Anda di halaman 1dari 42

Demam Berdarah Dengue

Demam Tifoid

dr. Yasmin Amelia Putri


Pembimbing : dr. Rizal Agus Tiansyah, Sp.A
Pendamping : dr. Widiyana
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama lengkap : An. N
• Jenis kelamin : Laki – laki
• Usia : 9 tahun
• Tanggal lahir : 01 Juni 2011
• Alamat : Teluk Agung
• Tanggal masuk UGD: 31 Mei 2020
• Jam masuk UGD : 17.49

IDENTITAS
• ORANGTUA
Nama Ayah : Tn. E • Nama Ibu : Ny. T
• Usia : 38 tahun • Usia : 36 tahun
• Pekerjaan : Polisi • Pekerjaan : Perawat
ANAMNESIS

• Keluhan utama
Demam sejak 6 hari yang lalu

• Riwayat penyakit sekarang


Demam naik turun sejak 6 SMRS, meningkat saat malam hari,
keluhan disertai dengan pusing, mual, penurunan nafsu makan, dan
perdarahan hidung sebanyak 1 kali. Buang air besar dan buang air k
ecil dalam batas normal.
Pasien sudah berobat ke klinik 1 hari SMRS dan didapatkan has
il trombosit mulai menurun, sehingga dianjurkan dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan terapi lebih lanjut.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat asma dan alergi makanan/obat disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan yang sama pada keluarga disangkal.
Riwayat hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung di
sangkal
RIWAYAT PERSALINAN DAN IMUNISASI

Pasien lahir normal di rumah sakit dari ibu P1A0, usi


a kehamilan 38 minggu, berat lahir 3000 g, panjang b
adan 49 cm.
Riwayat ANC teratur di dokter spesialis obgyn.
Imunisasi dasar lengkap sesuai usia.
Riwayat Nutrisi Riwayat Tumbuh Kembang
• ASI eksklusif sampai usi
a 2 tahun
3 bulan tengkurap
• Asupan makanan sehari d
engan kualitas dan kuanti
6 bulan duduk
tas makanan cukup
9 bulan merangkak

11 bulan berdiri

13 bulan berjalan

Kesan : tumbuh kembang sesuai usia


PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 01 Juni 2020 di ruang Kidang Kencana 3

Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler, nadi kuat, isi cukup
Pernapasan : 24 x/menit, reguler
Suhu : 36,2ºC

Antropometri
Tinggi Badan : 136 cm
Berat Badan : 43 kg
Index Massa Tubuh : 23,24 kg/m2
Height for age (5-19 years) (WHO)
• Median
Weight for age (5-19 years) (WHO)
• >+2SD
BMI for age (5-19 years) (WHO)
• >+2SD
Kepala
Bentuk : normocephali, deformitas (-)
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : pupil bulat, isokor, konjungtiva pucat (+/+),
sklera ikterik (-/-)
Mulut : gusi berdarah (-)
THT : tonsil T1-T1, faring hiperemis (-), sekret telinga
(-), septum deviasi (-), epistaksis (-)
Leher : kaku kuduk (-), tiroid dan kelenjar getah bening
tak teraba membesar

Thorax
Inspeksi : bunyi dan gerak dada simetris
Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi
Jantung : bunyi jantung I dan II
normal,
murmur (-), gallop (-)
Paru : vocal breathing sound
kanan=kiri,
rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium
(+), massa (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Perkusi : timpani

Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-) capillary refill time
<2 detik, edema (-), ptekie (-)
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG DI
IGD
Hasil lab tanggal 31 Mei 202
Status generalis 0
Keadaan umum : tampak sakit sedang Jenis Pemeriksaan Hasil
Frekuensi nadi : 96 x/menit Leukosit 3.600
Frekuensi napas : 20 x/menit
Eritrosit 4,2
Suhu : 38,1 C
Hemoglobin 11,8

Pemeriksaan fisik Hematokrit 37

Kepala : conjungtiva anemis -/-, Trombosit 76.000


sclera ikterik -/- MCV 88
Thorax : vbs kanan=kiri, rhonki -/-,
MCH 28
wheezing -/-, cor s1s2 regular,
murmur (-), gallop (-) MCHC 32

Abdomen : BU (+) normal, nyeri tekan RDW-CV 11,2


epigastrium (+) GDS 50
Ekstremitas : akral hangat, capillary refill
time <2 detik
TATALAKSANA IGD

Farmakologi
• Pro rawat inap
• IVFD RL 30 tpm makro
• Seftriaxon 2x1 g iv
• Omeprazole 1x40 mg iv
• Parasetamol 4x500 mg iv

Saran pemeriksaan
Cek tubex TF
FOLLOW UP PASIEN
Senin, 01 Juni 2020 (hari ke-1) Selasa, 02 Juni 2020 (hari ke-2) Rabu, 03 Juni 2020 (hari ke-3)

S : demam naik turun, mencret 4 kali S : demam naik turun, mencret 3 kali S : demam naik turun, mencret 3 kali,
sejak semalam, ampas (+), lendir (-), mual (+), nyeri perut (+) ampas (+), mual (+), nyeri perut (+)
darah (-), mual (+), muntah (+) 1 kali
,nafsu makan membaik
0 : TD 90/60 mmHg 0 : TD 100/70 mmHg
0 : TD 100/70 mmHg FN 92 x/menit, reguler, kuat
FN 82 x/menit, reguler, kuat
FN 84 x/menit, reguler, kuat FP 22 x/menit, reguler
FP 24 x/menit, reguler
FP 24 x/menit, reguler T 40,0 C
T 36 C
T 36,2 C Urine tampung ±1500 cc
A : demam berdarah dengue grade II warna kuning jernih
A : demam berdarah dengue grade II
demam tifoid
demam tifoid A : demam berdarah dengue grade II
P : diet makanan cair 1900 kkal demam tifoid
P : diet makanan cair 1900 kkal
IVFD RL 30 tpm makro
IVFD RL 30 tpm makro P : diet makanan cair 1900 kkal
Sefepim 3x1 g iv
Seftriaxon 2x1 g iv IVFD RL 30 tpm makro
Parasetamol 4x500 mg iv
Parasetamol 4x500 mg iv Sefepim 3x1 g iv
Omeprazole 1x40 mg iv
Omeprazole 1x40 mg iv Parasetamol 4x500 mg iv
Probiotik 2x1 sachet
Ondansentron 3x4 mg iv Omeprazole 1x40 mg iv
Domperidon sirup 3x2 cth
Probiotik 2x1 sachet Probiotik 2x1 sachet
Cek darah rutin/hari
Cek darah rutin/hari Domperidon sirup 2x2½ cth
Urine tampung
Perbanyak minum air putih Cek darah rutin/hari
FOLLOW UP PASIEN
Kamis, 04 Juni 2020 (hari ke-4) Jumat, 05 Juni 2020 (hari ke-5)

S : demam naik turun, mual (+), S : tak ada keluhan


mimisan (+) 1 kali, nyeri perut
berkurang 0 : TD 100/70 mmHg
FN 83 x/menit, reguler, kuat
0 : TD 100/70 mmHg FP 20 x/menit, reguler
FN 80 x/menit, reguler, kuat T 36,3 C
FP 22 x/menit, reguler
T 36,0 C A : demam berdarah dengue grade II
demam tifoid
A : demam berdarah dengue grade II
demam tifoid P : pasien sudah boleh pulang

P : diet makanan cair 1900 kkal Obat pulang :


IVFD RL 30 tpm makro Sefixim 2x2 cth
Sefepim 3x1 g IV Parasetamol 4x3 cth
Parasetamol 4x500 mg IV
Omeprazole 1x40 mg IV
Probiotik 2x1 sachet
Domperidon sirup 2x2½ cth
Furosemide 1x40 mg iv extra
Cek darah rutin/hari
HASIL PEMERIKSAAN
Hasil
Jenis Pemeriksaan
01 Juni 2020 02 Juni 2020 03 Juni 2020 04 Juni 2020 05 Juni 2020
(hari ke-1) (hari ke-2) (hari ke-3) (hari ke-4) (hari ke-5)
Leukosit 2.300 1.500 3.800 3.400 4.600

Eritrosit 3,1 2,9 3,8 3,4 3,4

Hemoglobin 9,7 9,3 10,9 9,4 9,8

Hematokrit 28,5 27,0 33,7 29,0 30,9

Trombosit 73.000 71.000 75.000 147.000 214.000

MCV 91 91 89 85 89

MCH 31 31,4 28,6 27,5 28,2

MCHC 34,1 34,5 32,3 32,4 31,7

RDW-CV 10,4 10,7 11,4 11,5 11,0

Tubex TF 6 (reaktif)
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM BERDARAH DENGUE
DEFINISI

Demam berdarah dengue adalah demam yang


berlangsung akut baik menyerang dewasa mau
pun anak-anak. Infeksi dengue dapat memberi
spektrum klinis yang beragam

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue pada anak . Jakarta
KLASIFIKASI
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai ≥ 2 tanda : Leukopenia
• Sakit kepala Trombositopenia
• Nyeri retro-orbital Tak ditemukan tanda
• Mialgia kebocoran plasma
• Artralgia
DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif Trombositopenia
Ada tanda
kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan Trombositopenia
Ada tanda
kebocoran plasma

DBD III Gejala diatas ditambah kegagalan sirkulasi Trombositopenia


(akral dingin dan lembab serta gelisah) Ada tanda
kebocoran plasma

DBD IV Syok berat ditandai dengan tekanan darah Trombositopenia


dan nadi tidak terukur Ada tanda
kebocoran plasma

Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders . FKUI. Jakarta
KLASIFIKASI
WHO 2009

Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders . FKUI. Jakarta
KRITERIA DIAGNOSIS

Diagnosa Klinis Diagnosa Laboratoris


• Demam tinggi mendadak 2-7 • Trombositopenia
hari
(<100.000/mm3)
• Manifestasi perdarahan
• Hemokonsentrasi
• Myalgia atau arthralgia
( hct >20%)
• Hepatomegali
• Syok

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue pada anak. Jakarta
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Leukosit
Hematologi • Trombosit
• Hematokrit

• Uji Serologi Hemaglutinasi Inhibisi -> 2 sampel darah


• ELISA (IgM/IgG) -> infeksi primer IgM (+) hari 3-6, IgG (+) mulai
Serologi hari 14. Infeksi sekunder IgG (+) hari ke-2 demam
• NS-1 -> puncak deteksi hari ke 2-3

• Rontgen dada (RLD), menunjukan adanya efusi pleura


Radiologis • Ultrasonografi, menunjukan ascites, penebalan dinding
kandung empedu, atau efusi pleura

Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue pada anak. Jakarta
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologis
• Tirah baring
• Beri banyak minum untuk mengga
nti cairan yang hilang akibat kebo
coran plasma

Farmakologis
• Terapi suportif dan simtomatis
• Berikan infus sesuai dengan dehi
drasi sedang
• Kebutuhan cairan parenteral :
BB <15 kg : 7 ml/kgbb/jam
BB 15-40 kg : 5 ml/kgbb/jam
BB >40 kg : 3 ml/kgbb/jam

Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM TIFOID
DEFINISI

Demam tifoid merupakan penyakit en


demis di Indonesia yang disebabkan ol
eh infeksi sistemik Salmonella typhi.

Gejala klinis demam tifoid sangat luas


sehingga selain ketajaman klinis, diper
lukan pemilihan pemeriksaan penunja
ng yang tepat.

Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
ETIOLOGI

Salmonella typhi
Bakteri ini berbentuk batang, gram ne
gatif, tidak membentuk spora, motil, b
erkapsul dan mempunyai flagella.

Memiliki 3 antigen :
• Antigen O (Antigen somatik), yaitu
terletak pada lapisan luar dari tubuh
kuman.
• Antigen H (Antigen Flagella), yang
terletak pada flagella, fimbriae atau pili
dari kuman
• Antigen Vi yang terletak pada kapsul.
Kemenkes RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta
Kemenkes RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta
GEJALA KLINIS

Demam
• Minggu I demam naik secara bertahap tiap
hari
• Minggu II demam kontinyu

Gangguan saluran cerna


• Nyeri perut, nausea, mual, muntah
• Konstipasi atau diare
• Hepatomegali atau splenomegali

Gangguan kesadaran
• Apatis → Somnolen → Koma

Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
DIAGNOSA

Pemeriksaan Fisik
• Demam • Kultur
• Gangguan saluran • Hematologi
cerna • Coated tongue • Serologi
• Gangguan kesadaran • Bradikardia relative • Radiologi
• Nyeri tekan epigastrik
• Hepatomegali
• Splenomegali
Pemeriksaan
Anamnesa
Penunjang

Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

KULTUR
• Kultur darah
Minggu pertama – awal minggu kedu
a. Sensitivitas 40-60%
• Kultur tinja
Minggu kedua – minggu ketiga. Sensiti
vitas <50%
• Kultur urine
Minggu kedua – minggu ketiga. Sensiti
vitas 20-30%

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

HEMATOLOGI
• Anemia, pada umumnya terjadi ka
rena supresi sumsum tulang, defisi
ensi Fe atau perdarahan usus
• Leukopenia, namun jarang kurang
dari 3000/uL
• Limfositosis relative
• Trombositopenia, terutama pada
demam tifoid berat

Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

SEROLOGI
1. Rapid Diagnostic Test (Tubex TF dan Typhidot)
• Mendeteksi antibodi IgM
• Tubex → antigen O9 lipopolisakarida
• Typhidot → outermembrane protein (OMP)
• Sensitivitas 69% dan Spesifisitas 88%

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

SEROLOGI
2. Widal
• Mengukur kadar antibodi terhadap
antigen O dan H dari S. Typhi
• Kenaikan titer 4 kali lipat pada fase
akut ke fase konvalesens
• Uji Widal memiliki beberapa keterb
atasan sehingga tidak dapat diperca
ya sebagai uji diagnostik tunggal

Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

RADIOLOGI
• Foto thoraks → diduga terjadinya komplikasi pneumonia
• Foto abdomen → diduga terjadi komplikasi intraintestinal
(ex: perforasi usus)

Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PENATALAKSANAAN

Tirah baring

Suportif
Kebutuhan cairan
dan nutrisi tercapai

Simptomatik
Lini I
Farmakologi Kloramfenikol,
Ampisilin/Amoxicilin,
Kotrimoxazole
Antibiotik

Lini II
Cefixime, Ceftriaxone

Kemenkes RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta


Antibiotik Dosis
Kloramfenikol 50-100 mg/kgbb/hari, dibagi dalam 4 dosis
Selama 10-14 hari
Pemberian oral atau IV
Amoxicilin 100 mg/kgbb/hari
Selama 10 hari
Pemberian oral atau IV
Cotrimoxazole 6 mg/kgbb/hari
Selama 10 hari
Pemberian oral
Ceftriaxone 80 mg/kgbb/hari, sekali sehari
Selama 5 hari
Pemberian IV atau IM
Cefixime 10 mg/kgbb/hari, dibagi dalam 2 dosis
Selama 10 hari
Pemberian oral

Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PEMBAHASAN
• Dari anamnesis didapatkan adanya demam selama 10 hari, kelu
han disertai dengan manifestasi perdarahan hidung sebanyak 2 k
ali, mual muntah, BAB mencret dan penurunan nafsu makan
• Dari status generalis didapatkan tekanan darah 90/60 sampai 10
0/70, frekuensi nadi dan frekuensi napas dalam rentang normal,
suhu 36oC sampai 40oC
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan nyer
i tekan epigastrium
• Dari pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan hemoglobin
dan hematokrit, leukopenia, trombositopenia dan hasil tubex TF
reaktif
• Tatalaksana di IGD diberikan IVFD RL 30 tpm, seftriaxon 2x1
g iv, omeprazole 1x40 mg iv dan parasetamol 4x500 mg iv
• Tatalaksana di ruangan diberikan IVFD RL 30 tpm, sefepim 3
x1 g iv, omeprazole 1x40 mg iv, ondansentron 2x4 mg iv, para
setamol 4x500 mg iv, probiotik 2x1 sachet, domperidon sirup
3x2 cth
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai