Anda di halaman 1dari 33

Teori Matematik pada populasi

Pertumbuhan populasi dengan:


a.Discrete generation
b.Overlapping generation
Uji Teori Logistik di laboratorium
Data pertumbuhan populasi di alam
Pertumbuhan populasi:
c. Model Theta () logistik
d. M odelTim e Lag
e. Model Stochastik

1
 Pertumbuhan populasi berarti perubahan ukuran
populasi pada periode waktu tertentu
 Pertumbuhan populasi dapat digambarkan dengan
model matematika.
 Generasi yang dihasilkan oleh populasi dapat berupa:
◦ Discrete generation
◦ Overlapping generation

 Populasi alami tumbuh dengan cepat, densitasnya


akan berfluktuasi dan terjaga pada kondisi densitas/
kepadatan equilibrium.
 Pertumbuhan populasi: mrpk proses sentral ekologi
yang dipengaruhi interaksi organisme (predasi,
kompetisi, herbivori, penyakit), menghasilkan
perubahan struktur komunitas. 2
 Populasi yang hidup pada lingkungan yang
mendukung akan bertambah jumlah individunya.
Maka pertanyaannya:
 apa yang membuat populasi bertambah?,
 bagaimana menggambarkan proses ini secara
matematika ?

 Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kasus


yang simple pada populasi dengan generasi yang
terpisah satu generasi dengan generasi lainnya.
 Seperti pada serangga univoltine (satu generasi per
tahun) atau annual plants (tumbuhan
semusim/setahun).
3
 Pada populasi dengan satu musim kawin per tahun
dan siklus kehidupan yang hanya terjadi sewaktu.
 Unit reproduksi per populasi rata-rata adalah (R0) =
anakan yang bertahan hidup sampai masa kawin
lagi pada tahun berikutnya.
 Ro: Laju reproduksi bersih sebagai fungsi linier dari
kepadatan populasi (N) pada waktu (t)

N t+1 = R0 x N t

◦ Nt : populasi pada generasi t


◦ N t+1 : populasi pada generasi t+1
◦ R0 : laju reproduksi bersih atau laju pertumbuhan 4
 Populasi sangat tergantung pada nilai R0
 Bagaimana bila populasi memiliki R0 yang berbeda ?

 1. Populasi dengan laju penggandaan yang


konstan (multiplication rate constant)
 Ro konstan

◦ Bila R0  1, populasi akan bertambah secara


geometrik tanpa batas.
◦ Bila R0  1, populasi akan berkurang dan akan punah

5
Contoh:
Bila R0 = 1,5 dan N = 10
pada t = 0

Populasi
N t+1= R0 x Nt

Generasi ke Populasi (N)


0 10
1 1,5 x 10 = 15
2 1,5 x 15 = 22,5
Generasi ke
3 1,5 x 22,5 = 33,75

Pertumbuhan eksponensial memperlihatkan potensi biotik (biotic potential)


makhluk hidup dengan sumber daya yang tidak terbatas dan tidak ada musuh
alami. Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk huruf J
6
 2. Populasi dengan laju penggandaan tergantung
pada ukuran populasinya (Multiplication rate
dependent on population)

 Populasi tumbuh dengan laju penggandaan yang


bervariasi (tidak konstan), sehingga populasi akan
dinamis berfluktuasi.

 Laju penggandaan yang berubah mengikuti ukuran


populasi bertambah atau berkurang.

7
 Perubahan laju penggandaan sebagai naik turunnya
kepadatan populasi
 Ketika densitas (kepadatan) tinggi, laju kelahiran akan
berkurang atau laju kematian bertambah (karena
keterbatasan pakan atau penyakit endemik)
 Sebaliknya, ketika densitas rendah laju kelahiran akan tinggi
dan individu yang mati karena penyakit dan musuh alami
menjadi sedikit.
 Densitas populasi dapat dihitung dari deviasi pada
densitas equilibrium (z)

z = N – Neq

 z = deviasi densitas pada equilibrium


 N = jumlah individu yang diobservasi
 Neq = jumlah individu pada equilibrium (dimana Ro = 1,0)
8
Laju reproduksi bersih (=laju pertumbuhan populasi)(Ro)
merupakan fungsi linear dari densitas populasi (N) pada waktu t
Ro = 1,0 – B(N – Neq)
Ro = laju reproduksi bersih atau pertumbuhan
populasi per generasi; (-)B = kemiringan garis
9
 Tabel: Pertumbuhan populasi hipotetis dengan generasi diskrit
dan tingkat reproduksi bersih yang merupakan fungsi linear
dari kepadatan
 Ukuran populasi dihitung dari persamaan N t+1= R0 x Nt
menggunakan B = 0,025, Neq = 100, dan kepadatan awal 50
individu
 Formula umum N t+1= R0 x Nt ; dimana Ro = 1,0 – B(N – Neq)
 N1 = [1,0 – 0,025(50 – 100)]50 = (2,25)(50) = 112,5
 N2 = [1,0 – 0,025(112,5 – 100)] 112,5 = (0,6875)(112,5) =
77,34
 N3 = [1,0 – 0,025(77,34 – 100)] 77,34 = (1,5665)(77,34) =
121,15
 N4 = [1,0 – 0,025(121,15 – 100)] 121,15 = (0,4712)(121,15) =
57,09
 N5 = 118,33 N6 = 64,10 N7 = 121,63 N8 = 55,56
10
 Telah banyak model matematika
yang mengambarkan
pertumbuhan populasi. A
 Model yang simple dapat
menghasilkan berbagai model
trajectoric (lintasan) B
pertumbuhan populasi
 A. Fluktuasi chaotic (tdk teratur), C
B. Fluktuasi siklus terbatas, C.
Fluktuasi stabil

N t+1= R0 x Nt ; Ro = 1,0 – B(N – Neq)


A. B=0,018; B. B=0,025; C. B=0,029
Gbr: Pertumbuhan populasi dengan discrete generation dan
multiplication rate sebagai fungsi linear dari densitas populasi 11
 Pada populasi dengan generasi yang overlapping
dan prolonged atau dengan musim kawin yang
sepanjang waktu (continuous breeding season).

 Pertumbuhan populasi seperti ini dapat


digambarkan dengan persamaan diferensial.

 Pertumbuhan populasi pada saat waktu t hanya


bergantung pada kondisi waktu t (bukan pada
peristiwa masa lalu dari setiap jenis).

12
 1. Pada populasi dengan laju penggandaan yang
konstan (multiplication rate constant)
◦ Laju pertumbuhan populasi secara instant (sesaat) =
r = b-d
◦ Peningkatan populasi:

◦ dN/dt = rN= (b-d)N


 t = waktu
 N = jumlah individu dalam populasi
 r = laju pertumbuhan populasi per capita
 b = laju kelahiran secara instant
 d = laju kematian secara instant

Berupa kurva geometrik yang meningkat pada suatu 13


 Model pertumbuhan geometrik dapat dipakai
untuk memperkirakan doubling time populasi
yang tumbuh pada laju tertentu:
◦ Nt/No = ert

◦ Pada populasi yang menjadi dua kali lipat


◦ Nt/No = 2, jadi Nt/No = 2 = ert atau

◦ loge(2) = rt atau t = 0,69315/r


 t = waktu yang diperlukan populasi untuk
menduakalikan ukuran populasinya
 r = laju pertumbuhan populasi per capita
14
r = laju pertumbuhan populasi per capita
No. r t
1. 0,01 69,3
2. 0,02 34,7
3. 0,03 23,3
4. 0,04 17,3
5. 0,05 13,9
6. 0,06 11,6

t = waktu untuk double time


t = 0,69315 / r
Kesimpulan dari tabel di atas ?
15
 2. Populasi dengan laju penggandaan tergantung
pada ukuran populasi (Multiplication rate
dependent on population).

 Populasi tidak selamanya tumbuh mengikuti model


geometrik.

 Seperti pada populasi yang hidup pada area yang


terbatas, densitas akan bertambah terus sampai
pada saat fertilitas dan panjang kehidupan
organisme tersebut berkurang.

16
 Kemampuan bersaing dan efisiensi maksimum
penggunaan sumberdaya lebih disukai pada
populasi yang cenderung tetap berada pada atau di
dekat daya tampungnya.

 Pada kepadatan populasi yang rendah, adaptasi


yang meningkatkan reproduksi yang cepat, seperti
peningkatan fekunditas dan kematangan lebih dini
menjadi terseleksi.

17
 Kurva pertumbuhan populasi akan
seperti S (sigmoid): pertumbuhan
logistic (sigmoid)
◦ Pada lingkungan terbatas
◦ Asimptot tertinggi mencapai level
maximal,
◦ Asimptot yang terbentuk perlahan
(smoothly)
 Kurva pertumbuhan sigmoid berbeda
dengan kurva pertumbuhan
geometrik :
◦ Pada lingkungan tdk terbatas
◦ Asimptot tertinggi tidak mencapai level
maximal,
◦ Asimptot yang terbentuk secara tiba-
tiba (abruptly) 18
 Pada kurva S dikenal
laju pertumbuhan pada
(a) fase tersendat (lag
phase), (b) fase
menanjak naik
(accelerating growth
phase), (c) fase
pertumbuhan
melambat (decelerating
growth phase), dan (d)
periode keseimbangan
(equilibrium period).

19
 Ukuran populasi makhluk hidup di alam dibatasi
oleh daya dukung lingkungannya (K), sehingga
populasi makhluk hidup akan menunjukkan suatu
pertumbuhan logistik dengan persamaan

 dN/dt = rN (K-N/K)

◦ Keterangan:
◦ N: ukuran populasi; t: waktu; r: kapasitas intrinsik;
K: daya dukung (batas resistensi lingkungan
terhadap kemampuan potensi biotik suatu
populasi)

20
 Adapun persamaan model pertumbuhan
populasinya adalah

 Nt = K / (1 + ea-rt)

◦ Keterangan:
◦ Nt: ukuran populasi pada waktu t; t: waktu; K: daya
dukung; e: 2,718282; a: konstanta; r: kapasitas
intrinsik

 Kurva pertumbuhan populasi logistik akan


berbentuk huruf S.
21
 Beberapa populasi telah diteliti
pada skala laboratorium.
 Gause (1934): Kurva logistik pada
pertumbuhan Paramecium aurelia
dan P. caudatum.
 Paramecium tumbuh tergantung
pada kondisi densitas asymptote
(K, daya dukung lingkungannya),
kapasitas media tumbuhnya.
 K = 448 individu/ml P. aurelia dan
128 individu/ml P. caudatum

22
 Raymond Pearl (1927)
membuktikan bahwa:

◦ Kurva logistik sama dengan


kurva pertumbuhan populasi
Drosophila melanogaster
yang dipelihara di botol
dengan persediaan makanan
(yeast).

◦ Ketersediaan makanan yang


mengatur pertumbuhanan
populasi D. melanogaster

23
 Chapman (1928) menunjukkan
pertumbuhan populasi Tribolium di
laboratorium menyerupai kurva
logistik.

 Kemudian dibuktikan oleh Thomas


Park et al. (1964) bahwa:
◦ asimptot untuk logistik itu imaginer.
Densitas tidak akan stabil
sampai di awal pembentukan kurva Populasi ini hidup pada iklim
sigmoid (lingkungan) dan supply makanan yang
konstan memperlihatkan fluktuasi
jumlah individu yang luas

24
 Di alam populasi tidak tumbuh secara terus
menerus. Beberapa spesies hidup musiman,
populasinya akan tumbuh pada musim yang
mendukung kehidupannya.

 Organisme yang berumur panjang, pertumbuhan


populasinya akan jarang sekali.

 Populasi yang baru terbentuk akan mengisi habitat


yang kosong dengan pertumbuhan populasi yang
pesat seperti di laboratorium

25
 Populasi yang terbebas dari tekanan perburuan akan
menunjukkan pertambahan jumlah individu, seperti
pada burung dan mamalia yang menjadi target
perburuan.

 Awal tahun 1950an, populasi burung air cormorant di


Amerika Utara dilaporkan mengalami menurunan
karena kegagalan reproduksi akibat pencemaran (toxic
chemicals).

 Pada 1973 hanya ditemukan 125 sarang dan sekarang


mencapai 38.000 pasang membuat sarang.

26
http://www.epa.gov/med/grosseile_site/indicators/cormorants.html

Pertumbuhan populasi cormorant tidak mengikuti model


sigmoid.

27
 Pada tahun 1916, populasi
bangau whooping crane (Grus
americana) hanya ditemukan 47
individu dan hanya 15 individu
pada tahun 1941

 Pertumbuhan populasi burung ini


tidak teratur, laju pertambahan
terdeteksi pada 1956 dan sejak
saat itu pertumbuhan populasi
menjadi lebih cepat daripada
sebelumnya.

28
 Model pertumbuhan logistik dapat digeneralisasi
dengan mengansumsikan bahwa penurunan laju
pertumbuhan populasi terjadi secara linier dan
sejalan dengan penambahan/peningkatan densitas.
 Dengan menambahkan satu parameter lagi yaitu theta
() ke model logistik pertumbuhan populasi.

 dN/dt = rN (K-N/K) → dN/dtN = rN (K-N/K)

◦ Keterangan:
◦ N: ukuran populasi; t: waktu; r: kapasitas intrinsik;
K: daya dukung
 theta () diperoleh dengan membuat skala hubungan
antara pertumbuhan populasi dengan ukuran populasi
29
 Secara teoritis, beberapa
model kurva  logistik:

  1 berbentuk cembung.
  1 berbentuk cekung
 = 1 akan berupa garis lurus
seperti umumnya model logistik.

 dN/dt = rN (K-N/K)

◦ Keterangan:
◦ N: ukuran populasi;
◦ t: waktu;
◦ r: kapasitas intrinsik;
◦ K: daya dukung

30
 Binatang dan tumbuhan tidak merespon perubahan
lingkungannya secara mendadak, tetapi populasi
membutuhkan waktu untuk merespon.

 Hal ini, yang menjadi pertimbangan time lag


mempengaruhi model pertumbuhan populasi.

31
 Dengan asumsi:
 laju reproduksi pada generasi ke t tergantung

pada densitas generasi terakhir (t-1).

 Penelitian di laboratorium pada populasi Daphnia


menunjukkan effek time-lag pada pertumbuhan
populasinya.

32
 Tidak hanya aspek deterministik saja, dalam sistem
biologi ada aspek probabilitas (stochastik) yang juga
mempengaruhi pertumbuhan populasi.
◦ Probabilitas individu betina menghasilkan anakan
pada satuan waktu dan probabilitas predator
membunuh mangsa pada bulan yang akan datang.

 Model stochastik dapat dilihat pada pertumbuhan


populasi secara geometrik.
◦ Dengan N (t+1) = R0Nt

 Pada populasi dengan generasi overlapping dapat


dirumuskan dN/dt= rN=(b-d)N
 b =laju kelahiran mendadak/instan 33

Anda mungkin juga menyukai