Anda di halaman 1dari 19

Konsep Perkembangan Umum Pada

Masa Nifas dan Manajemen Laktasi


 Erlina Novitasari
 Nabella Trintan
 Saela Maulaya
Konsep Perkembangan Secara Umum
pada Masa Nifas
1. Anatomi Fisiologi Payudara pada Masa Nifas
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :

Korpus (badan), yaitu bagian


01 yang membesar.

Areola, yaitu bagian yang


02 kehitaman di tengah.

Papilla atau puting, yaitu bagian


03 yang menonjol di
puncak payudara.
Anatomi Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan di
atas otot dada, tepatnya pada hemithoraks kanan dan kiri.
Bagian bagian payudara :
a) Korpus Mammae
Badan payudara seutuhnya, berisi jaringan ikat, kelenjar lemak,
saraf, pembuluh darah, kelenjar getah bening, kelenjar payudara
yang berisi sel-sel
b) Areola
Area yang gelap yang mengelilingi puting susu, warnanya ini
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulit.
Papilla Mammae atau Puting Susu
Yaitu lubang-lubang kecil di puting yang merupakan muara dari duktus
laktiferus (tempat penampungan ASI). Diantara areola dan puting terdapat
serat-serat otot polos yang tersusun melingkar, sehingga apabila ada kontraksi
bayi menghisap, maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan
puting susu yang merupakan muara ASI bekerja.
Fisiologi Payudara

Kelenjar payudara mencapai potensi penuh


pada perempuan saat menarke; pada bayi,
anak–anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya
berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara
wanita adalah menyekresi susu untuk nutrisi
bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon
estrogen dan progesteron (Price, 2012).
Fisiologi Laktasi dan Hormon yang
Berpengaruh
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu
produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin).
Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron
yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin
berfungsi untuk produksi ASI. Selama kehamilan hormon prolaktin
dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh
hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan
progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI.
Pada proses laktasi, terdapat dua refleks yang
berperan :
Pada proses laktasi, terdapat dua refleks yang berperan :
a) Reflek Prolaktin (Reflek Penghasil ASI)
Hormon yang berpengaruh dalam penghasilan ASI adalah hormone
prolaktin, yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior yang di stimuli oleh
PRH (Prolactin Releasing Hormon) di hipothalamus.
b) Refleks Aliran (Let Down Refleks)
Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi
hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise
posterior mengeluarkan hormon oksitosin.
Beberapa refleks yang memungkinkan bayi
baru lahir untuk memproleh ASI:
1) Refleks mencari putting susu (Rooting
reflex)
2) Refleks menghisap (Sucking reflex)
3) Refleks menelan (Swallowing reflex)
Manajemen Laktasi
1. Pengertian Manajemen Laktasi
Manajemen Laktasi merupakan upaya yang dilakukan untuk membantu ibu
mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. Usaha ini dilakukan terhadap
dalam tiga tahap, yakni pada masa kehamilan (antenatal), sewaktu ibu dalam
persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa menyusui selanjutnya
sampai anak berumur 2 tahun (postnatal) (Susiana, H, 2009).
Ruang Lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara lain ASI
eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI peras, menyimpan ASI
peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui (Maryunani, 2012).
Persiapan Menyusui
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan
kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena
retensi air, lemak serta berkembanganya kelenjar-kelenjar
payudara yang dirasakan tegang dan sakit.

Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan


jalan:
 Membersihkan putting susu dengan air atau minyak,
sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
 Putting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol
untuk memudahkan isapan bayi.
 Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa
susu atau dengan jalan operasi (Sulystyawati, 2009).
Tanda Keberhasilan dalam
Menyusui
● Pengalaman positif dan kesejahteraan merupakan bagian dari emosi. Emosi
positif berperan pada fisiologi tubuh yang positif, kedua keadaan yang
tidak terpisahkan dan saling mendukung. Emosi dan reaksi fisik berada
dalam satu lingkaran yang tidak putus dan berlangsung terus. Aksi reaksi
ditujukan untuk menciptakan keseimbangan jiwa raga agar terbentuk
kesehatan fisik dan psikis (Carlson & Buskit, 2001).

● Dalam proses menyusui terjadi interaksi emosi yang unik antara ibu dan
anak yaitu melalui hisapan pada puting dan kontak kulit yang menciptakan
kedekatan. Hisapan merangsang pengeluaran hormon prolaktin (hormon
perangsang produksi susu), yang juga menciptakan ketenangan dalam diri
ibu, serta mengurangi intensitas pengeluaran adrenalin (Altemus, 1995,
dalam Dermer, 2001).
Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah
kemampuan untuk melakukan penyusuan segera (immediate
breastfeeding). Saat ini, lebih dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Dengan IMD, ibu semakin percaya diri untuk tetap memberikan
ASI-nya sehingga tidak merasa perlu untuk memberikan
makanan/minuman apapun kepada bayi

Faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif adalah


tidak diberikannya makanan atau minuman pralaktal dan melakukan
rooming-in.
Untuk mengetahui apakah bayi telah menyusu dengan posisi yang benar, dapat
diamati dengan :
- Tubuh bayi bagian depan menempel pada ibu.
- Dagu bayi menempel pada payudara.
- Dada bayi menempel pada dada ibu.
- Telinga berada pada satu garis dengan leher dan lengan
- Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawar terbuka.
- Sebagian besar areola tidak nampak.
- Bayi menghisap dalam dan perlahan.
- Bayi puas dan tenang pada akhir menyusui.
- Terkadang terdengar suara menelan
- Menyendawakan bayi, dengan cara menngendong bayi tegak pada bahu ibu
dan menepuk punggung bayi pelan-pelan hal ini bertujuan untuk mengeluarkan
udara dari lambung supaya bayi tidak gumoh.
● Lama dan frekuensi menyusui harus disesuaikan dengan kebutuhan
bayi meskipun kebutuhan hari berbeda-beda namun rata-rata
pengosongan isi lambung berlangsung 1-4 jam. Pada minggu-
minggu pertama pada umumnya bayi sehat membutuhkan waktu
menyusui sekitar 8-12 kali dalam 24 jam (Roesli, 2006).

● Bila bayi menangis diluar wktu menyusui, perlu segera dicari


penyebabnya, apakah karena merasa lapar, popok basah, bayi
merasa tidak nyaman, kepanasan atau kedinginan, sakit perut
atau sakit lain.
4. ASI Eksklusif
b. Manfaat ASI menurut IBU
a. Manfaat ASI untuk bayi 1) Mengurangi pendarahan
1) ASI sebagai nutrisi setelah melahirkan
2) ASI meningkatkan daya tahan 2) Mengurangi terjadinya
tubuh anemia
3) ASI esklusif meningkatkan 3) Lebih cepat langsing kembali
kecerdasan 4) Mengurangi kemungkinan
4) ASI esklusif meningkatkan kasih menderita kanker
sayang 5) Lebih ekonomis
5) Menyebabkan pertumbuhan yang 6) Tidak merepotkan dan tepat
baik waktu
7) Portable dan praktis
8) Menjarangkan kehamilan
9) Mengecilkan rahim
c. Manfaat ASI eksklusif menurut (Hesti Widuri, 2013:28)

1) Secara aspek nutrisi, ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk


pertumbuhan badan, perkembangan mental, intelektual dan
kesehatannya
2) Dari aspek imunologis, ASI dapat memenuhi zat kekebalan atau
antibodi
3) Dari aspek psikologis, ASI dapat mempererat hubungan mental ibu dan
anak yang bermanfaat bagi perkembangan mental dan emosional anak
selanjutnya.
4) Dari aspek medis, ASI dapat meminimalisir seorang ibu mengalami
pendarahan pasca melahirkan, hal tersebut terjadi karena ibu yang
menyusui bayinya mempunyai kemungkinan untuk mengalami pendarahan
paska melahirkan yang lebih kecil dari pada yang tidak menyusi bayinya
Komponen ASI
Nutrisi yang terkandung di dalam ASI bersifat dinamik dan
berubah karena respon fisiologi seperti tahapan menyusui
yaitu tahapan kolostrum, ASI transisi dan ASI matang. Komposisi
ASI pada tahap ASI matang akan relatif stabil sampai proses
penyapihan.
Komposisi nutrisi ASI di dapatkan dari konsumsi makanan ibu
dan dari cadangan yang terdapat di dalam tubuh ibu (Mecacci,
2015). Semua ibu menyusui dapat menghasilkan ASI secara
maksimal, akan tetapi jika ibu menyusui memiliki kekurangan gizi
dapat memberikan dampak kekurangan pada cadangan
energi,vitamin, dan mineral (WHO,2013).
Thank You
Any Question ?

Anda mungkin juga menyukai