Anda di halaman 1dari 38

PENYAKIT

JANTUNG CORONER
Pengertian
 Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah
penyakit jantung yang timbul akibat
penyempitan pada arteri koronaria.
 Penyebab terbanyak dari penyempitan
tersebut adalah aterosklerosis yang
merupakan suatu kelainan yang terdiri
atas fibrolipid dalam bentuk plak yang
menonjol atau penebalan pada tunika
intima dan pada bagian dalam tunika
media.
 Proses aterosklerosis sudah dimulai pada
masa kanak-kanak dan menjadi nyata
secara klinik pada kehidupan dewasa
BASIC ELECTROPHYSIOLOGY
Epidemiologi
• Berdasarkan hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga Nasional (SKRTN),
dalam 10 tahun terakhir angka tersebut
cenderung mengalami peningkatan.
• Pada tahun 1991, angka kematian akibat
PJK adalah 16%, kemudian di tahun
2001 angka tersebut melonjak menjadi
26,4%.
• Angka kematian akibat PJK diperkirakan
mencapai 35,5 per 100.000 penduduk di
negara kita
Epidemiologi
• Jumlah kasus penyakit jantung koroner di
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita
Jakarta juga mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun.
• Pada 1990, jumlah kasus penyakit
jantung koroner di Rumah Sakit Jantung
Harapan Kita Jakarta tercatat sebanyak
1338 kasus.
• Jumlah ini meningkat menjadi 1555
kasus pada 1991 dan meningkat lagi
pada 1992 menjadi 1643 kasus (Lubis,
2006).
Epidemiologi
• Kenaikan prevalensi penyakit jantung
koroner di Indonesia, sebagaimana juga di
negara-negara industri maju, tampaknya
berkaitan dengan kenaikan tingkat sosial
ekonomi atau pendapatan yang telah
melampaui tingkat subsistensi.
• WHO (1990) memperkirakan bahwa
penyebab kematian terbanyak per tahun
adalah penyakit kardiovaskuler, yaitu
sebesar 12 juta per tahun untuk seluruh
dunia. Angka ini juga meningkat untuk
negara-negara yang sedang berkembang,
termasuk Indonesia
Faktor Risiko
• Faktor risiko penyakit jantung koroner,
secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua.
• Yang pertama adalah faktor risiko yang
dapat diperbaiki (reversible) atau bisa
diubah (modifiable) dan kedua yang
sudah menetap atau tidak bisa diubah
(non-modifiable).
• Faktor risiko seperti umur, jenis kelamin,
anatomi pembuluh koroner dan faktor
metabolisme adalah faktor-faktor alamiah
yang tidak dapat diubah.
Faktor Risiko

• Menurut Boestan dan Suryawan


(2003), faktor risiko penyakit jantung
koroner dapat dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu:
– Faktor risiko mayor
• Hiperkolesterolemia
• Hipertensi
• Merokok
• Diabetes Melitus
• Genetik / Riwayat Keluarga
Faktor Risiko

– Faktor risiko minor


• Laki-laki
• Obesitas
• Stress
• Kurang olahraga
• Menopause
• Lain-lain
• Dari faktor-faktor tersebut diatas, terdapat
juga beberapa faktor yang ikut
mempengaruhi terjadinya penyakit jantung
koroner yaitu
- seperti gaya hidup (life style) dan pola
makan yang dapat memicu terjadinya
hiperkolesterol, obesitas dan hipertensi .
• Dalam hal ini adalah karena pengolahan
makanan yang tidak sehat atau mengkon-
sumsi makanan yang berkolesterol secara
berlebihan.
Patofisiologi
– Jantung dialiri oleh arteri coronaria
yang mensuplai darah kebutuhan
jantung sendiri.
– Gangguan pada arteri inilah yang
menyebabkan terjadinya PJK.
– Penyakit ini berkaitan dengan
gangguan suplai darah pada otot
jantung sehingga jantung akan
mengalami kekurangan darah dengan
segala manifestasinya.
Patofisiologi
• Terjadinya penyakit jantung koroner
berkaitan dengan suatu gangguan yang
mengenai pembuluh darah yang disebut
arteriosclerosis.
• Hal ini berarti terjadi kekakuan dan
penyempitan lubang pembuluh darah
yang akan menyebabkan gangguan atau
kekurangan suplai darah untuk otot
jantung.
• Keadaan ini akan menimbulkan apa yang
disebut iskemia miokard.
Patofisiologi
• Terjadinya dan percepatan kejadian
arterisklerosis ini berkaitan dengan
berbagai faktor yang lebih lanjut akan
menjadi risiko terjadinya penyakit
jantung koroner.
• Faktor-faktor itu adalah seperti
kebiasaan merokok, kegemukan, dan
tegangan psikososial
Gambaran klinik
• adanya penyakit jantung dapat berupa
angina pectoris, miokard infark, payah
jantung ataupun mati mendadak.
• Pada umumnya gangguan suplai darah
arteri koronaria dianggap berbahaya bila
terjadi penyempitan sebesar 70% atau
lebih pada pangkal atau cabang utama
arteri koronaria.
• Penyempitan yang kurang dari 50%
kemungkinan belum menampakkan
gangguan yang berarti
Manifestasi Klinik

• Penyakit jantung koroner dapat


memberikan manifestasi klinik yang
berbeda-beda.
• Untuk menentukan manifestasi kliniknya
perlu melakukan pemeriksaan yang
seksama.
• Dengan memperhatikan klinik penderita,
riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan
fisik, elektrokardiografi saat istrahat, foto
dada, pemeriksaan enzim jantung dapat
membedakan subset klinik PJK
• Menurut Tierney, dkk (2002), manifestasi
klinik penyakit jantung koroner meliputi:

Asimptomatik (Silent Mycardial Ischemia)


• Mekanisme silent iskemia diduga oleh karena
ambang nyeri yang meningkat, neuropati
otonomik (pada penderita diabetes),
meningkatnya produksi endomorfin, derajat
stenosis yang ringan.
Angina Pektoris
• Angina Pektoris (AP) didefinisikan
sebagai perasaan tidak enak didada (chest
discomfort) akibat iskemia miokard.
• Perasaan tidak enak didada dapat berupa
nyeri, rasa terbakar atau tertekan.
• Kadang-kadang tidak dirasakan didada
melainkan dileher, rahang bawah, bahu atau
diulu hati. Angina pectoris terdiri dari 3, yaitu
angina pektoris stabil, angina pektoris tidak
stabil dan variant angina.
Infark Miokard Akut
• Infark Miokard Akut (IMA) adalah
kerusakan jaringan miokard akibat
iskemia hebat yang terjadi secara
tiba-tiba.
Aritmia Jantung
• Aritmia jantung adalah gangguan
urutan irama atau gangguan
kecepatan dari proses depolarisasi,
atau kedua-duanya pada jantung.
Mati Mendadak (Suddent death)
• Kematian mendadak dapat
merupakan manifestasi klinik
pertama penyakit koroner pada
sebanyak seperempat pasien,
• tetapi lebih sering terjadi pada
pasien dengan riwayat infark
sebelumnya dan pada disfungsi
ventrikel kiri sedang sampai barat.
Tujuan Diet

Tujuan Diet Penyakit Jantung adalah:


(1) Memberikan makanan secukupnya
tanpa memberatkan kerja jantung.
(2) Menurunkan berat badan bila terlalu
gemuk.
(3) Mencegah atau menghilangkan
penimbunan garam atau air.
Syarat Diet
Syarat-syarat Diet Penydkit Jantung adalah sebagai
berikut:
(1) Energi cukup, untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan normal.
(2) Protein cukup yaitu 0,8 g/kgBB.
(3) Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan
energi total, 10-15% berasal dari lemak jenuh,
dan 10-15% lemak tidak jenuh.
(4) Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan
dislipidemia
(5) Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan
suplemen kalium, kalsium, dan magnesium jika
tidak dibutuhkan.
Syarat Diet
(6) Garam rendah, 2-3 g/hari, jika disertai hipertensi
atau edema.
(7) Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
(8) Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
(9) Cairan cukup, ± 2 liter/hari sesuai dengan
kebutuhan.
(10) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan
penyakit, diberikan dalam porsi kecil.
(11) Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui
makanan dapat diberikan tambahan berupa
makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Jantung I
• Diet Jantung I diberikan kepada pasien penyakit
jantung akut seperti Myocard Infarct (MCI) atau
Dekompensasio Kordis berat.
• Diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan/hari selama 1-2
hari pertama bila pasien dapat menerimanya.
• Diet ini sangat rendah energi dan semua zat gizi,
sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
Diet Jantung II
• Diet Jantung II diberikan dalam. bentuk Makanan
Saring atau Lunak.
• Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet Jantung
I, atau setelah fase akut dapat diatasi. Jika disertai
hipertensi dan/atau edema, diberikan sebagai Diet
Jantung II Garam Rendah.
• Diet ini rendah energi, protein, kalsium, dan tiamin.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet Jantung III
• Diet Jantung III diberikan dalam bentuk
Makanan Lunak atau Biasa.
• Diet diberikan sebagai perpindahan dari Diet
Jantung II atau kepada pasien jantung
dengan kondisi yang tidak terlalu berat.
• Jika disertai hipertensi dan/atau edema,
diberikan sebagai Diet Jan-lung III Garam
Rendah.
• Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi
cukup zat gizi lain.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian

Diet Jantung IV
• Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk
Makanan Biasa.
• Diet diberikan sebagai perpindahan dari
Diet Jantung III atau kepada pasien
jantung dengan keadaan ringan.
• Jika disertai hipertensi dan/ atau
edema, diberikan sebagai Diet Jantung
IV garam rendah. Diet ini cukup energi
dan zat gizi lain, kecuali kalsium.
A th e r o th r o m b o s is : a G e n e r a liz e d
a n d P r o g r e s s iv e P r o c e s s
U n s ta b le
P la q u e
a n g in a

N o rm a l
F a tty
s tre a k
F ib r o u s
p la q u e
A th e ro -
s c le r o tic
p la q u e
ru p tu re /
fis s u r e &
th r o m b o s is M I
}ACS
Is c h e m ic
s tr o k e /T IA

C r itic a l le g
is c h e m ia
C lin ic a lly s ile n t
S ta b le a n g in a C a r d io v a s c u la r
In te r m itte n t c la u d ic a tio n d e a th

In c r e a s in g a g e
A C S , a c u te c o r o n a r y s y n d r o m e ; T IA , tr a n s ie n t is c h e m ic a tta c k
Schematic Representation Of
Acute Myocardial Infarction
Coronary Artery Disease
Pathology of ST-Elevation MI

Plaque Erosion

Plaque Rupture
Diagnosis: 2 Out of 3 Criteria:

• Chest pain

• ECG Changes

• Cardiac enzymes
(troponins, CKMB)

Levine’s Sign
Distal Emboli Protection Device: AngioGuard
Distal Embolisation Protection Device:
The GuardWire Protection System
X-SIZER
X-SIZER® XT
®
XT Catheter
Catheter System
System
BERAPA UMURNYA?
BERAPA UMURNYA?

Anda mungkin juga menyukai