Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS

ASMA BRONKIAL
EKSASERBASI AKUT
Pembimbing :
dr. Franky, sp.pd
pendamping :
dr. Anindyagari
Dr. Akhlia Ayu Helzainka
Oleh :
Eva Priska Kushermanto
Identitas Pasien

■ Nama : Ny. E
■ Jenis kelamin : Perempuan
■ Tempat/tanggal lahir : Depok, 26 Agustus 1975
■ Umur : 44 tahun
■ Pekerjaan : ibu rumah tangga
■ Alamat : Sawangan, Depok
■ Tanggal pemeriksaan : 04 Juni 2020, 21.06 WIB
Anamnesis (Autoanamnesis)

■ Keluhan utama : sesak napas kurang lebih 9 jam SMRS

■ Riwayat penyakit sekarang:


pasien mengeluh sesak napas kurang lebih 9 jam SMRS, sesak dirasa terus-menerus tidak hilang
saat istirahat dan minum obat, sesak disertai dengan batuk berdahak berwarna putih, riwayat
demam kurang lebih 4 jam SMRS, nyeri dada (-), pilek (-), nyeri tenggorokan (-), pusing (+), mual
(+), muntah (-), diare (-)
■ Riwayat penyakit dahulu :
– Riwayat asma bronkial (+) Sejak 6 tahun yang laku. Kontrol Tidak Teratur. Hanya
berobat jika asma kambuh
– Riwayat serangan asma bronkial terakhir 1 minggu yang lalu 1x saat malam hari,
membaik saat minum salbutamol obat dan istirahat
– Riwayat serangan asma bronkial pada malam hari biasanya dalam satu bulan terjadi
serangan 1x.
– Riwayat alergi debu/asap (+)
– Riwayat kebiasaan merokok (-).
– Riwayat minum obat yang menyebabkan kencing warna merah (-)
– Diabetes (-)
– Hipertensi (-)
■ Riwayat biopsikososial
– Pasien seorang ibu rumah tangga, tinggal dengan suami dan 2 orang
anak, suami pasien adalah perokok aktif sehari sebungkus rokok, 2 hari
sebelum ke RS pasien sempat pergi ke daerah lebak bulus melayat kerabat,
ditempat melayat menggunakan masker
Pemeriksaan fisik
■ Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
■ Kesadaran : Compos mentis
■ Tekanan darah : 129/86 mmHg
■ Nadi : 113 kali/menit
■ Pernapasan : 29 kali/menit
■ Temperatur : 37,3 ºC
■ Sp02 : 96% room air 99% nasal kanul 4lpm
■ Tinggi badan : 154 cm
■ Berat badan : 61 kg
Kepala dan Leher:
SI -/- CA -/-
Wajah: simetris, ekspresi wajar, pernafasan cuping hidung (-)
Leher: KGB (N), tidak ada peningkatan JVP

Thorax Paru:
Inspeksi: dinding dada simetris
Palpasi: Fremitus taktil dan ekspansi dinding dada kiri = kanan
Perkusi: sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: Wheezing +/+ , Ronkhi -/-
Jantung:
Inspeksi: IC tidak tampak
Palpasi: IC tidak teraba
Perkusi: batas jantung normal
Auskultasi: bunyi jantung reguler, murmur (-), S1>S2

Abdomen:
Dinding abdomen (n), BU (+), nyeri tekan (+) epigastrium, Hepatomegali (-), spleenomegali (-),
massa (-)
Extremitas:
tidak ada edema dan sianosis, akral hangat
■ Darah Lengkap
– Hemoglobin : 15.1 g/dL (13-16 g/dl)
– Lekosit : 8600 /mm3 (5000-10.000 /µl)
– Eritrosit : 5,22 (4,5-5,5 %)
– Trombosit : 262.000 /mm3 (150.000-450.000)
– Hematokrit : 44,8 % (42-52 %)
– Eosinofil :5 (2-4%)
– Basofil :0 (0-1%)
– N. Batang : 3 (3-5%)
– N. Segmen : 73 (50-70%)
– Limfosit : 35 (20-40%)
– Monosit : 4 (2-8%)

– Imunologi : rapidtest sars-cov2 non reaktif


Kesan : tampak
bronkopneumonia
Diagnosa

■ Asma bronkiale eksaserbasi akut


Tatalaksana

■ Inhalasi ventolin pulmicort 1ampul ■ Obat oral :


■ Inject ranitidine 1ampul ■ Salbutamol 3x4mg
■ Inject ondansentron 4mg ■ Dexametason 3x0,5mg
■ Ambroxol 3x1tab
■ Observasi : Terdapat perbaikan
RR: 22x/mnt Edukasi:
Thor: vs+/+, wz-/-, rh-/- Hindari alergen penyebab dan istirahat
yang cukup
Tinjauan Pustaka

■ Asma bronchial adalah kelainan yang berupa inflamasi kronik saluran pernapasan yang
mengakibatkan hiperaktifitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai
dengan gejala episodik berulang berupa weezing, batuk, sesak napas dan rasa berat di
dada.
Klasifikasi Asma
Klasifikasi Asma
Diagnosis

■ Diagnosis asma didasarkan


– Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
■ Faktor pencetus serangan
– Infeksi virus saluran nafas
– allergen : tungau, debu rumah, bulu binatang.
– iritan asap rokok, minyak wangi.
– Ekspresi emosional takut, marah, frustasi
– uap zat kimia
– Polusi udara
– Penyakit alergi
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan

 Non-medikamentosa
 Medikamentosa
 Suportif
■ Edukasi
■ Edukasi yang diberikan antara lain adalah pemahaman mengenai asma itu sendiri, tujuan
pengobatan asma, bagaimana mengidentifikasi dan mengontrol faktor
pencetus, obat-obat yang digunakan berikut efek samping obat, dan juga penanganan serangan
asma di rumah.
PENILAIAN DERAJAT BERATNYA
ASMA
■ Penilaian klinis berkala antara 1-6 bulan dan monitoring asma oleh penderita sendiri
mutlak dilakukan pada penatalaksanaan asma.
■ Pemantauan tanda gejala asma.
■ Pemeriksaan faal paru
IDENTIFIKASI DAN
PENGENDALIAN FAKTOR
PENCETUS
■ Sebagian penderita dengan mudah mengenali fakor pencetus, akan tetapi sebagian lagi
tidak dapat menegtahui faktor pencetus asmanya.
MERENCANAKAN DAN
MEMBERIKAN PENGOBATAN
JANGKA PANJANG
■ Asma terkontrol adalah kondisi stabil minimal dalam waktu satu bulan. Dalam
menetapkan atau merencanakan pengobatan jangka panjang untuk mencapai atau
mempertahankan keadaan asma yang terkontrol, terdapat tiga faktor yang perlu
dipertimbangkan:
– Medikasi (obat-obatan)
– Tahapan pengobatan
– Penanganan asma mandiri (pelangi asma)
Medikamentosa

Pengobatan asma terkenal dengan istilah Reliever (Pelega) dan Controller (Pengontrol)

Reliever: Bronkodilator seperti Salbutamol 0,1-0,15 mg/kgBB/kali setiap 6 jam, Aminofilin


16-20 mg/kgBB/hari.
Reliever dapat tersedia dalam bentukan aerosol/inhalasi yang dinilai lebih efektif pada saat
eksaserbasi dibandingkan dengan pemberian oral.
■ BAB III TINJAUAN PUSTAKA.docx

Anda mungkin juga menyukai