Anda di halaman 1dari 17

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR


DI BPS. H. PAMULANG TAHUN 2011

OLEH
HARIKAH

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PEMERIKSAAN IVA PADA WANITA USIA SUBUR
DI BPS. H. PAMULANG TAHUN 2011

BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : KERANGKA KONSEP
BAB IV : METODE PENELITIAN
BAB V : HASIL PENELITIAN
BAB VI : PEMBAHASAN
BAB VII : SIMPULAN DAN SARAN
Latar Belakang
Secara global, setiap tahun diperkirakan terjadi kasus baru
penderita kanker leher rahim sebanyak 493.243 jiwa.
Hampir 80% angka-angka tersebut terjadi di negara
sedang berkembang.
Di indonesia kanker leher rahim berkontribusi sebesar
12% dari seluruh kanker pada perempuan. Adanya
pemeriksaan kanker leher rahim yang telah dilaksanakan
secara luas dinegara maju dan telah berkontribusi dalam
penurunan jumlah kematian akibat kanker leher rahim.
Idealnya cakupan pemeriksaan adalah 80% tetapi yang
terjadi di indonesia < 5% pada wanita usia subur.
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan
pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di BPS. H.
Pamulang tahun 2011

Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi pemeriksaan IVA pada
wanita usia subur di BPS. H. Pamulanng tahun 2011
b. Mengetahui distribusi frekuensi sub variabel wanita usia
subur berdasarkan umur, paritas, pengetahuan dan usia
pertama kali melakukan hubungan seksual
c. Mengetahui hubungan variabel independen terhadap
pemeriksaan IVA
BAB II
 Test visual menggunakan larutan asam cuka ( asam asetat 3 –
5%) pada serviks dan melihat perubahan warna yang terjadi
setelah dilakukan olesan. Tujuannya untuk melihat adanya sel
yang mengalami dysplasia sebagai salah satu metode Skrining
lesi prakanker leher rahim.
Faktor Karakteristik:
1 Umur
2 Paritas
3 pendidikan
4 Pekerjaan
Faktor Pendukung: Pemeriksaan IVA
5 Pengetahuan
6 Usia menikah
7 Aksptor KB
8 Genetik/Keturunan
BAB III
KERANGKA KONSEP

Faktor Karakteristik:
Pendidikan
Pekerjaan
PEMERIKSAAN
Faktor Pendukung:
Aksptor KB
IVA
Genetik/Keturunan
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Pemeriksa Adalah tes visual menggunakan Wawancara Kuesioner 1. Ya Nominal
an IVA larutan asam cuka (asam asetat 3% 2. Tidak
atau 5%) pada serviks dan melihat
perubahan warna yang terjadi
setelah dilakukan olesan. Hasil
perubahan warna bisa berupa
bercak putih atau serviks tetap
polos, dengan kriteria:
1. Ya, apabila responden
melakukan tes IVA
2. Tidak, apabila responden tidak
melakukan tes IVA.

Umur Usia ibu dari saat dilahirkan Wawancara Kuesioner 1. ≥ 35 tahun Ordinal
sampai ulang tahun terakhir, 2. < 35 tahun
pada saat pengambilan data,
dengan kriteria:
1. Resiko Tinggi, apabila umur
ibu ≥ 35 tahun
2. Tidak Resiko Tinggi, apabila
umur ibu < 35 tahun.
Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur
Umur Usia ibu dari saat dilahirkan sampai ulang tahun Wawancara Kuesione 1. ≥ 35 Ordinal
terakhir, pada saat pengambilan data, dengan r tahun
kriteria: 2. < 35
1. Resiko Tinggi, apabila umur ibu ≥ 35 tahun tahun
2. Tidak Resiko Tinggi, apabila umur ibu < 35
tahun.

Pengetahu Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi Wawancara Kuesione 1. Baik Ordinal
an setelah orang melakukan penghindaran terhadap r 2. Kurang
suatu objek tertentu, yakni indra penglihatan, Baik
pendengaran, penciuman, rasa dan raba, dengan
kriteria:
1. Baik, apabila dari 5 pertanyaan responden dapat
menjawab ≥ 3
2. Kurang baik, apabila dari 5 pertanyaan
responden dapat menjawab < 3.

Usia Usia responden pada saat melakukan Wawancar Kuesion 1. < 20 Ordinal
pertama hubungan seksual pertama kali (Usia saat a er tahun
kali menikah), dengan kriteria: 2. > 20
berhubun 1. Resiko Tinggi, apabila umur pertama kali tahun
gan berhubungan seksual (Usia menikah) < 20
seksual tahun.
2. Tidak Resiko Tinggi, apabila umur pertama
kali berhubungan seksual (Usia menikah) ≥
20 tahun.
BAB IV
 Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif
dengan pendekatan cross sectional study

 Pada penelitian ini populasi diambil dari jumlah seluruh


Wanita Usia Subur (WUS) yang telah menjalani kehidupan
seks secara aktif, yang melakukan pemeriksaan di BPS. H.
Pamulang pada tahun 2011 sebanyak 62 orang WUS.

 Sample
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi
Karena populasi kurang dari 100 maka ditentukan
banyaknya sampel adalah jumlah total populasi.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan analisa univariat dan analisa
bivariat dari seluruh faktor penyebab terjadinya
variabel didapatkan hasil sebagai berikut:

Distribusi Frekuensi Pemeriksaan Iva Pada Wanita Usia Subur


Di Bps. H. Pamulang Tahun 2011

Skrining IVA Frekuensi %

Ya 25 40,3

Tidak 37 59,7

Jumlah 62 100
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variable-variabel Penelitian

N
Variable Sub Variabel Ya Tidak Jumlah % P - Value
o

1. < 20 th & > 35 th 17 12 29 46,8


1 Umur 0,006
2. 20 th - 35 th 8 25 33 53,2

1. Multipara 18 10 28 45,2
2 Paritas 0,001
2. Primipara 7 27 34 54,8

1. Baik 19 14 33 53,2
3 Pengetahuan 0,003
2. Kurang Baik 6 23 29 46,8

Usia 1. < 20 tahun 4 12 16 25,8


4 0,123
Menikah 2. ≥ 20 tahun 21 25 46 74,2
BAB VI
PEMBAHASAN
Umur:
Berdasarkan hasil uji statistik chi square test di atas
didapatkan p-value = 0,006 P < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur
dengan pemeriksaan IVA

umur juga merupakan pertimbangan dalam


menentukan saat skrining dimulai. Di Negara maju
dan berkembang insiden kanker invasif meningkat
sampai umur 35 tahun, dan menetap sampai umur 60
tahun
Paritas
Berdasarkan hasil uji statistik chi square test di atas
didapatkan p-value = 0,001 P < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara paritas
dengan pemeriksaan IVA

Pada kasus wanita yang melahirkan lebih dari dua kali


dan dengan jarak yang terlalu dekat. Kerusakan
jaringan epitel ini berkembang kearah pertumbuhan
sel abnormal yang berpotensi ganas
Pengetahuan
Berdasarkan hasil uji statistik chi square test di atas
didapatkan p-value = 0,003 P < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan pemeriksaan IVA

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi


setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, raba, dan rasa. Sebagian
besar pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior) dalam hal ini
yaitu melakukan pemeriksaan IVA
Pekerjaan
Berdasarkan hasil uji statistik chi square test di atas
didapatkan p-value = 0,123 P < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara usia
melakukan hubungan seksual pertama kali (usia
menikah) dengan pemeriksaan IVA

berhubungan seksual pada usia dini, menikah pada


usia terlambat dan melakukan hubungan seksual
pertama pada usia di atas 35 tahun juga kurang
dianjurkan. Bahkan wanita yang tidak menikah dan
tidak berhubungan seksual sekalipun dapat beresiko
terkena kanker rahim
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Setelah dilakukan analisa unuvariat dan analisa bivariat dari
seluruh faktor penyebab terjadinya variabel devendent
didapatkan hasil sebagai berikut: terdapat 1 variabel yang
menunjukkan tidak hubungan yaitu, usia melakukan
hubungan seks. Serta 3 variabel yang menunjukkan
berhubungan yaitu umur, paritas, pengetahuan.

o Saran
Bagi wanita usia subur disarankan untuk tidak melakukan
pernikahan pada usia yang terlalu muda dan diharapkan rutin
melakukan pemeriksaan pemeriksaan IVA

Anda mungkin juga menyukai