Anda di halaman 1dari 117

ALAT UKUR DAN

SKOR RESPONDEN
Kelompok 4
1. Nur Mahmudah (18312241049)
2. Azzakia Oofy Aurelie (18312241056)
3. Restu Agil Saputri (18312241073)
4. Fatwa Syihabi (18312244003)
A. Hakikat Alat Ukur
1. Alat Ukur pada Pengukuran
⦁ Pengukuran adalah pemberian bilangan kepada atribut dari
subyek menurut aturan.
⦁ Alat ukur merupakan salah satu bagian dari aturan di dalam
pengukuran.
⦁ Alat ukur dikenakan kepada atribut dari subyek untuk (dengan
bantuan skala ukur) menghasilkan bilangan.

2
2. Penyiapan Alat Ukur
Penyiapan alat ukur dilakukan melalui dua cara :
• Alat Ukur Jadi  dibuat oleh orang lain
• Kontruksi alat ukur  membuat alat ukur sendiri melalui
cara tertentu.

3
3. Jenis Alat Ukur
Jenis alat ukur di dalam pengukuran ini mencakup
- Alat Ukur Fisik
- Alat Ukur Ujian
- Alat Ukur Survei

4
A. ALAT UKUR FISIK
Biasanya berbentuk benda.Pengukuran dilakukan
melalui peletakan atau penghubungan alat ukur ke subyek
atau sebaliknya. Di antaranya terdapat :
⦁ Termometer
⦁ Meteran
⦁ Timbangan

5
B. ALAT UKUR UJIAN
Berbentuk pertanyaan (atau pernyataan) dikenakan kepada responden untuk mengukur
kemampuan, potensi, hasil belajar, keterampilan. Biasanya berbentuk:
⦁ Ujian Tulis
⦁ Ujian Lisan
⦁ Ujian Perbuatan

c. ALAT UKUR SURVEI


Berbentuk inventori untuk mencatat keadaan, sikap, pendapat, opini, lingkungan, .
Biasanya berbentuk
⦁ Kuesioner Langsung
⦁ Kuensioner Wawancana
⦁ Kuesioner Pengamatan (observasi)

6
4. Struktur Alat Ukur
A. Butir
⦁ Biasanya alat ukur ujian dan alat ukur survei terdiri atas sejumlah
butir, misalnya, terdiri atas N butir

⦁ Butir merupakan satuan ukur terkecil di dalam pengukuran; bilangan


yang diberikan kepada butir (sekor) merupakan satuan sekor terkecil
di dalam pengukuran

⦁ Panjang alat ukur (banyaknya butir) merupakan suatu studi, selain


berkaitan dengan atribut yang diukur, juga berkaitan dengan kualitas
hasil ukur

7
B. Format
Biasanya format butir terdiri atas pertanyaan kepada dan jawaban dari
responden atau penilai (pengamat). Bentuk jawaban mencakup
⦁ Ungkapan
⦁ Perbuatan
⦁ Pilihan
C. Pemberi Jawaban
Pemberi jawaban terhadap butir mencakup:
⦁ Responden
⦁ Penilai atau pengamat

8
B. Alat Ukur Ujian
1. Model Ujian
- Ujian Ungkapan
- Ujian Pilihan  Benar/salah
- Ujian Perbuatan  kegiatan

2. Penyiapan Alat Ukur


- Ujian jadi 
- Konstruksi Ujian

9
3. Persyaratan
- Format Bahasa
- Format Pilihan
- Format Perbuatan

4. Kriteria Pensekoran
- Kunci Jawaban
- Rubrik Pensekoran
- Intuisi

5. Pelaku Pensekoran
- Alat, termasuk komputer
- Penilai yang kompeten

10
6. Contoh Alat Ukur Pilihan Jawaban
1. Jawaban Betul
Skor untuk jawaban betul atau salah menurut kunci jawaban adalah
Jawaban betul = 1
Jawaban salah = 0
contoh soal :
A. Ibu kota Provinsi Jawa Tengah adalah....
A. Jakarta
B. Yogyakarta
C. Purwokerto
D. Semarang

11
2. Jawaban Terbaik
Skor untuk jawaban terbaik tidak ada benar salah melainkan poin yang ditentukan
Jawaban terbaik =5
Jawaban terburuk =1
contoh soal :
B. Siswa di Taman Kanak dan di Sekolah Dasar berbaris di depan kelas sebelum memasuki
kebiasaan ini dimaksudkan untuk.....
A. Meningkatkan disiplin
B. Melatih kerapian
C. Melihat kesiapan belajar siswa
D. Memeriksa kehadiran
E. Menenangkan siswa

12
C. Alat Ukur Kuesioner
1. Hakikat Kuesioner
• Kuesioner berbentuk isian atau pertanyaan yang ditanyakan kepada responden
atau pengamat
• Dapat diisi atau dijawab langsung oleh responden atau tidak langsung oleh
pewawancara yang mewawancarai responden
• Dapat diisi atau dijawab oleh pengamat ketika melakukan pengamatan
• Berisikan butir isian atau pertanyaan berkenaan dengan
- Fakta
- Status

13
2. Penyiapan Kuesioner
A. Kuesioner Jadi
Memilih kuesioner jadi yang cocok
Memodifikasi kuesioner jadi yang dipilih sehingga sesuai dengan keperluan
B.Konstruksi Kuesioner
Membuat sendiri kuesioner
Memerlukan sasaran ukur (atribut dan responden)
Memerlukan skala ukur
Memilih jenis kuesioner
Memerlukan pemeriksaan kuesioner untuk perbaikan
Memerlukan uji coba untuk perbaikan kuesioner

14
3. Persyaratan Kuesioner
Ada sejumlah persyaratan untuk penyusunan kuesioner, meliputi

A. Bahasa
Bahasa supaya terfokus, jelas, singkat, tidak berlebihan, tidak kekurangan
B. Format
Terstruktur atau tidak terstruktur, masing-masing memerlukan akurasi
C. Isi
Ada penjelasan tentang kuesioner, serta mencakup semua hal yang menjadi sasaran ukur,
D. Strategi
Topik yang peka diletakkan di bagian akhir (kalau responden tidak mau menjawab, maka sudah banyak jawaban
yang diperoleh)

15
4. Pengkodean
- Hasil ukur perlu dinyatakan ke dalam bilangan sesuai dengan pengertian
pengukuran
- Diperlukan suatu sistem pengkodean yang konsisten untuk menghasilkan
bilangan atau sekor

5.Tabulasi
Hasil ukur dari semua responden perlu disusun secara teratur, Susunan
yang paling banyak digunakan adalah tabel,Hasil ukur kuesioner disusun ke
dalam tabel menurut keperluan

16
D. Bentuk Kuesioner
1. Kuesioner Isian Inventori (fakta, status, cacahan)
Contoh

• Kelamin (1 = pria; 2 = wanita) 

• Umur (dalam tahun) 


• Status perkawinan (1 = belum; 2 = kawin;
3 = bercerai; 4 = duda/janda) 

• Banyaknya anak 

• Kepemilikan mobil (1 = ya; 2 = tidak) 

• Kepemilikan kartu kredit (1 = tidak;


2 = Visa; 3 = Mastercard; 4 = lainnya) 
17
2. Kuesioner Skala Kiraan (skala likert)
Skala Likert
Setiap butir terdiri atas satu pernyataan, boleh berbentuk positif, dan boleh juga
berbentuk negatif.Untuk setiap pernyataan, responden memilih salah satu
tanggapan berupa
SS = sangat setuju
S = setuju
R = ragu
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

Tanggapan responden dikodekan ke dalam bilangan dari 1 sampai 5

18
contoh
Kuesioner sikap skala Likert tentang Pendidikan
Tuliskan A, B, C, D, atau E, untuk
A = sangat setuju
B = setuju
C = ragu
D = tidak setuju
E = sangat tidak setuju

______ orang akan belajar lebih banyak me-


lalui bekerja empat tahun daripada ber-
sekolah di SMU/SMA

______ lebih banyak pendidikan orang, lebih


banyak ia menikmati hidup
19
3. Kuesioner Skala Kiraan (skala frekuensi verbal)
Skala Frekuensi Verbal,Skala pilihan berbentuk frekuensi, dengan
1 = selalu
2 = sering
3 = ada kalanya
4 = jarang
5 = tidak pernah

Contoh
________ menonton film cerita di TV
________ Mencari tahu siapa bintang filmnya
________ membaca buku tentang cerita di film itu
________ menganjurkan kawan ikut menonton
________ menulis resensi tentang film itu

20
4. Kuesioner Skala Kiraan (Skala ordinal)
Skala Ordinal
Pilihan disusun ke dalam satu orde atau peringkat

Contoh
1. Biasanya kapan anda atau keluarga anda di rumah pertama kali menghidupkan pesawat TV (pilih satu
saja)
________hal pertama di pagi hari ketika bangun
________sejenak setelah bangun
________tengah pagi
________sesaat sebelum makan siang
________sesaat setelah makan siang
________tengah petang
________awal malam sebelum makan malam
________segera setelah makan malam
________larut malam
________biasanya tidak menghidupkan TV
21
5. Kuesioner Skala Kiraan (Skala komperatif)
Skala Komparatif
Membandingkan sesuatu dengan suatu patokan
Contoh
Dibandingkan dengan toko Carrefour, toko A, B, dan C di bawah ini ( salah satu)
adalah

Toko Sangat Kira-kira Sangat


rendah sama tinggi

A ------- ------- ------- ------ -------


1 2 3 4 5

B ------- ------- ------- ------ -------


1 2 3 4 5

C ------- ------- ------- ------ -------


1 2 3 4 5
22
6. Kuesioner Skala Kiraan (skala numerik)
Skala Numerik
Pilihan berdasarkan pentingnya sesuatu
Contoh
Pilih salah satu angka pada skala di bawah ini sebagai tempat untuk berkuliah

Sangat
tidak Sangat
penting 1 2 3 4 5 penting

Dosen berjenjang profesor ______


Air condition di ruang kelas ______
Parkir luas ______
Aturan akademik yang ketat ______
Uang kuliah murah ______
Teman kuliah yang tekun belajar ______

23
7. Kuesioner Skala Kiraan (skala pilihan )
Skala Pilihan ( Kata Sifat)
Memilih kata sifat yang sesuai dengan keadaan

Contoh
Beri tanda  di depan kata sifat yang cocok dengan keadaan kuliah anda.
____ mudah ____ santai
____ membosankan ____ menantang
____ rutin ____ melelahkan
____ berat ____ mengasyikan
____ jadwal ketat ____ murah
____ sangat ilmiah ____ praktis
____ berguna ____ kuno
____ mengisi senggang ____ sulit

24
8. Kuesioner Skala Kiraan (Skala Stapel)
Skala Stapel
Kombinasi dari skala pilihan kata sifat dengan skala numerik
Contoh
- Pilih angka skala dan letakkan di depan setiap kata yang dipilih sehingga menggambarkan keadaan
kuliah anda
Sama
sekali Sempur-
tidak 1 2 3 4 5 6 7 na
____ mudah ____ santai
____ membosankan ____ menantang
____ rutin ____ melelahkan
____ berat ____ mengasyikan
____ jadwal ketat ____ murah
____ sangat ilmiah ____ praktis
____ berguna ____ kuno
____ mengisi senggang ____ sulit

25
9. Kuesioner Skala Kiraan (Skala Semantik Diferensial)
A. Skala Semantik Diferensial (dari Osgood)
Memilih satu letak di antara dua hal yang berlawanan

Contoh
Pada pelajaran psikometrika, beri tanda  di tempat yang sesuai dengan perasaan anda

Sulit ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Mudah


1 2 3 4 5 6 7
Menarik ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Menjemukan
1 2 3 4 5 6 7
Penting ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Sambilan
1 2 3 4 5 6 7
Sedikit ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Banyak
1 2 3 4 5 6 7
Teoretis ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Praktis
1 2 3 4 5 6 7
Cepat ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___ Lambat
1 2 3 4 5 6 7
26
10. Kuesioner Skala Kiraan
B. Skala Peringkat Paksaan
Memilih peringkat pada perbandingan beberapa hal sejenis menurut urutan
preferensi
Contoh
Berilah peringkat 1, 2, 3, dan 4 pada daftar di bawah ini menurut urutan preferensi (1 =
tertinggi)
________matematika
________ fisika
________ kimia
________ biologi

________ fakultas ekonomi


________ fakultas hukum
________ fakultas teknik
________ fakultas kedokteran
27
12. Kuesioner Amatan
Mengisi hasil amatan menurut ketentuan
Contoh
Kegiatan kelas setiap lima detik. Beri tanda  pada pilihan yang sesuai
1 = keheningan
2 = guru berceramah
3 = guru bertanya
4 = siswa bertanya
5 = guru menjawab
6 = siswa menjawab
7 = kegaduhan

28
D. Keterampilan Statistika
1. Rerata dan Proporsi Data Dikotomi Rerata =
proporsi
Pada data
dikotomi
Yang
ditonjolkan
Rerata data
adalah proporsi
dikotomi

Rumus

29
30
2. Variansi dan Simpangan Baku Data Dikotomi

31
32
3. Rerata Politomi

Rumus :

33
34
4. Variansi dan Simpangan Baku Politomi
Rumus Variansi

Rumus Simpangan Baku

35
36
5. Variansi Maksimum
⦁ Variansi nilai maksimum dapat ditentukan jika ada N
sekor memiliki nilai maka variansi maksimum
dicapai sekor itu terpolarisasi.

0,5 N memiliki nilai terendak


0,5 N memiliki nilai tertinggi

⦁ Rumus Variansi

37
Contoh

Ada N sekor membentang dari 1, 2, …, sampai k.


Variansi maksimum tercapai pada saat
0,5 N adalah sekor 1
0,5 N adalah sekor k

Variansi maksimumnya adalah

38
39
40
BAB
CARA DAN
HASIL
UKUR
41
A. Cara Ukur dan Pengumpulan Data
1. Komponen Cara Ukur
⦁ Prosedur
⦁ Kondisi Waktu
⦁ Kondisi Tempat
⦁ Keediaan Tanggapan
⦁ Ketercapaian Tanggapan
⦁ Jenis Tanggapan

Kompnen ini dapat memperluas kualitas ukur

42
2. Karakteristik Komponen Cara Ukur

Prosedur
⦁ Pengukuran serentak atau responden demiresponden
⦁ Responden mendatangi pengukur atau pengukur
mendatangi responden
⦁ Pengukuran langsung atau melalui media

43
Kondisi Waktu
⦁ Ada waktu yang menyenangkan bagi responden
⦁ Ada waktu yang kurang menyenangkan
⦁ Ada waktu yang cukuo atau tidak cukup untuk
tanggapan

Kondisi Tempat
⦁ Ada tempat yang nyaman bagi responden
⦁ Ada tempat yang tidak nyaman

44
Kesediaan Tanggapan
⦁ Ada responden yang bersedia memberi tanggapan
⦁ Ada responden yang tidak bersedia memberi
tanggapan
⦁ Ada resonden yang memberi tanggapan yang biasa

45
Ketercapaian Tanggapan
⦁ Ada tanggapan yang mencapai akhir alat ukur
⦁ Ada tanggapan yang tidak sampai akhir alat ukur
⦁ Ada bagian yang tdak ditanggapi oleh responden

Jenis Tanggapan
⦁ Ada Tanggapan Ujian
⦁ Ada Tanggapan Survei

46
3. Pengukuran Bersamaan

Prosedur Ukur
⦁ Responden berkumpul di suatu tempat
⦁ Secara serentak atau secara bergilir responden
memberi tanggapan
⦁ Pengukuran mencakup
Menjawab ujuan atau mengisi kuisioner
Mengukur di Laboratorium
Mengukur di Lapangan

47
Keunggulan
⦁ Pengukuran dapat dilakukan dengan cepat
⦁ Tanggapan responden biasanya terkumpul secara
lengkap

Kelemahan
⦁ Tidak selalu dapat dilakukan pada survei

48
4. Pengukuran Melalui Wawancara Langsung

Prosedur
⦁ Wawancara tatap muka dengan pewawancara mengisi
kuisioner
⦁ Wawancara melalui telepon dengan pewawancara
mengisi kuisioner

49
Keunggulan
⦁ Hampir semua responden memberi tanggapan
⦁ Bila perlu, pewawancara dapat memberi penjelasan
tentang pertanyaan di kuesioner
Kelemahan
⦁ Wawancara tatap muka : mahal dan lambat
⦁ Wawancara telepon : hanya pada responden yang
terjangkau oleh telepon.
⦁ Ada kemungkinan tanggapan menjadi bias karena
terpengaruh oleh penjelasan pewawancara.

50
5. Pengukuran Melalui Media

Prosedur
⦁ Ada media surat, biasanya dengan amplop balasan
yang sudan beralamat dan berperangko
⦁ Ada media faksimili
⦁ Ada mesia internet

51
Kunggulan
⦁ Biaya relatife murah

Kelemahan
⦁ Pengalaman menunjukkan bahwa biasanya kurang dari
30% yang menanggapi.

Strategi
⦁ Disusul dengan surat imbauan
⦁ Disertakan hadiah di dalam surat

52
6. Pengukuran Melalui Pengamatan dan Penilaian

Prosedur
⦁ Pengukuran dilakukan oleh pengamat atau penilai,
biasanya dengan pengisian borang.
⦁ Biasanya menggunakan lebih dari seorang pengamat

53
Keunggulan
⦁ Tidak mengganggu subyek
⦁ Dapat menghindari tanggapan bias dari respinden.

Kelemahan
⦁ Perlu melatih pengamat dan penilai untuk
memahami kriteria pengukuran
⦁ Perlu memeriksa kecocokan di antara pengamat dan
penilai (reliabilitas)

54
B. Pengumpulan Data
1. Maksud Pengumpulan Data

Uji Coba Alat Ukur


⦁ Pengukuran pada uji coba kepada responden setara
dalam rangka perbaikan alat ukur.
⦁ Dapat dilakukan berkali-kali sampai diperoleh alat
ukur yang baik

55
Pengukuran Sesungguhnya
⦁ Pengukuran diterapan kepada responden sesungguhnya
untuk mengumpulkan data
⦁ Jika perlu dilakukan pengkodean data
⦁ Biasanya data disusun ke dalam table menurut
keperluan.

56
SASARAN UKUR:
ATRIBUT

KONSTRUKSI
SKALA UKUR
ALAT UKUR

PERBAIKAN ALAT UKUR


ALAT UKUR HASIL KONSTRUKSI

VALIDITAS
RENDAH ISI
TINGGI
ALAT UKUR
SEMENTARA

PERBAIKAN SASARAN UKUR:


ALAT UKUR RESPONDEN UJI COBA
(SETARA)

ANALISIS BUTIR HASIL UKUR UJI COBA

RELIABILITAS
RENDAH UJI COBA
TINGGI
BANK BUTIR ALAT UKUR DIPAKAI

CARA UKUR

SASARAN UKUR:
RESPONDEN

HASIL UKUR

RELIABILITAS NILAI ANALISIS 57


KETIMPANGAN
2. Data Responden dan Butir
Tanggapan Responden
⦁ Tanggapan responden biasanya dilakukan pada butir
menghasilkan sekor (data) yang paling sederhana.
⦁ Sekor satu responden pada satu butir adalah sekor-satuan

58
⦁ Susunan Sekor
1 responden N butir
M responden 1 butir
M responden N butir

59
3. Harga Sekor-Satuan
⦁ Pada skala dikotomi, harga sekor-satuan hanya ada dua
harga, biasanya
0 dan 1
⦁ Pada skala politomi, harga sekor-satuan, lebih dari dua
harga, misalnya
1 sampai 5
1 sampai 7
0 sampai 10
1 sampai 11
0 sampai 100

60
4. Preosedur Pensekoran
Melalui Kunci Jawaban
⦁ Sekor-satuan diberikan berdasarkan kecocokan dengan
kunci jawaban
⦁ Kunci jawaban dapat berbentuk jawaban betul-salah dan
dapat berbentuk jawaban terbaik

Melalui harga pada skala kiraan


⦁ Sekor-satuan diberikan berdasarkan harga atau koding
untuk pilihan yang dipilih pada skala kiraan

61
Melalui penilaian secara analitik
⦁ Penilai memberikan nilai pada komponen penilaian
dan kemudian dijumlahkan

Melalui penilaian secara holistic


⦁ Penilaian memberikan nilai sekaligus terhadap
keseluruhan penilaian

62
C. Matriks Sekor
1. Pembentukan Matriks Sekor
⦁ Matriks sekor terbentuk melalui sejumlah responden
yang mengerjakan sejumlah butir
⦁ Di dalam matriks sekor terdapat sekor-satuan dari
setiap butir yang dilakukan oleh setiap responden

63
2. Notasi pada Matriks Sekor
⦁ Notasi Responden
M = banyaknya reponden
g atau h = indeks untuk responden, misalnya
responden ke-g
responden ke-h
⦁ Notasi Butir
N = banyaknya butir
i atau j = indeks untuk butir, misalnya
butir ke-i
butir ke-j

64
⦁ Notasi Sekor Satuan
X atau Y = sekor satuan
Sekor satuan dapat diikuti oleh indeks responden
dan indeks butir
Misalnya

65
66
67
68
69
70
4. Jenis Sekor pada Matriks Sekor
⦁ Sekor-Satuan
Sekor pada satu butir yang diperoleh dari satu responden
⦁ Sekor Responden
Sekor pada satu responden dengan semua butir yang
ditanggapinya.
⦁ Kelompok Sekor Responden
Semua sekor responden yang ada di kelompok responden

71
⦁ Sekor Butir
Sekor pada satu butir dengan tanggapan semua
responden

⦁ Kelompok Sekor Butir


Semua sekor butir yang ada di dalam kelompok
butir

72
73
74
D. Keterampilan Statistika
1. Pengertian Probabilitas Peristiwa
Peluang peristiwa itu terjadi
Sisi M = muka B = belakang
koin P = probabilitas

M
P(M) = ½ = 0,5
P(B) = ½ = 0,5
B

Dua koin MM MB BM BB
P(M = 0) = ¼ = 0,25
P(M = 1) = ½ = 0,50
P(M = 2) = ¼ = 0,25

75
Sisi dadu 1 2 3 4 5 6

Umum
N = seluruh unsur
n = unsur peristiwa X
n

76
77
2. Batas Nilai dan Jumlah Probabilitas
 Batas Nilai Probabilitas

78
⦁ Jumlah Nilai Probabilitas (Kumulasi)

Pada umumnya dengan

s = sukses g = gagal

P(s) = p p+q=1
P(g) = q (seluruh peristiwa)

sehingga

p=1–q q=1-p

79
80
BAB
Sekor Responden

81
A. Sekor pada Responden
1. Jenis Sekor
⦁ Sekor-Satuan
Adalah sekor pada satu butir dari satu responden, misal : butir ke-i
dari responden ke-g maka penulisannya Xgi
⦁ Sekor Responden
Seluruh sekor-satuan dari satu responden dalam berbagai bentuk
penyajiannya
⦁ Kelompok Sekor Responden
Sekor dari semua responden pada suatu kelompok responden
dalam berbagai bentuk penyajiannya

82
2. Letak Sekor Responden pada Matriks Sekor

83
3. Bentuk Penyajian Sekor Responden
a. Bentuk Penyajian
Sekor-satuan dari satu reponden, misalnya responden ke-g, dapat disajikan
dalam berbagai bentuk, termasuk bentuk statistik, mencakup :
⦁ Sekor-satuan
⦁ Jumlah sekor satuan
⦁ Rerata dan variansi sekor satuan
⦁ Media dan jarak interkuartil sekor satuan
⦁ Modus sekor satuan
⦁ Frekuensi komponen sekor satuan
⦁ Proporsi komponen sekor satuan
⦁ Persentase komponen sekor satuan
84
b. Sekor Dikotomi
Pada responden ke-g
⦁ Sekor-satuan

85
c. Sekor Politomi
Pada responden ke-g

86
B. Sekor-Satuan
1. Sekor-satuan Dikotomi

87
2. Sekor-Satuan Politomi

88
C. Sekor Jumlah
1. Jumlah semua sekor-satuan
⦁ Untuk responden ke-g

⦁ Sekor responden jumlah sekor satuan ini banyak digunakan terutama pada
ujian namun digunakan juga pada survey.
⦁ Sekor ini bergantung pada banyaknya butir di dalam pengukuran, makin
banyak butir maka makin besar sekor maksimumnya.

89
90
2. Jumlah Sekor-Satuan pada Skala Thurstone
Untuk responden ke-g
Dengan Xgi sebagai
Butir yang dipilih (dicentang) oleh responden.
Sekor satuan adalah nilai butir pada skala Thurstone

91
3. Jumlah Sekor-Satuan pada Subsekor
Adakalanya kita hanya ingin memperoleh sekor responden dari sebagian sekor-
satuan. Jumlah sekor responden ini dikenal sebagai
subsekor responden.

Subsekor responden yang banyak digunakan adalah :


⦁ Subsekor dari butir dengan nomor urut ganjil, disebut subsekor ganjil.
⦁ Subsekor dari butir dengan nomor urut genap, disebut subsekor genap.

92
93
D. Sekor Responden pada Jawaban Terkaan
1. Sekor Dengan Penalti
a. Dasar Penalti
Pada ujian jawaban pilihan ganda (termasuk jawaban betul salah), mungkin saja
responden menjawabnya melalui terkaan.

Terkaan responden ini diberi penalti dengan mengurangi sekor. Indikator terkaan
adalah jawaban salah sehingga jawaban salah dikenakan penalti

Jawaban pada butir (sekor satuan)


⦁ Betul sekor 1
⦁ Tidak menjawab sekor 0
⦁ Salah sekor penalti
b. Besarnya Penalti
Jika jawaban semua butir hanya terkaan, maka sekor responden
seharusnya 0
A= 0

Jika banyaknya pilihan pada jawaban pilihan ganda adalah n, sedangkan


seluruhnya terdapat N butir, maka probabilitas menjawab butir melalui
terkaan adalah

betul : N butir salah : N


N butir
n
n
Dengan penalti sebesar 1
 untuk tiap butir salah, maka seluruh penalti adalah
x

1 N
 N  
x n 
Karena jawaban betul – jawaban salah = 0, maka

N 1 N 
 N    0 sehingga
n x n 
Nx  Nn  N dan
x  n 1
1
Penalti menjadi 
n 1
c. Sekor Responden
dengan
X
Ag  X b 
n 1
s
Xb = jawaban betul,
Xs = jawaban salah
n = banyak pilihan jawaban

Contoh 22
Pada jawaban pilihan ganda dengan n = 5 pilihan
1
A1  12   10  9,5
5 1
Res Jawaban pada butir 1
1 11111–011100–0–0011100010 A2  12   8  10
5 1
2 111000-0011-1-0011-1-1110 1
3 001-1—111000-11111-000000 A3  10   11  7,25
5 1
4 11111111-010100010-001101 1
A4  13   9  10,75
5 1
Usul E.B. Little
E.B. Little mengusulkan agar penalti diperingan menjadi separuhnya,
karena:
⦁ Sekor responden menjadi terlalu rendah bagi mereka yang
tidak terbiasa dengan bahan ujian
⦁ Sekor responden menjadi terlalu tinggi bagi mereka yang
sudah terbiasa dengan bahan ujian

Menurut E.B. Little, sekor responden pada penalti menjadi


1
Ag  X b 
2( n  1)
 Xs

Xb = jawaban betul, Xs = jawaban salah


n = banyaknya pilihan jawaban
2. Sekor Dengan Kompensasi
a. Dasar Kompensasi
⦁ Responden yang menjawab dengan terkaan memiliki
peluang untuk menjawab betul

⦁ Responden yang tidak menerka akan tidak memberi


jawaban

⦁ Untuk menyamakan dengan mereka yang menerka,


responden yang tidak menerka dapat diberi kompensasi
sehingga memperoleh sekor yang sama
b. Besarnya kompensasi

⦁ Jika responden menerka semua butir, maka peluang jawaban


betul menghasilkan sekor
N
Ag 
n

⦁ Mereka yang tidak menerka, tidak menjawab sebanyak N


butir, diberi kompensasi sehingga sekor menjadi sama. Ini
berarti bahwa butir N
Nx  yang tidak dijawab diberi kompensasi
sehingga
n
sebesar x 1
x
n
c. Sekor responden

Xt
Ag   X b  
n

dengan Xb = jawaban betul, Xt = tidak dijawab


n = banyaknya pilihan jawaban

Contoh 23
Pada jawaban pilihan ganda dengan n = 5 pilihan

Res Jawaban pada butir


1 11111–011100–0–0011100010

3
A1  12   12,6
5
E. Sekor Rerata dan Variansi
1. Pada Skala Dikotomi

• Pada skala dikotomi, rerata sama dengan proporsi.


Pada sekor responden, proporsi biasanya dinyatakan dengan .

• Untuk responden
N ke-g,
X gi
Ag
g  i 1

N N
Ag  N g

Xgi = sekor-satuan ke-i pada responden ke-g


N = banyaknya sekor satuan (butir)
Contoh 25

11
1   0,44
N

X gi
Ag 25
g  i 1

N N  12  (0,44)( 0,56)  0,2464
Ag  N g

16
2   0,64
2g = g(1–g) 25
 22  (0,64)( 0,36)  0,2304

7
3   0,28
25
 32  (0,28)( 0,72)  0,2016
2. Pada Skala Politomi
• Rerata untuk responden ke-g,

X gi
Ag
g  i 1

N N
Ag  N g

2
 N 
N
  X gi  Xgi = sekor satuan ke-i pada responden ke-g
 2
X gi   i 1  N = banyaknya sekor-satuan (butir)
• Variansi N
 g  iuntuk
2 1 responden ke-g, Ag = sekor responden (jumlah)
N

2 2
⦁ Contoh 30

X gi
Ag
g  i 1

N N
Ag  N g

2
 N 
N
  X gi 
X 2
gi   i 1 
N
 2
g  i 1
N
F. Kelompok Sekor Responden

1. Letak Kelompok Sekor

• Kelompok sekor responden adalah semua sekor responden yang ada di dalam kelompok responden

• Sekor responden yang dibicarakan di sini adalah sekor responden berbentuk jumlah sekor-satuan
pada responden itu

• Letak kelompok sekor responden pada matriks sekor adalah pada lajur A g

• Kita dapat menyajikan kelompok sekor responden ini dalam bentuk statistik
2. Distribusi Kelompok Sekor Responden

Distribusi sekor responden adalah penyebaran sekor berdasarkan frekuensi


atau proporsi

Bergantung kepada komposisi ada berbagai macam bentuk distribusi

Bentuk distribusi ditentukan oleh hubungan di antara kemampuan responden dengan kesukaran butir

Butir: terlalu sukar, terlalu mudah


Butir: dapat atau kurang dapat membedakan kemampuan responden
Responden: kurang mampu, sangat mampu
Respenden: dari kelompok kemampuan berbeda
3. Rerata dan Variansi Kelompok Sekor Responden
• Rerata
M

A
g 1
g

A 
M

• Variansi 2
 M 
  Ag 
M  
 Ag   
2 g 1

g 1 M
 A2 
M
Ag = Sekor responden (Jumlah)
M = Banyaknya responden

• Gunakan kalkulator elektronik


Contoh 35

A
g 1
g

A 
M
2
 M 
  Ag 
M  
 Ag   
2 g 1

g 1 M
 A2 
M
G. Keterampilan Statistika
1. Nilai Simpangan dan Nilai Baku
Nilai simpangan x
⦁ Simpangan sekor terhadap rerata kelompoknya (X )
⦁ Sekor di bawah rerata memiliki simpangan negatif
⦁ Sekor sama dengan rerata memiliki simpangan nol
⦁ Sekor di atas rerata memiliki simpangan positif
x = X – X

Nilai Baku Linier zX


⦁ Nilai baku adalah nilai simpangan dinyatakan dengan satuan simpangan baku (X)

x X  X
zX  
X X
X   X zX  X
2. Tranfsormasi Baku

Ciri Transformasi Baku


⦁ Mengubah bentuk dari bentuk pada sistem X ke bentuk pada sistem Y, atau sebaliknya
⦁ Hakikat tidak berubah, sehingga hakikatnya pada sistem X adalah sama dengan hakikatnya pada
sistem Y
⦁ Pada transformasi baku, hakikatnya adalah nilai baku, sehingga nilai bakunya pada sistem X
adalah sama dengan nilai bakunya pada sistem Y

Dalam bentuk rumus


X  X Y  Y

X Y
zX = zy, atau

Y  Y ( X   X )  Y
X
Thanks!
Any questions?

117

Anda mungkin juga menyukai