1. Tujuan pemeliharaan dan Biaya Pemeliharaan 2. Bagaimana mengukur efisiensi kegiatan Pemeliharaan 3. Prosedur pemeliharaan 4. Prosedur pemeliharaan untuk menyusun strategi pemeliharaan Mengapa maintenance diperlukan?
Untuk memperbaiki alat yang rusak?
Menjaga peralatan dapat beroperasi?
· Seolah-olah maintenance tidak menghasilkan
keuntungan secara langsung, sehingga Perusahaan memperkecil biaya maintenance 1. Tujuan kegiatan pemeliharaan:
1. Menjaga agar kerja mesin dan availability
Fasilitas terjaga terencan 2. Pelaksanaannya dengan ongkos seminimal mungkin Why does maintenance exist ??
1. Because of repairing broken/damaged
equipment
2. Keeping equipment into operation and
making quality products Objectives of Maintenance
Keep up planned availability performance
At the lowest cost
Above all within the safety prescrition
® Managemen pemeliharaan modern tidak terlalu berkonsentrasi pada perbaikan peralatan yang rusak, melainkan menyusun rencana kegiatan maintenance ® Untuk itu bagian produksi “membeli” performansi yang dijual oleh bagian maintenance. Production and Maintenance. Maintenance Cost.
The product gives the income maintenance
costs money
But
Maintenance wich is not carried out , will cost
Even more money!!!!!! 2. Bagaimana mengukur efisiensi kegiatan Pemeliharaan???
® Maintenance Costs
® Availability performance
® Pemenuhan syarat keselamatan
® Maintenance Costs Maintenance Costs harus dikendalikan oleh orang yang mengerti maintenance.
Maintenance dan hasil-hasilnya ibaratkan
gunung es di atas lautan. Permasalahan yang terlihat hanya berada dipermukaan, sedangkan permasalahn yang lebih besar tidak kelihatan. Permasalahan yang terlihat di antaranya direct maintenance cost, Sedangkan permasalahn yang tidak kelihatan di antaranya: a. Quality losses Kerugian akibat menurunya kualitas produksi disebabkan oleh kerja peralatan yang kurang optimal. b. Energy losses Konsumsi tenaga yang lebih besar bila peralatan tidak terpelihara dengan baik. contoh mobil yang tidak pernah “tune up” c. Capital cost kerusakan berhubungan dengan penggantian suku cadang dan berhungan dengan inventory atau stock suku cadang, untuk itu membutuhkan capital cost. d. Production losess kerugian-kerugian pada permasalahan produksi akibat maintenance yang kurang baik. e. Capacity losess Capacity losses juga dapat disebabkan maintenance yang kurang baik. Waktu terbuang untuk menunggu untuk perbaikan. f. Work Envinronment Keamanan dan kenyamanan bekerja menjadi rendah, sehingga mempengaruhi motivasi pekerja. g. Losess market Hilangnya waktu akibat kerusakan, dan perbaikan untuk mencapai kualitas yang diinginkan menyebabkan terlambatnya produk ke pasar. h. Increased investment (decrease of equipment life) Dari sisi peralatan, maintenance yang kurang baik menyebabkan umur peralatan rendah, bahakan menuntut pada penggantian yang baru sehingga membutuhkan biaya yang besar. Maintenance Problem Iceberg 3. Prosedur pemeliharaan Preventive Maintenance Sasaran preventive Maintenance a. Mecegah terjadinya kerusakan b. Mendeteksi kerusakan yang terjadi c. Menemukan kerusakan yang tersembunyi Program preventive maintenance dimulai dari Tahap perancangan hingga penyediaan spare part, meliputi: a. Desain harus mmpertimbangkan beban, kondisi lingkungan, pemakaian alat dan lainnya. b. Dibentuknya repair team c. Pengadaan perlengkapan, perencanaan dan penjadwalan perbaikan fasilitas.\ d. Inspeksi/pemeriksaan secara peiodik e. Arsipkan data-data tentang pemeliharaan sebagai riwayat hidup f. Pengadaan suku cadang Dalam pelaksanaan preventive maintenance ada 4 tindakan yang dilakukan, meliputi: a. Time directed, bertujuan pencegahan pada sumber kerusakan. Contoh penggantian suku cadang. b. Condition directed, bertujuan mendeteksi gejala kerusakan c. Failur finding, menemukan kerusakan tersembunyi dengan pemeliharaan secara berkala d. Run to failur, peralatan atau fasilitas dipakai sampai rusak. Hubungan corrective dan preventive maintenance 4. Prosedur pemeliharaan untuk menyusun strategi pemeliharaan
a. Operate To Break Down (OTBD)
b. Fixed Time Maintenance (FTM) c. Condition Based Maintenance (CBM) d. Design Out Maintenance (DOM) e. Life Time Extension (LTE) f. Redundancy (RED) a. Operate To Break Down (OTBD) ® Peralatan dioperasikan hingga berhenti karena rusak (break down) ® Pemeliharaan dilakukan dengan Unplaned Corrective Maintenance ® Cost of Down Time sangat tinggi ® Kadang kala prosedur maintenance terpaksa dilaksanakan karena alasan teknis atau ekonomis . b. Fixed Time Maintenance (FTM) ® Mesin harus dihentikan sesuai jadwal untuk maintenance tanpa mempedulikan jadwal produksi ® Jadwal perbaikan ditentukan oleh Life Time peralatan. ® Fixed Time Maintenance dasar dari kegiatan preventive maintenance ® Hasil dari Fixed Time Maintenance masih belum memuaskan, dikarenakan: a. Kemungkinan penggantian part terlalu cepat b. Kemungkinan part terlebih dahulu rusak c. Condition Based Maintenance (CBM)
® Prosedur ini dapat dianggap sebagai just
in time maintenance. ® Langkah yang dilakukan adalah menemukan kerusakan secara dini. ® Merencanakan jadwal perbaikan ® Melakukan perbaikan yaitu planned corrective maintenance. d. Design Out Maintenance (DOM)
® Prosedur ini bertujuan menghilangkan
kerusakan yang berulang. ® Kerusakan seharusnya tidak terjadi lagi. ® Kegiatan seharusnya sudah diantisipasi sejak awal pada tahap ide, tahap spesifikasi, dan tahap perancangan alat. e. Life Time Extension (LTE)
® Prosedur ini bertujuan memperpanjang
umur alat. ® Dengan cara memodifikasi alat atau komponen. Kegiatan ini disebut Improvement Maintenance. f. Redundancy (RED)
® Menyediakan mesin atau komponen yang
diinstalasi secara paralel dengan mesin yang sejenis. ® Mesin “cadangan” ini beroperasi apabila mesin “utama” mati. ® Prosedur ini sangat mahal karena harus menyediakan investasi ganda. ® Apabila mesin berhenti tiba-tiba dan meyenbabkan down time cost yang tinggi, maka prosedur inimasih ekonomis. Conclusion Kerusakan dapat disebabkan oleh: a. Umur komponen b. Salah pengoperasian c. Tidak terpeliharanya fasilitas d. Salah perancangan e. Kejadian yang tidak terduga