Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS KEFARMASIAN KASUS

BPH Grade II + LUTS + UTI + HTN

Nama Kelompok:

Christin Nesia S. W. (198115079)

Stefania Natalia Ngabur (198115125)

CASE STUDY
ETIOLOGI
Testosteron

Hormon Prolaktin

Pola Diet &


Estrogen
aktivitas fisik

BPH Mikrotrauma

Inflamasi

Obesitas
PATOFISIOLOGI

Loper, 2004
MANIFESTASI
KLINIS
Gejala Obstruksi
Retensi urin, pancaran lemah,
intermitten miksi & miksi tidak puas
Keluhan pada saluran kemih bawah

Gejala Iritasi
Nokturia, Urgensi miksi & disuria
BPH

Nyeri pinggang, benjolan pinggang &


Keluhan pada saluran kemih atas
demam

Keluhan diluar saluran kemih Hernia dan hipertrofi prostat

Purnomo, 2011
PROFIL PASIEN

Nama pasien/usia Tn.AS/ 72 thn.

Diagnosa awal BPH Grade II + LUTS + UTI + HTN


Diagnosa akhir -
MRS/KRS MRS
Alasan MRS Kesulitan saat buang air kecil sejak 3
bulan yang lalu, pancaran lemah, kadang
terasa tidak puas, dan kadang nyeri.
Status Pasien
Alamat pasien -
DATA PEMERIKSAAN
DATA KLINIS
DATA LABORATORIUM
PENGOBATAN
Problem Medis
• Problem BPH grade II + LUTS
• Problem medis UTI
• Problem medis HT
TERAPI PASCA
OPERASI TURP
Obat Dosis Pustaka Dosis yg Diberikan Indikasi Mekanisme Kerja Obat Interaksi Monitoring

Antibiotik Profilaksis dan - Monitoring fungsi ginjal


3 x 1 gram postoperative
3 x 1 gram (Steven, Opal, et al., 2015)
Cefotaksim (AUA, 2014 Mekanisme :
Injeksi (25 September)
Menempel pada PBP bakteri
sehingga menghambat sintesis
dinding sel bakteri. (Steven,
Opal, et al., 2015)

IVFD D5: NS 1-3 Liter 1:2 Infus intravena setelah - Kadar elektrolit dalam tubuh
larutan/ 20% - operasi (PIONAS, 2020)
50%
Mekanisme :
(PIONAS, 2020) Menggantikan cairan dan
nutrisi dalam tubuh
(PIONAS, 2020)

1 - 4 gram/hari Postoperative analgesic - GI tract monitoring (Jorieke


Atau 2 x 2,5 Konijnenbelt-Peters, 2016)
Injeksi gram/ hari 3 x 1 gram Mekanisme :
Antrain Inhibitor non selektif pada
(MIMS, 2020) enzim COX 1&2

(Jasika dan Maslanka, 2014)


Obat Dosis Pustaka Dosis yg Diberikan Indikasi Mekanisme Kerja Interaksi Monitoring
Obat
- 15mg/kgBB Postoperative bleeding -
(Dwikora et al., Fungsi ginjal, hemodinamic,
2019) 3 x 50mg
Injeksi Mekanisme : trombolitik
Kalnex -1 gram bolus Menghambat konversi (MIMS, 2020; (John dan
(25 September) plasminogen menjadi Jerald, 2020)
dalam 100 ml
NS slow plasmin dengan mencegah
intravenous plasminogen menempel
push pada fibrim
(John dan
(Ingrid et al., 2017)
Jerald, 2020)

Prevent NSAID/analgesic  - Kadar vit B12,Fungsi Ginjal


2-4x 50 induced peptic ulcer (MIMS, 2020)
Injeksi mg/2ml 2 x 1 ampul Mekanisme :
Ranitidin (25 September) Menghambat reseptor H2
(MIMS, 2020) pada sel parietal sehingga
menyebabkan penurunan
asam lambung.
(Katie dan Morgan, 2020)
TERAPI LANJUTAN
Obat Dosis Pustaka Dosis yg Diberikan Indikasi Mekanisme Kerja Obat Interaksi Monitoring

PZ-RD5 1-3 Liter 2:1/24jam Ketidakseimbanagn - Keseimbanagn elektrolit tubuh


larutan / 20% elektrolit, pengganti nutrisi (PIONA, 2020)
IVFD - 50%
Mekanisme :
(PIONAS, Menggantikan cairan dan
2020) nutrisi dalam tubuh
(PIONAS, 2020)

1-4 Postoperative analgesic - GI tract monitoring (Jorieke


gram/hari Konijnenbelt-Peters, 2016)
Injeksi Antrain Atau 2 x 2,5 3 x 1 gram Mekanisme : Inhibitor non
gram/ hari selektif pada enzim COX 1&2
(25 - 29 September) (Jasika dan Maslanka, 2014)
(MIMS, 2020)

Preventive Postoperative -
15mg/kgBB bleeding Fungsi ginjal, Hb
Kalnex Injeksi 3 x 50 mg (MIMS, 2020)
(Dwikora et Mekanisme :
al., 2019) (25 - 29 September) Menghambat konversi
plasminogen menjadi plasmin
dengan mencegah plasminogen
menempel pada fibrim
(Ingrid et al., 2017)

Prevent NSAID & Analgesic -


2-4x 50 assiciated ulcer Penggunaan jangka panjang
Ranitidin mg/2ml 2 x 50 mg Mekansime menyebabkan defisiensi vit b12,
Menghambat reseptor H2 pada fungsi ginjal
(MIMS, 2020) (25 September) sel parietal sehingga (DIH,2017)
menyebabkan penurunan
asam lambung.
(Katie dan Morgan, 2020)
Obat Dosis Pustaka Dosis yg Diberikan Indikas Mekanisme Kerja Obat Interaksi Monitoring

Postoperative Antiemetik
2 x 4 mg 2 x 4mg
- Monitoring efek samping obat
Ondansetron (Alexandria Mekanisme
dan Jeffery, (25 September)
2020) Antagonis selektf pd 5-HT3
serotonin reseptor
(Alexandria dan Jeffery, 2020)

Post operative analgesic Ketoprofen + ciprofloksasin GI tract, fungsi renal kalium


Mekanisme : menyebabkan kejang namun (Saito et al., 2018)
3x50 mg 2 x 100mg sangat jarang. Saran:
Ketoprofen Max 300/day Inhibitor non selektif pada Monitor closely (Preston, et al.,
(Saito et al., (Digunakan 30/9 enzim COX 1&2 2015)
2018) dan 1/10)
(Jasika dan Maslanka, 2014)

Penambah darah - Kadar kalium, profil darah


1 x1 3x1 (MIMS, 2020)
Neurobion (MIMS, 2020) Mekanisme :
(Digunakan 25
September) Berperan dalam hematopoiesis
pada tubuh.
Obat Dosis Pustaka Dosis yg Diberikan Indikasi ,Mekanisme Kerja Obat Interaksi Monitoring

Penambah darah - Nilai Hb


1 x1 1x1 (MIMS, 2020)
Hemobion (MIMS, 2020) Mekanisme :
(Digunakan 28-29
September) Berperan dalam hematopoiesis
pada tubuh.

Laxadine 1-2 x C 2 x 1 cth Profilaksis Konstipasi Efek samping Obat


(MIMS, 2020)
Mekanisme :

Merangsang gerak peristaltic -


pada usus besar, menghambat
penyerapan air berlebih dan
melicinkan jalan keluar feses.
(StatPearl Publishing, 2020)

KSR 3X1-2 tab 3X1 Hypokalemia - Kadar Kalium


(MIMS, 2020) (MIMS, 2020)
Mekanisme :

Membantu menyeimbangkan
kadar kalium dalam darah.
TERAPI UTI

Nama Obat Dosis Pustaka Dosis yg Indikasi Mekanisme Kerja Obat Interaksi Monitoring
Diberikan

Cefotaxim 1-2 g tiap 12 jam IV/IM 3×1 g IV Antibotik terapi ISK Reaksi hipersensitivitas
(MIMS, 205-2016 & PIONAS, (MIMS, 2015-2016)
2019) (25-29 Mekanisme :
September) Menempel pada PBP bakteri
sehingga menghambat sintesis
dinding sel bakteri. (Steven, Opal, et
al., 2015)

Ciprofloxacin 2×250 mg (kategori ISK 2x500 mg sehari Antibotik terapi ISK Ketoprofen + Reaksi hipersensitivitas
ringan-sedang, 2×500 mg (30sept – 1 okt) ciprofloksasin (ISO, 2019)
kategori ISK berat (ISO, 2019) Mekanisme: menghambat kerja menyebabkan kejang
Selama 7-14 hari/ sesuai enzim DNA pada kuman dan bersifat namun sangat jarang.
kebutuhan (Seputra, dkk., bakterisidal Saran: Monitor
2015) closely (Preston, et al.,
2015)
TERAPI HTN

Nama Obat Dosis Dosis yg Indikasi Mekanisme Kerja Obat Interaksi Monitoring
Pustaka Diberikan
Amlodipine Initial dose: 1×10 mg sehari Antihipertensi - Edema pedis, nyeri
1×2,5-10 mg kepala, pusing,
untuk lanjut Mekanisme: kemerahan pada
usia Menghambat jalan masuknya kalsium ke kulit
dalam sel otot polos sehingga menurunkan
(ISO, 2019 & nilai afterload dari jantung (Kosasih,dkk., 2019
Kosasih, (Suhadi, dkk., 2016) & Suhadi,dkk.,
dkk., 2019) 2016)

5-10 mg (JNC
8, 2014)
DRP
NO DRP TERAPI Alasan

1. Obat tidak efektif Ranitidine Menurut DIH,2009 profilaksis NSAID-association ulcer


menggunakan ranitidine tidak adekuat dan disarankan
(Obat yang diberikan bukan penggunaan misoprostol atau obat golongan PPI.
terapi yang paling efeektif)

2. Dose too high Neurobion Menurut MIMS, 2020 penggunaan neurobion maksimal
adalah 1 x1tab/hari sedangkan pasien menerima 3 x 1
tab/ hari.

3 Underdose Injeksi kalnex Menurut Dwikora, 2019 dosis Injeksi asam traneksamat
adalah 15mg/BB (1005 mg pada pasien) tetapi dosis yang
diberi hanya 3 x 50mg /day

4. Adverese reaction event/ Antrain injeksi dan ketoprofen Penggunaan NSAID dan analgesik dapat berisko terjadinya
terjadi reaksi oba yg tdk peptic ulcer pada pasien, terutama pada pasien geriatric,
diinginkan sehingga perlu diberikan profilaksis peptic ulcer.
(Barbanoc, 2016 ; Herberro, 2013)

5. Obat tidak efektif Cefotaxime inj dan Ciprofloxacin Berdasarkan uji sensitivitas beberapa antibiotik terhadap
klebsiella sspp, didapatkan hasil bahwa cefotaxime dan
ciproflaxacin memiliki sensitivitas yang rendah yaitu 16,7%
dan 20,8% (IAIU, 2015) Oleh sebab itu dibutuhkan
antibiotik yang lebih sensitif pada klebsiella sspp.
ASUHAN KEFARMASIAN

Assesement :

- Secara kesuluruhan terapi yang diterima pasien sudah sesuai guideline

- Perlu dilakukan penggantian ranitidine menjadi lansoprazole 1x30mg.

- Perlu dilakukan penurunan dosis nurobion menjadi 1x1tab/day

- Perlu dilakukan penanganan adverese drug reaction pada penggunaan injeksi antrain dan
ketoprofen berupa terapi profilaksiss NSAID-induced peptic ulcer berupa terapi lansoprazole
1x30mg

- Perlu dilakukan penggantian ciproflaxin menjadi imipenem iv 250mg every 6 hour atau
levofloxacin 500-740mg/day

- Perlu dilakukan monitoring terhadap terapi terutama interaksi antara ciprofloxacin dengan
ketoprofen.
ASUHAN KEFARMASIAN

Monitoring Edukasi
• Outcome therapy • Perubahan lifestyle
• Monitoring efek samping therapy • Hindari penggunaan rokok
• Profil darah (Hb 11-18 mg/dl) • Diet sehat tinggi serat
• Tekanan darah (<140/90) • Pentingnya kepatuhan terapi
• Fungsi ginjal: BUN(10-20mg/dl), • Tidak menahan miksi
SrCr (0,5-1,2 mg/dl), • Minum cukup cairan
• Elektrolit  Potassium (3,5-
5,1mmol/l)
KESIMPULAN

- Terdapat DRPobat tidak efektif, dose too high, dose too low, interaksi pada obat dan
adverese drug raction.
- Penanganan DRP obat tidak selektif dilakukan dengan mengganti terapi ranitidine inj 2x1
ampul menjadi lansoprazol injeksi 1x 30mg.
- Penanganan DRP neurobion adalah dengan mengubah aturan penggunaan obat menjadi
1x1 tablet/hari
- Penanganan DRP dose too low adalah dengan menaikkan dosis kalnex menjadi 15mg/BB
- Penangan DRP obat tdk efektif adalah dg mennganti antibiotik dengan imipenem iv 250mg
every 6 hour / levofloxacin500-750mg/day
- Penanganan Interaksi obat dilakukan dengan monitoring closely pada pasien.
- Penanganan adverese drug reaction adalah dengan memberikan profilaksis peptic ulcer
berupa lansoprazole 1x30mg
DAFTAR PUSTAKA
Dharmawan, N.K., dan Duarsa, G.W.K., 2018, Infeksi Saluran Kemih Berhubungan dengan
Peningkatan Nilai Prostate Spesific Antigen pada Pasien Benign Prostate Hyperplasia di Rumah
ISO, 2019, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Ikatan Apoteker Indonesia, ISFI Penerbitan,
Volume 52, Hal.98, 237
John and Jerald. 2020. TXA Tranexamic acid for treatment and prophylaxis of bleeding and
hyperfibrinolysis. Elsevier
Jorieke Konijnenbelt-Peters, et al. 2016. Metamizole (Dipyrone) as an Alternative Agent in
Postoperative Analgesia in Patients with Contraindications for Nonsteroidal Anti- Inflammatory
Drugs. Willey Publication
Kevin, T., et al., 2014. American Urological Association Guideline: Management of Benign
Prostatic Hyperplasia (BPH).
Kosasih, A., Lukito, A.A., dkk., 2019, Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi, Perhimpunan
Dokter Hipertensi Indonesia, Jakarta, Hal.44
Loper, H., 2004, Pathophysiology, Epidemiology, and Natural History of Benign Prostatic
Hyperplasia, Department of Urology, New York University School of Medicine, New York, NY,
Pp.1-8
NHFA, 2016, Guidline for the Diagnosis and Management of Hypertension in Adults, National
Heart Foundation of Australia-National Blood Pressure and Vascular Disease Advisory
Committee,
PIONAS< 2019, http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/51-antibakteri/512-sefalosporin-dan-
antibiotik-beta-laktam-lainnya/5121 diakses pada 27 Agustus 2020 pukul 21.00
Preston, C.L., 2015, Stockley’s Drug Interactions Pocket companion, Pharmaceutical Press, London
Saito, A., et al., 2015. Comprehensive Review of Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug Use in The
Elderly. Elsevier
Sakit Sanglah, Artikel Penelitian, E-jurnal Medika Udayana, Vol. 7, No.5, Hal. 230-233
Seputra,K.P., Tarmono, Noegroho,B.S., Mochtar,A.A., Wahyudi,I., Renaldo,J.,
Hamid,A.R.A.H.,Yudiana,I.W., Ghinorawa,T., 2015, Guidline Penatalaksanaan Infeksi Saluran
Kemih dan Genitalia Pria, Ikatan Ahli Urologi I ndonesia, Edisi Kedua, Surabaya, Hal.28-40
Steven et al., 2015. Resistance in Bacteria. Mandell, Douglas, and Bennett's Principles and Practice of
Infectious Diseases (Eighth Edition) Elsevier
Suhadi,R., Hendra,P., Wijoyo,Y., Virginia,D.M., SetiawanC.H., 2016, Seluk Beluk Hipertensi:
Peningkatan Kompetensi Klinis untuk Pelayanan Kefarmasian, Sanata Dharma University,
Yogyakarta, Hal.61
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai