Anda di halaman 1dari 22

Tradition of Excellenc

ASKEP Pasien Dengan Ventilator


Pengkajian Keperawatan
Tradition of Excellenc
Komponen kunci dan pondasi proses keperawatan adalah pengkajian. Dalam pengkajian memungkinkan perawat kritikal untuk
mendeteksi perubahan cepat, melakukan intervensi dini dan melakukan asuhan keperawatan.
A. Riwayat Kesehatan : Riwayat kesehatan terdiri dari data subyektif yang didapatkan dari pandangan pribadi pasien terhadap masalah
kesehatan yang dialaminya. Selain itu anggota keluarga dan orang terdekat pasien dapat menjadi sumber informasi tambahan.
• Identitas Klien : Meliputi nama, no RM, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, asuransi kesehatan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor registrasi, serta diagnosis medis.
• Keluhan Utama : Keluhan utama yang dialami pasien sehingga pasien dibawa kerumah sakit atau persepsi pasien terhadap penyakit

Primary Assessment
• Airway : Bagaimana cara mempertahankan jalan nafas pasien (pemasangan selang endotrakea nasal/oral, trakeostomi, jalan napas
melalui mulut) = Peningkatan sekresi pernafasan, Bunyi nafas krekels, rongki, dan mengi
• Breathing : Bagaimana ventilasi pasien (ventilasi sendiri, CPAP, ventilasi mesin (apa alatnya)? = Distress pernapasan: pernapasan
cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi, Menggunakan otot aksesoris pernapasan, Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis,
sianosis
• Circulation : Apakah perfusi pasien baik? Bagaimana denyut nadi, TD dan CVP/JVP pasien? = Pasien yang menggunakan ventilator
membutuhkan status pernapasan dan jantungnya dimonitor secara ketat. Sebagian besar unit perawatan intensif memantau
oksimetri dan tekanan darah secara terus menerus. Dengan mempertahankan hemodinamik yang stabil, ini juga meningkatkan
perfusi jaringan dan memungkinkan ekstubasi dini.
Lanjutan Tradition of Excellenc

• Anamnesis
Ventilator itu sendiri tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi tabung ETT dapat menyebabkan ketidaknyamanan karena
dapat menyebabkan batuk atau tersedak. Seseorang tidak dapat berbicara ketika tabung ETT melewati antara pita
suara ke tenggorokan. Pasien juga tidak bisa makan melalui mulut saat tabung ini dipasang. Seseorang mungkin
merasa tidak nyaman ketika udara didorong ke paru-paru. Kadang-kadang seseorang akan mencoba bernapas ketika
ventilator mencoba mendorong udara masuk. Hal tersebut yang membuat ventilator tidak bekerja secara maksimal.
Orang-orang yang menggunakan ventilator biasanya diberikan obat-obatan (obat penenang atau pengontrol rasa
sakit) untuk membuat mereka merasa lebih nyaman. Obat-obatan ini juga membuat mereka mengantuk. Kadang-
kadang, obat-obatan yang secara temporer mencegah pergerakan otot (agen penghambat neuromuskuler)
digunakan untuk memungkinkan ventilator bekerja secara maksimal pada pasien
Lanjutan Tradition of Excellenc
• Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Perjalan penyakit sekarang, timbulnya masalah kesehatan, gambaran keadaan, efek terhadap gaya hidup. Pada
kasus pneumotoraks perlu diwaspadai ketegangan pada pasien yang berventilasi karena dapat dengan cepat
menurunkan tekanan darah dan mengakibatkan gangguan pernapasan.

• Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


Pentingnya mengetahui riwayat medis pasien, karena berkaitan dengan bantuan mekanik, anatomi jalan nafas
pasien, dan tujuan akhirnya. Hal-hal tersebut dapat membantu dalam pengaturan ventilator (Williams & Sharma,
2020). Usia >65 tahun, kebutuhan bantuan terapi oksigen, menilai riwayat hidup pasien di daerah epidemi, riwayat
medis masa lalu, riwayat epidemiologi, dan komorbiditas (Liao dkk., 2020; H Wang dkk., 2020).
 
• Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Kecenderungan penyakit keluarga (hipertensi, penyakit jantung dan lain sebagainya)
Kondisi Secara Umum
Tradition of Excellenc

Menurut Perdatin (2020) pasien dikatakan kritis dan memerlukan penanganan yang intensif ialah pasien yang
SPO2<93% dengan udara bebas, RR> 30 kali/menit, HR> 120 kali/menit, gagal nafas, syok sepsis, atau disfungsi
sistem multiorgan), dan sebanyak 67% hingga 85% klien mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS). Pasien yang menunjukkan nilai PEEP > 8, FiO2>0,4, tidak ada usaha napas yang adekuat, hemodinamik
tidak stabil membutuhkan topangan, dan patologi paru tidak membaik sehingga memerlukan ventilasi mekanik
untuk bernafas.
Pengkajian Fisik Head To Toe
Tradition of Excellenc

B1 (Breathing)
• Inspeksi
Kesulitan bernafas tampak dalam perubahan irama dan frekuensi pernafasan. Keadaan normal frekuensi
pernafasan 16-20x/menit dengan amplitude yang cukup besar. Jika seseorang bernafas lambat dan dangkal, itu
menunjukan adanya depresi pusat pernafasan. Penyakit akut paru sering menunjukan frekuensi pernafasan >
20x/menit atau karena penyakit sistemik seperti sepsis, perdarahan, syok, dan gangguan metabolic seperti
diabetes militus.
• Palpasi
Perawat harus memerhatikan pelebaran ICS dan penurunan taktil fremitus yang menjadi penyebab utama gagal
nafas.
• Perkusi
Perkusi yang dilakukan dengan saksama dan cermat dapat ditemukan daerah redup sampai daerah dengan daerah
nafas melemah yang disebabkkan oleh peneballan pleura, efusi pleura yang cukup banyak, dan hipersonor, bila
ditemukan pneumothoraks atau emfisema paru.
• Auskultasi
Auskultasi untuk menilai apakah ada bunyi nafas tambahan seperti wheezing dan ronki serta untuk menentukan
dengan tepat lokasi yang didapat dari kelainan yang ada.
Tradition of Excellenc

B2 (Blood)
• Monitor dampak gagal nafas pada status kardovaskuler meliputi keadaan hemodinamik
seperti nadi, tekanan darah dan CRT.

B3 (Brain)
• Pengkajian perubahan status mental penting dilakukan perawat karena merupakan gejala
sekunder yang terjadi akibat gangguan pertukaran gas. Diperlukanan pemeriksaan GCS unruk
menentukan tiingkat kesadaran.

B4 (Bladder).
• Pengukuran volume output urin perlu dilakukan karena berkaitan dengan intake cairan. Oleh
karena itu, perlu memonitor adanya oliguria, karena hal tersebut merupaka tanda awal dari
syok.
Tradition of Excellenc

B5 (Boowel)
• Pengkajian terhadap status nutrisi klien meliputi jumlah, frekuensi dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi
kebutuhanya. Pada klien sesak nafas potensial terjadi kekurangan pemenuhan nutrisi, hal ini karena terjadi dipnea
saat makan, laju metabolism, serta kecemasan yang dialami klien.

B6 (Bone)
• Dikaji adanya edema ekstermitas, tremor, tanda-tanda infeksi pada ekstermitas, turgon kulit, kelembaban,
pengelupasan atau bersik pada dermis/ integument
Pemeriksaan Fisik Umum
Tradition of Excellenc

Tanda-Tanda Vital Tanda dan Gejala


• RR : ≤8 – 11 / 21- ≥25, • Tingkat kesadaran :
• SaO2 : ≤91 – 95, • Somnolen (GCS 10-11)
• TD sistolik : ≤90 – 110 / • Delirium (GCS 9-7)
≥220mmHg,
• Stupor (GCS 4-6)
• HR : ≤40 – 50 / 91 - ≥131,
• Koma (GCS 3),
• Nilai suhu tubuh pasien >38,1-
39,0 / > 39,1 • Nyeri otot, kelelahan, batuk,
dahak, sesak dada, sesak napas,
diare
Tradition of Excellenc

Kulit dan Mukosa


• Nilai warna kulit dan elastisitas pasien, sirkulasi ekstremitas
perifer, adanya perdarahan (H Wang dkk., 2020).

Status Gizi
• Nilai asupan makanan pasien, adanya dehidras
Pemeriksaan Fisik Head To Toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi,
Aukultasi) Tradition of Excellenc
Thorax (Dada)
Head (Kepala) Pemeriksaan auskultasi dada ditemukan radang inspirasi, rales
atau ernafasan bronkial pada pasien dnegan peumonia atau
• Brain (Otak) Beberapa pasien COVID-19 mengalami gangguan pernafasan. Pasien dengan gangguan pernafasan akan
stroke, kejang, kebingungan, dan radang otak mengalami takikardi, takipneu atau sianosis yang menyertai
• Eye (Mata) Konjungtivitis, radang selaput yang hipoksia. Pasien mungkin terdapat gejala demam (denga atau
melapisi bagian depan mata dan kelopak mata tanpa kedinginan / kaku), mengalami batuk yang jelas atau
bagian dalam kesulitan untuk bernafas (Beeching dkk., 2020).
• Sinus (Hidung) Beberapa pasien kehilangan indra • Lungs (Paru) Potongan melintang menunjukkan sel-sel
penciumannya. Para ilmuwan berspekulasi bahwa kekebalan memadati alveolus yang meradang, atau kantung
virus itu dapat naik ke ujung saraf hidung dan udara, yang dindingnya rusak saat diserang oleh virus,
merusak sel mengurangi pengambilan oksigen sehingga pasien batuk,
demam meningkat, dan pernapasan menjadi sulit
• Heart (Jantung) Virus memasuki sel, kemungkinan termasuk
yang melapisi pembuluh darah, dengan mengikat reseptor
angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) pada permukaan sel.
Infeksi juga dapat meningkatkan pembekuan darah, serangan
jantung, dan peradangan jantun
Abdomend (Perut) Tradition of Excellenc
• Kidneys (Ginjal) Kerusakan ginjal sering terjadi pada kasus
yang parah dan membuat kematian lebih mungkin Ekstermitas
terjadi. Virus ini dapat menyerang ginjal secara langsung, • Ruam, lesi pada kulit. Ketika pembuluh darah
atau gagal ginjal dapat menjadi bagian dari peristiwa mengecil, kapiler, meradang dan terjadi kebocoran
seluruh tubuh seperti penurunan tekanan darah maka akan menyebabkan terjadinya bintik-bintik
• Intestines (Usus) Laporan pasien dan data biopsi dan ruam pada kulit. Efeknya mirip dengan
menunjukkan virus dapat menginfeksi saluran chilblains (kiri) yang terbentuk pada jari tangan dan
pencernaan bagian bawah, yang kaya akan reseptor kaki ketika kapiler berkontraksi dalam suhu dingin
ACE2. Sekitar 20% atau lebih dari pasien mengalami dan berkembang cepat saat suhu hangat dan akan
diare. Gejala usus (enterik) seperti peradangan adalah pecah sehingga dapat menyebabkan iritasi dan
respon imun yang kompleks yang dimaksud untuk terjadi pe
membawa molekul penangkal penyakit ke lokasi infeksi
dan membawa puing-puing tersebut. Peradangan usus
yang berlebihan akan mengakibatkan muntah, terjadi Nourologis
kontraksi reflek diafragma dan otot perut mengosongkan • Nyeri otot dan persendian dikarenakan terjadi
isi lambung melalui mulut, membersihkan tubuh dari peradangan virus pada persendian dan otot (kiri)
racun. Terjadi diare sehingga tidak mampu untuk sehingga dapat menyebabkan kekakuan dan
menyerap cairan dan sakit perut kelemahan pasca infeksi virus dalam jangka
panjangmbengkakan ketika darah bocor
Tradition of Excellenc

Pemeriksaan Psikologis Pemeriksaan Lingkungan Medis


• Menilai respons emosional • Kaji apakah ada risiko lingkungan
pasien terhadap penyakit, dari infeksi silang, dan pastikan
perubahan kognitif, dan jarak tempat tidur yang
kepatuhan terhadap tindakan memadai dan ruang tekanan
perlindungan negatif, tindakan perlindungan
untuk operasi berisiko tinggi,
dan tindakan perlindungan
pribadi yang memadai untuk
pasien dan staf medis
Pemeriksaan Diagnostik
Tradition of Excellenc

• Hb : dibawah 12 gr % Pemeriksaan Penunjang


• Analisa Gas Darah : • Pemeriksaan Laboratorium
Ph dibawah 7,35 atau diatas 7,45 Pada pasien kritis, nilai D-dimer meningkat, limfosit darah
menurun terus-menerus, dan perubahan laboratorium dari
paO2 dibawah 80 atau diatas 100 mmHg
ketidakseimbangan multiorgan mis amilase tinggi, gangguan
pCO2 dibawah 35 atau diatas 45 mmHg koagulasi
BE dibawah -2 atau diatas +2
• Saturasi Oksigen : kurang dari 90% • Pemeriksaan Rontgen Thorax
• Tomografi komputer
• Ultrasonografi paru
Diagnosis Keperawatan
Tradition of Excellenc

• Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi – perfusi


• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam jalan nafas / trakea
• Resiko infeksi b.d tindakan invasif
• Kerusakan/gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan neuromuskuler /
hambatan fisik (terpasang intubasi / ETT)
• Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
• Defisit nutrisi berhubungan dengan keidakmampuan mencerna makanan atau peningkatan
kebutuhan metabolisme
• Gangguan penyapihan ventilator b.d riwayat ketergantungan ventilator >4 hari
Intervensi Keperawatan Tradition of Excellenc

Dx 1. Gangguan pertukaran gas D.0003


Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama…..x24 jam
masalah gangguan pertukaran gas membaik atau teratasi dengan
kriteria hasil :
Intervensi Tradition of Excellenc

Pemantuan Respirasi (I.01014) Terapi Oksigen (I.01026)


• Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
nafas • Monitor kecepatan aliran oksigen
• Monitor tanda-tanda vital, hemodinamik • Monitor aliran oksigen secara preodik dan
• Monitor pola nafas (seperti bradipnea, takipnea, pastikan fraksi yang diberikan cukup
hiperventilasi, kussmaul, Chyne-Stokes, biot, ataksik)
• Monitor adanya produksi sputum
• Monitor efektifitas terapi oksigen (misal
• Monitor adanya sumbatan jalan nafas
oksimetri, analisis gas darah), jika perlu
• Monitor saturasi oksigen • Monitor tanda-tanda hipoventilasi
• Monitor nilai AGD • Pertahankan kepatenan jalan nafas
• Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
pasien • Monitor integritas mukosa hidung akibat
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan pemasangan oksigen
• Infokan hasil pemantauan jika diperlukan • Kolaborasi pemantauan dosis oksigen
Dx 2. Pola nafas tidak efektif
D.0005 Tradition of Excellenc

Tujuan : Setelah dilakukan


intervensi keperawatan
selama.......x24 jam masalah
pola nafas membaik atau
teratasi dengan kriteria hasil
Intervensi Tradition of Excellenc

Manajemen Jalan Nafas (I.01011


• Mengidentifikasi kepatenan jalan nafas
• Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas
• Monitor bunyi nafas tambahan (misal gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
• Posisikan semi fowler atau fowler
• Lakukan perubahan posisi setiap 2 jam
• Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
• Berikan oksigen
• Kolaborasi pemberian bronkodilator, espektoran, mukolitik, jika perlu
Dx. 3 Bersihan jalan nafas tidak
efektif D.0001 Tradition of Excellenc

Tujuan : Setelah dilakukan


intervensi keperawatan
selama.....x24 jam masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif
membaik atau teratasi dengan
kriteria hasil :
Intervensi Tradition of Excellenc

Manajemen Jalan Nafas Buatan (I.01012) Manajemen Ventilasi Mekanik


• Monitor posisi selang endotrakeal (ETT) (I.01013)
terutama setelah merubah posisi
• Monitor efek ventilator terhadap
• Monitor tekanan balon ETT setiap 4-8
jam
status oksigenasi
• Pasang oropharingeal airway (OPA) • Lakukan fisioterapi dada, jika
untuk mencegah ETT tergigit perlu
• Lakukan pengisapan lendirr • Kolaborasi pemilihan mode
• Ubah posisi ETT secara bergantian (kiri ventilator
dan kanan) setiap 24 jam
• Monitor gangguan mukosa oral,
• Lakukan perawatan mulut
nasal, trakea dan laring
Tradition of Excellenc

Anda mungkin juga menyukai