Anda di halaman 1dari 61

ANXIETAS

Oleh : Kelas C1 2016


Anatomi dan
fisiologi

4
DEFINISI
Anxietas (kecemasan) adalah perasaan takut yang tidak jelas
dan tidak didukung oleh situasi.
Gangguan Kecemasan adalah sekelompok kondisi yang
memberi gambaran penting tentang anxietas yang berlebihan
yang disertai respon perilaku,emosional dan fisiologis individu
yang mengalami gangguan anxietas (videbeck sheila L., 2008)
Anatomi dan Fisiologi
Pengelompokkan Otak

1. Cerebrum

2. Cerebellum
3. Batang Otak

4. Sistem Limbik

(Mutakkin, 2008)
SISTEM LIMBIK
Pengelompokkan fungsional, terdiri dari serebrum, diansefalon, mesensefalon.

Fungsi : Mengatur respon emosional, respon sadar terhadap lingkungan, memberdayakan

fungsi intelektual, penyimpanan suatu memori jangka panjang, dan mengatur suasana hati.

Komponen limbik : Hipothalamus, Thalamus, Amigdala, Hipokampus dan Korteks limbik

(Muttaqin, 2008).
Sirkuit Prefrontal Limbic-Medial
Core limbik ( Amigdala, insula serta daerah subkortikal
seperti hipotalamus, hipokampus dan periaqueductal gray)
Mendaftarkan rangsangan emosional dan memulai respons
fisiologis dan perilaku spesifik spesies yang terkoordinasi
Prefrontal Medial Dorsal termasuk dingal anterior cingulate
(Dacc) dan korteks prefrontal dorsomedial (dmPFC)
Terlibat dalam evaluasi emosi yang lebih luas dan
memungkinkan aksesnya ke kesadaran
Cingulate anterior rostal dan subgenual (rACC dan sgACC)
dan korteks prefrontal ventromedial (vmPFC)
Terlibat dalam pengaturan emosional dan pengolahan limbik
yang sesuai konteks.
CORE LIMBIK
 Amigdala  Thalamus
Bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa takut dan Bekerja untuk mengkorelasikan beberapa proses
mempersiapkan diri untuk kejadian darurat (Sridianti, penting, termasuk kesadaran, tidur, dan interpretasi
2015). sensorik (Sridianti, 2016).

 Hipothalamus  Hipokampus
Mengendalikan fungsi tubuh misal merespon berbagai Hipokampus memainkan peran yang sangat penting
sinyal dari lingkungan internal dan eksternal termasuk dalam menyimpan ingatan serta menghubungkan
suhu tubuh, lapar, kenyang, tekanan darah dan kadar ingatan dengan emosi (Sridianti, 2016).
hormon dalam sirkulasi, juga merespon stres dan
mengatur ritme tubuh kita sehari-hari. Hipotalamus
mengumpulkan dan menggabungkan informasi ini untuk
memperbaiki ketidakseimbangan (Sridianti, 2016)
BAGIAN YANG TERGANGGU

Amigdala pada otak merupakan bagian terpenting yang memodulasi rasa takut
dan cemas. Pasien dengan gangguan kecemasan sering menunjukkan respon
amigdala yang meningkat terhadap isyarat kecemasan. Struktur amigdala dalam
sistem limbik lainnya terhubung ke korteks prefrontal. Hiperresponsive pada
amigdala berhubungan dengan penurunan ambang aktivasi saat merespon ancaman
sosial yang dirasakan (Muttaqin, 2008).
Etiologi, Patogenesis,
Faktor Resiko

11
Etiologi
Faktor predisposisi, Faktor predisposisi adalah faktor yang
telah ada pada diri individu yang dapat menimbulkan
gangguan jiwa. Diperoleh baik dari pasien maupun
keluarganya.
Faktor Presipitasi, stimulus yang dipersepsikan oleh individu
sebagai tantangan, ancaman atau tuntutan. Biasanya
disebabkan oleh adanya rangsangan lingkungan.

(Suliswati,2005)
Faktor Predisposisi
×Peristiwa traumatik
×Konflik emosional yang dialami individu dan
tidak terselesaikan dengan baik.
×Konsep diri terganggu akan menimbulkan
ketidak mampuan individu berpikir secara
realitas.
×Frustasi
×Gangguan Fisik
• Pola mekanisme koping keluarga atau pola
keluarga menangani stress.
• Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga.
• Medikasi (mengandung benzodizepin, karena
benzodizepin dapat menekan neurotransmiter
gama amino butyric acid (GABA) yang
mengontrol aktivitas neuron di otak yang
bertanggung jawab menghasilkan kecemasan)

(Suliswati,2005)
Faktor Presipitasi
1. Ancaman terhadap intregitas fisik
• Internal : kegagalan mekanisme fisiologis sistem
imun, regulasi suhu tubuh, dsb.
• Eksternal : paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi
2. Ancaman terhadap harga diri
× Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal
dirumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap
peran baru.
× Eksternal : kehilangan orang yang dicintai,
perceraian,perubahan status pekerjaan, tekanan
kelompok, sosial budaya

(Suliswati,2005)
Patogenesis (1/2)
Patogenesis (2/2)

(Nevid, Jefrey S et all, 2003)


Faktor Risiko
× Trauma
× Stress karena memiliki penyakit
× Stress karena masalah yang berlaurt-larut
× Personal
× Memiliki health mental disorder lain
× Memiliki keluarga yang mengalami anxiety
disorder
× Obat dan alkohol
Gejala dan
Klasifikasi Penyakit

20
Gejala
× GEJALA SOMATIK × GEJALA PSIKOLOGIK
Gejala somatik adalah gejala yang timbul
Gejala Psikologi adalah gejala yang
dari keadaan fisik penderita (motorik dan
timbul dikarenakan pola pikir atau
otonomik).
kejiwaan si penderita
 Gemetar
 Rasa takut yang berlebihan  dan sulit
 Nyeri punggung dan nyeri kepala
untuk dikontrol 
 Ketegangan otot
 Sulit konsentrasi 
 Napas pendek, hiperventilasi
 Mudah lelah, sering kaget  Insomnia

 Hiperaktivitas otonomik (wajah merah  Libido menurun

dan pucat, takikardia, palpitasi,  Rasa mual di perut


tangan rasa dingin, diare, mulut kering,  Hipervigilance (siaga berlebih).
sering kencing) (Saddock, 2007).
 Parestesia
Klasifikasi Penyakit
× GAD (Generalized Anxiety Disorder)
× SAD (Social Anxiety Disorder)
× PAD (Panic Attack Disorder)
× PTSD (Post Traumatic Stess Disorder)
(Dipiro, et al., 2015).
GAD
× Gangguan Cemas Menyeluruh/ Umum (Generalized Anxiety
Disorder)
GAD adalah kekhawatiran yang berlebihan dan bersifat
pervasif, disertai dengan berbagai simtom somatik, yang
menyebabkan gangguan signifikan dalam kehidupan sosial atau
pekerjaan pada penderita, atau menimbulkan stres yang nyata.
Diagnosis GAD menunjukkan kecemasan yang berlebihan dan
mengkhawatirkan setidaknya selama 6 bulan. Memiliki gejala
seperti berikut: gelisah, mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi,
iritasi, ketegangan otot, dan gangguan tidur. Gangguan signifikan
atau gangguan dalam fungsi hadir, dan gangguan tidak
disebabkan oleh zat atau kondisi medis lain (Dipiro, et al., 2015).
PAD
× Gangguan Panik (Panic Disorder)
Gangguan panik memiliki karakteristik terjadinya serangan
panik yang berulang dan tidak terduga. Serangan panik adalah
suatu episode ansietas yang cepat, intens dan meningkat yang
berlangsung 20-30 menit, gejala muncul saat serangan pada 10
menit pertama. Selama serangan harus ada setidaknya empat
gejala fisik selain rasa takut atau ketidaknyamanan fisiologis.
Hingga 70% pasien akhirnya menjadi agoraphobia, yang
menghindari situasi tertentu (berada di tempat ramai atau
jembatan penyeberangan) di mana mereka takut serangan panik
mungkin terjadi, pasien mungkin menjadi tinggal di rumah.
(Dipiro, et al., 2015).

*Agoraphobia yaitu suatu ketakutan berada dalam suatu tempat atau situasi dimana ia
merasa bahwa ia tidak dapat atau sukar menjadi baik secara fisik maupun psikologis untuk
melepaskan diri. Orang-orang yang memiliki agrophobia takut pada kerumunan dan tempat-
tempat ramai.
SAD
× Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder)
SAD adalah gangguan kronis dengan rasa takut atau
kecemasan yang mendalam tentang satu atau lebih situasi sosial
di mana ada pengawasan oleh orang lain yang dapat
menghasilkan evaluasi dan penolakan negatif. Situasi yang
ditakuti hampir selalu menimbulkan rasa takut atau kecemasan.
Penghindaran atas ketakutan tersebut berlangsung setidaknya
selama 6 bulan dan menyebabkan penurunan rasa takut yang
signifikan (Dipiro, et al., 2015).
PTSD
× Gangguan Stress Pasca Trauma (Post Traumatic Stress
Disorder/PTSD)
PTSD adalah gangguan kecemasan yang dapat terjadi
setelah mengalami atau menyaksikan suatu peristiwa
traumatik. Peristiwa traumatik adalah peristiwa yang
mengancam nyawa seperti pertempuran militer, bencana
alam, insiden teroris, kecelakaan yang serius, atau
penyerangan fisik/seksual pada orang dewasa atau pada
anak-anak.
Durasi gejala, penghindaran, kognitif, dan reaktivitas
harus hadir lebih dari 1 bulan dan menyebabkan gangguan
yang signifikan. PTS terjadi bersamaan dengan gangguan
mood, kecemasan, dan penggunaan zat.
(Dipiro, et al., 2015).
Phobic Disorder
× Gangguan Fobia (Phobic Disorder)
Fobia Spesifik yaitu suatu ketakutan yang tidak diinginkan
karena kehadiran atau antisipasi terhadap obyek atau situasi
yang spesifik.
Fobia Sosial (Social Anxiety Disorder) merupakan suatu
ketakutan yang tidak rasional dan menetap, biasanya
berhubungan dengan kehadiran orang lain. Individu
menghindari situasi dimana dirinya dievaluasi atau dikritik,
yang membuatnya merasa terhina atau dipermalukan, dan
menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau menampilkan
perilaku lain yang memalukan.
OCD
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
Gangguan obsesif-kompulsif merupakan
gangguan kecemasan dimana dalam kehidupan
individu didominasi oleh repetatif pikiran-pikiran
(obsesi) yang ditindaklanjuti dengan perbuatan
secara berulang-ulang (kompulsi) untuk
menurunkan kecemasannya.
Gejala berdasarkan klasifikasi (1/2)
PAD
GAD
× Gejala psikologis: Depersonalisasi,
• Gejala psikologis dan kognitif : Cemas Derealisasi, Takut kehilangan kontrol,
berlebihan, Sulit mengontrol kecemasan, menjadi gila, mati.
Konsentrasi rendah
× Gejala fisik:
• Gejala fisik :
- Sakit perut
- Gelisah
- Nyeri dada atau tidak merasa nyaman
- Gangguan tidur
- Kedinginan
- Kelelahan
- Kepusingan
- Mudah marah
- Nafas pendek
• Perlemahan/perburukan:
- Sesenggukan
- Memburuknya lingkungan sosial
-Berkeringat
- Sulit mengatasi masalah
- Takikardia
- Muak (Folk dan Marilyn, 2018).
- Gemetar
Gejala berdasarkan klasifikasi (2/2)
SAD PTSD
× Ketakutan jika: Diperiksa oleh orang × Gejala psikologis: Mengulang kembali beberapa
lain, Dipermalukan, Dihina memori; Mengingat kejadian masa lalu
× Situasi yang membuat penderita (flashback); Mengalami mimpi buruk yang terus
merasa takut: menerus terjadi; Memiliki perasaan cemas dan
khawatir yang berlebih; Usaha dari diri sendiri
- Makan atau menulis di depan banyak yang terus menerus; Dan gejala psikologis, fisik,
orang. dan emosional lainnya.
- Berinteraksi dengan pihak yang × Situasi yang membuat penderita merasa takut:
berkuasa Berada dibawah kondisi ketakutan dan bergetar
- Berbicara di depan banyak orang akibat ketakutan; Merasa dalam keadaan
- Mengobrol dengan orang asing terancam dan tidak aman secara terus menerus;
Sering menghindari situasi yang mengingatkan
- Menggunakan toilet umum dirinya pada memori masa lalu; Harus
× Gejala fisik: Memerah karena malu, diperhatikan secara seksama pada beberapa
Diare, Berkeringat, Takikardia, Gemetar. kondisi yang tidak menentu; Menghindari orang
lain.
(Folk dan Marilyn, 2018).
Pemeriksaan Klinis

31
Pemeriksaan Penunjang
× Pemeriksaan paling mungkin dan paling banyak diteliti untuk
paisen gangguan ansietas yaitu, pemeriksaan dengan
menggunakan f-MRI (functional MRI) dan PET-SCAN yang
sebenarnya dalam praktek sehari-hari jarang digunakan atau
bahkan tidak pernah sama sekali.
× Uji laboratorium yang berguna meliputi kadar kalsium serum
untuk hipokalsemia, hematokrit untuk anemia, dan hormon
perangsang tiroid (thyroid stimulating hormone : TSH) untuk
hipertiroidisme / hipotiroidisme (DOKUDOK, 2017)
× Bergantung pada keadaan klinis, uji stres fisik (exercise stress
test) untuk mengevaluasi nyeri dada atau uji lainnya untuk
menyingkirkan penyebab organik, seperti oksimetri untuk
hipoksia, kadar glukosa darah untuk hipoglikemia, dan elektrolit,
dapat juga bermanfaat (DOKUDOK, 2017)
Terapi
Farmakologi
Tujuan Terapi
Tujuan jangka pendek:
 Untuk mengurangi tingkat keparahan, durasi, dan
frekuensi gejala.
 Untuk memperbaiki keseluruhan fungsi.

Tujuan jangka panjang:


 Tidak ada kecemasan atau gejala depresi.
 Tidak ada gangguan fungsional.
 Peningkatan kualitas hidup (Wells, et al, 2009).
(Dipiro, 2009)
Antidepresan
× Antidepresan berkhasiat untuk manajemen jangka
panjang akut dari GAD. Berupa pengobatan pilihan
untuk manajemen jangka panjang kecemasan kronis,
terutama di gejala depresi. Respons efek anti ansietas
akan terlihat pada minggu ke 2-4.
× Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI),
venlafaxine XR, dan duloxetine efektif dalam terapi
akut (tingkat respons 60-68%)
× Antidepresan trisiklik (TCA) umumnya menyebabkan
sedasi, hipotensi ortostatik, efek antikolinergik, dan
penambahan berat badan, dan sangat beracun pada
overdosis.
(Dipiro,2015 )
Benzodiazepine
× Benzodiazepin adalah obat yang paling efektif dan
sering digunakan untuk pengobatan kecemasan akut.
Sekitar 65-75% pasien dengan gangguan kecemasan
umum telah ditandai dengan respon sedang, dan
sebagian besar perbaikan terjadi pada 2 minggu
pertama terapi. Obat ini lebih efektif untuk gejala
somatik dan otonom dari gangguan kecemasan umum,
sedangkan antidepresan lebih efektif untuk gejala
psikis (misalnya ketakutan dan kekhawatiran)
(Dipiro,2015 )
Other Drugs
Azapirone
Buspirone adalah agonis parsial 5-HT yang tidak mengandung antikonvulsan,
relaksan otot, sedatif-hipnosis, kerusakan motorik, dan sifat-sifat yang
menghasilkan ketergantungan.
Merupakan agen lini kedua untuk GAD karena laporan incosistent efikasi jangka
panjang, onset efek yang tertunda, dan rendahnya kemanjuran untuk gangguan
depresi dan kecemasan komorbid potensial.
Merupakan pilihan obat untuk pasien yang gagal terapi anxyolytic lainnya atau
pasien dengan riwayat alkohol atau penyalahgunaan zat. Obat ini tidak
memberikan efek antianxiety yang cepat atau "dibutuhkan".
Memiliki rata-rata t 1/2 dari 2,5 jam, dan itu dosis dua hingga tiga kali sehari
(Dipiro,2015 )
Hydroxyzine
Hydroxyzine efektif pada 88% pasien dengan durasi
selama 3 bulan digunakan hanya saat dibutuhkan.
Menyediakan kelegaan simtomatik kecemasan dan
ketegangan yang terkait dengan psikoneurosis;
Pengobatan tambahan pada keadaan penyakit organik
di mana kecemasan termanifestasi (Dipiro, 2009)
Terapi Farmakologi
× Terapi yang digunakan :
Hydroxyzine dosis 25 mg, 4 x 1 kapsul bila diperlukan
× Terapi yang disarankan :
Venlafaxine XR (Extended-release)
(awal) 37.5 atau 75 mg/hari oral  (maksimum dose) 75-225
mg/hari oral

Terapi yang disarankan berdasarkan algoritma dan gejala yang


dialami oleh pasien. Berdasarkan gejala yang dialami pasien,
pasien mengalami GAD (Generalized Anxiety Disorder).
Terapi Non
Farmakologi
× Psikoedukasi

× Konseling jangka pendek

× Manajemen stress

× Psikoterapi

× Meditasi

× Olahraga

(Dipiro et al, 2012)


FITOTERAPI (1/4)
1. Kava
Dapat digunakan sebagai antikonvulsan, anastesi local, relaksan otot.
Digunakan pada bagian akar dan rimpang dengan dosis 1,5 – 3 g/hari akar
kering atau 3 – 6 mL/hari dalam bentuk ekstrak cair. Untuk penolong tidur:
180 – 21 mg sebelum tidur dalam bentuk ekstrak.
2. Valerian
Mengandung minyak atsiri, valepotriat, lignin, dan alkaloid/asam amino pada
bagian rimpang, akar, dan stolon kering. Valerian memiliki aktivitas pada
reseptor GABA A (mestimulasi sintesis dan pelepasan GABA). Kontraindikasi
dengan penderita jantung. Dosis yang digunakan 2-3 g bahan obat mentah (2-
3xsebelum tidur).
3. Passion Flower
Berada pada bunga dan buah yang dikeringkan. Kontraindikasi pada ibu hamil (Febrida, 2015).
FITOTERAPI (2/4)
4. Chamomile
5. Lavender
Tanaman ini menenangkan tubuh dan pikiran. Cobalah menggunakan minyak
esensial lavender di kamar mandi untuk menghilangkan stres. 
6. Jahe
7. Ginkgo Biloba
Ginkgo Biloba memiliki sifat antioksidan dan obat penenang. Ekstrak daun
Ginkgo Biloba mengandung glikosida flavonoid dan terpenoid, yang bisa
meredakan kecemasan dan stres. Pasien dianjurkan berkonsultasi ke dokter
sebelum menggunakannya apabila sedang mengonsumsi obat antidepresan.

(Febrida, 2015).
FITOTERAPI (3/4)
8. Bergamot

Merupakan minyak aromatik yang diekstrak dari kulit jeruk bergamot. Pengobatan aromaterapi dengan

minyak esensial bergamot sangat dianjurkan bagi seseorang yang ingin menghilangkan stres dan kecemasan

dengan cara alami, karena membantu mengurangi kadar hormon stres. Minyak esensial Bergamot dapat

dihirup setelah diteteskan ke kain atau kertas tisu.

9. Eucalyptus 

Zat ini hadir dalam kayu putih yang efektif dalam mengurangi kecemasan dan stres. 

10. Theanine

Theanine adalah asam amino yang ditemukan dalam teh. Theanine mengurangi stres mental dan fisik serta

membuat mood membaik. Dosis yang dianjurkan untuk theanine adalah 200 mg per hari.
(Febrida, 2015).
FITOTERAPI (4/4)
11. Vitamin B

Vitamin B6 diperlukan untuk membuat zat kimia dalam otak (contoh: serotonin) yang

membut bahagia. Studi menunjukkan kadar rendah vitamin B12 terkait dengan

kecemasan.

12. Magnesium

Magnesium merupakan mineral yang dapat membantu tidur dan kecemasan, karena

mengurangi ketegangan otot dalam tubuh dan dianggap mineral relaksasi yang kuat. 

Kebanyakan orang tidak mendapatkan cukup mineral penting ini, sehingga konsumsi

400-800 mg setiap hari dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan stres.

(Febrida, 2015).
Pelayanan
Informasi Obat

48
Hidroksizin
× Indikasi : Ansietas (Penggunaan jangka pendek)
× Kontraindikasi : Porfiria, Ibu hamil, Ibu menyusui
× Peringatan : Pembesaran prostat, retensi urin, glaukoma sudut sempit, obstruksi
piloroduodenal, penyakit hati, gagal ginjal (diperlukan penurunan dosis), epilepsi,
anak-anak, lanjut usia
× Efek Samping : Mengantuk 9dapat hilang setelah beberapa hari pengobatan), sakit
kepala, kegagalan psikomotor, dan efek antimuskarinik antara lain retensi urin, mulut
kering, penglihatan menjadi kabur, dan gangguan gastrointestinal, kejang (jarang)
× Dosis : 25 mg
× Cara Penggunaan : 4 kali sehari bila diperlukan
× Mekanisme :
Hydroxyzine berkompetisi dengan histamin untuk mengikat di situs H1-reseptor
pada permukaan sel efektor, yang mengakibatkan penekanan edema histamin, flare,
dan pruritus. Sifat penenang hidroksizin terjadi pada tingkat subkortikal dari Sistem
saraf pusat
× Kategori Kehamilan : C
(Sukandar dkk, 2008)
VENLAFAKSIN
× Indikasi : Depresi sedang sampai berat, termasuk depresi yang disebabkan
karena ansietas.
× Kontraindikasi : Penyakit jantung, gangguan elektrolit, hipertensi,
gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat, kehamilan dan menyusui,
penggunaan bersamaan venlafaksin dengan inhibitor monoamin oksidase.
× Efek samping : Mengantuk, pusing, merasa gugup, Mimpi aneh,
Berkeringat lebih banyak, Penglihatan kabur, Mulut kering, Perubahan
nafsu makan atau perubahan berat badan ,Mual ringan, sembelit
× Peringatan : lakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan secara
periodik selama pengobatan; riwayat epilepsi, glukoma sudut sempit,
penggunaan bersama obat lain dapat meningkatkan risiko perdarahan,
riwayat gangguan perdarahan, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi
ginjal , dapat mempengaruhi kewaspadaan (misal: mengemudi).
(Pionas, 2018)
× Dosis Extended release:
Dosis awal: 75 mg per oral sekali sehari
Dosis pemeliharaan: Dapat ditingkatkan secara bertahap setiap hari sampai 75 mg
dalam jangka waktu tidak kurang dari 4 hari
Dosis maksimum (pasien rawat jalan depresi sedang): 225 mg/hari
Dosis maksimum (pasien rawat inap depresi berat): 375 mg/hari
× Diminum secara p.o , setalah makan. Jika anda lupa mengonsumsi obat, segera
minum begitu teringat. Namun jika waktu minum obat selanjutnya sudah dekat,
lewati, dan tunggu waktu untuk dosis selanjutnya.
× Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang
lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
(Mims, 2018)
Interaksi Obat
× Hidroksizin × Venlafaxine

× Obat penekan SSP : Memperkuat × Aspirin : dapat meningkatkan resiko


efek mengantuk pendarahan
× MAO inhibitor : menyebabkan interaksi
× Alcohol : memperkuat efek
obat yang serius (mungkin fatal)
mengantuk
× SNRI/SSRI : sindrom serotonin/
× MAO Inhibitor : meningkatkan tokisitas meningkat
atau memperpanjang efek × Desvenlafaxine : dapat mengganggu
kolinergik tes laboratorium tertentu(termasuk tes
(Kemenkes, 2012) urin untuk amfetamin)
(Webmd, 2018)
Monitoring

55
Monitoring (1/2)

Efek Samping Obat

Awalnya, pasien yang cemas harus dipantau 1-2 kali seminggu untuk

pengurangan gejala kecemasan, perbaikan fungsi dan efek samping.

(Dipiro et al, 2009).


Monitoring (2/2)
× Monitoring Efek Samping

Efek samping yang ditimbulkan obat Hidroxizine yaitu ketiadaan

koordinasi, penurunan nilai psikomotor, menghambat aksi

neurotransmiter, mulut kering, depresi sistem saraf pusat dan pusing.

Jika efek samping obat yang terjadi dan memiliki khasiat yang

merugikan bagi pasien, sebaiknya obat diganti.

× Monitoring Gejala

Gejala mudah tersinggung, selalu merasa tegang dan lelah, gelisah,

susah tidur, kesulitan berkonsentrasi, takut kehilangan, perasaan

khawatir, kecemasan, apakah mulai membaik atau tidak. (Dipiro et al, 2009).
Daftar Pustaka
Andri. 2012. Adakah Pemeriksaan Penunjang Untuk Depresi dan Cemas?. Tersedia Online di
https://www.kompasiana.com/psikosomatik_andri/adakah-pemeriksaan-penunjang-untuk-depresi
-dan-cemas_55101e92813311d334bc62f6
(diakses pada tanggal 20 Mei 2018).
× Dipiro, Joseph T. 2015. Pharmacoterapy Handbook 9th Edition. New York : Mc-Graw Hill.
× Dipiro et al. 2009. Pharmacotherapy Handbook 7th Edition. New York: Mc Graw Hill.
× Dipiro et al. 2012. Pharmacotherapy Handbook 8th Edition. New York: Mc Graw Hill.
× DOKUDOK. 2017. Ansietas. Tersedia online di
https://dokudok.com/daftar-keluhan/ansietas/ (diakses pada tanggal 20 Mei 2018).
× Febrida, Melly. 2015. 15 Obat Alami Pereda Stres dan Cemas. Tersedia online di
http://health.liputan6.com/read/2171766/15-obat-alami-pereda-stres-dan-cemas [Diakses
pada 18 Mei 2018].
× Folk, Jim dan Marilyn Folk. 2018. Anxiety Symptoms. Available online at
www.anxietycentre.com/anxiety-symptoms.shtml [Accesed on Mei 20, 2018].

58
Kemenkes RI. 2012. Formularium Spesialist Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Kemenkes RI.
Pionas. 2018. VENLAFAKSIN. Tersedia online di
http://pionas.pom.go.id/monografi/venlafaksin [diakses
tanggal 20 Mei 2018]
MIMS. 2018. Venlafaxine. Tersedia online di
http://www.mims.com/indonesia/drug/info/venlafaxine?mty
e=generic [diakses tanggal 20 Mei 2018]
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar : Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika.
Nevid, Jefrey S et all.2003.Psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Sukandar, Elin Yulinah dkk. 2008. Iso Farmakoterapi. Jakarta : ISFI.
Webmd. 2018. Venlafaxine. Tersedia online di
http://webmd.com/drugs/2/drug-4870-5047/venlafaxine/.
[Diakses pada 21 Mei 2018].
59
× Wells, Barbara G., Joseph T. Dipiro, Terry L. Schwinghammer and Cecily V. Dipiro. 2009.
Pharmacotheraphy Handbook seventh Edition. New York : Mc. Graw-Hill.
× Sridianti. 2015. Peran Fungsi Amigdala. Tersedia online di
http://www.sridianti.com/peran-fungsi-amigdala.html [Diakses tanggal 20 Mei 2018].
× Sridianti. 2016. Hipokampus Pengertian Peran Gangguan. Tersedia online di
http://www.sridianti.com/hipokampus-pengertian-peran-gangguan.html [Diakses tanggal 20 Mei
2018].
× Sridianti. 2016. Hipotalamus Pengertian dan Fungsi. Tersedia online di
http://www.sridianti.com/hipotalamus-pengertian-dan-fungsi.html [Diakses tanggal 20 Mei 2018].
× Sridianti. 2016. Peran Fungsi Talamus. Tersedia online di
http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-talamus.html [Diakses tanggal 20 Mei 2018].
× Videbeck sheila L. 2008. Buku Ajaran Keperawatan Jiwa. Jakarta : Gramedia Utama.
× Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. 2007. Generalized Anxiety Disorder in: Kaplan &
Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Ed. New York: Lippincott
Williams & Wilkins.

60
Thank You

61

Anda mungkin juga menyukai