Anda di halaman 1dari 15

INVESTASI PADA EFEK

TERTENTU
Drs. Dul Muid, M.Si., Akt.
Ika Pratiwi, S.E., M.Ak.
Dana kas menganggur (idle cash) adalah kelebihan kas yang
tidak diperlukan dalam waktu dekat. Kelebihan dana ini
dimanfaatkan dengan cara membeli atau menanamkannya
dalam bentuk surat berharga, baik efek utang maupun efek
ekuitas. Investasi pada surat-surat berharga harus memenuhi
syarat aman, likuid dan menghasilkan.
SURAT BERHARGA

Surat berharga sering disebut sekuritas/efek.


 Surat berharga adalah surat-surat yang dapat
diperjualbelikan. Surat berharga dapat berupa surat tanda
pemilikan (misal saham biasa) dan surat tanda utang
(misal obligasi).
Dalam akuntansi, kita mengklasifikasikan efek/Surat
berharga tergantung pada apa yang perusahaan
rencanakan dengan surat berharga tersebut.

Ada tiga klasifikasi berbeda :


1. Efek tersedia untuk dijual (available-for-sale
securities)
2. Efek dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity
securities)
3. Efek perdagangan (trading securities)
Masing-masing memiliki perlakuan akuntansi yang
sedikit berbeda karena manajemen bermaksud
menggunakannya dengan cara yang berbeda.
1. Efek tersedia untuk dijual (available-for-sale securities)

• Ini mencakup efek utang atau ekuitas yang diharapkan


untuk tidak diperdagangkan dalam waktu dekat atau dimiliki
hingga jatuh tempo. Mereka dapat dijual untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas perusahaan. Efek ini dilaporkan pada
nilai wajar pada Laporan posisi keuangan. 
Sementara pendapatan dividen, pendapatan
bunga, dan keuntungan dan kerugian yang
direalisasi atas kategori sekuritas ini dilaporkan
pada laporan laba rugi. Sedangkan, keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi dilaporkan
dalam penghasilan komprehensif lain sebagai
bagian dari ekuitas pemegang saham. 
2. Efek dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-
maturity securities)
• Kategori ini mencakup efek utang (seperti obligasi
korporasi dan obligasi pemerintah) yang dibeli dengan
tujuan untuk menahannya hingga jatuh tempo. Efek yang
dimiliki hingga jatuh tempo dicatat berdasarkan biaya
perolehan diamortisasi (amortized cost).
3. Efek Perdagangan (trading securities)

adalah surat berharga (efek) utang dan ekuitas yang


diperoleh dengan tujuan mendapatkan laba perdagangan
dalam waktu dekat. Dengan kata lain, ini adalah saham
atau obligasi yang dibeli manajemen akan dijual kembali
untuk menghasilkan uang dalam jangka pendek.
 Penilaian Investasi pada efek tertentu menurut
perpajakan didasarkan pada nilai perolehannya, sesuai
dengan penjelasan UU PPh No. 36 Tahun 2008 Pasal 10
ayat (6), ditentukan bahwa sekuritas hanya boleh
menggunakan harga perolehan.

 Keuntungan dan kerugian karena penjualan/pengalihan


saham hendaknya berpegang pada ketentuan UU PPh
No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) yaitu sebesar selisih
harga jual dengan harga perolehan.
 Investasi surat berharga dalam valuta asing , sesuai
ketentuan perpajakan harus dijabarkan ke dalam mata
uang rupiah. Penjabarannya dilakukan dengan
menggunakan kurs pada tanggal neraca atau kurs tetap
yang dilakukan secara taat asas.
PERPAJAKAN
Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi
setelah jangka waktu tertentu. Umumnya obligasi memberikan
penghasilan bunga dengan jumlah tetap kepada investor.
Terkadang obligasi mempunyai hak atas pembagian keuntungan.
 Pasal 4 ayat (1) bagian (g) UU PPh menganggap bahwa bagian
keuntungan dari obligasi merupakan penghasilan.

 Jika pembelian obligasi termasuk unsur bunga berjalan, maka


bunga tersebut harus diperhitungkan sebagai penghasilan
 PPh yang dipungut atas bunga obligasi yang tidak dijual di BEI
tidak boleh dikapitalisasi, tetapi harus dicatat sebagai pajak yang
dibayar dimuka (PPh Pasal 23 dengan tarif 15% dari penghasilan
bruto)
 Bunga obligasi di Bursa Efek dikenakan PPh Final (PPh Pasal
ayat (2)) sesuai PP.
Investasi dalam Obligasi

Tanggal 1 juli 2011 PT Budi membeli 10 lembar obligasi PT Noni dengan harga
nominal Rp 10.000 dan kurs sebesar 110%. Bunga obligasi 12% pertahun
dibayar setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang sebesar Rp 8.000.
Obligasi akan dilunasi pada 31 Desember 2015 (4,5 tahun lagi)
Mencatat Investasi Obligasi oleh PT Budi tahun 2011:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Juli 2011 Investasi Obligasi 110.000
Pendapatan Bunga 3.000
Utang PPh Pasal 4 ayat (2) 1.500
Kas/Bank 11.500

Sesuai PP 16 Tahun 2009 PT Budi berkewajiban melakukan pemotongan PPh Pasal 4


ayat (2) atas diskonto bagi yang menerbitkan obligasi, yaitu sebesar 15% x Rp 10.000 =
Rp 1.500. (Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya PT Budi harus menyetor PPh
pasal 4 ayat (2) yang telah dipotong ke Kas Negara

Tanggal Keterangan Debit Kredit

10 Agustus 2011 Utang PPh Pasal 4 ayat (2) 1.500


Kas/Bank 1.500
 Sesuai UU Pasal 21 UU PPh, PT Budi berkewajiban melakukan
pemotongan PPh pasal 21 atas pembayaran komisi yang merupakan
penghasilan bagi yang menerima
(PPh Pasal 21 = 5% x Rp 8.000 = Rp 400)

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1 Juli 2011 Beban Komisi Rp 8.000
Utang PPh 21 Rp 400
Kas/Bank Rp 7.600
 Paling lambat Tanggal 10 bulan berikutnya, PT Budi harus
menyetorkan PPh pasal 21 yang telah dipotongnya ke kas negara.

Tanggal Keterangan Debit Kredit


10 Agustus 2011 Utang PPh 21 Rp 400
Kas/Bank
Rp 400
Sesuai PP 16 Tahun 2009, pendapatan bunga yang diterima PT Budi
berkewajiban melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) oleh PT
Noni sebagai pemberi penghasilan sebesar 15% x Rp 6000 = Rp 900.
PPh ini bersifat final sehingga tidak dapat diperhitungkan oleh PT
Budi pada SPT Tahunan PT Budi.
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 oktober Kas/Bank 5.100
2011 PPh Pasal 23 di bayar di muka 900
Pendapatan Bunga 6.000

Penyesuaian pada akhir tahun 2011:

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Desember Piutang Bunga 3.000
2011 Pendapatan Bunga 3.000
Premi Obligasi diamortisasi sebesar Rp 1.111 untuk 6 bulan selama
2011 yang dimasukkan dalam pos pengurang penghasilan bunga:

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Desember Pendapatan Bunga 1.111
2011 Investasi Obligasi 1.111

Penutup yang dibuat pada akhir tahun 2011 :

Tanggal Keterangan Debit Kredit


31 Desember Pendapatan Bunga 4.889
2011 Rugi-Laba 4.889

Penghasilan bunga obligasi merupakan penghasilan yang dikenakan


pajak bersifat final , sehingga pada akhir tahun tidak akan dilakukan
penggabungan dengan penghasilan lain dan tidak dilakukan
perhitungan kembali dalam SPT Tahunan PT Budi.
Investasi dalam Saham
PT Saturnus pada 1 Maret 2012 menjual saham PT Marsyang
dibelinya Rp 1.000.000 dengan harga Rp 1.100.000 dan biaya
penjualan (jasa pialang dan sebagainya) Rp 20.000. Laba neto PT
Saturnus dari penjualan saham itu sebesar Rp 80.000.
Namun untuk tujuan perpajakan jumlah keuntungan itu
dikesampingkan dan PT Saturnus harus membayar pajak final
sejumlah Rp 1.100 (0,1 % x Rp 1.100.000).

 Jika terdapat kerugian,misalnya saham dijual dengan harga Rp


950.000 dan jasa pialang sebesar Rp 10.000. Menurut kerugian itu
dikesampingkan dan perusahaan tetap harus membayar PPh
sebesar Rp 950 (0,1 % x Rp 950.000) tanpa mempertimbangkan
adanya fakta kerugian. Hal ini karena alasan kesderhanaan
administrasi perpajakan dan pemberian kepastian kepada pembayar
pajak.
 JIKA SAHAM TERJUAL DENGAN HARGA RP 1.100.000
Tanggal Keterangan Debit Kredit
1 Maret Kas/Bank 1.078.900
2012 PPh Pasal 4 ayat (2) 1.100
Laba penjualan investasi saham 80.000
Investasi Obligasi 1.000.000

 JIKA SAHAM TERJUAL DENGAN HARGA Rp 950.000

Tanggal Keterangan Debit Kredit


1 Maret Kas/Bank 939.050
2012 PPh Pasal 4 ayat (2) 950
Rugi penjualan investasi saham 60.000
Investasi Obligasi 1.000.000

Anda mungkin juga menyukai