COVID-19
Bagus Prasetyo
1906351631
Diameter:
Kurang Lebih 120 nm
Bentuk:
Partikel berselubung bola
atau pleomorfik
Bagian Detail
COVID-19
KETAHANAN VIRUS
KORONA DI BERBAGAI
BENDA
Perlu dicatat bahwa, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat
(CDC), menyentuh permukaan atau objek dengan virus dan kemudian menyentuh wajah sendiri
"tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus".
Meski begitu, CDC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan otoritas kesehatan lainnya,
menekankan bahwa mencuci tangan dan membersihkan serta menyemprot disinfektan pada
permukaan yang sering disentuh setiap hari adalah kunci dalam mencegah penyebaran COVID-
19.
Menurut studi, virus tersebut dapat bertahan dalam droplet hingga tiga jam setelah terlepas ke
udara. Droplet halus berukuran antara 1-5 mikrometer atau sekitar 30 kali lebih kecil dari lebar
rambut manusia untuk bisa tetap mengudara selama beberapa jam di udara yang tenang. (Artinya
harus dalam keadaan lingkungan khusus)
Studi
• Kardus
Lainnya:
Hingga 24 Jam
Dapat disimpulkan bahwa virus tersebut lebih tahan di media yang tidak mudah untuk
menyerap air, yang dapat diartikan bahwa harus ada media air seperti droplet untuk bisa
bertahan tanpa inangnya.
Studi
Lainnya:
• Tembaga
4 Jam
• Pada 11 Februari 2020, WHO menetapkan Coronavirus Disease (Covid-19) sebagai penyakit
yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019-nCoV).
• Covid-19 dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakiy serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
GEJALA COVID-19
VIRUS CORONA
SEBAGAI PENYEBAB WABAH
COVID-19
Proses Penyebaran Virus Corona
Proses Penyebaran Virus Corona
• Melalui percikan air ludah, virus corona mampu bertahan hidup dalam air liur
manusia, dan ini akan sangat mudah ditularkan pada saat manusia batuk.
• Melalui kontak fisik, virus corona juga sangat mungkin menyebar melalui
kontak fisik diantara sesama manusia, umumnya melalui proses jabat tangan
• Active carrier
Seseorang menjadi tempat bersarangnya organisme penyebab penyakit (patogen) dan kondisi ini sudah
berlangsung selama beberapa waktu. Seorang active carrier menunjukkan puncak gejala sakit.
• Convalescent carrier
Seseorang yang menjadi tempat bersarangnya organisme penyebab penyakit (patogen) dan berada
dalam masa pemulihan. Tetapi masih dapat menularkan penyakit ke orang lain.
• Incubator carrier
Seseorang yang menjadi tempat bersarangnya organisme penyebab penyakit (pantogen), masih berada
pada tahap awal penyakit serta menunjukkan gejala dan kemampuan untuk menularkan penyakit.
• Healthy carrier
Seseorang yang menjadi tempat bersarang organisme penyebab penyakit (patogen), tetapi
tidak sakit atau tidak menunjukkan gejala sakit disebut karier sehat.
• Passive carrier
Seseorang yang menjadi tempat bersarangnya organisme penyebab penyakit (patogen),
tetapi tidak menunjukkan tanda dan gejala penyakit. Hal ini sama dengan karier sehat.
Pada kasus virus corona Covid-19, Istilah Carrier corona adalah orang yang memiliki atau
terinfeksi virus corona tapi tidak bergejala alias asimtompatis, terlihat seperti orang sehat,
tidak merasa sakit atau memiliki gejala yang sangat ringan, namun bisa menyebabkan orang
lain tertular penyakit. Namun, sebenarnya semua orang yang terpapar virus corona baik itu
bergejala atau tidak bergejala merupakan carrier.
Adapun istilah bagi pembawa virus corona dan tidak mengetahui dirinya membawa virus
tersebut yaitu silent carrier atau hidden carrier atau asimptomatik carrier.
Cara mendeteksi carrier corona
Pendeteksian orang yang terkena virus covid-19 dapat
dilakukan dengan :
1. Tes SWAB
Swab Test (uji kerik), metode pengujian dilakukan
dengan menggunakan sampel swab spesimen dari
tenggorokan, mulut atau hidung. Setelahnya, akan
dilakukan serangkaian tes pada sampel swab tersebut
menggunakan metode bernama PCR (Polymerase
Chain Reaction). Dengan metode ini, dapat terlihat
melihat ada atau tidaknya DNA virus Corona pada
sampel tersebut. Uji PCR ini juga sudah digunakan
luas untuk mendeteksi berbagai penyakit infeksius
seperti Hepatitis, virus HIV, dan TBC.
2. Pendeteksian Dini Corona dari Antibodi (Rapid Test)
Pengujian rapid test akan mengambil sampel darah dari peserta untuk dilihat antibodinya. Memang
virus corona ini tidak hidup dalam darah, akan tetapi seseorang yang sudah terinfeksi corona umumnya
akan membentuk antibodi. Disinilah peneliti akan mencari Immunoglobulin G dan Immunoglobulin M.
• Selanjutnya, cairan pelarut sekaligus reagen akan diteteskan di tempat yang sama
Cara kerja
LIPI (Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) merilis
beberapa bahan rumah tangga
HOME yang digunakan sebagai
MADE desinfektan.
DESINFECTANT
Berikut
adalah • Accelerated hydrogen peroxide 0,5 persen
bahan-bahan • Benzalkonium chloride/quaternary ammonium/alkyl
dimethyl benzyl ammonium chloride 0,05 persen
aktif yang • Chloroxylenol 0,12 persen
dapat • Ethyl alcohol atau ethanol 62-71 persen
• Iodine in iodophor 50 ppm
digunakan • Isopropanol atau 2 propanol 50 persen
untuk • Pine oil 0,23 persen
• Povidone-iodine 1 persen
membuat • Sodium hypochlorite 0,05-0,5 persen
• Sodium chlorite 0,23 persen
larutan • Sodium dischloroisocyanurate 0,1-0,5 persen.
desinfektan
sendiri:
Rumus Pengenceran
Dengan
menggunakan
rumus
pengenceran
sederhana, kita
dapat
mengaplikasika
n penggunaan
bahan rumah Contoh : Bayclin (Sodium Hypochlorite 5,25%)
tangga untuk
membuat • Membuat 1 liter desinfektan dengan Bayclin.
desinfektan V Bayclin x M Bayclin = V air x M NaClO yang diperlukan
FISIKA DASAR II
Bagus Prasety 1906351631