Anda di halaman 1dari 36

CASE REPORT SESSION

CHOLESCYSTITIS &
CHOLELITHIASIS
PRESEPTOR: DR. KIKI LUKMAN, DR., M.SC, SP.B-KBD

• Adriana Damayanti
• Aditya Sulistyo
• Susie Rubiyanti
• Bais Fadillah
• Putri Nurulita P
• Della Sriwanty
• Brigitta Silalahi
ANAMNESIS
Keluhan utama: Nyeri perut kanan atas

Anamnesis khusus:
Pasien mengeluhkan adanya sakit perut sejak 9 bulan yang lalu. Sakit ini di regio hipokondria
kanan yang menjalar ke regio lumbar kanan. Nyeri muncul secara tiba-tiba. Pasien merasakan
nyeri ketika batu bergerak. Pasien mengaku pergerakan batu terlihat. Pasien mengeluhkan
nyerinya sangat parah dengan rasa nyeri yang melilit. Pasien mengakui ada mual dan muntah
berwarna hijau. Perubahan pola BAB disangkal oleh pasien. Warna BAB berubah menjadi
pucat dan urin berubah menjadi seperti teh. Perubahan warna pada kulit, mata, dan lidah
disangkal. Riwayat diabetes dan darah tinggi disangkal. Pasien mengakui sehari-hari biasa
mengkonsumsi makanan yang berlemak.
PEMERIKSAAN FISIK
• Tanda Vital: • Abdomen:
T: 150/100 N: 84 R: 20 S:36,7 1. Datar lembut hepar lien tidak teraba

• Kepala: 2. Edema -/-

1. Konjunctiva anemis (-) sedikit kuning 3. Nyeri: hipokondriak kanan, lumbar kanan, epigastrik (+)

2. Frenulum: kuning (-) 4. Bising Usus (+)

• Thoraks
1. JVP 5+3 cm H2O

2. Kardiomegali +

3. Rh -/-

4. Wh -/-
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan Laboratorium
• X-ray
• EKG
• TFP (Tes Fungsi Paru)
USG ABDOMEN UPPER-LOWER
(RSUD SOREANG, 28 FEB 2019)

• Multipel Cholelithiasis disertai Cholesistitis.


• Hepar, ginjal bilateral, pankreas, spleen &
vesika urinaria saat ini tidak tampak kelainan.
• Tidak tampak pembesaran KGB paraaorta.
• Tidak tampak tanda-tanda massa intraabdomen.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
(RSHS, 5 MARET 2019)

Pemeriksaan Hasil

Hb 12.8 g/dL (↓)

Hematokrit 37.3 % (↓)

Eritrosit 4.39 juta/uL (↓)

Kreatinin 1.40 mg/dL (↑)


X-RAY

BNO & LLD (4 MARET 2019) THORAX PA (5 MARET 2019)


Kesan : Ileus Paralitik • Kardiomegali tanpa bendungan paru
• Tidak tampak TBC paru
• Aterosklerosis aorta.
RENCANA TERAPI

• Cholesistektomi
• Eksplorasi CBD
DIAGNOSIS KERJA

• Multipel Cholelithiasis + Cholesistitis


PROGNOSIS

• Ad vitam: ad bonam
• Ad functionam: dubia ad bonam
CHOLESCYSTITIS
CLINICAL SCIENCE SESSION
1. AKUT KOLESISTITIS

Merupakan reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu.

Sebagian besar (90-95%) kasus kolesistitis akut disertai kolelitiasis dan


keadaan ini timbul akibat obstruksi duktus sistikus yang menyebabkan
peradangan organ tersebut
PATHOGENENSIS DAN ETIOLOGI
Respon peradangan dapat dicetuskan tiga faktor yaitu:

• inflamasi mekanik yang dicetuskan oleh kenaikan tekanan intra


lumen dan distensi menyebabkan iskemia mukosa dan dinding
kandung empedu

• inflamasi kimiawi akibat pelepasan lesitin


• inflamasi bakteri yang memegang peran pada sebagian besar
pasien dengan kolesititis akut
• Penyebab utama kolesistitis akut adalah batu kandung empedu
( 90% ) , terletak di duktus sistikus

• Sebagian kecil kasus timbul tanpa adanya batu empedu


(kolesistitis akut akalkulus)

• Faktor yg mempengaruhi stasis empedu : kepekatan cairan


empedu, kolesterol, prostaglandin yg merusak lapisan mukosa
dinding kandung empedu diikuti oleh reaksi inflamasi dan
supurasi 
MANIFESTASI KLINIS

• Kolik perut di sebelah kanan atas epigastrium


• Nyeri tekan
• Demam
• Nyeri yg menjalar ke pundak atau skapula kanan ( ± 1 jam )
• Sering perempuan, usia > 40 thn, gemuk
PEMERIKSAAN FISIK
• Teraba masa kandung empedu
• Nyeri tekan disertai tanda-tanda peritonitis lokal ( tanda Murphy ), nyeri akut
region hypochondria kanan dan / atau nyeri epigastric durasi > 8-12 jam.
• Ikterus (20% kasus), umumnya derajat ringan

LABORATORIUM
• Leukositosis (> 10x109 / L)
• Peningkatan serum transaminase dan fosfatase alkali
PENUNJANG
• USG abdomen
• Skintigrafi saluran empedu
• CT scan abdomen
TREATMENT

• Umum : istirahat total, pemberian nutrisi parenteral, diet ringan, obat


penghilang rasa nyeri spt petidin dan antispasmodik

• Antibiotik
• Operatif : kolesistektomi konvensional atau kolesistektomi laparoskopik
PROGNOSIS

• Sembuh spontan: 85%


• Kolesistitis rekuren
• Kolesistitis akut bisa berkembang mjd gangren, perforasi kdg empedu, fistel,
abses hati dan peritonitis umum
2. KRONIK KOLESISTITIS

Disebabkan kolesistitis akut yang terjadi terus menerus


MANIFESTASI KLINIS

• Sering sulit ditegakkan (asimtomatik)


• Gejala minimal dan tdk menonjol spt : dispepsia, rasa penuh di epigastrium dan
nausea khususnya setelah makan makanan berlemak tinggi, hilang setelah
bersendawa

• Riwayat batu empedu di keluarga, ikterus dan kolik berulang, nyeri lokal di daerah
kdg empedu disertai tanda murphy positif menyokong menegakkan diagnosis
PENUNJANG
• Kolesistografi oral
• USG
• Kolangiografi
• ERCP
TREATMENT

• Kolesistektomi
DIAGNOSIS BANDING

• Intoleransi lemak
• Ulkus peptik
• Kolon spastik
• Karsinoma kolon kanan
• Pankreatitis kronik
CHOLELITHIASIS
CLINICAL SCIENCE SESSION
CHOLELITHIASIS (GALLSTONE)

• Batu empedu merupakan massa yang padat/keras dengan ukuran yang


bervariasi yang terbuat dari kristal kolesterol, mucin, kalsium bilirubinat
(*jenis garam yang mengandung kompleks kalsium dengan bilirubin tidak
terkonjugasi), dan protein, yang terbentuk di dalam gallbladder.

• Merupakan pembentukan batu/massa yang keras pada gallbladder


(cholecystolithiasis) atau bile duct (choledocholithiasis) (Dorland).
KLASIFIKASI

1. Cholesterol stones (75% kasus)


Cholesterol gallstones biasanya terdiri atas >50% cholesterol monohydrate ditambah
campuran garam kalsium, pigmen empedu (bilirubin), protein, dan asam lemak.

2. Pigment stones
Pigment stones umumnya terdiri atas kalsium bilirubinat; mereka terdiri atas <20% kolesterol
dan diklasifikasikan menjadi black pigment stones (20% kasus) and brown pigment stones
(5% kasus; terbentuk infeksi kronik biliary sekunder).
FAKTOR RESIKO

• 4F yakni fat, female, forty, fertile


• Multiparitas
• Riwayat keluarga
• Penggunaan obat tertentu (seftriakson, estrogen pascamenopause)
• Nutrisi parenteral total
• Etnis tertentu (Amerika asli, Skandinavia)
• Penyakit gaster.
MANIFESTASI
• Kebanyakan bersifat asimtomatis, namun ada sebagian yang mengalami gejala seperti biliary colic akibat obstruksi.

• Biliary colic/pain (bersifat konstan atau nyeri yang lama)  terjadi ketika gallstone bermigrasi ke cystic duct atau

CBD. , steady (terus-menerus) sakit atau rasa penuh di epigastrium atau RUQ of abdomen yang merambat ke area

scapula dan bahu. Biliary colic bisa dipicu dengan makan makanan berlemak .

- Sebuah episode kolik bisa bertahan lebih dari 5 jam, bisa dicurigai kolestitis akut, bisa disertai mual dan

muntah.

- Peningkatan serum bilirubin dan ALP bisa mengindikasi batu pada common duct.

- Demam dan menggigil dengan nyeri biliary biasanya menandakan adanya komplikasi (kolesistitis, pankreatitis,

dan kolangitis).
1. Kolesistisis kronis vs kolesistisis akut = episode kolik bilier disertai mual muntah. Kronis memiliki hasil
pemeriksaan laboratorium normal, sedangkan akut disertai tanda murphy (terbatasnya inspirasi pasien
saat palpasi kuadran kanan atas) dan hasil laboratorium – leukosistosis ringan, peningkatan bilirubin,
alkali fosfatase, transaminase, amilase.

2. Koledokolilitiasis = kolik bilier, ekterus, tinja dempul, dan urine berwarna gelap seperti teh. Pemeriksaan
lab= peningkatan bilirubin, aminotransferase (AGOT, SGPT), dan alkali fosfatase.

3. Kolangitis = infeksi bakteri asenden disertai dengan obstruksi duktus bilier. Gejala demam, nyeri
epigastrium atau RUQ dan ikterik (trias Charcot), apabila disertai septisemia dan disorientasi menjadi
penta Reynolds. Hasil laboratoium = leukositosis, hiperbilirubinemia, dan peningkatan ALP dan
transaminase.

4. Pankreatitis bilier = sumbatan duktus pankreatikus oleh batu atau batu yang melewati ampula.
DIAGNOSIS
1. Anamenesis

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang: hasil laboratoium

A. Foto polos abdomen

10-15% batu kandung empedu yang bersifat radioopak. Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar atau
hidrops, kandung empedu kadang terlihat sebagai massa jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara
dalam usus besar, di fleksura hepatica.

B. Pemeriksaan Ultrosonografi (USG)

dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau edema yang diakibatkan oleh peradangan maupun sebab lain.
Batu yang terdapat pada duktus koledukus distal kadang sulit dideteksi karena terhalang oleh udara di dalam usus.
(sensitivitas dan spesifitas tinggi).
C. Kolesistografi

Kolesistografi dengan kontras cukup baik karena relatif murah, sederhana, dan
cukup akurat untuk melihat batu radiolusen sehingga dapat dihitung jumlah
dan ukuran batu. Kolesistografi oral akan gagal pada keadaan ileus paralitik,
muntah, kadar bilirubun serum diatas 2 mg/dl, okstruksi pilorus, dan hepatitis
karena pada keadaan-keadaan tersebut kontras tidak dapat mencapai hati.
TATA LAKSANA
1. Pasien asimtomatis >> intervensi gaya hidup, antara lain olahraga, menurunkan berat badan, dan diet rendah
kolestrol.

2. Pasien simtomatis >> intervensi bedah atau prosedur invasive minimal untuk mengeluarkan batu.

Intervensi bedah (laparoscopic cholecystectomy) diindikasikan pada: (1) gejala sangat mengganggu aktifitas
sehari-hari; (2) Komplikasi (i.e., history of acute cholecystitis, pancreatitis, gallstone fistula, etc); or (3) adanya
keadaan yang predisposing pasien memiliki resiko tinggi untuk komplikasi (e.g., calcified or porcelain
gallbladder and/or a previous attack of acute cholecystitis).

Prosedur ERCP dengan sfingterotomi endoskopik. Bertujuan untuk mengeluarkan batu saluran empedu
dengan balon-ekstraksi melalui muara yang sudah dilebarkan menuju duodenum. Batu empedu akan keluar
besama feses atau dikeluarkan melalui mulut bersama instrument ERCP.
• Terapi farmakologis
- Analgesik: NSAID (diclofenac, ibuprofen) atau opioids (meperidine, butorphanol)
- Oral litholysis with bile acids. Biasanya diberikan pada pasien yang tidak menjalani operasi
karna resiko operasi tinggi, menolak operasi atau gejala ringan/sedang. Oral litholysis
dilakukan hanya untuk batu yang ukurannya kurang dari 5mm (diameternya). Oral litholysis
dilakukan dengan memberikan bile acids (ursodeoxycholic acid/UDCA dan
chenodeoxycholic acid/CDCA).
KOMPLIKASI

• Cholecystitis, gallstone ileus, choledocholithiasis, cholestatic jaundice,


cholangitis, acute biliary pancreatitis, cholesterolosis and gallbladder polyps,
gallbladder carcinoma and porcelain gallbladder, dll.

Anda mungkin juga menyukai