Anda di halaman 1dari 14

Struktur dan Fungsi Sel

pada Sistem Pertahanan


Tubuh
Oleh Dhea Kusuma

15 April 2020
.
A. Antigen dan Antibodi
Dalam system pertahanan tubuh terdapat dua substansi yang memiliki
peranan penting yaitu antigen dan antibody.

01. Antigen
Antigen adalah substansi kimia yang dapat merangsang respons imun dan dapat berekasi dengan
antibody. Substansi kimia yang termasuk antigen dibedakan menjadi dua, yaitu immunogen
(substansi kimia yang dapat merangsang respons imun) dan hapten (substansi kimia yang dapat
bereaksi dengan antibody). Ada beberapa antigen antara lain sebagai berikut.
• Berdasarkan kandungan bahan kimianya dibedakan menjadi empay yaitu antigen yang
mengandung protein, antigen yang mengandung karbohidrat, antigen yang mengandung lipid,
dan antigen yang mengandung asam nukleat.
• Berdasarkan spesifikasinya dibedakan menjadi lima, yaitu alloantigen, xenoantigen,
heteroantigen, antigen organ spesifik, dan autoantigen.
• Bedasarkan determinanya dibedakan menjadi empat, yaitu unideterminan, univalent;
unideterminan, multivalent; multideterminant, univalent; dan multideterminant, multivalen.
• Berdasarkan ketergantungan pada sel T dibedakan menjadi dua, yaitu T dependen. T
independen
02. Antibodi
Merupakan protein serum yang mempunyai respons kekebalan pada tubuh.
Antibodi mengandung immunoglobin (Ig) yang dibentuk oleh sel plasma
(proliferasi sel B) karena adanya kontak dengan antigen. Ada beberapa macam
immunoglobin, diantaranya IgG, IgA, IgM, IgE, dan IgD.
B. Mekanisme Pertahanan Tubuh
01. Sistem Kekebalan Bawaan
(Nonspesifik)
Sistem pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen
satu dengan yang lainnya. Kekebalan ini merupakan garis pertahana tubuh
yang pertama dalam tubuh. Mekanisme kekebalan bawaan adalah
menghalangi masuknya dan penyebaran penyakit, tetapi jarang mencegah
penyakit secara keseluruhan. Kekebalan nonspesifik terdiri dari
perlindungan permukaan dan kekebalan dalam tubuh.

a. Perlindungan Permukaan (Kulit dan Membran


Mukosa)
Pada
. kulit terdapat kelenjar minyak yang mengandung zat
kimia dan dapat melemahkan bahkan membunuh bakteri
dikulit. Apabila mikroorganisme mampu menembus kulit,
lendir pada membrane mukosa akan menjerat mikroorganisme
tersebut. Lendir tersebut mengandung salah satu protein
pelindung yaitu lisozim.
b. Sel fagosit/ Sel Pemakan
Sel fagosit merupakan sel darah putih yang terdiri dari:
• Neutrofil, sel darah terbanyak dalam leukosit, yaitu sekitar 70 persen.
Sel neutrofil mendekati sel yang diserang mikroba dengan adanya
sinyal kimiawi/kemotaksis kemudian memakan dan merusak mikroba
yang terdapat disana.
• Eosinosil, mempunyai daya fagositosis lemah. Eosinosil bertugas
menyerang parasite yang berukuran besar, misalnya cacing.
• Monosit, hanya menyusun sekitar 5 persen dari leukosit. Monosit akan
berkembang menjadi makrofag setelah masuk ke dalam jaringan.
Makrofag merupakan sel fagosit yang terbesar .
c. Protein Antimikroba
Protein mikroba terdiri dari :
• Interferon adl protein yang dihasilkan oleh sel tubuh yang
terinfeksi virus untuk melindungi bagian sel lain di sekitarnya.
Interferon berfungsi menghambat perbanyakan sel-sel yang
terinfeksi.
• Protein komplemen adl sekelompok plasma protein yang
bersikulasi didarah dalam keadaan tidak aktif. Protein komplemen
aktif apabila muncul ikatan antigen dan antibody atau dapat juga
karena bertemu dengan molekul polisakarida di permukaan tubuh
mikroorganisme
d. Sel Natural Killer/ NK
Sel NK berada di sistem limfatik dan peredaran darah. Fungsi
sel NK adalah meliois dan membunuh sel-sel kanker dan sel
tubuh vang terinfeksi virus sebelum diaktifkannya sistem
kekebalan adaptif dengan cara melepaskan senyawa perforin.
Respons pertahanan tubuh nonspesifik disebut peradangan (inflamasi). Radang
merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh vang disebabkan oleh
inteksi, zat-zat kimia, ataupun gangguan fisik lainnya, seperti benturan dan panas.
Gejala radang dapat berupa sakit, panas, bengkak, kulit memerah, dan gangguan
fungsi dari daerah yang terkena radang Demam merupakan salah satu respons
tubuh terhadap radang. Bakteri, virus, sel-sel kanker, dan sel-sel yang mati
menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen, Zat tersebut merangsang
makrotag dan monosit mengeluarkan zat pyrogenendogen yang merangsang
hipotalamus menakkan suhu tubuh sehingga timbul perasaan dingin, menggigil,
dan suhu tubuh yang meningkat.
2. Sistem Kekebalan Adaptif/ Spesifik
Sistem kekebalan spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu
yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil
melewati sistem kekebalan nonspesifik. Sistem kekebalan spesifik dibedakan
menjadi dua, yaitu imunitas humoral dan imunitas seluler.

a. Imunitas Humoral
Imunitas humoral menghasilkan pembentukan antibodi atau imunoglobulin (Ig) yang
disekr-esikan oleh sel limfosit B atau sel B. Limfosit B merupakan limfosit yang mengatur
pematangan di sumsum merah tulang. Antibodi adalah protein yang dibentuk tubuh sebagal
respons terhadap suatu antigen dan secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen
tersebut. Jika antigen bertemu dengan antibodi akan terbentuk kompleks, antigen-
antibodi dan proses penghancuran akan berlangsung, sedangkan antigen adalah berbagai
organisme atau substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dan mampu merangsang system
kekebalan untuk menghasilkan respons kebal terhadapnya. Antigen / imunogen dapat
berupa bakteri, virus, protein, kanker, sel-sel kanker, dan racun.
Terdapat beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau antigen, yaitu netralisasi,
aglutinasi, presipitasi, dan fiksasi komplemen. Netralisasi menyebabkan antibodi menutup
sisi penghubung determinan antigen sehingga antigen tidak berbahaya dan akhirnya dapat
dicema oleh sel fagosit. Aglutinasi adalah kondisi ketika satu antibodi memiliki minimal 2
pengikatan. Semua sisi pengikatan tersebut berikatan dengan antigen berupa materi partikel
seperti darah merah atau bakteri.
Oleh karena itu, kompleks besar dengan mudah difagosit oleh makrofag. Presipitasi
(pengendapan) adalah pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam cairan
tubuh, Setelah terendapkan, antigen dikeluarkan dan dibuang melalui fagositosis. Fiksasi
komplemen merupakan pengaktifan rentetan molekul protein komplemen karena adanya
infeksi. Prosesnya menyebabkan virus dan sel-sel patogen yang menginfeksi bagian tubuh
menjadi lisis.
Kontak pertama antara sel-sel B dengan antigen beserta reaksi dari sel-sel tersebut terhadap
antigen yang masuk ke dalam tubuh disebut respons kekebalan primer. Apabila suatu
individu terpapar lagi oleh antigen yang sama beberapa waktu kemudian, respons akan
menjadi lebih cepat (2-7 hari) dengan respons yang lebih besar dan lama. Proses ini
dinamakan dengan respons kekebalan sekunder.

b. Imunitas Seluler
Imunitas seluler bergantung pada peran langsung sel-sel limfosit dalam
menghancurkan patogen. Limfosit yang berperan dalam imunitas seluler adalah
limfosit T atau sel T. Limfosit T merupakan limfosit yang mengalami
pematangan di timus. Ada tiga subpopulasi sel T, yaltu sel T sitotoksik, sel T
penolong, dan sel T penekan. Tugas utama imunitas seluler adalah untuk
menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi patogen, misalnya oleh bakteri
. . .
atau virus. Bakteri atau virus yang telah menyerang sel tubuh akan
memperbanyak diri dalam sel tubuh tersebut. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh
antibodi tubuh.
C. Kelainan pada Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh manusia juga dapat mengalami kelainan

Kegagalan sistem pertahanan tubuh dapat menimbulkan penyakit, antara lain sebagai berikut.
1. Alergi (hipersensitivitas), adalah respons berlebihan terhadap antigen tertentu sehingga sistem
kekebalan dapat menyebabkan kerusakan jaringan ketika berusaha melakukan perlawanan. Reaksi
alergi melibatkan antibodi dari kelas lgE (imunoglobulin E). Apabila zat penyebab alergi masuk ke
dalam tubuh, IgE akan merangsang makrofag untuk melepaskan histamin dan penyebab
peradangan lain.
2. Autoimunitas, adalah kelainan di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri.
Contoh: penyakit lupus, anemia pernisiosa, penyakit Addison, multiple sklerosis, artritis rematold,
dan toroiditis.
3. Isoimunitas, adalah keadaan di mana tubuh mendapatkan kekebalan dan individu lain yang me-
lawan sel tubuhnya sendiri. ,

4. Imunodefisiensi, adalah keadaan di mana sistem.kekebalan seseorang sangat lemah atau tidak
mampu melakukan tugasnya melawan infeksi berbahaya. Penyakit imunodefisiensi yang paling
mematikan adalah AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) yang disebabkan oleh virus HiV
(human immunodeficiency virus). HIV menginfeksi sel limfosit T yang menghasilkan keknbalan
tubuh sehingga terjadi kerusakan sistem kekebalan tubuh.
D. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu perlakuan yang mengakibatkan seseorang menjadi kebal (imun) terhadap
suatu penyakit. Imunisasi dibedakan menjadi dua, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

1. Imunisasi aktif, merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh karena tubuh membuat antibodi
sendiri.
a. Imunisasi aktif alami: jika seseorang terkena penyakit kemudian sistem imunitas
memproduksi antibodi/limfosit khusus.
b. Imunisasi aktif buatan: merupakan hasil vaksinasi. Vaksin adalah patogen yang dilemahkan
atau toksin yang telah diubah,yang dapat merangsang imunitas, tetapi tidak menyebabkan
penyakit.

2. Imunisasi pasif, merupakan kekebalan yang diperoleh melalui transfer atau


pemberian antibodi dari individu lain.
a. Imunisasi pasif alami; terjadi melalui pemberian ASI dan saat igG ibu masuk ke
plasenta.
b. Imunisasi pasif buatan: terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang
dihasilkan oleh orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai