Anda di halaman 1dari 23

OSTEOPOROSIS

Oleh:
Ridho Kunto P., S.Kep.,Ns., M.Kep., Sp.Kep.M.B.
Definisi
• Osteoporosis : berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga
tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

• Osteoporosis merupakan penyakit metabolik tulang atau disebut juga


penyakit tulang rapuh atau tulang keropos. Osteoporosis diistilahkan juga
dengan penyakit silent epidemic karena sering tidak memberikan gejala
hingga akhirnya terjadi fraktur (patah).

• Osteoporosis: kondisi terjadinya penurunan densitas/matriks/massa tulang,


peningkatan porositas tulang, dan penurunan proses mineralisasi disertai
dengan kerusakan arsitektur mikro jaringan tulang  penurunan kekokohan
tulang  tulang mudah patah.
ETIOLOGI
• Menurut etiologinya osteoporosis dapat dikelompokkan dalam
osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder.
• Osteoporosis primer terjadi akibat kekurangan massa tulang yang
terjadi karena faktor usia secara alami. Osteoporosis primer ini terdiri
dari dua bagian:
1. Tipe I (Post Menopausal) Terjadi 15-20 tahun setelah menopause (usia
53-75 tahun). Ditandai oleh fraktur tulang belakang. Hal ini
disebabkan luasnya jaringan trabekular pada tempat tersebut, dimana
jaringan trabekular lebih responsive terhadap defisiensi estrogen.
2. Tipe II (Senile) Terjadi pada pria dan wanita usia 70 tahun. Ditandai
oleh fraktur panggul dan tulang belakang. Hilangnya massa tulang
kortikal terbesar terjadi pada usia tersebut.
• Osteoporosis sekunder dapat terjadi pada tiap
kelompok umur yang disebabkan oleh penyakit atau
kelainan tertentu, atau dapat pula akibat pemberian
obat yang mempercepat pengeroposan tulang. Contoh :
penyebab osteoporosis sekunder antara lain gagal ginjal
kronis, hiperparatiroidisme (hormon paratiroid yang
meningkat), hipertirodisme (kelebihan horman gondok),
hipogonadisme (kekurangan horman seks), multiple
mieloma, malnutrisi, faktor genetik, dan obat-obatan.
Klasifikasi Osteoporosis

• Osteoporosis postmenopausal (pd wanita)


Kekurangan hormon estrogen (pengangkut kalsium)
Gejala timbul pada wanita usia 51 – 75 th
Kulit putih lebih rentan drpd kulit hitam
Lanjutan…

• Osteoporosis senilis
Akibat kekurangan kalsium
Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada
usia lanjut (usia 70 th ke atas)
Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan
postmenopausal
Lanjut…

• Osteoporosis Sekunder
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan
hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal)
dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat,
anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).
Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok
bisa memperburuk keadaan ini.
Lanjut..

• Osteoporosis juvenil idiopatik


Penyebabnya tidak diketahui.
Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda
yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal,
kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki
penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Faktor Resiko (tdk dapat diubah)

• Usia (lebih sering pd lansia)


• Jenis kelamin (wanita lebih beresiko)
• Ras (kulit putih lbh beresiko drpd kulit hitam)
• Riwayat keluarga/ keturunan
• Bentuk tubuh: kerangka lemah, skoliosis.
Faktor Resiko (dpt diubah)

• Defisiensi vitamin dan gizi (protein), perokok berat,


kandungan garam dlm makanan, perokok berat,
peminum alkohol, dan kopi  nikotin melemahkan
daya serap sel trhdp kalsium dari darah ke tulang
• Gaya hidup: aktivitas fisik yg kurang
• Anoreksia nervosa
Patofisiologi
• Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan
terjadi secara seimbang yaitu proses resorbsi dan proses
pembentukan tulang (remodelling). Proses remodelling
tulang merupakan proses mengganti tulang yang sudah tua
atau rusak, diawali dengan resorpsi atau penyerapan tulang
oleh osteoklas dan diikuti oleh formasi atau pembentukan
tulang oleh osteoblas.
• Setiap ada perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya
proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan, maka
akan terjadi penurunan massa tulang.
Lanjut…

• Pada usia 40-45 tahun, baik wanita maupun pria akan


mengalami penipisan tulang bagian korteks sebesar
0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada usia lebih
muda.
• Pada pria seusia wanita menopause mengalami
penipisan tulang berkisar 20-30 % dan pada wanita 40-
50 %. Penurunan massa tulang lebih cepat pada
bagian-bagian tubuh seperti metakarpal, kolum
femoris, dan korpus vertebra.
Manifestasi Klinis

• Nyeri timbul mendadak


• Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yang
terserang
• Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
• Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan dan akan
bertambah oleh karena melakukan aktivitas
• Deformitas vertebra thorakalis  Penurunan tinggi
badan
Komplikasi

• Fraktur Panggul
• Fraktur Vertebra
• Fraktur Pergelangan Tangan
• Fraktur Tulang Rusuk
Pemeriksaan Diagnostik

• Pemeriksaan non-invasif.
• Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan
untuk memeriksa kalsium total dan massa tulang.
• Pemeriksaan absorpsiometri
• Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
• Pemeriksaan biopsi (invasif) dan berguna untuk
mengetahui keadaan osteoklas, osteoblas, ketebalan
trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Dilakukan
pada tulang sternum atau krista iliaka
Penatalaksanaan

• Pencegahan untuk menghambat hilangnya massa


tulang
Perhatikan faktor makanan, rokok, kurangi alkohol
Latihan fisik ( senam pencegahan osteoporosis),
Pola hidup yang aktif
Paparan sinar ultra violet
• Meningkatkan massa tulang dengan melakukan
pemberian obat-obatan antara lain hormon
pengganti (estrogen dan progesterone dosis rendah)
dan nutrisi seperti kalsium serta senam beban.
• Pembedahan pada pasien osteoporosis dilakukan bila
terjadi fraktur, terutama bila terjadi fraktur panggul.
Pengkajian
• Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup tidak baik.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
• Sirkulasi
Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrovaskuler, episode palpitasi.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,
kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian
kapiler mungkin lambat/ bertunda.
• Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, kurangnya perhatian, otot muka tegang,
pernafasan yang sesak, peningkatan pola bicara.
• Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
• Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, lemak serta
kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun)Riwayat penggunaan diuretic.
Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
• Neurosensori
Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit kepala,
suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan
setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,
epistakis).
Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara,
efek, proses pikir, penurunan kekuatan genggaman tangan.
• Nyeri/ketidaknyaman
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit
kepala, nyeri pada tulang yang mengalami osteoporosis
• Pernafasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea,
ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi
nafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
Diagnosa keperawatan
• Nyeri akut yang berhubungan dengan fraktur dan spasme otot
• Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur dan
spasme otot
• Konstipasi yang berhubungan dengan imobilisasi atau
terjadinya ileus (obstruksi usus)
• Risiko cidera : fraktur, yang berhubungan dengan tulang
osteoporotik
• Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan
program terapi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai