Analisis Kebijakan
Pendidikan Islam
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Kebijakan Pendidikan Islam
Nama : Raidah Sekar Harani
NIM : 184031044
Dosen Pengampu : Dr. Imam Makruf,
M.Pd.
2
1. SIFAT MASALAH-
MASALAH KEBIJAKAN
3
Masalah Kebijakan Publik
Adalah nilai-nilai,
kebutuhan dan
kesempatan yang belum
terpenuhi tetapi dapat di
identifikasi (ditandai) dan
dicapai melalui
tindakan/kegiatan publik.
4
KARAKTERISTIK MASALAH KEBIJAKAN
1. Interdependensi.
Saling ketergantungan, masalah kebijakan tertentu
berkaitan dengan masalah kebijakan lainnya.
2. Subyektif
Kondisi eksternal yang menimbulkan suatu permasalahan
didefinisikan secara selektif.
5
3. Artifisial.
Artinya ”kebutuhan atau keinginan” yang belum
”terpenuhi itu akan menjadi masalah” kalau kita ingin
mencapai. Masalah kebijakan hanya mungkin ketika
manusia membuat penilaian mengenai keinginannya
untuk mengubah beberapa situasi masalah
4. Dinamis.
Masalah kebijakan memiliki ”dinamika” artinya ”banyak
cara” atau solusi untuk mengatasinya atau untuk
mencapai keinginan atau kebutuhan yang menjadi
masalah tersebut.
6
2. PERUMUSAN MASALAH
DALAM ANALISIS
KEBIJAKAN
7
Pendahuluan
Syarat untuk memecahkan masalah yang
rumit tidak sama dengan syarat untuk
memecahkan masalah yang sederhana.
Pengenalan Definisi
Masalah Masalah
Spesifikasi
Masalah
12
Mekanisme Kerja (1)
Apapun masalahnya, seorang analis perlu
memahami Situasi Masalah (Problem
Situation) yg mendasari munculnya
masalah.
Situasi masalah dapat ditelusuri
dengan melakukan pengenalan masalah
(Problem sensing) Analis menginventarisir
cara pandang yang muncul dari berbagai
kelompok terhadap masalah kebijakan.
13
Mekanisme Kerja (2)
Tahap berikutnya analis menyusun
Meta masalah (Meta Problem). Hal
ini dilakukan dengan menelusuri
atau mencari/meneliti munculnya
masalah (Problem search). Tujuan
dari setiap alternatif masalah harus
ditetapkan. Meta masalah dilakukan
karena rumitnya masalah
kebijakan, yang disebabkan
beragamnya pandangan faktor
terhadap suatu masalah.
14
Mekanisme Kerja (3)
Tahap berikutnya analis melakukan
konseptualisasi /definisi masalah (Problem
definition) yang pada akhirnya akan menemukan
Masalah Substantif (Substantive Problem). Cara
lain adalah melalui inventarisasi atau
menilai/mengkritik tiap-tiap cara pandang dari
pelaku kebijakan terhadap meta masalah. Hasil
kritik ini digunakan untuk memilih dan
menetapkan cara pandang mana yang terbaik
(dimata analis), untuk kemudian digunakan
sebagai pijakan dalam perumusan masalah.
15
Mekanisme Kerja (4)
Setelah substansi masalah dapat
ditemukan, analis melakukan
spesifikasi masalah (Problem
Specification), dengan tujuan
untuk menghasilkan sebuah
rumusan masalah atau masalah
formal (Formal problem). Tahap
ini adalah sebagai puncak
aktivitas perumusan masalah.
16
Ilustrasi Tahapan Masalah
17
Tahapan Ilustrasi
Situasi Pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 yang ditindaklanjuti dengan PP
Masalah No. 72 tentang Desa ternyata tidak ada/kurang adanya penekanan pada pelayanan publik di
desa.
Meta 1. Agenda reformasi pelayanan publik seolah-olah hanya sampai pada tingkat kabupaten.
Masalah 2. Belum ada perubahan yang signifikan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa
(Bagaimana kita khususnya pelayanan publik di Desa, karena ada anggapan bahwa pembangunan desa
memanadang berarti pembangunan fisik.
kekurangmampuan 3. Ada kecenderungan pemerintah kabupaten tidak serius dalam pemberdayaan Pemerintahan
aparat desa
menyelenggarakan Desa (membiarkan desa tidak mempunyai kemampuan) padahal penduduk kabupaten
pelayanan publik) sekitar 70% lebih bertempat tinggal di desa.
Masalah 1. Dari aspek finansial bahwa pemerintah daerah sudah merasa bahwa pembiayaan alokasi
Substantif dana untuk desa cukup besar, tetapi hasil dari penyelenggaraan pemerintahan desa tidak
(Bagaimana kondisi optimal, pelayanan publik di desa belum mengarah ke pelayanan prima.
riil kemampuan 2. Dari aspek politis bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa tidak dapat dipisahkan dari
pelayanan publik pemerintahan kabupaten, karena keberhasilan pemerintahan kabupaten juga tergantung dari
oleh aparat desa) berhasil tidaknya penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pelayanan publik.
3. Dari aspek psikologi bahwa semakin desa mandiri maka kesejahteraan masyarakat desa akan
lebih meningkat, kesejahteraan masyarakat desa meningkat, maka kesejahteraan tingkat
kabupaten juga meningkat.
Masalah Dengan berdasar pada situasi masalah, meta masalah, dan masalah substantif sebagaimana
Formal (Harus diuraikan di atas, maka perlu dirumuskan, “bagaimana kebijakan pemerintah daerah yang efektif
dijabarkan secara dalam membangun pelayanan publik di desa.”
kualitatif tingkat
pelayanan publik
aparat desa
18
Contoh Perumusan Masalah
49,8 % penduduk Indonesia miskin
dengan pendapatan di bawah US $ 2 per
kapita per hari.
31.1 % penduduk Indonesia (73,7
juta) dalam kondisi hampir miskin dengan
pendapatan antara US $1,55 - $2 per
kapita per hari.
19
Error Type III
21
3. TIPE MODEL KEBIJAKAN
PUBLIK
22
KONSEP MODEL KEBIJAKAN PUBLIK
23
MODEL PEMBUATAN KEBIJAKAN
(YEHEZKEL DROR)
3.Sequential-Decision Model :
Pembuatan eksperimen untuk penentuan alternatif sehingga
tercapai keputusan yg paling efektif.
24
4.Incremental Model :
Charles Lindblom: Science Of Muddling Through, keputusan berubah
sedikit demi sedikit.
5.Satisfycing Model :
Herbert Simon: Bounded Rationality, keputusan pd alternatif pertama
yg paling “memuaskan”.
6.Extra-Rational Model :
Paling rasional, paling optimal.
7.Optimal Model :
Model integratif, yaitu identifikasi nilai-nilai, kegunaan praktis, dg
memperhatikan alokasi sumber-sumber, penentuan tujuan yg akan
dicapai, pemilihan alternatif program, peramalan hasil &
pengevaluasian alternatif terbaik.
25
KATEGORI MODEL KEBIJAKAN (E.S. Quade)
27
BEBERAPA MODEL TERPILIH
1. Model Institusional
2. Model Elit -Massa
3. Model Inkremental
4. Model Model Group/Kelompok
5. Model Sistem
6. Model Rasional
7. Model Proses
8. Model Pilihan Publik
Setiap model memiliki fokus yang berbeda tentang kondisi politik dan
membantu memahami berbagai perbedaan tentang kebijakan publik
28
1. MODEL INSTITUSIONAL:
Policy As Institutional Activity
29
•Masyarakat harus patuh, krn ada Legitimasi Politik &
berhak memaksakan PP tsb.
•Kebijakan publik diputuskan &, dilaksanakan oleh
institusi pemerintah.
•Undang-undang menetapkan struktur kelembagaan
negara dalam pembuatan kebijakan.
•Pembagian kekuasaan, checks and balances, otonomi
daerah memberikan nuansa pd kebijakan publik.
30
2. MODEL ELIT –MASSA:
Preferensi Penguasa
31
Elit politik selalu ingin mempertahankan status
quo, mk kbjknya menjadi konservatif.
Perubahan kbjk bersifat inkremental maupun
trial and error yg hanya mengubah atau
memperbaiki kbjk sebelumnya.
33
Namun, tdk berarti bhw kbjk yg dibuat tdk
mementingkan aspirasi masyarakat. Sampai level
ttt, mereka tetap membutuhkan dukungan
massa, shg mereka juga hrs memuaskan sebagian
kepentingan masyarakat. Tanggung jawab utk
mensejahterakan masyarakat dianggap terletak di
tangan elit, bukan di tangan masyarakat.
34
3. MODEL INKREMENTAL: Policy As Variations On The
Past
35
Para pembuat kebijakan pada dasarnya tidak mau
melakukan peninjauan secara konsisten terhadap
seluruh kebijakan yang dibuatnya dan lebih suka
berbuat secara inkremental. Mengapa?
1.Tidak punya waktu, intelektualitas, maupun biaya
utk penelitian thdp nilai-nilai sosial masyarakat yg
merupakan landasan bagi perumusan tujuan kebijakan.
2.Adanya kekhawatiran ttg bakal munculnya dampak
yg tdk diinginkansbg akibat dr kebijakan yg belum
pernah dibuat sebelumnya.
3.Adanya hasil-hasil programdr kebijakan sebelumnya
yg harus dipertahankandemi kepentingan tertentu.
4.Menghindari konflikjika harus melakukan proses
negosiasi yg melelahkan bagi kebijakan baru.
37
4. INCREMENTALISM :
38
5. GROUP THEORY :
Policy as Group Equilibrium
40
Tuntutan-tuntutan yg saling bersaing di antara kelompok-
kelompok yg berpengaruh dikelola. Sbg hasil persaingan
antara berbagai kelompok kepentingan pd hakikatnya
adalah keseimbanganyg tercapai dlm pertarungan antar
kelompok dlm memperjuangkan kepentingan masing-
masing pd suatu waktu. Agar supaya pertarungan ini
tidak bersifat merusak, maka sistem politik berkewajiban
utk mengarahkan konflik kelompok.
41
Caranya :
1.Menetapkan aturan permainan dlm memperjuangkan
kepentingan kelompok
2.Mengutamakan kompromi dan keseimbangan
kepentingan
3.Enacting kompromi ttg kbjk publik
4.Mengusahakan perwujudan hasil kompromi
42
43
•Model kelompok
dpt dipergunakan
Kelompok Pada tingkat
utk menganalisis
kepentingan yg implementasi,
berpengaruh
proses pembuatan
PP: menelaah kompetisi antar
diharapkan dpt
kelompok- kelompok juga
mempengaruhi
perubahan PP. kelompok apakah mrpk salah satu
Tingkat pengaruh yg saling faktor yg
kelompokditentukan berkompetisi utk menentukan
oleh jumlah anggota, mempengaruhi efektifitas kbjk dlm
harta kekayaan, mencapai tujuan
pembuatan PP &
kekuatan organisasi,
kepemimpinan, siapakah yg
hubungan yg erat dg memiliki pengaruh
para pembuat paling kuat thd
44 keputusan yg
6. MODEL SYSTEM THEORY:
Policy As System Output
45
Nilai utama model sistem thd analisis kebijakan, adalah:
48
•Utk memilih kbjk rasional, pembuat kbjk
harus : 1) mengetahui semua keinginan
masyarakat & bobotnya, 2) mengetahui
semua alternatif yg tersedia, 3) mengetahui
semua konsekuensi alternatif, 4) menghitung
rasio pencapaian nilai sosial pd setiap
alternatif, 5) memilih alternatif kbjk yg paling
efisien.
49
Asumsi rasionalitasadalah preferensi
masyarakat harus dapat diketahui &
dinilai/bobot. Harus diketahui nilai-nilai
masyarakat secara komprehensif. Informasi
alternatif, & kemampuan menghitung scr
akurat tentang rasio biaya & manfaat.
Aplikasi sistem pengampilan keputusan
50
Pada dasarnya nilai & kecenderungan yg berkembang dlm masyarakat
tdk dapat terdeteksi secara menyeluruh, shg menyulitkan bagi pembuat
kebijakan utk menentukan arah kebijakan yg akan dibuat.
•Contoh: Rasionalkah melarang becak beroperasi di gang-gang di
Jakarta? Bagaimanakah membandingkan antara korban ekonomis
tukang becak dan keluarganya –maupun masyarakat penerima jasa
becak yang akhirnya mengalami kesulitan mencari sarana transportasi –
dengan nilai keindahan kota Jakarta?
51
Pada akhirnya pendekatan rasional ini cukup
problematis dalam hal siapa yang berhak menilai suatu
kebijakan bersifat rasional atau tidak.
8. MODEL PROSES:Siklus Kebijakan Publik
53
9. MODEL PILIHAN PUBLIK:Opini Publik
54
Terima kasih
55
A picture is worth a thousand words
58
And tables to compare data
A B C
Yellow 10 20 7
Blue 30 15 10
Orange 5 24 16
59
Maps
our office
60
89,526,124
Whoa! That’s a big number, aren’t you
proud?
61
89,526,124$
That’s a lot of money
185,244 users
And a lot of users
100%
Total success!
62
Our process is easy
63
Let’s review some concepts
64
You can copy&paste graphs from Google Sheets
65
Android Project
66
iPhone Project
67
Tablet Project
68
Desktop Project
69
THANK
S!
Any questions?
You can find me at
✘ @username
✘ user@mail.me
70
Credits
71
Presentation design
✘ Gray #3d4965
✘ Dark cornflower blue #3c78d8
You don’t need to keep this slide in your presentation. It’s only here to serve you as a design guide
72 if you need to create new slides or download the fonts to edit the presentation in PowerPoint®
Extra resources
73
SlidesCarnival icons are editable shapes.
Examples:
74
� Now you can use any emoji as an icon!
And of course it resizes without losing quality and you can change the color.
�
How? Follow Google instructions
https://twitter.com/googledocs/status/730087240156643328
✋👆👉👍👤👦👧👨👩👪💃🏃💑❤😂😉😋
😒😭😸💣
👶😸 🐟🍒🍔💣 📌📖🔨🎃🎈🎨🏈🏰🌏🔌🔑
and many more...
75