Anda di halaman 1dari 84

CAHAYA

1. Sifat Gelombang Cahaya


Cahaya merupakan gelombang transversal yang termasuk
gelombang elektromagnetik. Cahaya dapat merambat
dalam ruang hampa dengan kecepatan 3 x 108 m/s.

Sifat2 cahaya :
 Dapat mengalami pemantulan (refleksi)
 Dapat mengalami pembiasan (refraksi)
 Dapat mengalami pelenturan (difraksi)
 Dapat dijumlahkan (interferensi)
 Dapat diuraikan (dispersi)
 Dapat diserap arah getarnya (polarisasi)
 Bersifat sebagai gelombang dan partikel
2. Pemantulan Cahaya
Hukum Pemantulan Cahaya
 Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak
pada satu bidang datar.
 Sudut datang (i) = sudut pantul (r)

a. Pemantulan pada Cermin Datar


Sifat pembentukan bayangan pada cermin datar :
 Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin
 Tinggi bayangan = tinggi benda
 Bayangan bersifat tegak dan maya, dibelakang
cermin
b. Pemantulan pada Cermin Cekung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cekung :
 Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik
fokus.
 Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu
utama.
 Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan
melalui titik itu juga.

Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka c. Bila benda di ruang III, maka
Bayangan di ruang IV Bayangan di ruang II
Maya, tegak, diperbesar Nyata, terbalik, diperkecil
b. Bila benda di ruang II, maka
Bayangan di ruang III
Nyata, terbalik, diperbesar
c. Pemantulan pada Cermin Cembung
Sinar-sinar Istimewa pada cermin Cembung :
 Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan
seolah-olah berasal dari titik fokus.
 Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama.
 Sinar datang melalui pusat kelengkungan cermin
dipantulkan melalui titik itu juga.

Sifat Bayangan :
Maya, tegak, diperkecil.
d. Perhitungan Pembentukan Bayangan

111 112
 atau

ss
' f ss
' R

h' s'
m 
h s

Contoh :
Sebuah benda berdiri tegak 10 cm di depan cermin
cembung yang mempunyai titik fokus 30 cm. Jika
tinggi bendanya 2 m, tentukanlah tinggi bayangan
yang terbentuk dan perbesaran benda.
3. Pembiasan Cahaya
a. Indeks Bias
n = indeks bias suatu medium c
c = kecepatan cahaya di udara
n 
cn
cn = kecepatan cahaya dlm medium

b. Hukum Pembiasan Cahaya


i = sudut datang sini n'

r’ = sudut bias sinr' n
n = indeks bias medium 1
n’ = indeks bias medium 2
c. Pembiasan pada Lensa Cembung
Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cembung :
 Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus.
 Sinar melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.
 Sinar datang melalui titik pusat optik tidak dibiaskan.

Sifat Bayangan :
a. Bila benda di ruang I, maka
Bayangan maya (di depan lensa), tegak, diperbesar
b. Bila benda di ruang II, maka
Bayangan nyata (dibelakang lensa), terbalik, diperbesar
c. Bila benda di ruang III, maka
Bayangan nyata, terbalik, diperkecil
d. Pembiasan pada Lensa Cekung
Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cekung :
 Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik fokus.
 Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus
dibiaskan sejajar sumbu utama.
 Sinar datang melalui pusat optik tidak dibiaskan.

Sifat Bayangan :
Maya, tegak, diperkecil.
e. Perhitungan Pembentukan Bayangan

nn 1 1
 (
n'
n
)
  

s s
' R1 R
2

Contoh :
Sebuah lensa cembung-cembung mempunyai jari2
kelengkungan 15 cm dan 10 cm, dengan indeks bias
1,5. Bila lensa itu berada di udara yang mempunyai
indeks bias 1, tentukan jarak fokus lensa tsb.
e. Lensa Gabungan
1 1 1
 
fg f1 f2

f. Kekuatan Lensa (P)

1
P
f

Contoh :
Sebuah lensa cekung-cekung mempunyai jarak fokus 50
cm, tentukan kekuatan lensa.
4. Interferensi Cahaya
Adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya.
Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua
gelombang cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan
amplitudo yg sama serta selisih fase tetap.

Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu


 Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling
memperkuat atau konstruktif)
 Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling
memprlemah atau destruktif)
Syarat interferensi maksimum
Interferensi maksimum terjadi jika kedua gel memiliki fase yg sama
(sefase), yaitu jika selisih lintasannya sama dgn nol atau


bilangan bulat kali panjang gelombang λ.

d
sin
m
;m
0
,1
,
2
,...
Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat,
m=1 disebut terang ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh
lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d), maka sudut θ
sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dgn demikian

pd
 m
l
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Syarat interferensi minimum
Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180o, yaitu
jika selisih lintasannya sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ.

d
sin
(m
)
1
2 
;m
1
,
2
,3
,...

Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1
disebut gelap ke-1, dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka
pd
m
( 1
2)
l

Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.

Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua
garis gelap berurutan. Jika jarak itu disebut Δp, maka

pd

l
Contoh :
Pada suatu percobaan YOUNG, jarak antara 2 celah d = 0,25 mm
sedangkan jarak celah ke layar l = 1 m. Jarak garis gelap kedua
ke pusat pola interfernsi pada layar adalah p = 3 mm. Tentukan
:
a. Panjang gelombang cahaya yg digunakan
b. Jarak garis terang ketiga dari pusat
c. Jarak garis terang ketiga dari pusat jika percobaan Young
dicelupkan dalam air yg indeks biasnya 4/3.
5. Difraksi
Jika muka gel bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih
kecil dari panjang gelombang), maka gel ini akan mengalami
lenturan sehingga terjadi gel2 setengah lingkaran yg melebar
di belakang celah tsb. Gejala ini dikenal dgn peristiwa difraksi.

 Difraksi Celah Tunggal


Syarat terjadinya garis gelap ke-m adalah
d
sin
m
;m
1
,
2,
3
,...
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku
pd
 m
l
Syarat terjadinya garis terang ke-m adalah

d
sin
(m
)
1
2 
;m
0
,
1
,2
,...
Untuk sudut θ yg kecil, berlaku
pd
m
( 1
2)
l
 Difraksi Celah Majemuk
Pola difraksi maksimum

d
sin
m
;m
0
,1
,
2 
,...

Pola difraksi minimum

d
sin
(m
)
1
2 
;m
1
,
2
,
3
,...

Contoh :
Celah tunggal selebar 0,12 mm disinari cahaya monokromatik
sehingga menghasilkan jarak antara gelap kedua dan terang
pusat 15 mm. Jika jarak layar dengan celah adalah 2 m, berapa
panjang gelombang cahaya yg digunakan?
6. Alat-alat Optik
1. Mata
2. Lup
3. Mikroskop
4. Teropong

5. Mata
 Memiliki sebuah lensa yg berfungsi sbg alat optik.
 Mata mempunyai penglihatan yang jelas pada daerah
yang dibatasi oleh dua titik yaitu titik dekat/
punctum proximum (titik terdekat yg masih dapat
dilihat jelas oleh mata yg berakomodasi sekuat2nya)
dan titik jauh/punctum remotum (titik terjauh yg
masih dapat dilihat jelas oleh mata yg tak
berakomodasi)
Mata Normal
Pada mata normal (emetropi) letak titik dekat (PP) terhadap
mata sekitar 25 cm, sedang letak titik jauh (PR)
terhadap mata adalah ~. Mata normal ini dapat melihat
dg jelas suatu benda yg letaknya jauh maupun dekat.
Benda jauh dilihatnya dg mata tak berakomodasi, sedang
benda dekat dilihatnya dg mata berakomodasi.

Cacat Mata
Rabun dekat (hipermetropi) Rabun Jauh (miopi)
Tidak mampu melihat benda2 dekat Tidak mampu melihat benda2 jauh
Titik dekatnya > 25 cm Titik dekatnya = 25 cm
Titik jauhnya ~ Titik jauhnya < ~
Dibantu dg kacamata positif Dibantu dg kacamata negatif
Contoh :
1. Tentukan kekuatan lensa kacamata yg diperlukan oleh
seseorang yg mempunyai titik dekat 40 cm, supaya orang
tsb dapat membaca sebagaimana halnya orang normal.

2. Seorang anak mempunyai titik jauh 4 m. Supaya anak tsb


dapat melihat benda2 jauh dg normal, tentukan kekuatan
lensa kacamata yg diperlukan.
Lup
 Menggunakan sebuah lensa cembung.
 Untuk melihat benda2 kecil sehingga tampak lebih besar
dan jelas.

Sifat Bayangan :
Maya (didepan lup), tegak, diperbesar.

Perbesaran Anguler :
 mata tak berakomodasi - mata berakomodasi maks
Sn Sn
    1
f f
γ = perbesaran anguler
Sn = titik dekat orang normal
f = jarak fokus lup
Mikroskop
 Untuk melihat detail benda lebih jelas dan lebih besar.
 Menggunakan 2 lensa positif, sebagai lensa objektif dan
lensa okuler.

Melihat bayangan benda tanpa akomodasi


Perbesaran bayangan :

Sob' Sn
m x
Sob fok
Melihat bayangan benda dengan berakomodasi
Sob = jarak benda ke lensa objektif
S ' Sn Sob’ = jarak bayangan ke lensa objektif
m  obx 1 

S f S
ob  ok n = jarak titik dekat mata normal
fok = jarak fokus lensa okuler
Contoh :
Sebuah preparat diletakkan 1 cm di depan lensa objektif dari
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa objektifnya 0,9 cm,
jarak fokus lensa okuler 5 cm. Jarak antara kedua lensa
tsb 13 cm. tentukan perbesaran oleh mikroskop tsb.
Teropong Bintang
 Menggunakan 2 lensa positif.
 Beda teropong bintang dg mikroskop :
mikroskop : fob < fok
letak benda dekat dg lensa objektif
teropong bintang: fob >> Fok
letak benda di jauh tak berhingga

Untuk mata tanpa akomodasi


f ob
m
f ok
Untuk mata berakomodasi maksimum
f f Sn

fok
obob
m 
 

s
ok fok
 S
n 
Teropong Bumi
 Menggunakan 3 lensa positif, sebagai lensa objektif,
pembalik dan okuler.

Utk mata tanpa akomodasi Utk mata akomodasi maks


f ob f f Sn

fok
m obob
m  
f ok s f  S 
ok ok n 

Teropong Panggung
 Menggunakan 2 lensa; lensa objektifnya positif, lensa
okulernya negatif.

Utk mata tanpa akomodasi Utk mata akomodasi maks

f S
fob fob n

fok
m  ob   
m  

f ok sok fok
 Sn 
Alat Optik
Alat Optik
Alat optik adalah alat-alat yang menggunakan
lensa dan memerlukan cahaya.
Alat optik yang alami adalah mata kita.
Mata kita memiliki kemampuan untuk melihat
sangat terbatas, yaitu tidak dapat melihat
dengan jelas benda-benda kecil, benda-benda
yang sangat jauh dan tidak dapat merekam apa
yang dilihatnya dengan baik.
Oleh sebab itu mata kita harus dibantu dengan
alat-alat optik buatan seperti kamera, lup,
mikroskop, dan teropong.
Mata
Mata adalah alat indra
Lensa
kita yang berfungsi
iris retina
untuk melihat.
Bola mata memiliki Bintik kuning
diameter kurang lebih Bintik buta
pupil
2,5 cm.
Kita memiliki 2 buah
mata agar kita dapat kornea
melihat benda dengan
Syaraf mata
tiga dimensi dan juga Otot akomodasi
kita dapat menentukan
letak suatu benda tanpa
mengukurnya
Daya Akomodasi
Daya akomodasi mata adalah kemampuan lensa mata
untuk menebal dan menipis.
Lensa mata akan menipis bila melihat benda yang menjauh
Lensa mata akan menebal bila melihat benda yang
mendekat
Titik terjauh yang dapat dilihat mata disebut punctum
remotum. Untuk mata normal jaraknya tak
terhingga.Ketika melihat jauh mata tidak berakomodasi.
Titik terdekat yang dapat dilihat mata dengan jelas disebut
punctum proximum. Untuk mata normal adalah 20 cm –
25 cm. Ketika melihat dekat mata berakomodasi.
Kerja Mata
Cacat Mata
Rabun jauh (miopi)
Rabun jauh adalah kelainan mata karena
bayangan benda-benda yang jauh jatuh di
depan retina. Hal ini terjadi karena lensa
mata tidak dapat menipis dengan baik.
Rabun jauh dapat dibantu dengan
menggunakan kaca mata dengan lensa
negatif.
Miopi
Cacat Mata
Rabun dekat (hipermetropi)
Rabun dekat adalah kelainan mata karena
bayangan benda-benda yang dekat jatuh di
belakang retina. Hal ini disebabkan karena
lensa mata tidak dapat menebal dengan baik.
Rabun dekat dapat dibantu dengan
menggunakan kaca mata dengan lensa
positif.
Hipermetropi
Cacat Mata
Mata tua (presbiopi)
Mata tua adalah kelainan mata karena
bayangan benda tidak jatuh pada retina baik
itu benda dekat maupun benda jauh. Hal ini
disebabkan karena daya akomodasi lensa
mata sudah berkurang.
Mata tua dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata bivokal.
Cacat Mata
Silindris (astigmatis)
Astigmatis adalah cacat mata karena mata
tidak dapat melihat dengan baik untuk garis-
garis vertikal dan garis-garis horisontal. Hal
ini disebabkan karena kornea mata tidak
berbentuk bola
Astigmatis dapat dibantu dengan
menggunakan kaca mata silindris.
Perhitungan cacat mata
Cacat mata dapat dibantu dengan
menggunakan kacamata. Kacamata yang
tepat dapat di hitung dengan persamaan:
1 = 1 + 1 100
f s s’ P=
f
Ket. f = fokus lensa kacamata

s = jarak dekat normal (hipermetropi)


= jarak terjauh normal (miopi)

s’ = jarak dekat hipermetropi (negatif)


= jarak terjauh miopi (negatif)

P = kekuatan lensa kacamata


Kamera

apertur
Lensa pada kamera berfungsi
untuk membentuk bayangan Diafragma

pada film
Bayangan yang terbentuk
bersifat nyata, terbalik, lensa
diperkecil

Range finder
film
Kerja kamera
Persamaan mata dengan kamera
Mata dan kamera memiliki persamaan sebagai
berikut:
- memiliki satu lensa
- memiliki pengatur cahaya
pada mata retina dan pupil
pada kamera diafragma dan apertur
- memiliki layar penangkap bayangan
pada mata retina
pada kamera film
Persamaan kamera

Kamera memiliki persamaan sama dengan


lensa cembung, yaitu:
1 = 1 + 1 s’ h’
dan M= =
f s s’ s h

Ket. f = fokus lensa


s = jarak benda
s’ = jarak film
M = perbesaran bayangan
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan pada film
Lup
Lup atau kaca pembesar
merupakan alat optik yang
paling sederhana yang
berfungsi untuk melihat
benda-benda yang kecil.
Lup terdiri dari sebuah lensa
cembung.
Agar benda tampak lebih
besar, benda harus
diletakkan antara titik fokus
dengan lensa.
Persamaan Lup
 Untuk mata tak berakomodasi, benda diletakkan
tepat di titik fokus. Perbesaran dapat dihitung
dengan persamaan:
n
M=
f
Ket. F = fokus lensa
M = perbesaran bayangan
n = titik dekat mata.
f f
Persamaan Lup
 Untuk mata berakomodasi maksimum, benda
diletakkan antara titik fokus dengan lensa.
Perbesaran dapat dihitung dengan persamaan:
n
M= +1
f
Ket. F = fokus lensa
M = perbesaran bayangan
n = titik dekat mata.

f f
Mikroskop
Lensa okuler

Mikroskop adalah
alat optik yang
digunakan untuk
melihat benda-benda Pengatur
Jarak/ fokus
mikroskopis (sangat
kecil)
Mikroskop Lensa
menggunakan dua obyektif
buah lensa cembung,
yaitu lensa okuler Meja
dan lensa objektif. preparat

Cermin
cekung
Persamaan Mikroskop
Mata tak berakomodasi.
Panjang mikroskop = s’ob +
fok
Perbesarab bayangan = M = Mob x Mok

S’ob n
M= x
Sob fok

fob fob fok s’ob f ok


Persamaan Mikroskop
Mata berakomodasi.
Panjang mikroskop = s’ob + sok
Perbesaran bayangan = M = Mob x Mok
S’ob n
M= x +1
Sob fok

fob fob fok s’ob sok f ok


Teropong
Teleskop adalah alat optik yang terdiri dari dua lensa positif
(objektif dan okuler) yang digunakan untuk melihat
benda-benda yang sangat jauh.
Lensa objektif memiliki fokus yang jauh lebih besar dari
fokus lensa okuler
Teleskop ada berbagai jenis seperti:
-teropong bintang
-teropong bumi
-teropong panggung / galileo
-teropong pantul
- periskop
Teropong Bintang
Sesuai namanya, teroong ini digunakan untuk melihat
benda-benda langit yang sangat jauh jaraknya.
Panjang teropong bintang = d = fob + fok

Perbesaran bayangan = M = fob


fok

Lensa okuler
Lensa objektif
Pembentukan bayangan pada teropong bintang

+ +

fob fok
fob fok

Ob Ok

Sifat bayangan:
 Maya
Terbalik
 lebih dekat
Teropong Bumi
Teropong ini digunakan untuk melihat objek yang jauh di
permukaan bumi.
Teropong ini memiliki 3 lensa positif, yaitu lensa objektif,
lensa pembalik dan lensa okuler. Lensa pembalik
berfungsi membalik bayangan yang terbentuk, sehingga
bayangan yang dibentuk oleh teropong tidak terbalik
Panjang teropong = d = fob + 4fp + fok

Perbesaran bayangan = M = fob


fok

Lensa pembalik Lensa okuler


Lensa objektif
Pembentukan bayangan pada teropong bumi

+ + +
fob fp

fob fp fok
fok

Ob P Ok

Sifat bayangan:
 Maya
Tegak
 lebih dekat
Teropong Panggung
Teropong panggung atau galileo merupakan teropong bumi
tanpa lensa pembalik. Agar bayangan yang terbentuk
tidak terbalik, maka lensa okulernya menggunakan lensa
negatif.
Panjang teropong = d = fob – fok

Perbesaran bayangan = M = fob


fok

Lensa okuler (-)


Lensa objektif (+)
Pembentukan bayangan pada teropong panggung

+ -

fob fok
fob fok

Ob Ok

Sifat bayangan:
 nyata
Tegak
 lebih dekat
Teropong Pantul
Teropong pantul merupakan teropong yang menggunakan
cermin cekung sebagai pengganti lensa objektif.
Pembentukan bayangan pada teropong pantul
Periskop
Periskop adalah
teropong yang
digunakan pada
kapal selam untuk
melihat keadaan
diatas air.
Pembentukan bayangan pada periskop
GELOMBANG
Besaran Dasar Gelombang
 Periode ( T )  satuan sekon ( s )
 Frekuensi ( f )  satuan Hertz ( Hz )
 Panjang gelombang (  )  satuan meter
(m)
 Cepat rambat gelombang ( v ) satuan
( m/s )

60
GELOMBANG

 Gelombang adalah ganguan (usikan) secara


teus menurus yang merambat melalui suatu
medium
 Gelombang merupakan salah satu cara
perpindahan energi.
Periode ( T ) & Frekuensi ( f )

 Periode : Waktu yang diperlukan untuk


menempuh satu gelombang (sekon)
 Frekuensi : Banyaknya gelombang yang
terbentuk setiap sekon ( Hz)
 Hubungan antara frekuensi dengan periode
1
f=
T

62
Gelombang transversal

 Gelommbang transversal adalah gelombang


yang memiliki arah getar tegak lurus
terhadap arah rambat gelombang.
dalam gelombang ini, bentuknya ada bukit
dan ada lembah.
 Contoh gelombang pada slinki, mediumnya
adalah slinki itu sendiri yang tidak ikut
berpindah.
Gelombang longitudinal
 Gelombang longitudinal adalah gelombang
yang memiliki arah getar berimpit terhadap
arah rambat gelombang .
 Dalam gelombang ini terbentuk adanya
rapatan dan regangan.
 Contohnya gelombang suara yang berbentuk
regangan dan rapatan pada molekul-molejul
udara yang dilaluinya. Jadi udara berfungsi
sebagai medium gelombang suara tersebut.
Gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik
 Selain gelombang mekanik ada gelombang
yang sifatnya berbeda, yaitu gelombang
elektromagnetik. Gelombang ini selain dapat
merambat melalui segala macam medium
(padatr,cair dan gas) juga dapat merambat
tampa medium (ruang hampa atau vakum)
 Yang termasuk gelombng elektromagnetik
antara lain cahaya tampak, gelombang
radio,tv,sinar x, inframerah dan ultraviolet.
Sifat gelombang

 Dipantulkan (reflection)
 Dibiaskan (refraction)
 Dilenturkan (difraktion)
 Dipadukan (interference)
Pemantulan gelombang

 Pemantulan gelombang dapat kita amati


melalui tali yang direntangkan dan salahsatu
ujungnya diikat erat dengan tempat lain,
slinki direntang panjang dilantai dan juga
tangki riak.
 gelombang transversal pada slinki dapat
dipantulkan begitu juga gelombang
longitudinal.
Gelombang pantul

 Maka gelombang pantul ini merupakan


bidang singgung pada muka gelombang
yang ditimbulkan tiap titik pada muka
gelombang datang.
 Sudut datang (i) = sudut pantul (r)
Pembiasan gelombang

 Cepat rambat gelombang dalam suatu zat


antara sering berbeda dengan cepat rambat
dalam zat antara lain,walaupun frekuensi
gelombang dalam kedua zat itu sama
dengan menggunakan persamaan.
 = V.T atau V = /T
jadi V =  .f
Hal penting
 Gelombang merambat dari satu medium
kemedium lain, sedangkan cepat rambat
gelombnag dalam masing-masing medium
berbeda, maka glombang umumnya mengalami
pembiasan.
 Sin i/sin r = V1/V2 atau sin i/sin r = n\
 Karena indeks bias adalah perbandingan
kecepatan maka indeks bias juga merupakan
perbandingan panjang gelombang.
 Ingat V =  t
 Maka n= 1/ 2
Interferensi gelombang

 Dua gelombang koheren adalah dua


gelombang yang memiliki beda fase yang
tetap.
 Pola superposisi gelombang adalah pola-
pola dari interferensi dua gelombang.
Difraksi gelombang

 Sifat umum yang khas hanya dimilki


gelombang adalah peristiwa difraksi atau
lenturan. Berdasarkan hasil pengamatan,
gelombang dapat mentur dan membelok jika
melewati celah. Besarnya lenturan
dipengaruhi oleh lebar celah dan panjang
gelombang. Makin sempit celah itu, makin
basarlenturan itu dan makin besar panjang
gelombangnya maka makin besar pula
lenturannya (difraksi) yang terjadi
x
v
P
S

 Fase titik P  p = t /T – x /
 Persam aan gelom pang dititik P
 yp = A s in 2 (t /T – x /)
 yp =A(2/sin tT– 2/x )  jika k = 2/
m aka :
 yp =A( sin–t ) kx)
73
Cepat rambat gelombang (v)

 Cepat rambat gelombang adalah jarak yang


ditempuh oleh satu gelombang (  ) dalam
waktu satu periode ( T ).

 v= atau v = .f
T

74
Memahami persamaan umum
simpangan gelombang berjalan

 Titik asal ke atas merambat ke kiri

 yp =  A sin (t  kx)

 Titik asal ke bawah merambat ke


kanan

75
Memahami persamaan simpangan
gelombang berjalan
 Simpangan di titik P
 Amplitudo

 yp =  A sin (t  kx)

 Bilangan gelombang
 Frekuensi sudut

76
Frekuensi sudut & Bilangan
gelombang
 Frekuensi sudut :

 = 2f atau  = 2/T

 Bilangan gelombang :

k = 2/

77
L

R
o
S P
L-x x
 1. Gelombang pada tali berujung bebas
 a. Gelombang datang : Gelombang yamg
merambat meninggalkan sumber

yp1 = A sin { 2 ( f.t – ( L-x ) /  ) }


78
sp
tp  t 
v
tp
y  A sin( 2  )
T
sp
t
y  A sin( 2  v )
T
t sp
y  A sin( 2   )
T 

79
L

R
o
S P
L+x x
 b. Gelombang pantul : Gelombang yang
merambat menuju sumber

yp2 = A sin { 2 ( f.t – ( L+x ) /  ) }

80
L

R
o
S P
L+x x
 c. Gelombang Stasioner : Gelombang yang
merupakan paduan antara gelombang datang
dengan gelombang pantul(yp=yp1+yp2)

. – L / )}.cos 2x/
yp = 2A sin { 2 ( ft
81
Amplitudo gelombang stasioner
dan Posisi perut / simpul, untuk tali
berujung bebas
(x) Posisi perut
kedua

S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P S P
(x) Posisi simpul
 A’ = 2A .cos 2x/ pertama

 Posisi perut (P) : x = (n – 1). ½


 Posisi simpul (S) : x = (2n – 1). ¼
82
v
o
S P

Waktu getar P S = Sumber gelombang


ts = t P = titik di dalam gelombang
tsp = sp/v v = cepat rambat gelombang
tp = ts – tsp ts = waktu getar sumber
tp = t – sp/v tsp = waktu tempuh gelombang
dari S ke P 83
Perbedaan Fase

A B

 Beda fase antara titik A dan titik B :

AB = A - B = AB/

84

Anda mungkin juga menyukai