Anda di halaman 1dari 12

PENYAKIT FILARIASIS

Keperawatan Medikal Bedah I


yang dibina oleh Ibu Nurul Hidayah, S.Kep, Ns, M.Kep
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Oleh :
- Khilda Habsyiyyah
(P17220192024)
- Farhah Nahdia Kamilah
(P17220193026)
- Mella Nur Sabillah
(P17220193028)
- Sevia Kurnia Fitri
(P17220193029)
- Sumikatul Zanah
(P17220193030)
- Risky Rahma Sari Putri
(P17220193031)
Sejarah
Filariasis telah diketahui sejak jaman sebelum masehi dari beberapa
Filariasis peninggalan kuno yang menggambarkan bagaimana masyarakat di
masa itu sudah ada yang menderita filariasis kronis (elephantiasis).
Sekitar tahun 1501-1480 sebelum masehi (SM) ditemukan sebuah
relief kuno di sebuah kuil pemakaman ratu Hatshepsut di lereng
gunung di Thebes, Mesir. Dalam relief itu digambarkan putri Punt
yang menderita elephatiasis pada bagian kakinya. Sekitar tahun 600
SM sebuah gejala klinis filariasis bancrofti diceritakan telah terjadi
pada masyarakat oleh seorang tabib Hindu Persia. Pada awal tahun
600–700 SM masa pemerintahan dinasti Sui, digambarkan secara
lengkap gejala mirip LF termasuk filarial acute
lymphadenitis/lymphangitis (ADL), lymphedema/elephantiasis,
chyluria, dan hydrocele dalam “General treatise on the cause and
symptoms of diseases: yang diterbitkan tahun 610 M oleh tabib
terkenal masa itu.
Pengertian
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit
Filariasis menular menahun yang disebabkan oleh cacing
filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia,
Anopheles, Culex, Armigeres. Cacing tersebut
hidup di saluran dan kelenjar getah bening dengan
manifestasi klinik akut berupa demam berulang,
peradangan saluran dan saluran kelenjar getah
bening.
Gejala Klinis Filariasis
Demam berulang-ulang selama 3 – 5 hari, demam dapat hilang
01 bila beristirahat dan muncul kembali setelah bekerja berat.

Pembengkakan kelenjar limfe (tanpa ada luka) di daerah


lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan.
Diikuti dengan radang saluran kelenjar limfe yang terasa panas
02 dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan
ke arah ujung (Retrograde lymphangitis) yang dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darah.

Pembesaran tungkai, buah dada, dan buah zakar yang


terlihat agak kemerahan dan terasa panas (Early
03 lymphodema). Gejala klinis yang kronis berupa
pembesaran yang menetap pada tungkai, lengan, buah
dada, dan buah zakar tersebut.
Faktor Resiko Penyakit Filariasis

Faktor manusia
01

Faktor nyamuk
02

Faktor lingkungan
03

I hope and I believe that this Template will your Time, Money and Reputation. Get a modern
PowerPoint Presentation that is beautifully designed.
04
Faktor manusia

Umur. Filariasis dapat menyerang semua kelompok umur.


Jenis Kelamin. Laki-laki maupun perempuan dapat
terserang penyakit filariasis, tetapi laki-laki memiliki
Insidensi lebih tinggi daripada perempuan karena pada
umumnya laki-laki lebih sering terpapar dengan vektor
karena pekerjaannya..
Imunitas. Orang yang pernah terinfeksi filariasis
sebelumnya tidak terbentuk imunitas dalam tubuhnya
terhadap filaria, demikian pula yang tinggal di daerah
endemis biasanya tidak mempunyai imunitas alami
terhadap penyakit filariasis
Ras. Penduduk pendatang pada daerah endemis filariasis
memiliki risiko terinfeksi filariasis lebih besar dibanding
penduduk asli.
Faktor nyamuk

Nyamuk termasuk serangga yang melangsungkan siklus


kehidupan di air. Siklus hidup nyamuk akan terputus
apabila tidak terdapat air. Sekali bertelur nyamuk dewasa
dapat menghasilkan ± 100-300 butir, dengan ukuran
sekitar 0,5 mm. Setelah 1-2 hari telur akan menetas jadi
jentik, 8-10 hari menjadi kepompong (pupa), dan 1-2 hari
menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk jantan akan terbang
disekitar perindukkannya dan makan cairan tumbuhan
yang ada disekitarnya. Makanan nyamuk betina yaitu
darah, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan telurnya.
Faktor Lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi distribusi kasus


filariasis dan mata rantai penularannya. Tipe perkotaan
(urban) memiliki daerah endemis di daerahdaerah
perkotaan yang kumuh, padat penduduk dan banyak
genangan air kotor sebagai habitat dari vektor yaitu
nyamuk. Daerah endemis tipe pedesaan (rural)
memiliki kondisi lingkungan yang secara umum sama
dengan daerah endemis yaitu di daerah sungai, hutan,
rawa-rawa, sepanjang sungai atau badan air lain yang
ditumbuhi tanaman air.
 
Mekanisme Penularan Filariasis
Siklus hidup cacing Filaria terjadi melalui dua tahap, yaitu:
01 Tahap pertama
Perkembangan cacing Filaria dalam tubuh nyamuk
sebagai vector yang masa pertumbuhannya kurang
lebih 2 minggu

02
Tahap Kedua
Perkembangan cacing Filaria dalam tubuh manusia
(hospes) kurang lebih 7 bulan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai