Anda di halaman 1dari 6

Definisi Hematom Epidural

Epidural hematoma adalah


penumpukan darah diruang epidural
dan cirinya
berbentuk  bikonveks atau mempunyai 
lensa cembung akibat trauma kapitis.
(American of Collage Surgeon,2004)
Epidemiologi Abses Cerebri

Abses otak dapat terjadi pada berbagai kelompok usia,


namun paling seringterjadi pada anak berusia 4
sampai 8 tahun. Penyebab abses otak yaitu, embolisasi
oleh penyakit jantung kongenital dengan pintas
atrioventrikuler (terutama tetralogi fallot),meningitis,
otitis media kronis dan mastoiditis, sinusitis, infeksi
jaringan lunak padawajah ataupun scalp, status
imunodefisiensi dan infeksi pada pintas
ventrikuloperitonial(VP-Shunt). Patogenesis abses otak
tidak begitu dimengerti pada 10-15% kasus.
Epidemiologi AO
Sebelum munculnya pandemik AIDS, kasus abses otak dperkirakan
mancapai 1 per10.000 untuk penerimaan rumah sakit, atau sekitar
1.500-2.500 kasus pertahun. Prevalensiabses otak pada pasien
dengan AIDS diketahui lebih tinggi, sehingga aknga
kejadiankeseluruhan telah meningkat. Abses otak jarang terjadi di
negara maju tetapi masalah yangsignifikan di negara-negara
berkembang. Faktor-faktor predisposisi bervariasi di berbagaibelahan
dunia (Brook I, 2014).Dengan diperkenalkannya antimicrobics dan
meningkatnya ketersediaan studipencitraan, seperti CT scan dan
MRI, angka kematian telah menurun menjadi kurang dari 5-15%.
Pecahnya abses otak, bagaimanapun, adalah terkait dengan tingkat
kematian yangtinggi (hingga 80%) (Brook I, 2014)
Patofisiologi AO
Meknaisme dari pembentukan abses otak adalah penyebaran dengan cara
hematogendari fokus jauh daerah yang terkena infeksi. Abses ini biasanya berada
di banyak lokasi, danmemliki tingkat kematian lebih tinggi daripada asbes yang
timbul secara sekunder untuk titikfokus yang terdekat dengan daerah yang
terinfeksi. Penyebab yang paling sering yaitu infeksiawal seperti paru-paru kronis,
penyakit piogenik paru terutama abses paru, bronkiektasis.Abses otak juga dapat
terjadi secara hematogen dari infeksi luka di kulit, osteomyilitis,infeksi panggul,
choleocytitis, dan infeksi intraabominal lainnya. Faktor lain
yangmenyebabkan predisposisi hematogen abses otak adalah penyakit jantung
bawaan, yangmencapai sekitar 5%-15% dari semua kasus abses otak ( Mustafa
et al, 2014 ). Trauma adalah mekanisme pengembangan pathogen penyebab
abses otak. Abses otakkarena penyebab sekunder ketika terjadi fraktur pada otak
akibat bedah saraf ataupun cederaakibat benda asing. Kejadian pembentukan
abses otak akibat trauma kepala berkisar antara3% sampai 17% pada populasi
militer( Mustafa et al, 2014 )
Diagnosis AO
Pemeriksaan untuk penegakan diagnose abses serebri
ialah:1. GCS, untuk mennetukan derajat kesaradaran
penderita2. Rontge foto kepala, sinus, atau mastoid,
thoraks untuk mencari sumber infeksi3. USG untuk
mendapakan gambaran lateralisasi4. Angiografi untuk
menentukan lokasi abes5. EEG untuk menunjukkan
adanya lateralisasi oleh abses supraentorial6. CT-Scan
untuk menunjukkan lokasi abe dengan depat
dan fase-fase dari absestersebut.
Pada pemeriksaan laboratorium, terutama pemeriksaan darah perifer yaitu pemeriksaan lekosit
dan laju endap darah; didapatkan peninggian lekosit dan laju endap darah.2,7. Pemeriksaan
cairan serebrospinal pada umumnya memperlihatkan gambaran yang normal. Bisa didapatkan
kadar protein yang sedikit meninggi dan sedikit pleositosis, glukosa dalam batas normal atau
sedikit berkurang.2,7,12 kecuali bila terjadi perforasi dalam ruangan ventrikel.2,7
Foto polos kepala memperlihatkan tanda peninggian tekanan intrakranial, dapat pula
menunjukkan adanya fokus infeksi ekstraserebral; tetapi dengan pemeriksaan ini tidak dapat
diidentifikasi adanya abses. Pemeriksaan EEG terutama penting untuk mengetahui lokalisasi abses
dalam hemisfer. EEG memperlihatkan perlambatan fokal yaitu gelombang lambat delta dengan
frekuensi 13 siklus/detik pada lokasi abses.2,7,13 Pnemoensefalografi penting terutama untuk
diagnostik abses serebelum. Dengan arteriografi dapat diketahui lokasi abses di hemisfer. Saat ini,
pemeriksaan angiografi mulai ditinggalkan setelah digunakan pemeriksaan yang relatif noninvasif
seperti CT scan. Dan scanning otak menggunakan radioisotop tehnetium dapat diketahui lokasi
abses; daerah abses memperlihatkan bayangan yang hipodens daripada daerah otak yang normal
dan biasanya dikelilingi oleh lapisan hiperderns. CT scan selain mengetahui lokasi abses juga
dapat membedakan suatu serebritis dengan abses.2,13 Magnetic Resonance Imaging saat ini
banyak digunakan, selain memberikan diagnosis yang lebih cepat juga lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai