DEFINISI KUALITAS
Juran
Fitness to use, kecocokan penggunaan produk
Crosby
Conformance to requirement, sesuai dengan yang dipersyaratkan
(availability, delivery, realibility, maintainability dan cost
effectivenes)
Deming
“Non-faulty systems”- sistem yang bebas dari kesalahan
Feigenbaum
Total customer satisfaction
2. Era Inspeksi
Pada era ini mulai ada persaingan antar produsen. Mereka sudah
mulai mengawasi produk-produk yang mereka hasilkan, yaitu
dengan melakukan inspeksi. Inspeksi ini hanya melihat bentuk fisik
produk, apakah ada kerusakan atau cacat pada produk. Hanya
produk yang bagus tanpa ada cacat yang akan dilepas sampai ke
konsumen. Belum ada perhatian terhadap kualitas proses dan sistem
untuk merealisasikan produk tersebut.
PERKEMBANGAN MANAJEMEN KUALITAS
3. Era Pengendalian Mutu (Statitical Quality Control)
Era ini dimulai sekitar tahun 1930-an. Pada era pengendalian mutu
ini, manajemen telah mulai memperhatikan pentingnya pendeteksian
yaitu dengan cara departemen inspeksi sudah mulai dilengkapi
dengan alat dan metode statistik di dalam mendeteksi penyimpangan
yang terjadi dalam atribut produk yang dihasilkan dari proses
produksi. Terdapat perubahan dalam penanganan mutu produk yaitu
hasil deteksi yang secara statistikal dari penyimpangann mulai
dipergunakan oleh departemen produksi untuk memperbaiki proses
dan sistem produksi.
PERKEMBANGAN MANAJEMEN KUALITAS
4. Era Jaminan Mutu (Quality Assurance)
Era ini dimulai sekitar tahun 1960-an. Pada era ini mulai dikenal adanya konsep Total
Quality Control (TQC) yang diperkenalkan oleh Armand Feigenbaum. Menurutnya,
pengendalian dimulai dari perancangan produk dan berakhir saat produk tersebut
telah sampai ke tangan konsumen, dan konsumen merasa puas.
Armand Feigenbaum menyatakan bahwa kualitas dapat dikelompokkan ke dalam 3
kategori:
Pengendalian rancangan baru
Pengendalian bahan baku yang baru datang
Pengendalian produk
Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistematik yang
diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu barang
atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu. Jaminan mutu merupakan bagian dari
manajemen mutu yang difokuskan pada peningkatan kemampuan untuk memenuhi
persyaratan mutu.
Sejak masa ini peran manajemen mulai diperhitungkan untuk terlibat dalam
penentuan dan penanganan mutu produk. Selain itu dalam era jaminan mutu ini mulai
diterapkan bukan hanya pada industri manufaktur, tetapi juga pada industri jasa.
Industri jasa atau non barang ini mulai diterapkan seperti pada Rumah Sakit, restoran,
dan lain sebagainya.
PERKEMBANGAN MANAJEMEN KUALITAS
5. Era Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Era ini dimulai pada tahun 1980-an. Total Quality Management (TQM)
mengacu pada penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan,
mulai dari pemasok hingga pelanggan. TQM menekankan komitmen
manajemen untuk mendapatkan arahan perusahaan yang ingin terus meraih
keunggulan dalam semua aspek produk dan jasa penting bagi pelanggan.
Total Quality berarti komitmen dan pendekatan yang digunakan secara terus
menerus untuk meningkatkan setiap proses pada setiap bagian organisasi.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi bahkan melampui harapan dan
outcome dari customer.
Tujuan dari diterapkan TQM perlu adanya perubahan budaya serta
komitmen dari seluruh jajaran mulai pimpinan puncak sampai level
terbawah. Agar TQM dapat berkelanjutan maka organisasi harus didukung
oleh budaya yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok,
pemberdayaan dan partisipasi karyawan, peningkatan terus menerus fokus
pada pelanggan serta kepemimpinan yang tepat.
PERKEMBANGAN KUALITAS
Inspection
Selama produksi, para inspector mengukur hasil produksi
berdasarkan spesifikasi tetapi bagian ini tidak independen
Quality Control
Tanggung jawab mutu dialihkan ke bagian quality control yang
independen. Bagian ini memiliki otonomi penuh dan terpisah dari
bagian produksi.
Mencakup kegiatan: inspeksi dan uji (in-coming, in-process,
outgoing)
Quality Assurance
Bagian QA difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk
melalui pelaksanaan audit operasi, pelatihan, analisis kinerja teknis,
dan petunjuk operasi untuk peningkatan mutu.
Mencakup kegiatan: perencanaan mutu, sertifikasi ISO, audit sistem
manajemen, dsb.
PERKEMBANGAN KUALITAS
Total Quality Management
Tanggung jawab terhadap mutu tidak cukup hanya dibebankan
kepada suatu bagian tertentu, tetapi sudah menjadi tanggung jawab
seluruh individu di perusahaan
Setiap pekerja secara individu mempunyai tanggung jawab terhadap
kualitas pekerjaannya dan pemikiran ini dikembangkan juga kepada
para pemasok supaya perusahaan dapat memproduksi barang dan
atau jasa yang berkualitas
PENGENDALIAN KUALITAS
Pengendalian kualitas
Aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk atau
jasa perusahaan dapat dicapai sesuai perencanaan
Meliputi aktivitas:
•Perencanaan kualitas saat merancang produk & proses
pembuatannya
•Pengendalian dalam penggunaan material dalam proses produksi
•Pengamatan terhadap performansi produk lalu membandingkan
dengan standar2 yang ditetapkan sebelumnya
•Pengambilan tindakan koreksi jika terdapat penyimpangan yang
cukup signifikan/terjadi cacat
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
1. Check Sheet
Check sheet (lembar pemeriksaan) adalah lembar yang dirancang
sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan untuk tujuan
perekaman data sehingga pengguna dapat mengumpulkan data
dengan mudah, sistematis, dan teratur pada saat data itu muncul
di lokasi kejadian
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
2. Scatter diagram
Scatter diagram (diagram pencar) adalah grafik yang
menampilkan sepasang data numerik pada sistem koordinat
Cartesian, dengan satu variabel pada masing-masing sumbu, untuk
melihat hubungan dari kedua variabel tersebut. Jika kedua variabel
tersebut berkorelasi, titik-titik koordinat akan jatuh di sepanjang
garis atau kurva
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
3. Fishbone diagram (Diagram Ishikawa atau cause–and–effect
diagram).
Fishbone diagram adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai
sebab potensial dari satu efek atau masalah, dan menganalisis
masalah tersebut melalui sesi brainstorming. Masalah akan
dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup
manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan sebagainy
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
4. Pareto Chart
Pareto chart (bagan pareto) adalah bagan yang berisikan diagram
batang (bars graph) dan diagram garis (line graph); diagram
batang memperlihatkan klasifikasi dan nilai data, sedangkan
diagram garis mewakili total data kumulatif. Klasifikasi data
diurutkan dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi
hingga terendah
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
4. Pareto Chart
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
5. Flow Chart
Flow charts (bagan arus) adalah alat bantu untuk
memvisualisasikan proses suatu penyelesaian tugas secara tahap-
demi-tahap untuk tujuan analisis, diskusi, komunikasi, serta dapat
membantu kita untuk menemukan wilayah-wilayah perbaikan
dalam proses.
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
6. Histogram
Histogram adalah alat seperti diagram batang (bars graph) yang
digunakan untuk menunjukkan distribusi frekuensi. Sebuah
distribusi frekuensi menunjukkan seberapa sering setiap nilai yang
berbeda dalam satu set data terjadi. Data dalam histogram dibagi-
bagi ke dalam kelas-kelas, nilai pengamatan dari tiap kelas
ditunjukkan pada sumbu X
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
7. Control Chart
Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk
mempelajari bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu.
Data di-plot dalam urutan waktu. Control chart selalu terdiri dari
tiga garis horisontal, yaitu:
Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah
(mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-
kan pada peta kendali.
Upper control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang
menunjukkan batas kendali atas.
Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang
menunjukkan batas kendali bawah.
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
7. Control Chart
TEKNIK PENGENDALIAN KUALITAS
Diskusikan!