Anda di halaman 1dari 19

PEMBUATAN BIODIESEL

Trisna Yuniarti
PEMBUATAN BIODIESEL
• Biodiesel merupakan salah satu jenis biofuel (bahan
bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping
Bio-etanol.
• Biodiesel adalah senyawa alkil ester yang diproduksi
melalui proses alkoholisis (transesterifikasi) antara
trigliserida dengan metanol atau etanol dengan
bantuan katalis basa menjadi alkil ester dan gliserol;
atau esterifikasi asam-asam lemak (bebas) dengan
metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa
menjadi senyawa alkil ester dan air.
PEMBUATAN BIODIESEL
• Biodiesel merupakan bahan bakar teroksigenasi
(oxigenaled fuel), berbahan baku minyak nabati atau ternak
hewani yang diperoleh melalui reaksi esterifikasi asam
lemak dan trans esterifikasi trigliserida.

• Berdasarkan kuantitas dan pengembangan produksi,


pembuatan biodiesel dengan bahan baku minyak kelapa
sawit lebih potensial karena infrastruktur dan
suprastrukturnya sudah tersedia di Indonesia di samping
produktivitas biodiesel dari minyak kelapa sawit jauh lebih
baik dibandingkan dengan minyak jarak dan kedelai.
PEMBUATAN BIODIESEL
• Teknik produksi biodiesel yang dilakukan saat ini
pada umumnya yaitu transesterifikasi, karena :
– proses menggunakan temperature rendah dan
tekanan atmosfir (150o F, 20 Psi)
– tingkat konversi tinggi (mencapai 98%) dengan waktu
reaksi yang cukup singkat dan reaksi samping yang
minimal
– konversi langsung ke metil ester (biodiesel) tanpa
melalui tahapan entermediate
– tidak memerlukan konstruksi yang rumit
Proses transesterifikasi
• Bahan baku yang mengandung kadar asam lemak bebas lebih dari 2%,
perlu dilakukan proses pra esterifikasi untuk menurunkan kadar asam
lemak bebas hingga sekitar 2% sebagai proses pendahuluan. Selanjutnya
dilakukan proses transesterifikasi menggunakan katalis alkali pada
temperatur 40-50o C (Ramadhas et al., 2005).
• Mekanisme transesterifikasi menggunakan katalis basa terdiri dari
beberapa tahapan yaitu
1. pertama, terjadinya reaksi basa dengan alkohol menghasilkan alkoksida dan katalis
yang terprotonasi. Nukleofilik menyerang alkoksida pada gugus karbonil trigliserida
membentuk intermediet tetrahedral (persamaan reaksi 2), dari alkil ester dan anion
digliserida terbentuk.
2. Kedua, protonasi katalis membentuk senyawa aktif (persamaan reaksi 4) yang dapat
bereaksi dengan molekul alkohol untuk memulai alur proses katalisis yang lain.
Digliserida dan monogliserida dirubah melalui mekanisme yang sama untuk
menghasilkan campuran alkil ester dan gliserol.
Proses transesterifikasi

Gambar. Mekanisme transesterifikasi minyak dengan katalis basa.


Sumber: Schuchardt et al. (1998)
Proses transesterifikasi
• Minyak atau lemak direaksikan dengan alcohol seperti methanol, dengan
bantuan katalis. Dari proses ini dihasilkan glycerin dan metal ester
(Biodiesel). Methanol kemudian di-recovery. Katalis yang digunakan
umumnya KOH atau NAOH (Hambali et al., 2006) yang tercampurkan
secara baik dalam alcohol.

Gambar. Reaksi transesterifikasi antara trigliserida dan metanol


Sumber : Hart (1990)
Proses transesterifikasi
• Faktor utama yang mempengaruhi rendemen ester yang dihasilkan pada reaksi
transesterifikasi adalah
– rasio molar antara trigilserida dan alkohol,
– jenis katalis yang digunakan,
– suhu reaksi,
– waktu reaksi,
– kandungan air,
– dan kandungan asam lemak bebas pada bahan baku yang dapat menghambat reaksi.
• Faktor lain yang mempengaruhi kandungan ester pada biodiesel, diantaranya adalah:
– kandungan gliserol,
– jenis alkohol yang digunakan pada reaksi transesterifikasi,
– dan jumlah katalis.
• Pada proses transesterifikasi, selain menghasilkan metil ester hasil sampingannya
adalah gliserol.
• Hasil reaksi transesterifikasi sempurna akan menghasilkan produk lapisan cairan, yaitu
lapisan atas yang disebut metil ester kotor dan lapisan bawah yaitu, gliserol kotor.
• Hasil reaksi transesterifikasi yang tidak sempurna/belum sempurna, akan
menghasilkan lapisan ketiga ditengah berupa minyak yang tidak terkonversi.
Tabel 1. Standar mutu metil ester Indonesia (RSNI EB 020551)
Tahapan Proses Produksi Biodiesel
• Penyiapan bahan baku dan reaksi esterifikasi Bahan baku berupa CPO disiapkan
untuk mengkondisikan bahan baku serta mengurangi tingkat kesulitan
pemurnian produk pada proses selanjutnya. Proses penyiapan bahan baku terdiri
dari :
– Pemanasan untuk mencairkan CPO sekaligus untuk mencapai temperature operasi reaksi
esterifikasi
– Proses degumming, yakni proses penghilangan pengotor berupa zat-zat terlarut atau zat-
zat yang bersifat koloidal seperti resin, gum, protein dan fosfatida dalam minyak mentah.
• Pembuatan katalis sodium metoksida
– Bahan baku pembuatan Sodium Metoksida adalah Metanol dan Sodium Hidroksida
(NaOH). Jumlah katalis yang digunakan biasanya 10% berat minyak yang digunakan
• Reaksi Transesterifikasi
– Rekasi transesterifikasi berlangsung pada temperature sekitar 60oC dan dilakukan selama
4 – 6 jam. Untuk mendapatkan yield yang tinggi, reaksi transesterifikasi dilakukan dalam
dua tahap. Tahap pertama, katalis yang digunakan sebanyak 2/3 bagian katalis total.
Tahap kedua, yaitu direaksikan dengan produk hasil reaksi tahap pertama yang dipisahkan
gliserolnya.
Tahapan Proses Produksi Biodiesel
• Pemurnian metil ester
– Proses ini pada umumnya melalui tahapan recovery methanol dan
penghilangan pengotor.
– Lapisan metil ester yang mengandung methanol dipanaskan,
kemudian uap methanol dikondensasikan.
–  metil ester dibersihkan untuk menghilangkan sisa katalis dan kotoran
lain seperti sabun.
– Tahap meningkatkan pemurnian ada 2, yaitu menggunakan gliserol
murni dan penetralan diikuti dengan pencucian dengan air. Gliserol
disemprotkan ke permukaan metil ester dan karena lebih berat akan
turun melewati metil ester sambil membawa sisa-sisa pengotor
( Menambahkan asam asetat, Menggunakan percikan air bersih,
Menggunakan metode pengadukan mekanis. )
– Pada tahap akhir, gliserol dipisahkan kembali dari metal ester.
Tahapan Proses Produksi Biodiesel
• Perolehan kembali methanol dan pemurnian gliserol
– Larutan gliserol kotor hasil pemisahan, dipanaskan untuk memperoleh
kembali methanol yang ada di dalamnya. Uap Metanol kemudian
dikondensasikan dan disalurkan kembali ke tangki Metanol.
– Gliserol bebas methanol diencerkan dengan menambahkan 2/3 bagian
air bersih, dan dipanaskan agar sisa asam lemak bebas hasil hidrolisis
tersabunkan oleh sisa NaOH. Ester dari sabun yang terbentuk
dikeluarkan dari larutan dengan cara menambahkan sejumlah garam
NaCl. Larutan Gliserin kemudian ditambahkan H2SO4 dan Aluminium
Hidroksida sampai mencapai pH 4,5. Padatan yang terbentuk
kemudian disaring. Larutan dinetralkan dengan penambahan 50 %
larutan NaOH, kemudian didistilasi. Gliserol yang teah murni
(kemurnian > 99,5%) disimpan, dan sebagian dikirim ke unit
pembersihan Biodiesel
PEMBUATAN BIODIESEL
PEMBUATAN BIODIESEL
PEMBUATAN BIODIESEL

Anda mungkin juga menyukai