Anda di halaman 1dari 29

VAKSINASI DI KANTOR

KESEHATAN PELABUHAN

MENINGITIS
YELLOWFEVER
MENINGITIS

Meningitis adalah peradangan pada selaput otak dan


tulang belakang yang disebabkan oleh infeksi virus
maupun bakteri.
Meningitis yang di sebabkan bakteri
Neisseria meningitidis dapat dilakukan
vaksinasi.

https://kespel.kemkes.go.id/welcome/reference_pu
blic/kategori/regulasimenkes
MENINGITIS

Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 3-4 hari sampai


gejalanya terlihat.
Penyakit ini umumnya terjadi 1-14 hari setelah
paparan dan muncul sebagai meningitis pada ≥50%
kasus.
 Gejala penyakit meningitis tidak spesifik tetapi
mungkin termasuk demam, sakit kepala, kekejangan
leher, sakit sendi, ruam dengan bintik atau lebam
ungu, kurang senang dengan cahaya cerah, dan
muntah secara mendadak.
SEJARAH MENINGITIS
 Pada tahun 1987 Wabah meningitis menyerang jamaah
haji. Persebaran penyakit ini menginfeksi setidaknya
10.000 jamaah haji.
 Pada tahun 1987 dan 2000 terjadi kejadian luar biasa
meningitis meningikokus yang menimpa para jamaah haji
di Arab Saudi, yang merupakan negara epidemis terjadinya
penyakit meningitis.
 Pada tahun 1987, terdapat sekitar 99 kasus meningitis
meningokokus yang menimpa jamaah haji Indonesia dan
40 diantaranya meninggal dunia.
 Oleh karena itu, Kementrian kesehatan Kerajaan Arab
Saudi, sejak tahun 2002 telah mewajibkan negara-negara
yang mengirimkan jamaah haji untuk memberikan
vaksinasimeningitis
VAKSINASI MENINGITIS

 Vaksin meningitis mengandung antigen, yaitu zat yang


merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membentuk
antibodi dan melawan bakteri penyebab meningitis.
 Vaksin meningokokus pertama, yaitu MPSV4
(Meningococcal polysaccharide vaccine), diciptakan pada
1978.
 Kemudian MCV4 (Meningococcal conjugate vaccine) pada
2005.
 MPSV4 disebut juga vaksin meningokokus polisakarida,
 MCV4 disebut vaksin meningokokus konjugasi.
 Keduanya melindungi dari empat jenis penyakit
meningokokus yang disebabkan oleh serogroup A, C, W,
dan Y. Sebenarnya, saat ini diketahui setidaknya ada 13
Vaksin Meningokokus
Terdapat dua jenis vaksin meningokokus, keduanya dibuat dengan cara
inaktivasi :
• Vaksin Polisakarida, yang dibuat menggunakan potongan kapsul
polisakarida yang mengelilingi bakteri meningokokus.
• Vaksin Konjugat, yang dibuat dengan menggabungkan potongan kapsul
polisakarida yang mengelilingi bakteri meningokokus dengan protein
pembawa (carrier).
Menivax ACYW
Vaksin Polisakarida Meningokokus (Grup A/C/Y/W135)
Mencegah Penyakit Meningokokus Dewasa dan anak berusia diatas 2 tahun

DESKRIPSI
Vaksin beku kering berwarna putih yang
mengandung antigen kapsular polisakarida yang
dimurnikan dan diekstrak dari kultur Neisseria
meningitidis grup A, C, Y, dan W135. Vaksin
menjadi jernih setelah dilarutkan.

KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) mengandung:
Polisakarida Meningokokus dimurnikan A
50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan C
50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan Y 50
mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan W135 50
mcg
KEMASAN
Laktosa
Dus @ 1 vial (0,5 mL/dosis) + 3,5 mg pelarut
1 ampul
Ta ta Car a P em be r ia n

1. Menivax diberikan secara subkutan.


Hampir sebagian besar vaksin meningitis
polisakarida yang tersedia di pasar
internasional menggunakan metode injeksi
subkutan. Toleransi terhadap metode ini
lebih baik. Reaksi simpang paling banyak
yaitu nyeri.
2. Diberikan pada lengan atas ( area otot
deltoid)
3. Imunisasi ulang direkomendasikan pada 3
tahun setelah imunisasi primer.
KONTRAINDIKASI
1. Alergi terhadap komponen vaksin
2. Mereka yang mengidap epilepsi, penyakit otak dan riwayat alergi.
3. Mereka yang mengidap penyakit ginjal, penyakit jantung, TBC aktif dan
infeksi
HIV.
4. Mereka yang mengidap penyakit infeksi akut dan demam, tapi infeksi
ringan
bukan merupakan kontraindikasi.
5. Tidak dilakukan uji toksisitas reproduksi pada wanita hamil dan hewan
uji, dan
tidak ada bukti pengaruh pada janin. Sehingga, vaksin tidak boleh
digunakan
pada wanita hamil, terutama di 3 bulan pertama pada masa kehamilan.

Keterangan :
Bila ditemukan kasus dengan kontraindikasi agar
dikonsultasikan kepada
dokter spesialis yang menangani kasus tersebut.
KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
 KIPI vaksin meningokokus polisakarida biasanya ringan;
 Reaksi lokal yang paling sering terjadi adalah nyeri dan
kemerahan di lokasi suntikan yang berlangsung selama
1-2 hari yang terjadi pada 4%-56% penerima vaksin.

 Reaksi Sistemik
Demam merupakan reaksi sistemik paling sering
dilaporkan
Dalam uji klinis, frekuensi reaksi demam sementara yang
dilaporkan dengan temperatur sama atau lebih tinggi dari
38.5°C antara 0.6% dan 3.6%

 Angka kejadian reaksi alergi sistemik (contoh: urtikaria,


wheezing, ruam) diestimasi <0.1/100
Supplementary 000 dosis
information vaksin.
on vaccine safety.
WHO.2000
YELLOW FEVER

Yellow fever (demam kuning) adalah penyakit


sistemik akut yang disebabkan oleh flavivirus yang
ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus
(terutama nyamuk aedes aegypti, tetapi dapat pula
oleh spesies lain) ke inang atau host dalam hal ini
adalah manusia dan primata (monyet) yang
menyebabkan kerusakan pada saluran hati, ginjal,
jantung dan sistem pencernaan.
https://kespel.kemkes.go.id/news/news_publi
c/detail/39
Gejala klinis seperti demam, mual, nyeri dan dapat
berlanjut ke fase beracun/toksik yang terjadi setelah itu,
ditandai dengan kerusakan hati dengan jaundis/ikterik
atau kulit menjadi berwarna kuning, gagal ginjal,
meningitis dan akhirnya dapat mengakibatkan kematian
Pada penderita demam kuning juga dapat terjadi
perdarahan antara lain melalui mulut, hidung, gusi,
maupun BAB (melena).
Masa inkubasi yellow fever 3-6 hari.
Secara umum angka kematiannya sekitar 5 %, tetapi
dapat mencapai 20% - 40% pada wabah tertentu.
VAKSINASI yellow fever

Merupakan vaksin hidup (virus hidup yang dilemahkan)


Berlaku seumur hidup
Di berikan secara IM / SC tergantung merk
Komposisi : prepared by culturing the17D-204 strain of
yellow fever virus in living avian leukosis virus-free
(ALV-free) chickenembryos. The vaccine contains
sorbitol and gelatin as a stabilizer, is lyophilized, and
ishermetically sealed under nitrogen. No preservative is
added. Each vial of vaccine issupplied with a separate vial
of sterile diluent, which contains Sodium Chloride
InjectionUSP – without a preservative.
VAKSINASI YELLOW FEVER

https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statemen
ts/yf.pdf
KONTRAINDIKASI :Has had an allergic reaction
after a previous dose of yellow fever vaccine, or has
any severe, life-threatening allergies.‚Has a
weakened immune system.‚Has had their thymus
removed or been diagnosed with a thymus
disorder.‚Is pregnant or breastfeeding.‚Has gotten
any other vaccines in the past 4 weeks
https://www.sanofi.us/en/products-and-
resources/vaccines/yellow-fever-vaccine-
information
PERATURAN YANG BERKAITAN

PMK NO.23 TAHUN 2018 TENTANG VAKSINASI


INTERNASIONAL
PMK NO.12 TAHUN 2019
Peraturan Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dengan No.
SR.03.04/II/2745 tahun 2018,
ALUR VAKSINASI & PENERBITAN ICV
PENDAFT PEMERIKSAAN
&WAWANCARA
ARAN

PEMBAY PEMERIKSAA
N
ARAN PENUNJANG

TINDAKA PENGISIA
N N ICV

PENYERA TANDATA
HAN ICV NGAN ICV
PENERBITAN KONTRAINDIKASI

PEMERIK PEMERIK PENERBI


PENDAFT SAAN & SAAN PEMBAY TAN
ARAN WAWANC PENUNJA ARAN KONTRAI
ARA NG NDIKASI
PP NO.64 TAHUN 2019
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
VAKSINASI DEWASA LAIN

VAKSINASI INTERNASIONAL lain sesuai negara


tujuan
RABIES
MMR
TYPOID
VARICELL
HEPATITIS A & B
PNEUMOKOKUS
ROTAVIRUS

Anda mungkin juga menyukai