Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 1

“PENDIDIKAN, PENYULUHAN, DAN PELATIHAN”

MATA KULIAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

AKMALITA UTAMI
CHRISTIAN KAWATASI
FARRAS ARVINENDI
INDAH PERMATA SARI
NADHIFAH PUTRI YASMINA
RAFLI TEGUH IMANI PUTRA
RIZHANDIKA YULIA NURLISA
RIZKY FAUZIA DWI ASTUTI

3 D4 B
Latar Belakang
Beberapa hal yang perlu diketahui oleh para pendidik dan pelatih
adalah meliputi konsep belajar,metode belajar itu sendiri, dan apa yang
diharapkan dalam proses belajar dampaknya terhadap perubahan diri.
Konsep dasar belajar adalah kegiatan yang menggunakan unsur
fundamental pada setiap jenis dan jenjang pendidikannya. Berhasil
atau tidaknya pendidikan peserta didik tergantung dari proses belajar
dan teori psikologi perkembangan saat berada pada lingkungan
sekolah atau di lingkungan sekitarnya..
KONSEP DAN PENGERTIAN BELAJAR
• “ Belajar” memiliki pemahaman yang sangat beragam, beberapa pendapat
yang dapat kita pelajari antara lain:
• Belajar adalah Usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan
reaksi (stimulus dan respon). Individu belajar karena menghadapi masalah
yang harus dipecahkan,masalah merupakan stimulus yang akan
mendapatkan reaksi dari individu untuk memecahkan.
• Belajar adalah suatu proses aktif yang dimaksud adalah bukan hanya
aktifitas yang tampak seperti gerakan-gerakan fisik, akan tetapi juga
aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat dan sebagainya.

• Tujuan Belajar
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu:
1. Untuk memperoleh pengetahuan
2. Menanamkan konsep dan keterampilan
3. Membentuk sikap
• Pengertian belajar menurut para ahli
Djamarah dan Zain (2010) : Belajar adalah proses perubahan perilaku
berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah
perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme
atau pribadi.

Hamalik (2010) : Belajar adalah bukan suatu tujuan tetapi merupakan


proses untuk mencapai tujuan. Belajar adalah modifikasi atau
memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Morgan dalam buku “Introduction to Psychology” mengemukakan: “


belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.”
Dalam Per-Menpan RB nomor 16/2009 tentang jafung guru dan
angka kreditnya, dijelaskan pada pasal 1, “Kegiatan pembelajaran
adalah kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan
dan pengayaan terhadap peserta didik”.

• Tipe-tipe belajar
Para ahli di bidang pendidikan menemukan fakta bahwa setiap individu
siswa memiliki tipe belajarnya sendiri-sendiri. Tipe-tipe belajar tersebut
cenderung berbeda satu sama lain (walaupun ada juga yang sama).
Berikut adalah sedikit panduan mengidentifikasi tipe-tipe belajar siswa melalui pengenalan ciri
dan sifatnya.
• Tipe Belajar Visual
Bagi siswa yang bertipe belajar visual, yang mememgang peranan penting adalah mata /
penglihatan visual ),
• Tipe Belajar Auditif
Siswa yang bertipe auditif mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat
pendengarannya ),
• Tipe Belajar Kinestetik
Siswa yang bertipe belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
• Tipe Belajar Taktil
Taktil artinya rabaan atau sentuhan. Siswa yang seperti ini penyerapan hasil pendidikannya
melaui alat peraba yaitu tangan atau kulit.
• Tipe Belajar Olfaktoris
Keberhasilan siswa yang bertipe olfaktoris , tergantung pada alat indra pencium, tipe siswa ini
akan sangat cepat menyesuaikan dirinya dengan suasana bau lingkungan.
•  Tipe Belajar Gustative
Siswa yang bertipe gustative ( kemampuan mencicipi ) adalah mereka yang mencirikan
belajarnya lebih mengandalkan kecapan lidah.  
• Tipe Belajar Kombinatif
Siswa bertipe kombinatif adalah siswa yang dapat dan mampu mengikuti pelajaran dengan
menggunakan lebih dari satu alat indra.Ia dapat menerima pelajaran dangan mata dan telinga
sekaligus ketika belajar.
BELAJAR DAN PERUBAHAN
Dalam hal ini, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan
perilaku, yaitu :
1.   Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan
disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-
hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya
telah terjadi perubahan
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan
yang telah diperoleh sebelumnya.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan
masa sekarang maupun masa mendatang.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke
arah kemajuan
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif
berupaya melakukan perubahan.
6.  Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung
menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai,
baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8.  Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh
pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam
sikap dan keterampilannya
PENETAPAN HARI KESEHATAN NASIONAL
(HKN)
• Latar belakang
Menilik kembali pada sejarah, pada era tahun 50-an, penyakit malaria
merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat indonesia. Ratusan
ribu jiwa terenggut akibat malaria, Karena itulah, pemerintah berupaya
melakukan pemberantasan malaria atau malaria eradication di seluruh
penjuru Tanah Air.

Guna mencapai hal tersebut, tahun 1959 dibentuklah Dinas


Pembasmian Malaria yang pada bulan Januari 1963 berubah namanya
menjadi Komando Operasi Pemberantasan Malaria (KOPEM).
Pembasmian malaria dilakukan dengan menggunakan insektisida Dichloro
Diphenyl Trichloroethane (DDT) yang disemprotkan secara massal ke
rumah-rumah di seluruh Jawa, Bali, dan Lampung. Penyemprotan secara
simbolis dilakukan oleh presiden Soekarno pada tanggal 12 November
1959 di Desa Kalasan, Yogyakarta. Selanjutnya, kegiatan penyemprotan
DDT juga dibarengi dengan kegiatan pendidikan kesehatan atau
penyuluhan kepada masyarakat.
Lima tahun kemudian, lebih
kurang 63 juta penduduk telah
mendapat perlindungan dari
penyakit malaria. Karena itu,
pada tanggal 12 November
1964, keberhasilan
pemberantasan malaria
tersebut diperingati sebagai
Hari Kesehatan Nasional (HKN)
pertama. Hal inilah yang
menjadi titik awal kebersamaan
seluruh komponen bangsa
dalam pembangunan kesehatan
di Indonesia
Hari Kesehatan Nasional (HKN) diperingati
pada 12 November setiap tahunnya.
BAGIAN PENDIDIKAN KESEHATAN
MASYARAKAT
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu.
Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau
masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-
perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991)

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran,
yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)
Menurut Notoatmodjo (2007: 139) dalam perkembangannya,
teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan
kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:
1) Tahu (know)
2)   Memahami (comprehension).
3)   Aplikasi (aplication)
4)   Analisis (analysis)
5)   Sintesis (synthesis)
6)   Evaluasi (evaluation)
2. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau obyek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
1)   Menerima (receiving)
2)   Merespon (responding)
3)   Menghargai (valuing)
4)   Bertanggung jawab (responsible)
 
3. Praktik atau tindakan (practice)
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
1)   Persepsi (perception)
2)   Respon terpimpin (guided response)
3)   Mekanisme (mecanism)
4)   Adopsi (adoption)
Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti
didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan,
atau perubahan yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada
diri individu, kelompok atau masyarakat. Berangkat dari suatu asumsi
bahwa manusia sebagai makhluk social dalam kehidupannya untuk
mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu memerlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih
pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai
tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak
terlepas dari kegiatan belajar.
Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan
menjadi dapat mengerjakan sesuatu.
Kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri :
• Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan diri pada
individu, kelompok atau masyarakat yang sedang belajar, baik actual
maupun potensial
• Hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut di dapatkan karena
kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relative lama
• Perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari bukan karena
kebetulan

Bertolak dari konsep pendidikan, maka konsep pendidikan


kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu,
dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri
menjadi mampu dan lain sebagainya.
PENDIDIKAN HEALTH EDUCATION
SPECIALIST
Pada tahun 1955 istilah pendidikan kesehatan digunakan secara
resmi hingga pada sekitar tahun 1967-1968 semakin disadari bahwa
masalah kesehatan tidak dapat diatasi melalui disiplin ilmu kedokteran
saja karena masalah kesehatan banyak terkait dengan masalah sosial
khususnya perilaku. Maka diadakan proyek khusus pengadaan Health
Education Specialist (HES).
Proyek ini mulai berjalan pada thun 1971 dengn merekrut para
sarjana dari berbagai disiplin. Selain dokter dan dokter gigi, juga
sarjana pendidikan,sarjana ekonomi,sarjana
hukum,sosiologi,antropologi,dan lain-lain.
PENDEKATAN EDUKATIF
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis,
terencana dan terarah dengan partisipasi aktif individu,
kelompok, masyarakat secara keseluruhan untuk memecahkan
masalah yang dirasakan masyarakat dengan mempertimbangkan
faktor sosial, ekonomi dan budaya setempat.

TUJUAN :
• Memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang
merupakan masalah kebidanan komunitas.
• Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat
memecahkan masalah nya sendiri secara swadaya dan gotong
royong
MANFAAT PENDEKATAN EDUKATIF DALAM PERAN SERTA
MASYARAKAT
• Meningkatkan kemampuan pemimpin / pemuka masyarakat
dalam menggerakkan upaya kesehatan.
• Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan
• Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali,
menghimpun dan mengelola dana / sarana masyarakat untuk
kesehatan.
STRATEGI DASAR PENDEKATAN EDUKATIF
1. Mengembangkan provider
Perlu adanya kesamaan persepsi dan sikap mental positif
terhadap pendekatan yang ditempuh serta sepakat untuk
mensukseskan. Langkah-langkah pengembangan provider
a) Pendekatan terhadap pemuka atau pejabat
masyarakat.
b) Pendekatan terhadap pelaksana dari sektor diberbagai
tingkat administrasi sampai dengan tingkat desa.
2. Pengembangan masyarakat
3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat (PPSM)
PENYULUHAN
Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode
yang dikemukakan antara lain :
1. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan
untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah
mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Bentuk dari pendekatan ini antara lain :
• Bimbingan dan penyuluhan
• Wawancara
• Metode Penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus
mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok yang
besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih
dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah
ceramah dan seminar. Kelompok kecil, yaitu apabila
peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang
cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah
pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan
simulasi.
• Metode Penyuluhan Massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. Oleh
karena sasaran bersifat umum dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan,
status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Penyuluhan
kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit,
klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan
masyarakat binaan.
• Perbedaan Pendidikan Dan Penyuluhan Kesehatan
Daftar pustaka
• https://
id.scribd.com/doc/310833202/Pendekatan-Edukatif-Dalam-Peran-Serta-Masyar
akat
• http://gumilarismail.blogspot.com/2013/11/kegiatan-pembelajaran-dan-tipe-tipe.h
tml
• http://nina-ratna.blogspot.com/2011/07/pengertian-belajar-dan-perubahan.html
• Buku ajar Pemberdayaan Masyarakat Poltekkes Jakarta II
• https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-belajar.html
• https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-belajar/
• Notoatmojo, Soekidjo, 2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka
Cipta. Jakarta
• http://repository.usu.ac.id
• Notoatmojo,soekidjo.2003.Pendidikan dan perilaku kesehatan.jakarta ;RINEKA
CIPTA
• Setiawati,Dermawan.2008.Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan
Kesehatan.Jakarta;TRANS INFO MEDIA
• http://
www.depkes.go.id/article/view/14112700003/hari-kesehatan-nasional-hkn-emas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai