Anda di halaman 1dari 5

ANTI KORUPSI

“Penyelenggara Negara Yang Bebas


KKN”

OLEH:
MOCHAMMAD.A.B.ABDULLAH
RIO S. A. HENUKH
SABTRILIASA U. SAMPELIMBONG
YEREMIAS M. RADJA
APA ITU KKN ?????

• Praktik korupsi, kolusi dan KARENA • Praktik KKN dapat merusak


nepotisme telah dikenal di sendi-sendi kehidupan
masyarakat luas dengan istilah bermasyarakat, berbangsa dan
KKN. KKN berdampak negatif bernegara serta membahayaan
di bidang politik, ekonomi dan eksistensi negara
moneter

Dikutip dari situs resmi Komisi Pemberantasan


Korupsi (KPK) RI, berikut ini pengertian korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN):
• Korupsi adalah tindak
pidana sebagaimana • Kolusi adalah permufakatan
dimaksud dalam atau kerja sama melawan • Nepotisme adalah setiap
ketentuan peraturan hukum antar-penyelenggara perbuatan penyelenggara
perundang-undangan negara dan pihak lain yang negara secara melawan hukum
yang mengatur tentang merugikan orang lain, yang menguntungkan
tindak pidana korupsi. masyarakat dan atau negara kepentingan keluarganya dan
atau kroninya di atas
kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara.
Pelaku pelaku KKN
• Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau
yudikatif dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 1 uu no.28
tahun 1999).
• Berdasarkan UU No. 28 thn 1999 • Yang dimaksud dengan pejabat lain yang memiliki
pelaku KKN adl org2 yg terlibat fungsi strategis adalah pejabat yang tugas dan
sebagai penyelenggara negara yg wewenangnya dalam melakukan penyelenggaraan negara
juga dpt melibatkan angg.keluarga rawan terhadap praktik KKN, antara lain:
mereka, penyelenggra negara yg 1. Direksi, komisaris dan pejabat struktural lain pada
dimaksud adl sbb: BUMN dan BUMN,
1. Pejabat negara pada lembaga 2. Pimpinan Bank Indonesia dan Pimpinan Badan
tertinggi negara Penyehatan Perbankan Nasional,
2. Pejabat negara pada lembaga 3. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri,
tinggi negara 4. Pejabat Eselon I dan pejabat lain yang disamakan di
3. Menteri lingkungan sipil, militer dan Kepolisian Negara RI,
4. Gubernur 5. Jaksa,
5. Hakim di semua tingkatan 6. Penyidik,
peradilan 7. Panitera pengadilan,
6. Pejabat negara yang lain sesuai 8. Pemimpin dan bendaharawan proyek
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
7. Pejabat lain yang memiliki
fungsi strategis terkait
penyelenggaraan negara
Penanggulangan KKN Penyelenggara Negara bebas KKN
Dalam UU No. 28 Tahun 1999 ditetapkan 7 asas umum
Untuk memberanatas KKN di Indonesia penyelenggaraan negara, meliputi:
adapun usaha usaha yang dapat di lakukan • Asas Kepastian Hukum: mengutamakan landasan
sebagai berikut peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan
1. Mengadakan penyelenggara Negara yang dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara.
bebas KKN dan diberikan sanksi2 • Asas Tertib Penyelenggaraan Negara: landasan
tertentu sesuai perbuatannya yaitu: keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam
• Sanksi pelaku Korupsi: Pidana penjara pengendalian penyelenggaraan negara.
seumur hidup atau minimal 4 tahun dan • Asas Kepentingan Umum: mendahulukan
maksimal 20 tahun Denda minimal RP kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
200 juta dan maksimal Rp 1 miliar akomodatif dan selektif.
• Sanksi pelaku Kolusi: Pidana penjara • Asas Keterbukaan: membuka diri terhadap hak
minimal 2 tahun dan maksimal 12 tahun masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
Denda minimal Rp 200 juta dan maksimal
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
Rp 1 miliar
hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara.
• Sanksi pelaku Nepotisme: Pidana penjara • Asas Proporsionalitas: asas yang mengutamakan
minimal 2 tahun dan maksimal 2 tahun. keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara
Denda minimal Rp 200 juta dan maksimal negara
Rp 1 miliar • Asas Profesionalitas: mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Asas Akuntabilitas: menentukan setiap kegiatan dan
hasil akhir kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan pada masyarakat atau rakyat
sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai