Anda di halaman 1dari 18

Manajemen Oksigenasi

Kelompok 1
Desy Setyawati
Isky Tussila Diana.P
Resty Dwi Nuryanti
Tati Mulyawati
Pengertian

Ventilasi mekanik adalah alat pernafasan


bertekanan negatif atau positif yang dapat
mempertahankan ventilasi dan pemberian
oksigen dalam waktu yang lama.
Ventilasi mekanik
 Invasif atau intubet ventilation dengan intubasi
trakeostomi
 Non invasif tanpa intubasi menggunakan face
mask atau sungkup
Tujuan ventilasi mekanik
 Memperbaiki pertukaran gas
 Mengatasi distress napas
 Memperbaiki ketidakseimbangan
 Menurunkan kerja jantung
Klasifikasi

1. Ventilator Tekanan Negatif

2. Ventilator Tekanan Positif


Terdapat tiga jenis ventilator tekanan positif

1. Ventilator Tekanan-Bersiklus.
2. Ventilator Waktu-Bersiklus
3. Ventilator Volume-Bersiklus
Indikasi Ventilasi Mekanis

 Gagal Napas
 Insufisiensi Jantung
 Disfungsi Neurologis
 Tindakan operasi
Efek Ventilasi mekanik

Efek pada organ lain:Akibat cardiac output menurun; perfusi


ke organ-organ lainpun menurun seperti hepar, ginjal dengan
segala akibatnya. Akibat tekanan positif di rongga thorax darah
yang kembali dari otak terhambat sehingga tekanan intrakranial
meningkat.
Komplikasi

1. Komplikasi pada jalan nafas


2. Masalah Selang Endotrakeal
3. Barotrauma
4. Penurunan Curah Jantung.
5. Keseimbangan air positif
 Survey Primery
Langkah-langkahnya sebagai ABCDE (airway and C-spine control,
breathing, circulation and hemorrhage control, disability,
exposure/environment).
 Pada survei primer, hal yang perlu dikaji adalah :

1. Dangers
 Kaji kesan umum : observasi keadaan umum klien
 Bagaimana kondisi saat itu
 Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
 Bagaimana mengatasinya
 Pastikan penolong selamat dari bahaya
 Hindarkan bahaya susulan menimpa orang-orang disekitar
 Segera pindahkan korban jangan lupa pakai alat pelindung diri
Lanjutan
2. Respons
 Kaji respon / kesadaran dengan metode AVPU, meliputi :
 Alert (A) : berespon terhadap lingkungan sekitar atau sadar
terhadap kejadian yang dialaminya
 Verbal (V) : berespon terhadap pertanyaan perawat
 Paintfull (P) : berespon terhadap rangsangan nyeri
 Unrespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri

Cara pengkajian :
 Observasi kondisi klien saat datang
 Tanyakan nama klien
 Lakukan penepukan pundak / penekanan daerah sternum
 Lakukan rangsang nyeri misalnya dengan mencubit
3.Airway (Jalan Napas)
 Lihat, dengar, raba (Look, Listen, Feel)
 Buka jalan nafas, yakinkan adekuat
 Bebaskan jalan nafas dengan proteksi tulang cervical dengan menggunakan
 teknik Head Tilt/Chin Lift/Jaw Trust, hati-hati pada korban trauma
 Cross finger untuk mendeteksi sumbatan pada daerah mulut
 Finger sweep untuk membersihkan sumbatan di daerah mulut
 Suctioning bila perlu

4.Breathing (Pernapasan)
 Lihat, dengar, rasakan udara yang keluar dari hidung/mulut, apakah ada
pertukaran hawa panas yang adekuat, frekuensi nafas, kualitas nafas, keteraturan
nafas atau tidak
5.Circulation (Pendarahan)
 Lihat adanya perdarahan eksterna/interna
 Hentikan perdarahan eksterna dengan Rest, Ice, Compress,
 Elevation (istirahatkan lokasi luka, kompres es, tekan/bebat, tinggikan)
 Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan sirkulasi :
 capillary refill time, nadi, sianosis, pulsus arteri distal
 Survey Sekundary
Mencari perubahan-perubahan yang dapat berkembang
menjadi lebih gawat dan mengancam jiwa apabila tidak segera
diatasi dengan pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe)

Pada survei sekunder, hal yang perlu dikaji, meliputi :


1.Disability
 Ditujukan untuk mengkaji kondisi neurimuscular klien :

a. Keadaan status kesadaran lebih dalam (GCS)


b. Keadaan ekstremitas (kemampuan motorik dan sensorik)
2. Eksposure
Melakukan pengkajian head to toe pada klien, meliputi :
a. Pemeriksaan kondisi umum menyeluruh
 Posisi saat ditemukan
 Tingkat kesadaran
 Sikap umum, keluhan
 Trauma, kelainan
 Keadaan kulit

b. Pemeriksaan Kepala dan Leher


1. Raut Muka
 Bentuk muka : bulat, lonjong, dan lain-lain
 Ekspresi muka : tampak sesak, gelisah, kesakitan
 Tes syaraf : menyeringai, mengerutkan dahi, untuk memeriksa nervus
V, VII.
2. Bibir
 Biru ( sianosis )
 Pucat ( anemia )

3. Mata
 Konjungtiva : Pucat (anemia), Ptechiae (perdarahan bawah kulit/ selaput
lendir) pada endokarditis bacterial
 Skela : Kuning ( ikterus ) pada gagal jantung kanan, penyakit hati, dan lain-
lain
 Kornea : Arkus senilis ( garis melingkar putih/abu-abu ditepi kornea
berhubungan dengan peningkatan kolesterol/ penyakit jantung koroner )
 Eksopthalmus : Berhubungan dengan tirotoksikosis

c.Pemeriksaan dada
Flail chest, nafas diafragma, kelainan bentuk, tarikan antar iga, nyeri tekan,
perlukaan (luka terbuka, luka mengisap), suara ketuk/perkusi, suara nafas
d. Pemeriksaan perut
Perlukaan, distensi, tegang, kendor, nyeri tekan, undulasi
e. Pemeriksaan tulang belakang
Kelainan bentuk, nyeri tekan, spasme otot
f. Pemeriksaan pelvis/genetalia
Perlukaan, nyeri, pembengkakan, krepitasi, inkontinensia
g. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
Perlukaan, angulasi, hambatan pergerakan, gangguan rasa, bengkak,
denyut nadi, warna luka.
Evalusi
1.Status Oksigenasi
2.Parameter PaO2, SpO2
3.Mencapai PaO2, SpO2 yang diinginkan dgn FiO2 terendah
4.Variabel FiO2, Mean airway pressure, I:E ratio
5.Bila perlu ditambah PEEP
6.Status Ventilasi
7.Parameter PaCO2
8.Variabel tidal volume, rate, dead space
9.Atur minute volume untuk PaCO2 yang diinginkan
10.Waspada efek samping
11.Perubahan mode
12.CMV - ACV - SIMV - PS/VS - CPAP - weaning
13.Tergantung kondisi penderita, perbaikan atau perburukan yang terjadi
14.Status hemodinamik (Terjadi gangguan hemodinamik pada awal ventilasi
mekanik)
15. Perubahan tekanan negatif ke positif VR, SV, CO, tensi
16. Perbaikan ventilasi dan oksigenasi katekolamin , tonus simpatis , tonus vaskuler
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai