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel
hemopoetik berkurang,

o enzim hati belum semuanya aktif seperti enzim


dehidrogenase UDPG dan tranferase glukoronil
sehingga terdapat ikterus.

o Daya detoksikasi belum sempurna, seperti pemberian


kloramfenikol melebihi dosis 50mg/kgbb/ menimbulkan
gray baby syndrom.
Metabolisme
o Luas permukaan naonatus relatif lebih besar daripada
orang dewasa, sehingga metabolisme basal per-kgBB
lebih besar.

o Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari


pembakaran karbohidrat. Pada hari kedua energi dari
pembakaran lemak.

o Setelah mendapat susu lebih kurang pada hari


keenam, energi 60% dari lemak dan 40% dari
karbohidrat.
Produksi Panas
Bila suhu sekitar turun, ada 3 cara tubuh
untuk meningkatkan suhu tubuh:
1. Aktifitas otot.
2. Shivering
3. Non shivering yaitu dengan pembakaran
“brown fat” yang memberikan lebih banyak
energi per gram daripada lemak biasa.
Keseimbangan asam-basa
pH darah dalam waktu lahir rendah karena
glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus
telah mengkompensasi asidosis ini.
Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak


air dan natrium relatif lebih besar daripada
kalium. Fungsi ginjal belum sempurna karena :
1. Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa.
2. Ada ketidaksembangan antara luas permukaan
glomerulus dan volume tubulus proksimal.
3. Renal blood blow pada neonatus relatif kurang.
Kelenjar Endokrin
o Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari
ibu.

o Pada waktu bayi baru lahir, beberapa hormon tersebut


masih berfungsi sehingga terdapat pembesaran kelenjar
mamae dan pengeluaran darah dari vagina “withdrawal”.

o kelenjar adrenal lebih besar dan kelenjar tifoid sudah


terbentuk sempurna dan berfungsi sejak beberapa bulan
sebelum lahir.
Susunan saraf pusat
o Sewaktu lahir fungsi motorik terutama ialah
subkortikal.

o Setelah lahir jumlah cairan otak berkurang


sedangkan lemak dan protein bertambah.

o Mielinisasi terjadi setelah bayi berumur 2 bulan.


Pertambahan sel saraf berlangsung sampai
anak berumur kurang 1 tahun.
Imunoglobulin
o Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada
sumsum tulang dan lamina propria ileum apendiks.

o Plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas


dari antigen dan stres imunologis. Pada bayi baru
lahir hanya terdapat IgG karena dapat melalui
plasenta.

o Tetapi bila ada infeksi yang didapat melalui plasenta


terjadi pembentukan sel plasma dan IgA.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai