Anda di halaman 1dari 23

DST

PULPEKTOMI DEVITAL PADA


GIGI 46 DENGAN
DIAGNOSE PULPITIS
IRREVERSIBLE

Oleh :
CHINDY JHONEL PUTRI
1311419003

PRESEPTOR : drg. Deli Mona, Sp.KG


DATA PASIEN

Nama : Nurmaylina Zaja


Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
No rekam medik : 011778
ELEMEN 46
HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF
CC : Pasien d atan g d engan keluh an gigi gerah am bawah sebelah kanan
bawah t eras a ng ilu

PI : Pas ien m eng elu hkan rasa ngilu sejak 2 bulan yang lalu, rasa ngilu
mun cul ketika makan at au minum yang panas dan din gin. Durasinya ± 3
men it d an ng ilu n ya h ilang.

PDH : Pasien p ern ah ke dokter gigi untuk melakukan pem eriksaan dan
penamb alan g ig i.

PM H : Pasien tid ak m em iliki riwayat penyakit sistem ik dan tidak alergi
ob at d an makanan

FH : A yah d an ib u p as ien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

SH : Pasien ad alah s eorang mah asiswa


HASIL PEMERIKSAAN
 Karies profunda di oklusal ( Site 1, size 3)

PEMERIKSAAN OBJEKTIF

 Tes sondasi (+) ngilu


 Tes perkusi (+) terasa sakit
 Tes palpasi (-)
 Tes termal (+) ngilu
 Tes tekan (+)
 Tes mobiliti (-)
Diagnosa : Pulpitis irreversible

Rencana Perawatan: Pulpektomi vital


Pemeriksaan Penunjang
Rontgen foto periapikal gigi 46
PROGNOSA

Baik (Pasien kooperatif, usia pasien


muda 21 tahun, dan saluran akar dapat
diakses)
ALAT DAN BAHAN
N Alat Bahan
o
.
1 Diagnostik set & bur set cotton roll
2 Reamer cotton pellet
3
Jarum miller paper point
4
5 Jarum ekstirpasi CHKM
6 File TKF
7 Spreader , Plugger Endometason
8 Lentulo Eugenol
9 Endometer Guttapercha
1
Glass lab NaOCl 2,5% dan H2O2 3%
0
1 Semen spatel Tambalan sementara(Caviton)
Semen
1 stopper Kapas steril
PROSEDUR KERJA

Informed consent

Foto rontgen periapikal gigi 46


KUNJUNGAN I

 Pemeriksaan subyektif, obyektif, foto intra oral, radiografi,


diagnosis, penentuan rencana perawatan.
 Penandatanganan informed consent.
 Penanganan segera terhadap keluhan pasien
 Ekskavasi karies.
 DHE (Dental Health Education)
 Rontgen foto
 Foto rontgen digunakan untuk melihat kondisi gigi dan
menghitung panjang kerja.
 Panjang gigi sebenarnya = a x b
 c
 keterangan : a= panjang gigi pada rontgen foto
 b= panjang mahkota klinis
 c= panjang mahkota pada rontgen foto
 Panjang kerja = panjang gigi – 1mm
KUNJUNGAN II

a. Preparasi kamar Pulpa


 Preparasi kamar pulpa sesuai Outline form , akses preparasi dari
oklusal dengan menggunakan round bur.
 Buang semua jaringan karies dan email yang tidak didukung oleh
dentin.
 Membuka kamar pulpa dan atap kamar pulpa dengan
menggunakan round bur
 Menghaluskan dinding kavitas bur silindris.
 Membuang isi kamar pulpa dengan ekskavator.
 Mencari orifis dengan jarum miller ( smooth broach ).
 Irigasi sesering mungkin dengan NaOCl 2,5% dan H 2 O 2 3% secara
bergantian. Setiap irigasi harus diakhiri dengan larutan NaOCl
Irigasi dengan menggunakan spuit untuk irigasi secara perlahan.
 Preparasi kamar pulpa selesai.
 
b. Preparasi saluran akar dengan teknik step back
Perkirakan panjang kerja dengan rumus
Panjang gigi sebenarnya = a x b / c
a = panjang gigi pada rotngen foto
b = panjang mahkota klinis
c = panjang mahkota pada rontgen foto 

Buang isi pulpa pada saluran akar dengan jarum ekstirpasi.


Jarum ekstirpasi diputar>360 derajat agar pulpa melilit dan
kemudian ditarik keluar.

Panjang kerja mesial= 19 mm


Panjang kerja distal = 18 mm
Preparasi saluran akar dengan teknik step back
Preparasi apikal
 Tentukan Initial Apical File (IAF), yaitu nomor file yang
pertama kali bisa masuk sepanjang panjang kerja di saluran
akar
 Perbesar bagian apikal dengan gerakan memutar searah
jarum jam, kemudian dengan arah berlawanan ditarik keluar
 Preparasi apikal dilakukan minimal 3 nomor lebih besar dari
IAF (misal : IAF nomor 15, perbesar dengan file nomor 20, 25
dan 30)
 Ukuran file yang terakhir digunakan pada preparasi apikal
disebut MAF (Master Apical File). Ukuran MAF akan sama
dengan MAC (Master Apical Cone = cone gutta perca utama)
 Lakukan irigasi setiap penggantian ukuran file
Preparasi saluran akar
 Preparasi saluran akar dimulai dengan file ukuran lebih besar
dari MAF dan panjang kerja dikurangi 1mm dari panjang kerja
 Lakukan preparasi dengan gerakan yang sama sampai file
terasa longgar
 Lakukan rekapitulasi yaitu pengukuran panjang kerjadengan
MAF. Panjang kerja harus sama dengan panjang awal
 Ganti file dengan ukuran 1 nomor lebih besar dan panjang
kerja dikurangi 1mm
 Setiap pergantian file dilakukan irigasi dan rekapitulasi
 Preparasi saluran akar minimal hingga 3 nomor lebih besar
dari MAF
 Haluskan dinding saluran akar dengan file MAF dengan
gerakan menekan dinding saluran akar dan tarik file keluar
c. Sterilisasi saluran akar dan aplikasi bahan medikamen
 Keringkan saluran akar dengan paper point.
 Aplikasikan Chkm menggunakan kapas steril dan ambil
uapnya letakkan pada dasar orifis.
 Letakkan cotton pellet kering di atas nya.
 Tutup dengan tambalan sementara
 Cek oklusi dengan articulating paper
KUNJUNGAN KE III

 Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi,


palpasi, sondasi,tekan, mobility.
 Jika tes dan keluhan masih positif (+), lakukan penggantian
obat TKF
 Bongkar tambalan sementara.
 Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
 Irigasi saluran akar dengan NaOCl 2,5 % dan H 2 O 2 3 %
 Keringkan saluran akar dengan paper point.
 Lakukan penggantian obat, lakukan penggantian obat TKF
dengan Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan
kapas kering.
 Tutup dengan caviton (tambalan sementara).
 Cek Oklusi dengan articulating paper.
KUNJUNGAN KE IV

 Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi,


palpasi, sondasi,tekan, mobility.
 Jika tes dan keluhan masih positif (+), lakukan penggantian
obat CHKM
 Bongkar tambalan sementara.
 Keluarkan kapas kering dan cotton roll.
 Irigasi saluran akar dengan NaOCl 2,5 % dan H 2 O 2 3 %
 Keringkan saluran akar dengan paper point.
 Lakukan penggantian obat, lakukan penggantian obat TKF
dengan Letakkan cotton pellet pada kamar pulpa, tutup dengan
kapas kering.
 Tutup dengan caviton (tambalan sementara).
 Cek Oklusi dengan articulating paper.
KUNJUNGAN KE V

 Tanyakan apakah ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi,


palpasi, sondasi, tekan, mobility.
 Jika tes dan keluhan (-), bisa dilakukan TRIAL
 Lakukan trial pengisian bahan pengisi saluran akar / gutta
percha menggunakan hand files ukuran terakhir masuk.
Masukkan kedalam saluran akar sampai + 1 mm mendekati
foramen apikal dan beri tanda.
 Masukkan 1 gutta perca dan masukkan ke dalam saluran akar
sampai panjang kerja kemudian dipotong hingga batas orifis
 Hitung panjang cone gutta perca sebagai panduan kemudian
masukkan kedalam saluran akar dan ditutup dengan kapas
dan tambalan sementara
 Lakukan foto rontgen TRIAL
KUNJUNGAN KE VI

 Bongkar tambalan sementara jika hasil foto trial


menunjukkan panjang cone sesuai dengan panjang saluran
akar tanpa overfilling dan under filling
 Keluarkan cotton pellet
 Keluarkan cone dari saluran akar
 Irigasi saluran akar dengan NaOCl dan H2O2
 Keringkan saluran akar dengan paper point. Ukuran paper
point harus sama dengan alat yang terakhir digunakan.
Lakukan berulang kali sampai saluran akar kering. Terakhir
gunakan paper point yang lebih kecil supaya bisa mencapai
apek untuk memastikan saluran akar kering.
 Gunakan gutta perca sesuai ukuran alat yang terakhir atau
satu nomor lebih kecil. Masukkan ke dalam saluran akar
sampai ±1mm mendekati foramen apikal. Beri tanda
 Aduk semen atau pasta kemudian masukkan kedalam saluran
akar dengan lentulo atau reamer untuk melapisi dinding
saluran akar.
 Masukkan gutta perca yang semen atau pasta kemudian
masukkan kedalam saluran akar sampai tanda yang diberikan
 Gunakan spreader untuk memadatkan gutta percha
kesamping. Ruang yang tersisa diisi dengan gutta perca
tambahan dengan ukuran yang lebih kecil. Lakukan sampai
saluran akar terisi penuh. Teknik pengisian saluran akar ini
disebut dengan Lateral Condensation Technique
 Potong gutta perca sampai batas orifis dengan instrumen
panas dan padatkan dengan root canal plugger. Kamar pulpa
harus bersih dari gutta perca supaya tidak terjadi perubahan
warna.
 Tutup dengan GIC lining, kemudian tutup dengan kaviton
 Lakukan rontegn foto untuk melihat kehermetisan hasil
obturasi
KUNJUNGAN VII

  Kontrol pasca obturasi setelah 2 minggu


 Foto rontgen kontrol obturasi
 Jika dari hasil obturasi sudah hermetis, lalu tanyakan apakah
ada keluhan pasien dan lakukan tes perkusi, palpasi dan
thermal
 Jika semua pemerikasaan tidak menunjukkan keadaan
patologis, dapat dilakukan restorasi pasca endo.
 Restorasi pada kasus ini crown akrilik

KUNJUNGAN VIII
Kontrol restorasi akhir

Anda mungkin juga menyukai