Anda di halaman 1dari 26

Oleh:

Yunan Jiwintarum
Regulasi Sel

Regulasi/Pengaturan Kehidupan Sel

Regulasi Sintesa Protein

Regulasi Ekspresi DNA (Materi Genetik)


REGULASI SEL

- Sel bersifat homeostasis (seimbang)


- Jika ada yang lebih dikurangi
- Jika ada yang rusak diperbaiki
- Regulasi sel dilakukan lewat enzim dan hormon
- Enzim dan hormon adalah protein
Sehingga :

Regulasi sel Regulasi sintesa protein


Pengaturan Sintesis Protein
 Jika Protein yang diperlukan
oleh sel sudah cukup u/
memenuhi kebutuhan 
sintesisnya harus dihentikan
 jika TIDAK maka energi
yang terdapat dalam sel akan
terkuras/terpakai sia-sia
Pengaturan Sintesis Protein
 Adaptasi ensim telah lama diketahui 
suatu ensim tertentu hanya terdapat
dalam sel jika ada substrat yang harus
dirubah
 Francois Jacob & Jacques Monod 
penelitian pd bakteri E. coli  meneliti
ensim yg terlibat pd metabolisme
laktosa ”bahwa dalam sel ada
fenomena INDUKSI”
Pengaturan Sintesis Protein
“Jika dalam sel terdapat galaktosida
sebagai perangsang (“inducer”)
maka sel akan menghasilkan ensim
beta-galaktosidase 1000X lebih
banyak dibandingkan dengan sel
yang dipelihara pada substrat yang
tidak mengandung galaktosida.”
Teori Jacob & Monod

 1961
1. Pada Kromosom sel-sel prokaryotik
terdapat 3 jenis Gen  Gen pengatur,
gen operator dan gen struktural.
Kegiatan Gen Struktural diatur oleh gen
operator.
Komplek gen operator dan gen struktural
disebut Operon
Teori Jacob & Manod
2. Gen pengatur membentuk substansi yang
dinamai “Repressor”.
Repressor ada 2  yg aktif & yg belum
aktif
Repressor yg aktif  menghalangi
pekerjaan gen operator shg gen struktural
tidak dapat membentuk RNA  akibatnya
pembentukan protein (ensim) tidak dapat
berlangsung
Teori Jacob dan Manod
3. Jika ada “Inducer” tertentu yg
menghalangi  Repressor yg semula aktif
berubah menjadi tidak aktif sehingga
pekerjaan operator tdk lagi terhalang 
Gen operator dapat “memerintahkan” gen
struktural u/ membentuk RNA  sintesis
protein (ensim) dapat berlangsung
Inducer  berupa substrat/molekul lain yg
terdapat dalam sitoplasma
Teori Jacob & Manod
4. Repressor yg tidak aktif hanya dapat
menghalangi pekerjaan gen operator 
jika diaktifkan o/ gen ko-repressor
Jika ada ko-repressor yang membantu
repressor  maka pekerjaan gen
operator terhalang  sehingga tidak
ada pembentukan protein (ensim)
Teori Jacob & Manod
5. Sebuah gen Operator hanya dapat
dikendalikan (diatur) oleh satu
mekanisme saja  “Mekanisme Induksi”
atau “Mekanisme Repressi.”
 “Bahwa Pengaturan Sintesis protein
pada bakteri menurut dua mekanisme
(sistem) yaitu: 1) Sistem Induksi; 2)
Sistem Repressi
Pengaturan Sintesis Protein
1. Sistem Induksi (inducible enzyme system)
 repressor dihalangi o/ “inducer” 
sehingga operator dapat bekerja (“Switch
On”)  sehingga pembentukan protein
(ensim) dapat berlangsung
2. Sistem Repressi, Repressor tidak aktif 
jika ada ko-repressor barulah repressor aktif
menghalangi pekerjaan operator sehingga
operator tidak dapat bekerja (“Switch Off”)
 akibatnya Protein (ensim tidak terbentuk)
Pengaturan Sintesis Protein
 Teori Jacob & Manod menunjukkan
bahwa:
1. Pengaturan sintesis protein tersebut
berlangsung pada tahap transkripsi
2. Kecepatan Sintesis Protein
berbanding langsung dengan
kecepatan pembentukan m-
RNA/RNA-duta
Pengaturan Sintesis Protein
 Operon  Kumpulan Gen yang
produknya diekspresikan bersama-sama
dan berfungsi koordinatif dalam fungsi
metabolisme tertentu
 Ciri utama Operon m-RNA bersifat
polisistronik yakni 1 utas m-RNA tdd
lebih dari 1 coding region
 Contoh operon: Operon lac & operon trp
Sistem Operon melibatkan seperangkat gen yang
terdiri atas :
1. Gen struktural
adalah gen yang mengkode sintesa suatu protein
tertentu
2. Gen operator
adalah gen yang menghasilkan zat operator,
yaitu zat yang mendorong gen struktural untuk
bertranskripsi
3. Gen regulator
adalah gen yang menghasilkan zat represor, yaitu
zat yang menghambat kerja dari gen operator
Represor Operator S1 S2 S3

RNA

Protein

Substrat
Contoh mekanisme represi dan induksi gen lacZ
Perangsangan/Stimulus dalam Regulasi Sel

Sel eukariotik dapat menerima rangsangan untuk


bertranskripsi melalui rangsangan SARAF dan
HORMON

Rangsangan Saraf
- membangkitkan dan menyampaikan rangsangan
dalam bentuk listrik dan cairan neurotransmitter
- jika rangsangan diterima oleh membran sel
penerima, diteruskan ke DNA untuk bertranskripsi
dan bertranslasi
- jika yang dirangsang adalah sel kelenjar, maka
terjadi arus stimulus sebagai berikut :

DNA--> transkripsi -->translasi--> protein -->sekresi


Hormon
- diproduksi di kelenjar buntu (endokrin)
- lebih banyak merangsang sel-sel di alat
kelamin/reproduksi dan kelenjar biasa
- dibedakan menjadi dua golongan :
1. Hormon steroid
- dapat langsung berdifusi kedalam sel dan inti sel untuk
merangsang DNA
- berfungsi sebagai induktor terhadap operon
2. Hormon non steroid
- tidak dapat berdifusi kedalam sel
- diterima reseptor di membran sel
- reseptor menginduksi enzim adenil siklase yang
mengurai ATP menjadi cAMP
Hormon atau neurotransmitter merangsang sel efektor
lewat cAMP
Hormon dan
neurotransmitter

Reseptor
Plasmalemma

Adenil
siklase

ATP cAMP

Enzim kinase
Membran inti

DNA
Kesimpulan
“Regulasi kehidupan pada
tingkat sel sudah dilakukan
atau dimulai pada level
DNA”

Anda mungkin juga menyukai