Anda di halaman 1dari 9

Nama Kelompok 2

1 Putri Novitasari 19030026


2 Aenun Nafisah 19030045
3 Dian Pertiwi 19030064
4 Retno Vindi Agustin 19030066
5 Devi Meiliza 19030072
6 Khoirun Nisa Ristianingrum 19030073
PPh Pasal 23

 Pengertian PPh pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas


penghasilan yang di terima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri
( orang pribadi atau badan ) dan bentuk usaha tetap yang berasal
dari modal. penyerahan jasa,atau penyelenggaraan kegiatan selain
yang di potong PPh Pasal 21 ( aktif in come )
PERBEDAAN PPh pasal 23 DAN PPh pasal 26

Meski PPh Pasal 23/26 merupakan sama-sama pajak penghasilan yang dikenakan untuk
jenis penghasilan yang diterima dalam bentuk dividen hingga keuntungan yang diperoleh
karena pembebasan utang, namun perbedaan dari PPh 23/26 ini adalah terletak pada
subjek atau orang yang dikenakan pajak ini.
Secara umum, subjek pajak adalah:
Orang pribadi, dan penerima warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak, Badan, Bentuk Usaha Tetap (BUT).
Subjek pajak ini pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Subjek pajak dalam negeri
2. Subjek pajak luar negeri

 
Siapa Subjek Pajak yang Dikenakan PPh 23?

Sesuai dengan pengertian pajak penghasilan pasal 23 di atas, maka yang menjadi
subjek atau orang yang dikenakan PPh 23 adalah:
• Wajib pajak dalam negeri
• BUT
Siapa Subjek Pajak yang Dikenakan PPh 26?

Masih sesuai dengan pengertian PPh Pasal 26 di atas, maka seorang individu atau
perusahaan yang dapat dikategorikan sebagai wajib pajak luar negeri atau subjek yang
dikenakan PPh 26 adalah:

Pengoperasian Usaha di Indonesia

Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang tidak
didirikan atau berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia.
Memperoleh Penghasilan dari Indonesia

Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan usaha melalui suatu bentuk
usaha tetap di Indonesia.

Siapa Subjek Pajak yang Bebas PPh 23/26?


Subjek pajak dalam negeri dan luar negeri yang tidak termasuk dalam pengenaan
PPh 23/26 adalah:
 
• Kantor perwakilan negara asing
• Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari
negara asing
•pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional tersebut bukan WNI dan tidak
menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan lain untuk peroleh penghasilan dari
Indonesia
 
PPh Pasal 23 Digunakan untuk?
 PPh pasal 23 digunakan untuk memotong pajak penghasilan dari
objek PPh pasal 23 yang dikenakan pada subjek wajib pajak
dalam negeri.

PPh Pasal 26 Digunakan untuk?


 Sedangkan PPh pasal 26 digunakan untuk memotong pajak
penghasilan dari objek PPh pasal 26 yang dikenakan pada subjek
atau wajib pajak luar negeri/warga negara asing (WNA) selain
BUT.
Contoh Perhitungan PPh pasal 23 atas Deviden

Pada 15 SEPTEMBER 2020, PT Maju mengumumkan akan membagikan dividen


melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan melakukan pembayaran dividen
tunai kepada PT Mundur sebesar Rp .30.000.000 yang melakukan penyertaan modal
sebesar 15%. Jika penyertaan modal diatas 25 % maka tidak dikenakan PPh 23
 
jawab =

PPH Pasal 23 = 15% X Rp. 30.000.000 = Rp.4.500.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran, yakni tanggal 31 September 2020
Saat penyetoran: paling lambat 10 Oktober 2020
saat pelaporan :paling lambat 20 oktober 2020
Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa

PT Global meminta jasa dari Pak Bani untuk membuat sistem


akuntansi perusahaan dengan imbalan sebesar Rp 75.000.000

Jawab :
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Global adalah : 2% x
Rp 75.000.000=Rp.1.500.000
Kesimpulan
• Sesungguhnya semua pendapatan atau penghasilan perusahaan ataupun wajib pribadi maka dikenakan pajak
penghasilan pasal 23. Namun sejatinya ada beberapa jenis penghasilan yang dikecualikan. Artinya tidak mendapatkan
kewajiban terkait dengan PPH di dalam pasal ini.
• Dan semua badan usaha yang melakukan transaksi pembayaran (gaji, bunga, dividen, royalti dan sejenisnya) kepada
Wajib Pajak Luar Negeri, diwajibkan untuk memotong Pajak Penghasilan Pasal 26 atas transaksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai