2
Pengantar
Acne vulgaris sering terjadi selama masa pubertas. Patogenesisnya sangat
kompleks dan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Penyakit ini ditandai
dengan pembentukan komedo, pustula dan papula di daerah yang kaya
akan kelenjar sebasea. Acne vulgaris dapat terjadi dalam beberapa bentuk
diantaranya acne comedonica, yang didominasi oleh komedo terbuka dan
tertutup, acne papulopustulosa yang didominasi oleh proses inflamasi dan
acne conglobata yang merupakan bentuk jerawat yang paling parah yang
ditandai dengan adanya abses, fistula dan bekas luka.
3
Acne vulgaris adalah salah satu kondisi kulit yang paling sering terjadi di dunia.
Prevalensi penyakit ini sulit diperkirakan dikarenakan kebanyakan kasus
jerawat ringan tidak diobati ke dokter kulit. Baik wanita maupun pria sama-
sama dapat muncul jerawat, namun bentuk yang paling parah sering kali
ditemukan pada pria.
6
COKELAT
Cokelat selalu dianggap sebagai faktor yang dapat
menyebabkan eksaserbasi jerawat, tetapi hanya ada sedikit
bukti yang mendukung dampak negatifnya pada kulit.
Dermatologi mengamati bahwa sebagian pasien memiliki
jerawat baru beberapa hari setelah mengonsumsi produk
yang mengandung coklat.
7
Indeks Glikemik
Dipercaya bahwa beban glikemik dan indeks glikemik dapat berperan
dalam patogenesis terjadinya acne vulgaris, diet dengan indeks glikemik
tinggi dapat menyebabkan hiperinsulinemia. Kadar insulin yang meningkat
merangsang sekresi androgen dan menyebabkan peningkatan produksi
sebum, yang memainkan peran mendasar dalam patogenesis akne vulgaris.
8
Makanan Berserat
Tidak ada studi klinis yang secara jelas menggambarkan pengaruh
asupan makanan berserat pada perjalanan akne vulgaris. Dalam studi
yang dilakukan oleh Kaufman, didapatkan bahwa pasien dengan acne
vulgaris yang mengkonsumsi 30 g sereal berserat tinggi setiap hari,
justru menunjukan perbaikan kondisi kulit yang signifikan.
9
Zink
Zink adalah mikronutrien yang penting untuk perkembangan dan fungsi
kulit manusia. Telah terbukti dapat berperan sebagai bakteriostatik
terhadap Propionibacterium acnes, menghambat kemotaksis dan untuk
mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi - faktor nekrosistumor α.
10
Vitamin A
Vitamin A adalah senyawa yang dapat ditemukan pada produk hewani
maupun nabati. Retinol dan turunannya ditemukan terutama pada produk
hewani, sedangkan produk asal tumbuhan terutama mengandung
provitamin A (karotenoid). Sumber utamanya adalah susu dan produk
susu, telur, hati, ikan dan minyak yang berasal darinya. Vitamin A adalah
vitamin yang larut dalam lemak yang disimpan di hati.
11
Antioksidan
Pada 2008, El-Akawi dkk, melakukan penelitian yang
membandingkan kadar antioksidan yang larut dalam lemak
(vitamin A dan E) dalam darah pada 100 pasien dengan jerawat dan
pada 100 subjek kontrol sehat tanpa jerawat. Mereka menemukan
bahwa pasien dengan jerawat memiliki konsentrasi antioksidan
yang lebih rendah dibandingkan dengan subjek kontrol.
12
Asam Lemak Omega-3
Asupan tinggi asam lemak omega-3 dapat menghambat produksi sitokin
proinflamasi yang dapat memiliki efek terapeutik pada acne vulgaris. Leukotriene
B4 (LTB4) secara luas dikenal sebagai zat yang berperan untuk mengatur produksi
sebum. Asam lemak omega-3 berperan dalam menghambat konversi asam
arakidonat menjadi LTB4. Asam lemak omega-3 juga memiliki kemampuan untuk
menurunkan kadar IGF-1, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki efek
menguntungkan dalam pengobatan jerawat
13
Yodium
Jerawat (Papula) dapat muncul tiba-tiba setelah mengonsumsi makanan yang kaya
akan yodium.
14
Ringkasan
Dampak diet terhadap perjalanan jerawat vulgaris masih
menjadi topik yang sangat kontroversial, namun tidak boleh
diabaikan. Meskipun hubungan antara asupan susu dan
jerawat kurang meyakinkan dibandingkan antara diet tinggi
glikemik dan jerawat, keduanya patut dipertimbangkan saat
memberikan saran diet.
15