Anda di halaman 1dari 36

Askep Pada Klien

Dengan Penyalahgunaan
Dan Ketergantungan
Napza

Oleh : Wawan Setiawan, S.Kep


Disampaikan pada Mata Kuliah “Keperawatan Napza”
Mhs Akper Al-Ikhlas Th. 2019
Definisi

Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman ata
u bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menye
babkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, m
engurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbu
lkan ketergantungan ( Undang-undang RI No.22 thn 1997 ttg Nar
kotika)
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.

Zat adiktif lain adalah bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif


diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika
JENIS-JENIS NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
A. Golongan Narkotika
1 . Narkotika Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan
tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan. Contoh narkotika golongan 1 heroin/putauw, kokain, ganja .
2 . Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan d
apat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan ser
ta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan .Contoh kodein
3. Narkotika Golongan III :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam


terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein).
B. Golongan Psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolon
gkan menjadi 4 golongan yaitu

1 . Psikotropika Golongan I :

Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan ti
dak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindr
oma ketergantungan. (Contoh : ekstasi, shabu, LSD).
2 . Psikotropika Golongan II :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau
tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma kete
rgantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat atau ritalin).
3. Psikotropika Golongan III :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh:
pentobarbital, Flunitrazepam).
4. Psikotropika Golongan IV :
Psikotropika yg berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam,
seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).
C. Zat adiktif lainnya

1. Minuman berakohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan
syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari
dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan nar
kotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh man
usia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1-5% (Bir)
b. Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur)
c. Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW,
Manson House, Johny Walker, Kamput.)
2 . Inhalansia
Yaitu gas yg dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap beru
pa senyawa organik, yang terdapat pd berbagai barang keperluan
rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3 . Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di mas
yarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pem
akaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjad
i bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering
menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbah
aya.
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA

 Golongan Narkotika
OPIOID (OPIAD)

o Efek samping yang ditimbulkan

Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara, kerusakan penglihatan pada malam hari, men
galami kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infek
si lainnya melalui jarum suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas se
ksual, kematian karena overdosis.

o Gejala intoksitasi (keracunan) opioid

Konstraksi pupil ( at/ dilatasi pupil akibat overdosis berat ) dan satu ( atau lebih ) tanda berikut, yg berkemb
ang selama , at/segera pemakaian opioid, yaitu mengantuk atau koma bicara cadel , gangguan atensi atau
daya ingat. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya: euforia aw
al diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan, atau gangguan f
ungsi sosial atau pekerjaan ) yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian opioid.
o Gejala putus obat dari ketergantungan opioid

Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, menguap, de
mam, dilatasi pupil, hipertensi takikardia disregulasi temperatur, termasuk p
ipotermia dan hipertermia.

Seseorang dgn ketergantungan opioid jarang meninggal akibat putus


opioid, kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, spt
penyakit jantung. Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi t
emperatur, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah p
utus zat. Pd tiap waktu selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal
morfin at/ heroin menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus opioid
ad/ kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan, mual, dan muntah.
Turunan OPIOID (OPIAD) yang sering disalahgunakan adalah :

a. Candu

b. Morfin

c. Heroin ( putaw )

d. Codein

e. Demerol

f. Methadon

g . Kokain
 Golongan Psikotropika

a. Ecstasy

b. SHABU-SHABU

 Jenis-Jenis Bahan Berbahaya Lainnya


a. Minuman Keras
Adalah semua minuman yang mengandung Alkohol tetapi bukan obat.
o Efek Samping Yang Ditimbulkan
Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja,
tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi.
b. Nikotin

Adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain dan Heroin. Bentuk ni
kotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok,
cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan
dan dikunyah (tembakau tanpa asap).

o Efek Samping Yang Ditimbulkan

Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian,


belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan maslah. Menghisap rok
ok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan de
presif.
c. Desainer

Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan. MEreka membuat
obat-obat itu secara rahasia karena dilarang oleh pemerintah. Obat-obat itu dibu
at tanpa memperhatikan kesehatan. Mereka hanya memikirkan uang dan secara s
engaja membiarkan para pembelinya kecanduan dan menderita. Zat-zat ini banya
k yang sudah beredar dengan nama speed ball, Peace pills, crystal, angel dust rock
et fuel dan lain-lain.
EFEK / AKIBAT PEMAKAIAN ZAT

Berdasarkan efeknya thd perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golon
gan :

1. Golongan Depresan (Downer)

Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jen
is ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya terti
dur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kod
ein), Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas) dan lain-lai
n.
2. Golongan Stimulan (Upper)

Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh


dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya
menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yg termasuk golongan ini
adalah : Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain.

3. Golongan Halusinogen

Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusina


si yg bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptaka
n daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terg
anggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis. Golongan in
i termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
Namun, umum dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maup
un sosial seseorang.diantaranya :

1. Dampak Fisik:
Gangguan pd system syaraf (neurologis) spt : kejang-kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syara
f tepi
 Ggn pd jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) spt: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran
darah
 Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim
 Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengeras
an jaringan paru-paru
 Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan suli
t tidur
 Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon
reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual
 Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
 Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, risiko
nya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
 Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi k
emampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian
2. Dampak Psikologi:

 Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

 Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

 Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

 Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

 Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri

 Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan

 Merepotkan dan menjadi beban keluarga

 Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram


FAKTOR PENYEBAB PENGGUNAAN NARKOBA

1. Ingin terlihat gaya


Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren, perca
ya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain tersebut
dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang memakai zat terlarang it
u akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya.

2. Solidaritas Kelompok
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar anggota bia
sanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Misalnya, jika ketua atau beberapa anggota kelo
mpok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan narkotik, maka biasanya anggot
a yang lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut menggunakan narkotik itu ag
ar merasa seperti keluarga senasib sepenanggungan.
3. Menghilangkan rasa sakit
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dpt menimbulk
an rasa sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jala
n pintas untuk mengobati sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunaka
n obat-obatan dan zat terlarang.

4. Coba-coba / penasaran
Dengan merasa tertarik melihat efek yg ditimbulkan oleh suatu zat yang dila
rang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi n
ikmatnya zat terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat, maka seseorang dapat
mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diin
ginkan orang yang sudah terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan
melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.
5 . Menyelesaikan Masalah
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjer
umus dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyen
yak atau jadi gembira ria dan kemudian merasa masalahnya terselesaikan sejena
k.
6 . Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko

Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dala
m menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjad
i yang terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri.
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk masyarakat yang mempunyai ke


tahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik dari pad
a pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan denga
n berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluha
n oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para
ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh pihak keamanan, penga
wasan obat-obatan illegal dan melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan
untuk mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan Nar
koba.
b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan memberantas penyalahgunaan narkoba m
elalui jalur hokum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat kemananan ya
ng dibantu oleh masyarakat. Jika masyarakat mengetahui harus segera melaporkan kepa
da pihak berwajib dan tidak boleh main hakim sendiri.

c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik secara medis maupun de
ngan media lain. Di Indonesia sudah banyak didirikan tempat-tempat penyembuhan dan
rehabilitas pecandu narkoba seperti Yayasan Titihan Respati, pesantren, yayasan Pondok
Bina Kasih dll.

d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan selesai para korban tidak
kambuh kembali “ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan memperla
kukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat dlm keadaan
sehat jasmani dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sud
ah sadar dan bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba
.
Upaya pencegahan penyalahgunaan napza

1. Pencegahan primer: mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan


melakukan intervensi.

Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yg mempunyai resik


o tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhad
ap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.

Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang d
apat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik .
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi aga
r tidak lagi menggunakan NAPZA.

3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAP


ZA
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi data biologis, psikologis, social,
dan spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
a. Kaji situasi kondisi penggunaan zat
- Kapan zat digunakan
- Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi masalah
- Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara

b. Kaji risiko yang berkaitan dengan penggunaan zat


1) Berbagi peralatan suntik
2) Perilaku seks yang tidak nyaman
3) Menyetir sambil mabuk
4) Riwayat over dosis
5) Riwayat serangan (kejang) selama putus zat
c. Kaji pola penggunaan
1) Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan maka
n malam)
2) Penggunaan selama seminggu
3) Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan TV)
4) Lokasi (timbul keinginan untuk menggunakan NAPZA setelah berj
alan melalui rumah Bandar)
5) Kehadiran atau bertemu orang-orang tertentu (mantan pacar, te
man pakai)
6) Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal ngerusa
k” atau “Saya udah nggak tahan lagi nih, saya harus make”)
7) Adanya emosi-emosi tertentu (cemas atau bosan)
8) Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar, tidak dapat
tidur atau stress yang berkepanjangan)

d. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kon


disi bila tidak menggunakan
Pohon Masalah
Resti Menciderai Diri

(CP)

HDR

Gangguan Konsep Diri


Atau
Koping Mal Adaptif
3. Diagnosa yang mungkin timbul :

a. Resiko tinggi menciderai diri sendiri


b. Intoksikasi
c. Harga diri rendah
d. Koping mal adaptif
4. Intervensi
Ä Strategi Pertemuan 1- klien :
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan,
cara meningkatkan motivasi berhenti, dan cara mengontro
l keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol kein
ginan
c. Membuat jadwal latihan
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien men
gatasi craving / nagih (keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA) adalah se
bagai berikut:
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi makan se
makin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan mengg
unakan lagi
l. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti
m. Bicaralah pada teman-teman ttg bagaimana mereka menikmati hidup atau ri
lekslah untuk dapat banyak ide.
 Strategi Pertemuan dengan Pasien dan Keluarga Penyalahgunaan dan Ketergant
ungan NAPZA.

a. Pasien
 Sp1-P
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mendiskusikan dampak NAPZA
3) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
4) Mendiskusikan cara mengontrol keinginan
5) Latihan cara meningkatkan motivasi
6) Latihan cara mengontrol keingan
7) Membuat jadwal aktivitas

 Sp 2-P
1) Mendiskusikan cara menyelesaikan masalah
2) Mendiskusikan cara hidup sehat
3) Latihan cara menyelesaikan masalah
4) Latihan cara hidup sehat
5) Mendiskusikan tentang obat
b. Keluarga
 Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat

 Sp2-K
1) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2) Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat
(Sumber: Keliat dkk, 2006).
5. Evaluasi
Ä Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut :
a. Klien mengetahui dampak NAPZA
b. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi u/ berhenti menggunakan NAP
ZA
c. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan menggunakan NAPZA kembali
d. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping yang adaptif
e. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat
f. Klien mematuhi program pengobatan
Ä Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai berikut :
a. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien
b. Keluarga mengetahui tentang NAPZA
c. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien
d. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien
e. Keluarga memberikan motivasi pada kilien untuk sembuh
f. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai