Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK TR 3

KELAINAN SPERMATOZOA
SPERMATOGENESIS
Pengertian sperma
Sperma atau disebut juga spermatozoa adalah sel
gamet dari laki-laki yang bertugas membuahi sel
terlur wanita agar pembuahan dan kehamilan terjadi.
PEMBENTUKAN SPERMA
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama
masa seksual aktif akibat stimulasi oleh hormon
gonadotropin yang dihasilkan di hipofisis anterior,
yang dimulai rata-rata pada umur 13 tahun dan terus
berlanjut hampir di seluruh sisa kehidupan, namun
sangat menurun pada usia tua.
SEMEN
Cairan yang diejakulasikan pada saat orgasme,
yakni semen (air mani), mengandung sperma dan
sekret vesikula seminalis, prostat, kelenjar Cowper, dan
mungkin kelenjar uretra (Tabel 2.3). Volume rerata per
ejakulat adalah 2,5-3,5 mL setelah beberapa hari tidak
dikeluarkan. Volume semen dan hitung sperma
menurun cepat bila ejakulasi berkurang. Walaupun
hanya diperlukan satu sperma untuk membuahi ovum,
setiap milliliter semen normalnya mengandung 100 juta
sperma.
MORFOLOGI
Satu spermatozoon terdiri atas kepala dan ekor. Kepala
lonjong dilihat dari atas dan pyriform dilihat dari
samping, lebih tebal dekat leher dan menggepeng ke
ujung Kepala 4-5 um panjang dan 2,5-;3,5 um lebar.
FAKTOR-FAKTOR HORMONAL YANG
MERANGSANG SPERMATOGENESIS
Luteinzing hormone
Testosterone
Hormon perangsang-folikel (FSH),
Estrogen
Hormon pertumbuhan
MASALAH PADA SPERMA
FAKTOR UMUM
Umur
Frekuensi bersenggama
Lama berusaha

FAKTOR KHUSUS
Faktor Pre testicular
Faktor Post testicular
Faktor testicular
Reaksi imunologis
Faktor lingkungan
FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI SPERMA
TERHADAP FERTILITAS
Mengapa hanya satu sperma yang masuk ke dalam
Oosit?
Karena dalam waktu beberapa menit setelah sperma yang
pertama melakukan penetrasi ke zona pelusida ovum, ion
kalsium berdifusi ke dalam melalui membrane oosit dan
menyebarkan banyak granula kortikal dilepaskan melalui
eksositosis dari oosit ke dalam ruang perivitelina. Granula-
granula ini mengandung zat yang dapat menembus semua
bagian zona pelucida dan mencegah pengikatan sperma
yang lain dan granula tersebut bahkan menyebabkan
sperma yang sudah berikatan menjadi jatuh.
Pengaruh suhu pada Spermatogenesis
Peningkatan suhu pada testis dapat mencegah
spermatogenesis dengan menyebabkan degenerasi
sebagian besar sel-sel tubulus seminiferous selain
spermatogonia.
Pengaruh jumlah sperma terhadap fertilitas
Ketika jumlah sperma dala setiap mililiter turun kira-
kira di bawah 20 juta, orang tersebut kemungkinan
mengalami infertilitas. Sehingga, walaupun hanya satu
sperma yang diperlukan untuk membuahi ovum,
dengan alasan yang belum dimengerti, ejakulasi
biasanya harus mengandung sejumlah besar sperma
agar hanya satu sperma yang membuahi ovum.
Pengaruh morfologi dan motilitas sperma
terhadap fertilitas
Kadang-kadang orang memiliki jumlah sperma yang
normal tetapi tetap infertile. Bila hal ini terjadi,
kadang-kadang ditemui separuh dari jumlah sperma
yang memiliki kelainan fisik, seperti memiliki dua
kepala, bentuk kepala yang tidak normal, atau ekor
yang tidak normal.
Kelainan sperma
Jumlah sperma
Cairan yang dikeluarkan pria pada saat ejakulasi
sewaktu senggama disebut cairan semen. Volume
normal cairan semen sekitar 2-5 ml. Cairan semen ini
berwarna putih mutiara dan berbau khas bunga akasia
dengan pH 7-8. Volume cairan semen dianggap
rendah, volume semen yang melebihi 5ml juga
dianggap abnormal.
Azoospermia
Jenis kelainan di mana tidak di temukan adanya sel
sperma dalam semen atau air mani pada saat pria
mengalami ejakulasi.
Oligospermia
jenis kelainan di mana jumlah sel sperma sangat
sedikit atau kurang dari kadar normal dalam air mani.
Asthenozoospermia
Gangguan sperma ini merupakan gerakan sperma
yang rendah
Teratorspermia
kondisi di mana bentuk sperma abnormal sangat
banyak dan jumlah morfologi sperma normal kurang
dari 30%.
KELAINAN BENTUK (MORFOLOGI)
Makro : 25 % > kepala normal
Mikro : 25 % < kepala normal
Taper : kurus, lebar kepala ½ yang normal, tidak jelas batas akrosom,
memberi gambaran cerutu
Piri : memberi gambaran ”tetesan air mata”
Amorf : Bentuk kepala yg ganjil, permukaan tidak rata, tidak jelas batas
akrosom
Round : bentuk kepala seperti lingkaran, tidak menunjukkan akrosom
Piri : tidak jelas adanya kepala yang nyata, tampak midpiece dan ekor saja
Cytoplasmic droplet : menempel pada kepala atau midpiece, lebih cerah
Ekor abnormal : pendek / spiral / permukaan tidak halus / ganda
PERGERAKAN LEMAH
Untuk mencapai sel telur, sel sperma harus mampu
melakukan perjalanan panjang. Ini pun menjadi
penentu terjadinya pembuahan. Jumlah sel sperma
yang cukup, jika tak dibarengi pergerakan yang
normal, membuat sel sperma tak akan mencapai sel
telur.
CAIRAN SEMEN TERLALU KENTAL
Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel
sperma sulit bergerak. Pembuahan pun menjadi lebih
sulit karena sel sperma tak berhasil mencapau sel
telur. Pada kasus normal, saat diejakulasikan, cairan
semen dalam bentuk yang kental akan mencair antara
15-30 menit.
SALURAN TERSUMBAT
Saat ejakulasi, sperma keluar dari testis menuju penis
melalui saluran-saluran yang sangat halus. Jika
saluran-saluran itu tersumbat, maka sperma tidak
dapat keluar. Umumnya hal ini disebabkan trauma
pada benturan. Bisa juga karena kurang menjaga
kebersihan alat kelamin sehingga menyuburkan
kehidupan virus atau bakteri.
KERUSAKAN TESTIS
Testis dapat rusak karena virus dan berbagai infeksi
seperti gonorhoe, sifilis dan sebagainya.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan makroskopik:
Terdapat lima hal yang diukur pada pemeriksaan
makroskopik ini, yaitu pH, koagulasi/pengenceran,
warna, viskositas dan volume semen.
Pemeriksaan Mikroskopik
Aglutinasi sperma
Jumlah dan konsentrasi
Motilitas
TERAPI
Terapi hormon = bila kuantitas sperma rendah
disebabkan oleh rendahnya hormon gonadotropin
Inseminasi artifisial = semen dikumpulkan dan di
pekatkan dan kemudian dimasukkan kedalam uterus
Fertilisasi invitro = konsepsi dilakukan di
laboratorium dan sel telur hasil konsepsi tersebut di
masukkan kembali ke dalam uterus
KESIMPULAN
Spermatogenesis adalah Proses pembentukan dan pemasakan
spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui
proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk
membentuk sperma fungsional. Tahap pembentukan spermatozoa
dibagi atas tiga tahap yaitu Spermatocytogenesis, Tahapan Meiois,
Tahapan Spermiogenesis. Faktor yang Mempengaruhi Proses
spermatogenesis sangat sensitif terhadap fluktuasi lingkungan,
khususnya hormon dan suhu.
Ada beberapa kelainan pada sperma, pertama Oligoteratozoospermia.
Bentuk sperma tidak normal serta jumlah sel sperma yang dihasilkan
hanya sedikit. Azoospermia, cairan semen tidak ada atau nyaris tidak
ditemukan adanya sel sperma sama sekali.Dysspermia, kemampuan
gerak atau motilitas sperma rendah.

Anda mungkin juga menyukai