Anda di halaman 1dari 45

PRINSIP DAN ALAT EVALUASI

• Prinsip umum dan penting dalam kegiatan


evaluasi,yaitu adanya trianggulasi atau hubungan erat
tiga komponen yaitu antara:
(a) Tujuan pembelajaran
(b) Kegiatan pembelajaran atau KBM
(c) Evaluasi
tujuan

KBM evaluasi
a. Hubungan antara tujuan dengan KBM
• Kegiatan belajar-mengajar yang dirancang dalam
bentuk RPP disusun oleh guru dengan mengacu pada
tujuan yang hendak dicapai.
• Anak panah yang menunjukkan hubungan antara
keduanya, mengarah pada tujuan dengan makna
bahwa KBM mengacu pada tujuan, tetapi mengarah
dari tujuan ke KBM menunjukkan langkah dari tujuan
dilanjutkan pemikiran ke KBM

b. Hubungan antara tujuan dengan evaluasi


• Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk
mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Anak
panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Dalam
menyusun alat evaluasi mengacu pada tujuan yang
dirumuskan.
c. Hubungan antara KBM dengan evaluasi

• KBM dirancang dan disusun dengan mengacu pada


tujuan yang telah dirumuskan

• Alat evaluasi juga disusun dengan mengacu pada


tujuan,disamping harus mengacu atau disesuaikan
dengan KBM yang dilaksanakan.

• Kecenderungan dalam praktek sekarang adalah bahwa


hasil belajar hanya dilakukan dengan tes
tertulis,menekankan aspek pengetahuan saja.hal-hal
yang berkaitan dengan aspek-aspek lain kurang
mendapat perhatian dalam evaluasi.
ALAT EVALUASI

• Alat Evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk


mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien.

• Kata “alat” biasa disebut dengan istilah “instrumen”.


Dengan demikian alat evaluasi juga dikenal dengan
instrumen evaluasi

• Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi


sesuatu yang dievaluasi dengan hasil seperti keadaan
yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tsb evaluator
menggunakan cara atau teknik, oelh karena itu dikenal
teknik evaluasi.

• Ada dua teknik evaluasi yaitu teknik non tes dan teknik tes.
a. Teknik nontes
Yang tergolong teknik non tes :
• Skala bertingkat (rating scale)
• Kuesioner (questionair)
• Daftar cocok (check list)
• Wawancara (interview)
• Pengamatan (observation)
• Riwayat hidup

1) Skala bertingkat (rating scale)


Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk
angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Seperti
Oppenheim mengatakan: Rating gives anumerical
value to some kind of judgement, maka suatu skala
selalu disajikan dalam bentuk angka.
• Contoh : skor atau biji yang diberikan oleh guru di
sekolah untuk menggambarkan tingkat prestasi belajar
siswa. Siswa yang mendapat skor 8 digambarkan di
tempat yang lebih kanan dalam skala, dibandingkan
penggambaan skor 5

. . . . . . .
4 5 6 7 8

• Biasanya angka-angka yang digunakan diterakan pada


skala dengan jarak yang sama, meletakkan secara
bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi, maka skala
ini dinamakan skala bertingkat.
• Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan skala.
Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif
maka penilaian terhadap penampilan atau
penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam
bentuk skala.

• Contoh : kecenderungan seseorang terhadap jenis


kesenian tertentu :

. . . . . . .
1 2 3 4 5
Sangat Tidak Biasa Suka Sangat suka
tidak suka suka
2) Kuesioner (questionair)
• Kuesioner sering juga dikenal sebagai angket.
Kueseioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang
keadaan/data diri,pengalaman,pengetahuan sikap atau
pendapatnya dll.

• Macam kuesioner ditinjau dari beberapa segi sbb :


a. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab,maka ada:
(1) Kuesioner langsung
dikatakan langsung jika kuesioner tsb dikirimkan
langsung dan diisi langsung oleh orang yang akan
dimintai jawaban tentang dirinya.
(2) Kuesioner tidak langsung
adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang
yang dimintai keterangannya. Kuesioner tidak langsung
biasanya digunakan untuk mencari informasi tentang
bawahan,anak,saudara, tetangga dsb.

b). Ditinjau dari segi menjawab, dibedakan atas


(1) Kuesioner tertutup : kuesioner yang disusun
dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap
sehingga pengisinya tinggal memberi tanda
pada jawaban yang dipilih.
Contoh :

Tingkat pendidikan yang sekarang Anda ikuti adalah:


SD SLTP SLTA V PT

Tanda cek (V) dibubuhkan pada kotak PT jika pengisi


berstatus mahasiswa.
(2) Kuesioner terbuka : kuesioner yang disusun
sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas
mengemukakan pendapatnya. Disusun apabila macam
jawaban pengisi belum terperinci dengan jelas
sehingga jawabannya beranekaragam. Kuesioner
terbuka juga digunakan untuk meminta pendapat
seseorang.
Contoh :
Untuk membimbing mahasiswake arah kebiasaan
membaca buku-buku asing,maka sebaiknya setiap
dosen menunjuk buku asing sebagai salah satu buku
wajib.
Bagaimana pendapat saudara ?
Jawab : .....................................
(3) Daftar cocok (check list) : deretan pernyatan(yang biasanya
singkat-singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal
membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan.
Contoh :
Berilah tanda (v) pada kolom yang sesuai dengan pendapat
saudara

Pendapat Penting Biasa Tidak


Pernyataan Penting
1. Melihat pemandangan indah

2. Olahraga tiap pagi

3. Melihat film

4. Belajar menari

5. Tulisan bagus

6. Berkunjung ke kawan
• Ada pendapat mengatakan bahwa sebenarnya skala
bertingkat dapat digolongkan ke dalam daftar cocok karena
dalam skalabertingkat, responden juga diminta untuk
memberikan tanda cocok pada pilihan yang tepat.

(4). Wawancara (interview): suatu metode atau cara yang


digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden
dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak
karena dalam wawancara ini responden tidak diberi
kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.
Pertanyaan hanya dilakukan oleh subjek evaluasi.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a) Intervieu bebas, dimana responden mempunyai
kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa
dibatasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh
subjek evaluasi.
b) Interviu terpimpin, yaitu interviu yang dilakukan oleh
subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu.
• Responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal
memilih jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya
• Pertanyaan kadang-kadang bersifat sebagai yang
memimpin,mengarahkan,dan menjawab sudah dipimpin
oleh sebuah daftar cocok,sehingga dalam menuliskan
jawaban,ia tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat
yang sesuai dengan keadaan responden.

(5) Pengamatan (observation): suatu teknik yangdilakukan


denan cara mengadakan pengataman secara teliti serta
pencatatan secara sistematis.
Ada tiga macam obervasi :
(a) Obervasi partisipan : obervasi yang dilakukan oleh
pengamat, tetapi dalam hal ini pengamat memasuki dan
mengikui kegiatan kelompok yang sedang diamati.
Observasi partisipan dilaksanakan sepenuhnya jika
pengamat betul-betulmengikuti kegiatan kelompok,bukan
hanya pura-pura, sehingga ia dapat menghayati dan
merasakan seperti yang dirasakan oleh orang-orang
dalam kelompok yang diamati.
Contoh :untuk mengamati kehidupan mahasiswa
penyewa kamar, pengamat menjadi mahasiswa dan
menyewa kamar.

(b) Obervasi sistematik : dimana faktor-faktor yang diamati


sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur
menurut kategorinya.
• Berbeda dengan obervasi partisipan, maka dalam
obervasi sistematik pengamat berda di
luarkelompok,dengan demikian pengamat tidak
dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.

(c) Obervasi eksperimental : terjadi jika pengamat tidak


berpartisipasi dalam kelompok. Pengamat dapat
mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi
sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai
dengan tujuan evaluasi.

(6) Riwayat hidup : gambaran tentang keadaan seseorang


selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari
riwayat hidup,maka subjek evaluasi akan dapat menarik
suatu kesimpulan tentang kepribadian,kebiasaan,dan
sikap dari objek yang dinilai.
b. Teknik tes
Apa sebenarnya tes ?
Ada bermacam-macam rumusan tentang tes.
• Menurut Muchtar Bukhori dalam bukunya “Teknik-
Teknik Evaluasi” :
Tes ialah suatu “percobaan yang diadakan
untukmengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran
tertentu pada seorang murid atau kelompok murid”

• Webster’s Collegiate : “ Test = any series of questions or


exercises or other means of measuring the skill,
knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an
individual or group.”
Artinya : tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan,
pengetahuan,inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok

• Dalam buku “ Encyclopedia of Eduvational Evaluation”


:Tes is comprehensive assessment of an individual or
to an entire program evaluation effort.
Artinya tes adalah penilaian komprehensihf terhadap
seorang individu atau keseluruhan usaha evaluasi
program.

• Berdasarkan pengertian-pengertian tsb disimpulkan bahwa


“tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika
dibandingkan dengan alat-alat yang lain,tes ini bersifat
lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan”.
• Dikaitkan dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah, khususnya
di suatu kelas,maka tes mempunyai fungsi ganda yaitu : untuk
mengukur siswa dan untuk mengukur keberhasilan program
pengajaran.

• Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka


dibedakan atas adanya 3 macam tes yaitu :
1) Tes diagnostik

• Seorang guru yang baik,tentu akan merasa bahagia apabila dapat


membantu siswanya sehingga dapat mencapai kemajuan secara
maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

• Sebelum memberikan bantuan dengan tepat, guru harus


mengadakan tes yang maksudnya mengadakan diagnosis. Tes ini
disebut tes diagnostik.

• Jika disejajarkan antara pekerjaan dokter dan guru,maka terlihat


sbb :
Dokter Guru
1

Diagnosis Tes Diagnostik

2
Terapi Bantuan

Tes Diagnostik : tes yang digunakan untuk mengetahui


kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-
kelemahan tsb dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
• Mengingat bahwa sekolah sebagai sebuah transfomasi,maka letak
tes diagnostik dapat dilihat pada diagram sbb :

1 2 3 4

Input Output

• Tes Diagnostik ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input


untuk mengetahui apakah calon tsb sudah menguasai pengetahuan
yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan disekolah
yang dimaksudkan.
• Dalam pembahasan secara umum tes inidisebut tes penjajagan
masuk (entering behaviour test). Karena tes ini mengukur tingkat
penguasaan pengetahuan dasar untuk dapat menerima
pengetahuan lanjutannya maka disebut dengan pengetahuan bahan
prasyarat (pre –requisite) sehingga disebut tes prasayarat atau pre-
requisite test.
• Tes dianostik ke-2 dilakukan terhadap calon siswa yang
sudah akan dimulai mengikuti program.
• Apabila cukup banyak calon siswa yang akan diterima
sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk
pembagian kelas diperlukan suatu pertimbangan khusus
(apakah disatukan atau diisi dengan campuran anak baik,
sedang atau kurang) untuk itu diperlukan informasi yang
diperoleh dengan tes diagnostik, sehingga berfungsi sebagai
tes penempatan (placement tes)

• Tes dianostik ke-3 : dilakukan terhadap siswa yang sedang


belajar. Tidak semua siswa dapat menerima pelajaran yang
diberikan oleh guru dengan lancar.Sebagai guru yang
bijaksana, maka harus sekali-kali memberikan tes diagnostik
untuk mengetahui bagian mana bahan yang diberikan belum
dikuasai oleh siswa.
• Tes dianostik ke-4 diadakan pada waktu siswa akan
mengakhiri pelajaran. Dengan tes ini guru akan dapat
mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang
ia berikan.

2) Tes formatif
• Dari kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif,
maka evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu
program tertentu. Dalam kedudukannya seperti ini tes
formatif dapat juga dipandang sebagai tes dianostik pada
akhir pelajaran.

• Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan padanakhir


setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir
proses.
pre-test post-test
(tes awal) program (tes akhir)

• Evaluasi formatif mempunyai manfaat,baik bagi siswa,guru


maupun program itu sendiri

• Manfaat bagi siswa :


a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah
menguasai bahan program secara menyeluruh
b) Merupakan penguatan (reinforcemet) bagi siswa.
c) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik yang diperoleh
setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahan-
kelemahannya.
d) Sebagai diagnosis. Bahan pelajaran yang sedang dipelajari
oleh siswa merupakan serangkaian pengetahuan,
ketrampilan, atau konsep. Dengan mengetahui hasil tes
formatif,siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana
dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.

Manfaaf bagi guru :


a) Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan
sudah dapat diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan
pula apakah guru itu harus mengganti cara menerangkan
(strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara
(strategi) yang lama.
b) Mengetahui bagian-bagian manadari bahan pelajaran yang
belum menjadimilik siswa. Apabila bagian yang belum
dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian
pelajaran yang lain,maka bagian itu harus diterangkan lagi,
dan barangkali memerlukan cara atau media lain untuk
memperjelas
• Contoh :

bahan I bahan II bahan III

Dari gambar ini dapat dilihat bahwa dari bahan III ada bagian
yang belum dikuasai. Celah yang belum dikuasai pada bahan
III lebih besar dari bahan II dan bahan I karena bahan yang
belum dikuasai dibahan I akan terbawa terus dan merupakan
hambatan yang membesar.

c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program


yang akan diberikan.
Manfaat bagi program : setelah diadakan tes formatif maka
diperoleh hasil. Dari hasil tsb dapat diketahui :
a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program
yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Apakah program tsb membutuhkan pengetahuan-
pengetahuan prasyarat yang belum diperhatikan.
c) Apakah diperlukan alat,sarana,dan prasarana untuk
mempertinggi hasil yang akan dicapai
d) Apakah metode,pendekatan,dan alat evaluasi yang
digunakan sudah tepat

3) Tes sumatif
• Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah
berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah
program yang lebih besar
• Dalam pengalaman di sekolah,tes formatif dapat
disamakan.sengan ulangan harian, sedangkan tes sumatif
dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya
dilaksnakan pada tiap akhir caturwulan atau semester.
• Secara diagramis maka hubungan antara tes sumatif sbb :

Program Program Program Program Program

F F F F F
S

• Keterangan : F = tes formatif S = tes sumatif

Manfaat Tes Sumatif


ada beberapa manfaat tes sumatif, diantaranya yang
terpenting adalah :
a) Untuk menentukan nilai.
Nilai dari tes sumatif digunakan untuk menentukan
kedudukan anak.
• Dalam penentuan nilai setiap anak dibandingkan dengan
anak-anak lain. Asumsi yang mendasari pandangan ini
adalah bahwa prestasi belajar siswa-siswa dalam sebuah
kelas, akantergambar dalam sebuah kurva normal

• Sebagian besar anak-anak dikelas itu akan terletak di tengah-


tengah daerah kurva, yaitu di daerah “sedang”, sebagian kecil
terletak di daerah “atas” dan sebagain lain lagi akan terletak
di daerah “bawah”

-3 SD -2 SD -1 SD 0 + 1 SD +2SD +3 SD
• Kurva prestasi belajar kelompok dalam satu kelas :
• Dari - 3 SD sampai – 1 SD adalah daerah “bawah” atau siswa
dengan prestasi rendah
• Dari – 1 SD sampai + 1 SD adalah daerah “ sedang” atau siswa
dengan prestasi cukup
• Dari +1 SD samapai +3 SD adalah daerah “atas”atau siswa
dengan prestasi tinggi.

b) Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti


kelompok dalam menerima program berikutnya. Dalam
kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi sebagai
prediksi
c) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna
:
(1) Orang tua siswa
(2) Pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah
(3) Pihak-pihak lain apabila siswa tsb akan pindah ke sekolah
lain,akan melanjutkan belajar atau memasuki lapangan kerja.
4) Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek
Dalam pelaksanaan di sekolah tes formatif merupakan ulangan
harian (mengakiri sub pokok bahasan), sedangkan tes sumatif biasa
kita kenal sbg ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan
atau akhir semester (dilaksanakan setiap mengakhiri satu pokok
bahasan (jadi dalam program yang lebih besar)
Keseluruhan rangkaian tes akan terlihat dalam diagram sbb :
PB I PB II PB III
Sub-
sub Sub-
po- po- S S S
kok kok P P P = = = = = =
ba- ba- B B B
ha- ha-
san san

F F F F F F F F F F F
SS SS SS

unit
• Keterangan :
SPB = subpokok bahasan
PB = pokok bahasan
F = tes formatif

• Dalam pelaksanaannya tes sumatif di sekolah-sekolah ada yang


disanakan antara satu daerah atau wilayah administratif, dan
dikenal sebagai THB (Tes Hasil Belajar),TPB (Tes Prestasi
Belajar)
• Ada efek positif dan negatif atas dihapuskannya ujian negara
menjadi ujian sekolah, maka tes sumatif bersama (THB atau
TPB) mempunyai kebaikan dan kelebihan.
Kebaikan THB bersama :
a) Pihak atasan atau pengelola sekolah-sekolah (Diknas) dapat
membandingkan kemajuan sekolah-sekolah yang ada
wilayahnya
b) Karena dibandingkan antara sekolah yang satu dengan sekolah
yang lain, maka akan timbul persaingan sehat antar sesamanya
c) Standar pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya karena
soal-soal tes yang diberikan disusun oleh Diknas

Keburukan THB bersama


a) Ada kemungkinan akan terjadi pemberian pelajaran yang hanya
berorientasi pada “ujian” dengancara memberikan latihan
mengerjakan soal sebanyak-banyaknya
b) Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa bentuk kecurangan karena
ada sekolah (sekolah-sekolah) yang ingin mendapat nama baik.

5) Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif


a) Ditinjau dari fungsinya
(1) Tes diagnostik
• Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum
• Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang
dipelajari
• Memisah-misahkan (mengelompokkan) siswa berdasarkan
kemampuan dalam menerima pelajaran yang dipelajari
• Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk
menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau
memberikan bimbingan

(2) Tes Formatif


Sebagai umpan balik bagi siswa, guru, maupun program untuk
menilai pelaksanaan satu unit program

(3) Tes Sumatif


Untuk membebrikan tanda kepada siswa bahwa telah
mengikuti suatu program, serta menentukan posisi
kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam
kelompok.
b) Ditinjau dari waktu
(1) Tes Diagnostik
• Pada waktu penyaringan calon siswa
• Pada waktu membagi kelasa tau permulaan memberikan
pelajaran
• Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan
bantuan kepada siswa.

(2) Tes formatif


Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan
agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.

(3) Tes sumatif


pada akhir unit caturwulan,semester akhir tahun, atau akhir
pendidikan
c) Ditinjau dari titik berat penilaian
(1) Tes diagnostik
• Tingkah lakukognitif,afektif,dan psikomotor
• Faktor-faktor pisik,psikologis, dan lingkungan
(2) Tes formatif
Menekankan pada tingkah laku kognitif
(3) Tes Sumatif
Pada umumnya menekankan pada tingkah laku kognitif,tetapi
ada kalanya pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang
pada afektif. Meskipun menekankan pada tingkah laku kognitif,
yang diukur adalah tingkatan yang lebih tinggi (bukan sekadar
ingatan atau hapalan saja)

d) Ditinjau dari alat evaluasi


(1) Tes Diagnostik
• Tes prestasi belajar yang sudah distandardisasikan
• Tes diagnostik yang sudah distandardisasikan
• Tes buatan guru
• Pengamatan dan daftar cocok (checklist)

(2) Tes formatif


Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik
(3) Tes sumatif : tes ujian akhir

e) Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi


(1) tes diagnostik
• Memilih tiap-tiap ketrampilan prasyarat
• Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang
• Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental
dan perasaan.

(2) tes formatif


mengukur semua tujuan instruksional khusus
(3) Tes sumatif
Mengukur tujuan instruksional umum

f) Ditinjau dari tingkat kesulitan tes


(1) Tes diagnostik
Untuk tes dignostik mengukur ketrampilan dasar,diambil
soal tes yang mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks
kesukaran) 0,65 atau lebih.
(2) Tes foematif
Belum dapat ditentukan
(3) Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran)
antara 0.35 sampai o.70. Ditambah beberapa soal yang
sangat mudah dan beberapa kali lagi yang sangat sukar
g) Ditinjau dari skoring (cara menyekor)
(1) Tes diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan standar relatif (criterion
referenced and normreferenced)
(2) Tes formatif
Menggunakan standar mutlak (criterion referenced)
(3) Tes sumatif
Kebanyakan menggunakan standar relatif (norm
referenced), tetapi dapat pula dipakai standar mutlak
(criterion referenced)

h) Ditinjau dari tingkat pencapaian


Tingkat pencapaian adalah skor yang harus dicapai siswa
dalam setiap tes. Tingkat pencapaian ini tidaklah sama. Tinggi
rendahnya tuntutan terhadap tingkat pencapaian tergantung
dari fungsi dan tujuan masing-masing tes
(1) Tes diagnostik
• Berhubung ada bermacam-macam tes diagnostik maka tingkat
pencapaian yang dituntut juga tidak sama.
• Untuk tes diagnostik yang sifatnya memonitorkemajuan,
tingkatpencapaian yang diperoleh siswa merupakan informasi
tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya adalah
menyesuaikandenganhasildiagnostik
• Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya
khusus,fungsinya adalah untuk mengetahui penguasaan
bahan prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi
bagi pengetahuan berikutnya. Untuk ini maka tingkat
penguasaannya dituntut100%

(2) Tes formatif


(3) Ditinjau dari tujuan,tes formatif digunakan untuk mengetahui
apakah siswa sudah mencapai tujuan instruksional umum
yang diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus
• Dalam sistem pendidikan yang lama tingkat pencapaian untuk
tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapi skor 75%
dari skor yang diharapkan diwajibkan menempuh kegiatan
perbaikan (remedial program) sampai siswa ybs lulus dalam
tes yang berarti bahwa siswa tsb telah mencapai skor 75%
dari skor maksimal yang diharapkan.

(3) Tes sumatif


Tidak diperlukan tuntutan harus berapa tingkat penguasaan
yang akan dicapai. Nilainya digunakan untuk menentukan
kenaikan kelas atau kelulusan. Secara terpisah tidak
ditentukan tingkat pencapaiannya, tetapi secara keseluruhan
akan dikenakan suatu norma teertentu yaitu norma kenaikan
kelas atau norma kelulusan.

i) Ditinjau dari pencatatan hasil


(1) Tes diagnostik : dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil
(2) Tes formatif
Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan
berhasil atau gagal menguasai sesuatu tugas.

(3) Tes sumatif


Kesluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang
dicapai

• Scawia B. Anderson membedakan tes menurut


dimensilimensi :
1) Tes ditinjau dari unsur suatu kegiatan dapat dibedakan atas :
tes pengukur proses dan tes pengukur hasil

2) Tes ditinjau dari tujuan penggunaan hasil, dibedakan atas: tes


formatif, tes subsumatif, dan tes sumatif
3) Tes ditinjau dari konstruksi yang diukur, dibedakan atas: tes
kepribadian, tes bakat, tes kemampuan, tes minat, perhatian,
dan sikap

• Tes ditinjau dari isi atau bidang studi dibedakan atas tes
matematika, sejarah, IPA,olahraga,ketrampilan, dsb

• Tes ditinjau dari lingkup dari materi yang diungkap,


dibedakan atas tes pencapaian dan tes penelusuran.

6) Tes ditinjau dari keragaman butir atau tugas dibedakan


atas tes homogen dan tes heterogen. Tes yang digunakan
untukmengukur sesuatu aspek misalnya faktor minat, maka
tesnya terdiri dari butir-butir yang seragam (homogen tester
standar) biasanya terdiri dari butir-butir yang heterogen.
7) Tes ditinjau dari cara tester memberikan respons, dibedakan
atas tes tertulis.tes lisan, tes penampilan, tes pengenalan
(benar-salah, pilihan ganda,menjodohkan dsb)

8) Tes ditinjau dari cara skoring dibedakan atas tes objektif


(dikenal dengan check-point) dan tes subjektif (tes yang
memerlukan pertimbangan subjektivitas penilai)

9) Tes ditinjau dari standar dalam menentukan jawaban,yakni tes


yang menuntut adanya kebenaran mutlak (mengenal benar-
salah) dan tes yang dimaksudkan untuk sekadar mengetahui
keadaan seseorang misalnya tes untuk sikap atau pendapat
seseorang.

10) Tes ditinjau dari cara pengadministrasian dibedakan atas pre-


tes (tes awal) yang dilakukan sebelum diberikannya perlakuan,
dan post test (tes akhir) yang dilakukan sesudh adanya
perlakuan.
11) Tes ditinjau dari tekanan aspek yang diukur, dibedakan atas
speed test, yakni tes yang digunakan untuk mengukur
kecepatan testee bekerja dan power test yakni tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan testee. Pembedaan
atas tes berdasarkan aspek ini dijumpai pada tes psikologis
seperti halnya mengukur tes kemampuan umum (TKU)

12) Tes ditinjau dari banyaknya testee yang dites, dibedakan atas
individual dan tes kelompok. Tes pengukuran inteligensi yang
sifatnya klinis merupakan contoh tes individual sedangkan tes-
tes yang berhubungan dengan pencapaian dilapangan
pendidikan industri atau militer, pada umumnya merupakan tes
kelompok

13) Tes ditinjau dari penyusunnya,dibedakan atas tes buatan guru


dan tes yang diperdagangkan,yang dikenal dengan tes
standar.

Anda mungkin juga menyukai