TSUNAMI
KELOMPOK 3
MISNGADI
MOKHZAINUDIN
MUHAMMAD IQBALHASYIMII
MUHAMMAD SYARIFUDIN
NUR MUHAMAD
PENDAHULUAN
Sebagai negara yang dikelilingi oleh jalur gunung berapi, Indonesia menjadi salah
satu negara yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap bencana gempa dan
tsunami. Kejadian bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh pada tahun 2004
yang menelan 126.741 jiwa dan lebih dari 750.000 orang kehilangan mata
pencaharian menunjukkan besarnya kerugian yang ditimbukan oleh bencana ini
(BRR NAD-Nias, 2009).
Kejadian bencana di Aceh telah menjadi dasar bagi perkembangan
penanggulangan bencana di Indonesia. Dengan adanya Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Presiden Nomor
8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), maka
tanggung jawab penanggulangan bencana di Indonesia dikelola oleh institusi
resmi BNPB. Kehadiran BNPB membuat perkembangan usaha penanggulangan
bencana di Indonesia menemui titik terang agar dapat lebih terencana dan terarah
(Chang Seng, 2013).
Sistem otonomi daerah yang telah dijalankan sejak reformasi selanjutnya
menuntut pembentukan lembaga khusus yang menangani kebencanaan di daerah,
sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kemudian berangsur-
angsur terbentuk di masing-masing daerah, sebagai turunan dari BNPB.
TSUNAMI
1945/12/4000
1819/ ? / ?
1762/1.8/ ?
1524/ ? / ?
1868/4/ ?
1941/ ? /5000
1881/1.2/ ?
2004/35/300,000
1907/2.8/400 1967/2/0
2 x1861/ ? / 2605
1797/ ? /300
1931/32/ ?
1883/35/36,500
2006/4/637 1994/13/238
1977/6/180
Year/Run-up (m)/Deaths
(18 major events since 1524)
MANAJEMEN BENCANA
Penanggulangan Bencana
(Disaster Management)
Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang
berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi (UU 24/2007).
Pencegahan
Pem ulihan dan Mitigasi
Tanggap
Kesiapsiagaan
Dar ur at
BENCANA
9
Siklus Manajemen Bencana
BENCANA
Tanggap
Kesiapan Darurat
Pencegahan Pemulihan
dan Mitigasi
Pra Bencana Tanggap Darurat Pasca Bencana
11
MANAJEMEN BENCANA
MANAJEMEN
RESIKO
BENCANA
PENCEGAHAN
DAN MITIGASI MANAJEMEN MANAJEMEN
KEDARURATAN PEMULIHAN
KESIAPSIAGAAN
A. Pencegahan (prevention)
B. Mitigasi (mitigation)
C. Kesiapan (preparedness)
D. Peringatan Dini (early warning)
E. Tanggap Darurat (response)
F. Bantuan Darurat (relief)
G. Pemulihan (recovery)
H. Rehablitasi (rehabilitation)
I. Rekonstruksi (reconstruction)
Pencegahan (prevention)
15
Peringatan Dini
Serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin kepada
masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat
oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007)
16
Peringatan Dini
Upaya untuk memberikan tanda peringatan bahwa bencana
kemungkinan akan segera terjadi.
Pemberian peringatan dini harus :
- Menjangkau masyarakat (accesible)
- Segera (immediate)
- Tegas tidak membingungkan (coherent)
- Bersifat resmi (official)
Mitigasi Bencana
Serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)
Bentuk mitigasi :
Mitigasi struktural (membuat chekdam, bendungan, tanggul sungai,
rumah tahan gempa, dll.)
Mitigasi non-struktural (peraturan perundang-undangan, pelatihan, dll.)
18
Tanggap Darurat (response)