PENATALAKSANAANNYA
ANAFILAKTIK
SEPTIK
DISTRIBUTIF NEUROGENIK
OBAT VASODILATOR
SYOK
KARDIOMIOPATI
KARDIOGENIK IMA
MIOKARDITIS
TAMPONADE JANTUNG
OBSTRUKTIF EDEMA PULMONAL
TENSION
PNEUMOTORAKS
HIPOVOLEMIK OBSTRUKTIF KARDIOGENIK DISTRIBUTIF
SISTOLIK RESISTENSI
PRELOAD PENGISIAN SISTEMIK
VASKULAR
DISFUNGSI
CARDIAC MIOKARD
10
OUTPUT %
90
%
TEKANAN / N CARDIAC
ARTERI OUTPUT
SYOK
MALDISTRIBUSI ALIRAN
MULTIPLE DARAH DALAM
ORGAN MIKROSIRKULASI
FAILURE
CAIRAN, SEPSIS, EDEMA INFARK
DARAH ANAFILAKTIK PULMONAL MIOKARD
HIPOVOLEMIA VASODILATASI
KONTRAKTILITAS
GEJALA : CARDIAC
CARDIAC
FILLING
HAUS
CARDIAC
OUTPUT
TEKANAN
HIPOTONIA
DARAH
HIPOKSIA
HEART SIMPATIS
HEART RATE
RATE
Tingkat syok :
Ringan → kehilangan 10-20% dari volume sirkulasi.
Hipoperfusi hanya terjadi pd organ non vital : kulit, jaringan
lemak, otot rangka & tulang.
S/ klinis :
- kesadaran masih normal - hipotensi postural
- rasa dingin - kolaps vena-vena leher
- takikardia - diuresis ↓ sedikit
- pucat - urin pekat
- kulit lembab - asidosis metabolik (-)
SYOK SEPTIK Sepsis berat dengan hipotensi refrakter dengan resusitasi cairan
adekuat atau yang memerlukan vasopresor atau inotropik untuk
mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.
Sepsis dengan tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau penurunan
tekanan daerah sistolik > 40 mmHg dari baseline dan tidak
ditemukan penyebab hipotensi lainnya.
MODS Perubahan fungsi organ pada penderita sakit parah yang akut
(Multiple Organ sehingga homeostasis tidak dapat dipertahankan tanpa
Disfunction Syndrom intervensi.
DIAGNOSA PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
SYOK NEUROGENIK
tdk
Persiapkan akses IV
TD dan ya
klinis Terapi definitif jika ada
stabil? indikasi
tdk
TD dan
klinis
ya Syok Hipovolemik
stabil?
tdk
Monitoring hemodinamik
Choi et al 1999.
Pemantauan resusitasi → parameter keberhasilan :
- Kesadaran membaik.
- Perfusi perifer ↑
- Curah jantung ↑ → - TD ↑
- Nadi teraba kuat
TD, Nadi & RR pantau setiap 15-30 menit.
- Hb, Ht setiap 6 jam → bila curiga perdarahan masih (+).
- Pemeriksaan AGD & elektrolit → - fungsi kardiorespirasi.
- gangguan asam-basa
- gangguan elektrolit
- Diuresis > 0,5 ml/kgBB/jam
- CVP 3-8 cmH2O Pemasangan CVP.
Hati-hati → vena-vena besar kolaps → komplikasi pneumo/
Hematotoraks.
SYOK ANAFILAKTIK
Pasien terlentang, kaki naik 30-40o
ADRENALIN
Reaksi yang ringan diperlukan suntikan
(EFINEFRIN) IM/SK dalam larutan 1 : 1.000
adrenalin /efinefrin 0,3-0,5 mg/kgBB
(dewasa) atau 0,01 ml/kgBB (anak)
Dosis ulangan dapat diberikan setiap 5-10 menit
Terapi segera :
1. Hentikan kontak :
- Media kontak→ stop.
- Torniquet → Proksimal sengatan/gigitan binatang.
- Adrenalin lokal di tempat sengatan/gigitan (vasokonstriktor)
2. Posisi pasien :
- Terlentang, kaki dinaikkan 30-40° (bukan Trendelenburg).
- Tidak sadar → Tripel manuever
3. IV line
4. O2
Posisi shock
ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI
300 - 500 cc
darah dari kaki
pindah ke
sirkulasi sentral
Eddy Rahardjo
AIRWAY
Eddy Rahardjo
5. Henti nafas/jantung RJP
6. Pemasangan ETT/trakeostomi/krikotirotomi.
7. Persiapan defibrilator.
8. Adrenalin(epinefrin), noradrenalin (norepinefrin) :
- IV - D : 3-5 ml larutan 1:10.000 (0,3-0,5 mg) iv.
- A : 0,1 ml/kgBB larutan 1:10.000 iv
- IM - D : 0,3-0,5 ml larutan 1:1.000 (0,3-0,5 mg) im/sk.
- A : 0,01 ml/kgBB larutan 1:1.000 im/sk.
Dosis ulangan sesuai keperluan, setiap 5-10 menit.
Adrenalin/noradrenalin :
↑ c-AMP
- agonis α vakokonstriksi kulit, mukosa, splanknikus
- agonis β dilatasi bronkus, konstriksi arteriol otot.
9. Aminofilin
Utk bronkospame yang tidak dapat diatasi adrenalin.
Efek : ↑ cAMP (bronkodilator)
Dosis dewasa/anak :
- awal : 5 mg/kgBB diberikan selama 15-20 menit
(diencerkan 20 ml dg D5)
- dosis pemeliharaan : 0,6 mg/kgBB/jam
10. Pemeriksaan AGD : - gangguan kardiorespirasi
- hipoperfusi jaringan
- derajat asidosis metabolik
12. Pemantauan :
- EKG : aritmia
- Diuresis
Terapi suportif :
1. Terapi cairan koreksi hipovolemik : - ↑ MAP
- ↑ curah jantung
2. Koreksi elektrolit
3. Pemberian O2 diteruskan bila masih sianotik.
4. Kortikosteroid : hidrokortison 100-250 mg iv, atau
metilprednisolon 50 mg/6 jam selama 1-2 hari.
5. Antihistamin : prometazin 0,2 mg/kgBB.
Steroid & antihistamin hambat efek histamin perifer :
- ↑ reaksi jar. terhadap agonis β
- hambat sintesa histamin.
6. Hindari pemberian sedatif, narkotika, tranquilizer TD
7. Pantau pasien min. 4 jam post anafilaksis.
8. 24 jam berikutnya hindari vasodilator (alkohol, mandi air
hangat)
Syok SEPTIK
Th :
- Oksigenasi & ventilasi
- Monitoring CVP
- Cairan Kristaloid/koloid 1-2 L, selama 30-60 menit Selanjutnya sesuai
dengan TD, N, & Diuresis
- Obat Inotropik apabila cairan sudah mencukupi dan masih hipotensi
dopamin : 5-30 µg/kgBB/menit (dinaikkan bertahap).
- Diuretik Furosemid (lasix) 20 mg IV (dinaikkan bertahap)
- Gangguan Pendarahan transfusi trombosit, FFP, heparin, vit. K
- Gangguan metabolisme Koreksi keseimbangan asam-basa,
gangguan elektrolit, dan hiperglikemia (insulin)
- Steroid Deksametason 3 mg/kgBB, iv atau Metilprednisolon 30
mg/kgBB, iv.
- Pembedahan Sumber infeksi dihilangkan (jaringan nekrotik, abses)
- Antibiotik Sesuai dg penyebabnya (co. Ampisilin 2 g IV /6 jam, gentamisin 5
mg/kg BB IV /24 jam, metronidazol 500 mg IV /8 jam) .
SYOK NEUROGENIK
ALHAMDULILLAHIRABBILALAM
IN
WASSALAMUALAIKUM
Wr. Wb.