Anda di halaman 1dari 28

PANCASILA DALAM PERJUANGAN

INDONESIA
• Pembahasan
1. Pengantar Pendidikan Pancasila
2. Konsep dan Urgensi Pendidikan Pancasila
3. Alasan diperlukanya Pendidikan Pancasila
4. Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pendidikan Pancasila
5. Dinamika dan Tantangan Pancasila
6. Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila
PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

1.1  Landasan Pendidikan Pancasila


a. Landasan Historis
b. Landasan Kultural
c.  Landasan Yuridis
- Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31 , Ayat (1)
- Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Nomor
38/Dikti/Kep/2002, tanggal 18 Juli 2002,
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/KEP/2006
d. Landasan Filosofis
LANDASAN HISTORIS
LANDASAN KULTURAL
LANDASAN YURIDIS
LANDASAN FILOSOFIS
1.2 TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA
Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap
bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya;

Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup


dan kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;

Agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni;

Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai


budaya bangsa untuk menggalang persatuan.
1.3          TINJAUAN PANCASILA DARI BERBAGAI SEGI
1. Segi Etimologis : istilah Pancasila (pancasyila) berasal dari bahasa
Sanskerta (India) yang mengandung dua macam arti, yaitu :
- Pancasyila
- Pancasyiila
2. Segi Historis
Perkataan pancasila ditemukan di kepustakaan Budha di India yang
bersumber pada kitab suci Tri Pitaka. Dalam ajaran Budha terdapat
ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui samadhi yaitu
Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
3. Segi istilah Resmi
Istilah Pancasila bagi rumusan lima prinsip yang diusulkan oleh Ir.
Soekarno, secara resmi disetujui para anggota sidang BPUPKI pada
tanggal 1 Juni 1945.
4.  Segi Yuridis
Secara Yuridis pengertian Pancasila dalam sila-sila sesuai tata
urutannya tercantum pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945.
1.4          HAKIKAT NILAI-NILAI SILA-SILA
PANCASILA
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN
PANCASILA
Rasionalisasi Pendidikan Pancasila
Pada hakikatnya, pendidikan adalah upaya sadar dari suatu
masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin
kehidupan dan kelangsungan hidup generasi penerusnya sebagai
bangsa dan negara. Pendidikan yang berguna (berkaitan dengan
kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan
kemampuan kognitif dan psikomotorik) akan membuat manusia
mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa dan mampu
PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

PANDANGAN RASIONALISASI URGENSI


HIDUP
ALASAN DIPERLUKANYA PANCASILA
Pendidikan Pancasila sangat diperlukan untuk membentuk karakter manusia yang
profesional dan bermoral. Hal tersebut dikarenakan perubahan dan infiltrasi budaya
asing yang bertubi-tubi mendatangi masyarakat Indonesia bukan hanya terjadi dalam
masalah pengetahuan dan teknologi, melainkan juga berbagai aliran (mainstream)
dalam berbagai kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila
diselenggarakan agar masyarakat tidak tercerabut dari akar budaya yang menjadi
identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi pembeda antara satu bangsa dan bangsa
lainnya. Selain itu, dekadensi moral yang terus melanda bangsa Indonesia
yang ditandai dengan mulai mengendurnya ketaatan masyarakat terhadap norma-
norma sosial yang hidup dimasyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman nilai-
nilai ideologi melalui pendidikan Pancasila. Dalam kehidupan politik, para elit politik
(eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan dan mengabaikan budaya politik yang
santun. Bahkan, banyak politikus yang terjerat masalah korupsi yang sangat merugikan
keuangan negara. Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang melibatkan generasi dari
berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral anak bangsa. Korupsi sangat merugikan
keuangan negara yang dananya berasal dari pajak masyarakat. Oleh karena terjadi
penyalahgunaan atau penyelewengan keuangan negara tersebut, maka target
pembangunan yang semestinya dapat dicapai dengan dana tersebut menjadi
terbengkalai. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya Pancasila diselenggarakan
di perguruan tinggi untuk menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada generasi
penerus cita-cita bangsa
PENDIDIKAN PANCASILA DIHARAPKAN DAPAT
MEMPERKOKOH MODALITAS AKADEMIK MAHASISWA
DALAM BERPERAN SERTA MEMBANGUN PEMAHAMAN
MASYARAKAT, ANTARA LAIN: 

1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam


negeri, 
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi
mendatang, 
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan
(solidaritas) 
nasional, 
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan, 
5. Kesadaran pentingnya kesahatan mental bangsa, 
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum, 
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi
Pancasila. 
SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIS
DALAM PENDIDIKAN PANCASILA
SUMBER HISTORIS
“ Jas Merah!”
“ jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”
HISTORIS
Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia
Vitae Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan
kearifan”
Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi
pendapat umum (common-sense) adalah “Sejarah
merupakan guru kehidupan”
MENGAPA BANGSA INDONESIA SEBELUM MASA PERGERAKAN
NASIONAL SELALU MENGALAMI KEKALAHAN DARI PENJAJAH?
1. Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang mulai
zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya
penjajah.

2. Secara historis nilai nilai yang terkandung dalam setiap sila


pancasila sebelum dirumuskan telah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri.
SUMBER POLITIS
“Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, ide, norma-norma,
kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki
seseorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan
sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya
dan yang menentukan tingkah laku politiknya
• Menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman
dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi
negara(state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision
making),kebijakan (policy), dan pembagian (distribution) sumber daya
negara, baik di pusat maupun di daerah
DINAMIKA PENDIDIKAN PANCASILA

Pada awal kemerdekaan, pembudayaan nilai – nilai tersebut


dilakukan dalam bentuk pidato para tokoh bangsa. Pada 1 Juli
1947 diterbitkan sebuah buku berisi Pidato Bung Karno tentang
Lahirnya Pancasila. Kemudian terjadi perubahan yang signifikan
setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada 1960 dan 1961 terbitlah
dua buku yang berjudul Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia
dan Penetapan Tujuh Bahan – Bahan Pokok Indoktrinasi yang
ditujukan untuk masyarakat umum dan aparatur negara.
• Ketetapan MPR RI, Nomor II/MPR/1978
• Tap MPR RI Nomor II/MPR/1988
• Dirjen Dikti menerbitkan SK, Nomor
25/DIKTI/KEP/1985
• SK Kepala BP-7 Pusat Nomor KEP/01/BP-
7/I/1984
• Instruksi Jenderal Perguruan Tinggi Nomor 1
Tahun 1967
• Undang – Undang Republik Nomor 2 Tahun
1989, yang pada pasal 39
Karena terjadinya reformasi 1998 Penataran P-4 tidak lagi
dilaksanakan sebagaimana dalam Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003. Untuk mengintensifkan kembali pembudayaan nilai
– nilai pancasila, terbitlah Surat Edaran Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Nomor 914/E/T/2011. Dikti
merekomendasikan agar Pendidikan Pancasila dilaksanakan di
perguruan tinggi minimal 2 SKS, atau dilaksanakan bersama mata
kuliah Kewarganegaraan(PKN) dengan bobot 3 SKS. Hal ini juga
diperkuat dengan Pasal 2 Undang – Undang RI Nomor 12 Tahun
2012 tentang pendidikan Tinggi.
TANTANGAN PENDIDIKAN PANCASILA

Tantangannya ialah menentukan bentuk dan format agar mata


kuliah pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai
program studi dengan menarik dan efektif. Tantangan lainnya
ialah, ada trauma politik yang menyebabkan pemahaman
Pancasila masih mengalami sentimen dan kurang mendapatkan
perhatian yang serius dari pemerintah atau Perguruan Tinggi.
Internal : faktor ketersediaan sumber daya dan
spesialisasi program studi yang makin tajam.
Eksternal : krisis keteladanan dari para elite politik
dan maraknya gaya hidup hedonistik dalam
masyarakat.  
ESENSI DAN URGENSI
PENDIDIKAN PANCASILA
UNTUK MASA DEPAN
Menurut penjelasan pasal 35 ayat (3) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan mata kuliah
pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan kepada
mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia.
Dengan landasan tersebut, Ditjen Dikti mengembangkan
esensi materi pendidikan Pancasila yang meliputi:
1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar negara
4. Pencasila sebagai ideologi negara
5. Pancasila sebagai sistem filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20
tahun 2003, pasal 3 menegaskan bahwa:pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Anda mungkin juga menyukai