Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

X DENGAN GANGGUAN
SISTEM
PERNAFASAN: TB PARU DI RUANG PENYAKIT DALAM
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

Naharotul Mufidah
414401120048
LATAR BELAKANG
 WHO melaporkan adanya 3 juta orang meninggal akibat TB paru tiap tahun dan diperkirakan
5000 orang tiap harinya. Tiap tahun ada 9 juta penderita TB baru dan 75% kasus kematian dan
kesakitan dimasyarakat diderita oleh orang-orang pada umur produktif dari 15 sampai 54
tahun (Fitriani, 2013).
 Total estimasi insidens (kasus baru) TB paru di Indonesia yang dilaporkan oleh WHO dalam
Global report 2011 adalah 450.000 pertahun .
 Di Propinsi Jawa Tengah penemuan kasus TB Paru BTA positif tahun 2010 sebanyak 23.922
kasus atau 69,04% meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2009 sebanyak 16.716 atau
48,15% (Dinkes Propinsi Jateng, 2011: 16).
LANJ....
 Upaya pemerintah dalam penanggulangan TB paru secara nasional mengacu pada lima
komponen strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcorse) ,
 Pemerintah Indonesia melaksanakan MDGs dibawah koordinasi Bappenas dibantu dengan
kelompok kerja PBB (Laksono 2012).
 Angka keberhasilan pengobatan di Indonesia pada tahun 2010 sebesar 86.70%. Indonesia
telah melebihi target global 85% kesembuhan TB selama 9 tahun terakhir
 Walaupun banyak kemajuan yang dicapai, namun tantangan berupa meningkatnya
koinfeksi TB HIV, kasus TB MDR (Multi Drugs Resistences), kelemahan manajemen dan
kesinambungan pembiayaan program pengendalian TB masih dihadapi (Irene, 2012).
TINJAUAN PUSTAKA

 Anatomi pernafasan : Hidung- faring-laring- trakea- bronkus- paru2


 Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi menular, menyerang pada
paru, yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculose (Murwani,
2011).
 Manifestasi klinis = batuk dan keluar dahak -+ 2 minggu, lemah, anoreksia,
febris (Murwani, 2011)
 Komplikasi= Pleuriitis, Efusi pleura, Empisema, Laringitis, TB usus
(Ardiansyah, 2012)
 Pemeriksaan penunjang= Leukosit meninggi , HB menurun, sputum BTA
+ , Pada pemeriksaan photo thorak menunjukan adanya jaringan parut atau
fibrosis, Koh pulmonal aktif, Gambaran keruh (Somantri, 2009)
PENATALAKSANAAN
 Penyuluhan
 Pemberian OAT
 Fisioterapi dan rehabilitasi
 Konsultasi secara teratur
PATHWAY
PEMERIKSAAN FISIK

 Pernafasan

Gejala:
 Batuk (produktif atau tidak produktif)
 Nafas pendek

Tanda:
 Peningkatan frekuensi pernafasan
 Perkusi pekak dan penurunan fremitus (getaran dalam paru)
 Bunyi nafas menurun, krekels
 Karekteristik sputum adaalah hijau atau purulent dan mukoid kuning, bercak darah).
ASKEP
1. Ketidakefektifan pola nafas (00032) Faktor yang berhubungan
 Definisi: inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
 Hipoventilasi
memberi ventilasi
Batasan karakteristik:  Keletihan otot pernafasan
 Perubahan kedalaman pernafasan
 Bradipneu
 Penurunan tekanan ekspirasi
 Dipsneu
 Peningkatan diameter anterior-posterior
 Pernafasan cuping hidung
 Ortopneu
 Fase ekspirasi memanjang
 Pernafasan bibir
 Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas
 Faktor yang berhubungan
 Hipoventilasi, Keletihan otot pernafasan 
Noc
 Respiratory status : airway patency (Status Pernapasan: patensi jalan napas).
 Respiratory status: ventilation (Status pernafasan: Ventilasi)
 Respiratory status : gas exchange (status pernapasan : pertukaran gas)

Nic
a. Airway Management
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
 Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
 Monitor respirasi dan status O2

b. Respiratory Monitoring
 Monitor rata – rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi
 Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal
 Monitor suara nafas, seperti dengkur
 Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, hiperventilasi
 Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
 Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya
LANJ...

Oxygen Therapy  Vital sign Monitoring


 Monitor TD, nadi, suhu, dan RR.
 Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
 Pertahankan jalan nafas yang paten
 Monitor Vital sign saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri.
 Atur peralatan oksigenasi
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan.
 Monitor aliran oksigen  Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas.
 Pertahankan posisi pasien
 Monitor kualitas dari nadi.
 Observasi adanya tanda-tanda
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan.
hipovantilasi
 Monitor suara paru.
 Monitor adanya kecemasan pasien
 Monitor pola pernapasan abnormal.
terhadap oksigenasi
 Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.
 Monitor sianosis perifer.
 Monitor adanya cushing triad (bradikardi, peningkatan
sistolik).
 Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
LANJ...
2. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari  Kurang minat pada makanan
Kebutuhan Tubuh
 Membran mukosa pucat
Batasan karakteristik
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Kram abdomen
 Tonus otot menurun
 Nyeri abdomen
 Mengeluh gangguan sensasi rasa
 Menghindari makanan
 Cepat kenyang setelah makan
 Berat badan 20% atau lebih dibawah berat
badan ideal Faktor faktor yang behubungan:
 Kehilangan rambut berlebihan  Faktor biologis

 Kurang makanan  Faktor psikologis


NOC MK 2
 Nutrition status: food & fluid intake (Status nutrisi: asupan cairan & makanan)
 Nutritional status : Nutrient intake (Status nutrisi: asupan nutrisi)

NIC MK 2
 Nutrition Management
 Kaji adanya alergi makanan
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
 Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
LANJ...

Nutrition Therapy Nutrition Monitoring


 Nilai kelengkapan nutrisi yang tepaT  Monitor adanya penurunan berat badan
 Monitor lingkungan selama makan
 Kolaborasi dengan dengan ahli gizi jumlah
 Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan
jam makan
 Pilih nutrisi tambahan yang tepat  Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
 Anjurkan asupan makanan yang tinggi kalsium  Monitor turgor kulit

 Berikan perawatan oral sebelum makan jika  Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah
diperlukan patah
 Monitor mual dan muntah
 Instruksikan pasien dan keluarga tentang diet
 Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan
yang ditentukan
kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake nuntrisi
 Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
3. Hipertermia
Batasan karakteristik
 Konvulsi
NOC
 Thermoregulation
 Kulit kemerahan
 Vital sign
 Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran
normal
 Kejang
 Takikardia
 Takipnea
 Kulit terasa hangat
Faktor yang berhubungan
 Penurunan respirasi
 Penyakit
Fever treatment Temperature regulation
 Monitor suhu dan tanda-tanda vital  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
 Monitor warna kulit dan suhu  Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
 Monitor intake dan output, ketahui tanda-  Monitor TD, nadi dan RR
tanda penurunan kesadaran dan  Monitor warna dan suhu kulit
kehilangan cairan
 Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
 Kolaborasi pemberian cairan intravena
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya
 Dorong konsumsi cairan kehangatan tubuh
 Selimuti pasien  Diskusikan tentang pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
 Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
 Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign monitoring
 Monitor TD, nadi, suhu dan RR
 Catat adanya fluktuasi tekanan darah
 Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk atau berdiri
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR sebelum, selama dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna dan kelembapan kulit
 Monitor sianosis perifer
 Identifikasi penyebab dari perubahan vita sign

Anda mungkin juga menyukai