Demam Tifoid
IDENTITAS
• ORANGTUA
Nama Ayah : Tn. E • Nama Ibu : Ny. T
• Usia : 38 tahun • Usia : 36 tahun
• Pekerjaan : Polisi • Pekerjaan : Perawat
ANAMNESIS
• Keluhan utama
Demam sejak 6 hari yang lalu
11 bulan berdiri
13 bulan berjalan
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit, reguler, nadi kuat, isi cukup
Pernapasan : 24 x/menit, reguler
Suhu : 36,2ºC
Antropometri
Tinggi Badan : 136 cm
Berat Badan : 43 kg
Index Massa Tubuh : 23,24 kg/m2
Height for age (5-19 years) (WHO)
• Median
Weight for age (5-19 years) (WHO)
• >+2SD
BMI for age (5-19 years) (WHO)
• >+2SD
Kepala
Bentuk : normocephali, deformitas (-)
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : pupil bulat, isokor, konjungtiva pucat (+/+),
sklera ikterik (-/-)
Mulut : gusi berdarah (-)
THT : tonsil T1-T1, faring hiperemis (-), sekret telinga
(-), septum deviasi (-), epistaksis (-)
Leher : kaku kuduk (-), tiroid dan kelenjar getah bening
tak teraba membesar
Thorax
Inspeksi : bunyi dan gerak dada simetris
Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi
Jantung : bunyi jantung I dan II
normal,
murmur (-), gallop (-)
Paru : vocal breathing sound
kanan=kiri,
rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, nyeri tekan epigastrium
(+), massa (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Perkusi : timpani
Ekstremitas
Akral hangat, sianosis (-) capillary refill time
<2 detik, edema (-), ptekie (-)
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG DI
IGD
Hasil lab tanggal 31 Mei 202
Status generalis 0
Keadaan umum : tampak sakit sedang Jenis Pemeriksaan Hasil
Frekuensi nadi : 96 x/menit Leukosit 3.600
Frekuensi napas : 20 x/menit
Eritrosit 4,2
Suhu : 38,1 C
Hemoglobin 11,8
Farmakologi
• Pro rawat inap
• IVFD RL 30 tpm makro
• Seftriaxon 2x1 g iv
• Omeprazole 1x40 mg iv
• Parasetamol 4x500 mg iv
Saran pemeriksaan
Cek tubex TF
FOLLOW UP PASIEN
Senin, 01 Juni 2020 (hari ke-1) Selasa, 02 Juni 2020 (hari ke-2) Rabu, 03 Juni 2020 (hari ke-3)
S : demam naik turun, mencret 4 kali S : demam naik turun, mencret 3 kali S : demam naik turun, mencret 3 kali,
sejak semalam, ampas (+), lendir (-), mual (+), nyeri perut (+) ampas (+), mual (+), nyeri perut (+)
darah (-), mual (+), muntah (+) 1 kali
,nafsu makan membaik
0 : TD 90/60 mmHg 0 : TD 100/70 mmHg
0 : TD 100/70 mmHg FN 92 x/menit, reguler, kuat
FN 82 x/menit, reguler, kuat
FN 84 x/menit, reguler, kuat FP 22 x/menit, reguler
FP 24 x/menit, reguler
FP 24 x/menit, reguler T 40,0 C
T 36 C
T 36,2 C Urine tampung ±1500 cc
A : demam berdarah dengue grade II warna kuning jernih
A : demam berdarah dengue grade II
demam tifoid
demam tifoid A : demam berdarah dengue grade II
P : diet makanan cair 1900 kkal demam tifoid
P : diet makanan cair 1900 kkal
IVFD RL 30 tpm makro
IVFD RL 30 tpm makro P : diet makanan cair 1900 kkal
Sefepim 3x1 g iv
Seftriaxon 2x1 g iv IVFD RL 30 tpm makro
Parasetamol 4x500 mg iv
Parasetamol 4x500 mg iv Sefepim 3x1 g iv
Omeprazole 1x40 mg iv
Omeprazole 1x40 mg iv Parasetamol 4x500 mg iv
Probiotik 2x1 sachet
Ondansentron 3x4 mg iv Omeprazole 1x40 mg iv
Domperidon sirup 3x2 cth
Probiotik 2x1 sachet Probiotik 2x1 sachet
Cek darah rutin/hari
Cek darah rutin/hari Domperidon sirup 2x2½ cth
Urine tampung
Perbanyak minum air putih Cek darah rutin/hari
FOLLOW UP PASIEN
Kamis, 04 Juni 2020 (hari ke-4) Jumat, 05 Juni 2020 (hari ke-5)
MCV 91 91 89 85 89
Tubex TF 6 (reaktif)
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM BERDARAH DENGUE
DEFINISI
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue pada anak . Jakarta
KLASIFIKASI
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium
DD Demam disertai ≥ 2 tanda : Leukopenia
• Sakit kepala Trombositopenia
• Nyeri retro-orbital Tak ditemukan tanda
• Mialgia kebocoran plasma
• Artralgia
DBD I Gejala diatas ditambah uji bendung positif Trombositopenia
Ada tanda
kebocoran plasma
DBD II Gejala diatas ditambah perdarahan spontan Trombositopenia
Ada tanda
kebocoran plasma
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders . FKUI. Jakarta
KLASIFIKASI
WHO 2009
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders . FKUI. Jakarta
KRITERIA DIAGNOSIS
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue pada anak. Jakarta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Leukosit
Hematologi • Trombosit
• Hematokrit
Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2014. Pedoman diagnosis dan tatalaksana infeksi dengue pada anak. Jakarta
PENATALAKSANAAN
Non-farmakologis
• Tirah baring
• Beri banyak minum untuk mengga
nti cairan yang hilang akibat kebo
coran plasma
Farmakologis
• Terapi suportif dan simtomatis
• Berikan infus sesuai dengan dehi
drasi sedang
• Kebutuhan cairan parenteral :
BB <15 kg : 7 ml/kgbb/jam
BB 15-40 kg : 5 ml/kgbb/jam
BB >40 kg : 3 ml/kgbb/jam
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
Hadinegoro, SR, dkk. 2012. Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal Disorders. FKUI. Jakarta
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM TIFOID
DEFINISI
Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
ETIOLOGI
Salmonella typhi
Bakteri ini berbentuk batang, gram ne
gatif, tidak membentuk spora, motil, b
erkapsul dan mempunyai flagella.
Memiliki 3 antigen :
• Antigen O (Antigen somatik), yaitu
terletak pada lapisan luar dari tubuh
kuman.
• Antigen H (Antigen Flagella), yang
terletak pada flagella, fimbriae atau pili
dari kuman
• Antigen Vi yang terletak pada kapsul.
Kemenkes RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta
Kemenkes RI. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta
GEJALA KLINIS
Demam
• Minggu I demam naik secara bertahap tiap
hari
• Minggu II demam kontinyu
Gangguan kesadaran
• Apatis → Somnolen → Koma
Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
DIAGNOSA
Pemeriksaan Fisik
• Demam • Kultur
• Gangguan saluran • Hematologi
cerna • Coated tongue • Serologi
• Gangguan kesadaran • Bradikardia relative • Radiologi
• Nyeri tekan epigastrik
• Hepatomegali
• Splenomegali
Pemeriksaan
Anamnesa
Penunjang
Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KULTUR
• Kultur darah
Minggu pertama – awal minggu kedu
a. Sensitivitas 40-60%
• Kultur tinja
Minggu kedua – minggu ketiga. Sensiti
vitas <50%
• Kultur urine
Minggu kedua – minggu ketiga. Sensiti
vitas 20-30%
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
• Anemia, pada umumnya terjadi ka
rena supresi sumsum tulang, defisi
ensi Fe atau perdarahan usus
• Leukopenia, namun jarang kurang
dari 3000/uL
• Limfositosis relative
• Trombositopenia, terutama pada
demam tifoid berat
Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SEROLOGI
1. Rapid Diagnostic Test (Tubex TF dan Typhidot)
• Mendeteksi antibodi IgM
• Tubex → antigen O9 lipopolisakarida
• Typhidot → outermembrane protein (OMP)
• Sensitivitas 69% dan Spesifisitas 88%
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SEROLOGI
2. Widal
• Mengukur kadar antibodi terhadap
antigen O dan H dari S. Typhi
• Kenaikan titer 4 kali lipat pada fase
akut ke fase konvalesens
• Uji Widal memiliki beberapa keterb
atasan sehingga tidak dapat diperca
ya sebagai uji diagnostik tunggal
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2016. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik Demam Tifoid.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
• Foto thoraks → diduga terjadinya komplikasi pneumonia
• Foto abdomen → diduga terjadi komplikasi intraintestinal
(ex: perforasi usus)
Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PENATALAKSANAAN
Tirah baring
Suportif
Kebutuhan cairan
dan nutrisi tercapai
Simptomatik
Lini I
Farmakologi Kloramfenikol,
Ampisilin/Amoxicilin,
Kotrimoxazole
Antibiotik
Lini II
Cefixime, Ceftriaxone
Pudjiadi, Antonius dkk. 2010. Pedoman Pelayanan Medis –Ikatan Dokter Anak Indonesia, jilid 1.
PEMBAHASAN
• Dari anamnesis didapatkan adanya demam selama 10 hari, kelu
han disertai dengan manifestasi perdarahan hidung sebanyak 2 k
ali, mual muntah, BAB mencret dan penurunan nafsu makan
• Dari status generalis didapatkan tekanan darah 90/60 sampai 10
0/70, frekuensi nadi dan frekuensi napas dalam rentang normal,
suhu 36oC sampai 40oC
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan nyer
i tekan epigastrium
• Dari pemeriksaan penunjang didapatkan penurunan hemoglobin
dan hematokrit, leukopenia, trombositopenia dan hasil tubex TF
reaktif
• Tatalaksana di IGD diberikan IVFD RL 30 tpm, seftriaxon 2x1
g iv, omeprazole 1x40 mg iv dan parasetamol 4x500 mg iv
• Tatalaksana di ruangan diberikan IVFD RL 30 tpm, sefepim 3
x1 g iv, omeprazole 1x40 mg iv, ondansentron 2x4 mg iv, para
setamol 4x500 mg iv, probiotik 2x1 sachet, domperidon sirup
3x2 cth
THANKYOU