Anda di halaman 1dari 16

“ Signifikansi diet pada acne vulgaris yang

diobati dengan yang tidak


diobati “

Ahmad Nurhadi Hidayat


Abstrak
Hubungan antara diet dan jerawat masih sangat kontroversial. Beberapa penelitian selama
dekade terakhir telah mengarahkan ahli kulit untuk merefleksikan hubungan antara diet
dengan jerawat. Artikel ini menyajikan temuan terbaru tentang dampak potensial diet
terhadap patogenesis terjadinya acne vulgaris. Hubungan antara diet dan jerawat tidak bisa
lagi diabaikan. Bukti kuat menunjukkan bahwa diet tinggi glikemik dapat memperburuk
jerawat. Konsumsi susu tampaknya kaitannya lemah dengan jerawat dan peran dari asam
lemak omega-3, makanan berserat, antioksidan, vitamin A, zink, dan yodium tetap harus
dijelaskan. Pertanyaan tentang apa dampak diet pada acne vulgaris masih belum jelas.

2
Pengantar
Acne vulgaris sering terjadi selama masa pubertas. Patogenesisnya sangat
kompleks dan dapat disebabkan oleh banyak faktor. Penyakit ini ditandai
dengan pembentukan komedo, pustula dan papula di daerah yang kaya
akan kelenjar sebasea. Acne vulgaris dapat terjadi dalam beberapa bentuk
diantaranya acne comedonica, yang didominasi oleh komedo terbuka dan
tertutup, acne papulopustulosa yang didominasi oleh proses inflamasi dan
acne conglobata yang merupakan bentuk jerawat yang paling parah yang
ditandai dengan adanya abses, fistula dan bekas luka.

3
Acne vulgaris adalah salah satu kondisi kulit yang paling sering terjadi di dunia.
Prevalensi penyakit ini sulit diperkirakan dikarenakan kebanyakan kasus
jerawat ringan tidak diobati ke dokter kulit. Baik wanita maupun pria sama-
sama dapat muncul jerawat, namun bentuk yang paling parah sering kali
ditemukan pada pria.

Jerawat ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti :


• Peningkatan produksi sebum
• Pelepasan mediator inflamasi di kulit
• Hiperkeratosis
• Kolonisasi Propionibacterium acnes (corynebacteria)

Selain itu, faktor-faktor lain juga dapat menimbulkan jerawat, meliputi :


• Faktor Genetik
• Kelainan hormonal
• Psikologis
• Lingkungan
• Diet
4
Tujuan Studi
Peran diet dalam perjalanan dan pengobatan acne vulgaris
menimbulkan banyak pertanyaan dan keraguan, oleh karena
itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau dan
mendiskusikan efek dari faktor makanan yang dipilih dalam
perjalanan acne vulgaris

Faktor-faktor tersebut antara lain :


• Susu dan produk olahan susu
• Coklat
• Beban indeks glikemik
• Makanan berserat
• Asam lemak
• Antioksidan
• Zink
• Vitamin A
• dan Yodium
5
SUSU DAN
PRODUK OLAHAN SUSU
Studi pertama tentang masalah ini telah dilakukan
pada tahun 40-an abad terakhir, namun hingga saat
ini belum ada bukti konklusif terkait susu dan
produk susu yang memiliki efek komedogenik

Penyusun susu yakni insulin-like growth


factor-1 (IGF-1) dipercaya dapat merangsang
pilosebasea, yang meningkat selama masa
pubertas di bawah pengaruh hormon
pertumbuhan dan secara positif berkorelasi
dengan perjalanan klinis jerawat.

6
COKELAT
Cokelat selalu dianggap sebagai faktor yang dapat
menyebabkan eksaserbasi jerawat, tetapi hanya ada sedikit
bukti yang mendukung dampak negatifnya pada kulit.
Dermatologi mengamati bahwa sebagian pasien memiliki
jerawat baru beberapa hari setelah mengonsumsi produk
yang mengandung coklat.

Studi dilakukan pada 30 remaja laki-laki dan 35 laki-laki


dewasa yang dibagi menjadi dua kelompok. Satu
kelompok mengkonsumsi coklat batangan yang
mengandung 10 kali lipat kakao, sedangkan kelompok
kedua mengkonsumsi coklat batangan dengan kandungan
kakao standar. Tidak ada perbedaan produksi sebum antara
dua kelompok yang diamati, dengan demikian tidak ada
hubungan antara konsumsi coklat dengan perburukan lesi
akne yang ditemukan.

7
Indeks Glikemik
Dipercaya bahwa beban glikemik dan indeks glikemik dapat berperan
dalam patogenesis terjadinya acne vulgaris, diet dengan indeks glikemik
tinggi dapat menyebabkan hiperinsulinemia. Kadar insulin yang meningkat
merangsang sekresi androgen dan menyebabkan peningkatan produksi
sebum, yang memainkan peran mendasar dalam patogenesis akne vulgaris.

Hiperinsulinemia mempengaruhi sirkulasi IGF-1


(faktor komedogenik) dan insulin-growth factor
binding protein (IGFBP-3), yang secara langsung
mempengaruhi proliferasi dan apoptosis keratinosit.

8
Makanan Berserat
Tidak ada studi klinis yang secara jelas menggambarkan pengaruh
asupan makanan berserat pada perjalanan akne vulgaris. Dalam studi
yang dilakukan oleh Kaufman, didapatkan bahwa pasien dengan acne
vulgaris yang mengkonsumsi 30 g sereal berserat tinggi setiap hari,
justru menunjukan perbaikan kondisi kulit yang signifikan.

9
Zink
Zink adalah mikronutrien yang penting untuk perkembangan dan fungsi
kulit manusia. Telah terbukti dapat berperan sebagai bakteriostatik
terhadap Propionibacterium acnes, menghambat kemotaksis dan untuk
mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi - faktor nekrosistumor α.

Dalam studi yang dilakukan oleh Michaelsson dan


Fitzherbert pada tahun 1970-an, telah menunjukann
bahwa jerawat membaik dengan suplementasi zink
secara oral. Penelitian selanjutnya telah
mengkonfirmasi bahwa pasien dengan jerawat
sering kekurangan zink, dan suplementasi oral
memiliki efek positif pada pengobatan acne
vulgaris.

10
Vitamin A
Vitamin A adalah senyawa yang dapat ditemukan pada produk hewani
maupun nabati. Retinol dan turunannya ditemukan terutama pada produk
hewani, sedangkan produk asal tumbuhan terutama mengandung
provitamin A (karotenoid). Sumber utamanya adalah susu dan produk
susu, telur, hati, ikan dan minyak yang berasal darinya. Vitamin A adalah
vitamin yang larut dalam lemak yang disimpan di hati.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kligman dkk


pada tahun 1998, menunjukkan bahwa suplementasi oral
vitamin A (retinol) efektif dalam pengobatan jerawat bila
digunakan dalam dosis tinggi (300.000 U / hari untuk
wanita dan 400.000-500.000 U / hari untuk pria)

11
Antioksidan
Pada 2008, El-Akawi dkk, melakukan penelitian yang
membandingkan kadar antioksidan yang larut dalam lemak
(vitamin A dan E) dalam darah pada 100 pasien dengan jerawat dan
pada 100 subjek kontrol sehat tanpa jerawat. Mereka menemukan
bahwa pasien dengan jerawat memiliki konsentrasi antioksidan
yang lebih rendah dibandingkan dengan subjek kontrol.

12
Asam Lemak Omega-3
Asupan tinggi asam lemak omega-3 dapat menghambat produksi sitokin
proinflamasi yang dapat memiliki efek terapeutik pada acne vulgaris. Leukotriene
B4 (LTB4) secara luas dikenal sebagai zat yang berperan untuk mengatur produksi
sebum. Asam lemak omega-3 berperan dalam menghambat konversi asam
arakidonat menjadi LTB4. Asam lemak omega-3 juga memiliki kemampuan untuk
menurunkan kadar IGF-1, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki efek
menguntungkan dalam pengobatan jerawat

13
Yodium
Jerawat (Papula) dapat muncul tiba-tiba setelah mengonsumsi makanan yang kaya
akan yodium.

14
Ringkasan
Dampak diet terhadap perjalanan jerawat vulgaris masih
menjadi topik yang sangat kontroversial, namun tidak boleh
diabaikan. Meskipun hubungan antara asupan susu dan
jerawat kurang meyakinkan dibandingkan antara diet tinggi
glikemik dan jerawat, keduanya patut dipertimbangkan saat
memberikan saran diet.

Meskipun peran antioksidan, asam lemak omega-3, zink, vitamin A,


makanan berserat dan yodium dalam perjalanan jerawat masih belum jelas.
Terlepas dari semua hasil penelitian tersebut, ahli kulit akan mendapat
manfaat dengan mendengarkan pasien mereka dengan cermat. Ia harus
mengintruksikan pasiennya untuk mengeluarkan atau membatasi konsumsi
makanan yang diduga dapat memicu timbulnya jerawat.

15

Anda mungkin juga menyukai