Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

IPA DASAR 1
MEKANISME PERNAPASAN

KELOMPOK 5:

1. Susanti (18312241042)
2. Muhammad Angga Yudistira (18312241043)
3. Endah Rachmatiningrum Mutia (18312241048)
4. Aviani Ramadhanti Pramudyatna (18312241063)
5. Zulfa Maulida (18312241067)
KELAS P.IPA C 2018

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
A. Judul

Mekanisme pernapasan

B. Tujuan

1. Mengetahui mekanisme udara masuk dan keluar dari paru-paru.

2. Mengetahui mekanisme pernapasan dada.

3. Mengetahui mekanisme pernapasan perut.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana agar udara masuk dan keluar dari paru-paru?

2. Bagaimana mekanisme pernapasan dada?

3. Bagaimana mekanisme pernapasan perut?

D. Hipotesis

1. Udara dari lingkungan luar dapat masuk ke dalam paru-paru karena terdapat perbedaan
tekanan antara lingkungan luar dengan tekanan dalam paru-paru. Peningkatan ukuran
rongga dada menyebabkan udara masuk di dalam paru-paru dan sebaliknya.

2. Pernapasan dada

Mekanisme inspirasi : otot antar tulang rusuk berkontraksi - tulang rusuk terangkat -
tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan dengan tekanan udara luar -
udara masuk ke dalam paru-paru.

Mekanisme ekspirasi : otot antar tulang rusuk berelaksasi - tulang rusuk menurun -
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar -
udara keluar dari paru-paru.

3. Pernapasan perut

Mekanisme inspirasi : diafragma berkontraksi - diafragma mendatar - paru paru


mengembang - tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara
luar - udara masuk ke dalam paru-paru.
Mekanisme ekspirasi : otot diafragma relaksasi - diafragma melengkung - paru-paru
mengempis - tekanan udara di dalam paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan udara
luar - udara keluar dari paru-paru.

E. Dasar Teori

Sistem pernapasan dibentuk oleh beberapa struktur. Seluruh struktur tersebut terlibat
dalam proses respirasi eksternal yaitu proses pertukaran oksigen (O2) antara atmosfer dan darah
serta pertukaran karbondioksida (CO2) antara darah dan atmosfer (Ray E, 2014:1).

Sistem pernapasan memiliki peran sangat penting mempengaruhi aktivitas dan


kehidupan. Pernapasan adalah peristiwa menghirup udara dari luat yang mengandung oksigen ke
dalam tubuh serta menghembuskan udara mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksida
ke luar tubuh. Fungsi dari pernafasan adalah menjamin ketersediaan oksigen bagi kelangsungan
metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida hasil metabolisme sel (Agustin, et
all, 2016:14).

Saluran pernapasan atau tractus respiratorius adalah bagian tubuh manusia yang
berfungsi sebagai tempat lintasan dan tempat pertukaran gas yang diperlukan untuk proses
pernapasan. Saluran pernapasan terdiri dari hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan
bronkiolus. Udara mengalir ke dalam paru-paru melalui batang tenggorok (Trakea). Udara
tersebut kemudian melewati cabang-cabang saluran udara yang disebut bronki, menuju sebaran
ranting-ranting udara (bronkiole) hingga ke jutaan kantong udara kecil-kecil yang disebut
alveoli. Pada trakea dan bronkus yang tidak ditempati lembaran tulang rawan, dindingnya
ditempati oleh otot polos. Dinding bronkiolus hampir semuanya terdiri dari otot polos, dengan
perkecualian pada bronkiolus yang saling terminal disebut bronkiolus respiratorius yang hanya
mempunyai beberapa serabut otot polos. Banyak penyakit obstruktif paru yang menimbulkan
penyempitan bronkiolus (Saminam, 2016:36).

Gambar 1.1 Sistem Pernapasan (Irman Somantri, 2008:12).


Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot.
Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertikal. Penaikan
iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan oleh kontraksi otot interkostalis meluaskan rongga dada
ke kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-pari yang bersifat elastik mengembang untuk
mengisi ruang yang membesar itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Pada
ekspirasi, udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempes kembali,
disebabkan sifat elastik paru-paru itu, Gerakan ini adalah proses pasif (Evelyn C. Pearce,
2016:223).

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut. Fase inspirasi: Fase ini berupa berkontraksinya
otot antar tulang rusuk (otot interkostalis eksternal) dan relaksasinya otot interkostalis internal,
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi: Fase ini
merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk (otot interkostalis eksternal) ke
posisi semula dan kontraksinya otot interkostalis internal, yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida
keluar (Muhammad Noor, 2012:34).

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas


diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan perut dapat
dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut. Fase Inspirasi: Pada fase ini diafragma
berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi
kecil sehingga udara luar masuk. Fase Ekspirasi: Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya
diafragma kembali ke posisi semula (mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan
menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru. (Muhammad Noor, 2012:35).

Pernapasan dada terjadi karena otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk
terangkat, akibatnya volume rongga dada membesar. Pengembangan rongga dada membuat
tekanan dalam rongga dada mengecil dan paru-paru mengembang. Pada saat paru-paru
mengembang tekanan udara diluar lebih besar daripada didalam paru-paru, akibatnya udara masuk.
Sebaliknya saat otot antar tulang rusuk berelaksasi tulang rusuk turun, akibatnya volume rongga
dada mengecil, sehingga tekanan didalamnya membesar pada keadaan ini paru-paru mengempis
sehingga udara keluar (Saminan, 2016:36).

Pernapasan perut terjadi karena gerakan diafragma, jika otot diafragma berkonstruksi
rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Akibatnya, udara masuk kedalam paru-paru,
saat otot diafragma relaksasi diafragma kembali kekeadaan semula, rongga dada menyempit
mendorong paru-paru mengempis, sehingga udara dari paru-paru akan keluar (Saminan, 2016:36).
F. Alat dan Bahan

1. Soldir 5. Sedotan

2. Gunting 6. Benang

3. Toples 7. Lem tembak

4. Balon 8. Selotip

G. Langkah Percobaan

1. Persiapan

Merekatkan tiga sedotan dengan lem tembak lalu memasukkan balon pada ujung 2
sedotan.

Merekatkan 2 balon dengan ujung sedotan menggunakan benang.

Melubangi bagian bawah toples menggunakan soldir hingga


ujung sedotan bisa masuk.

Memasukkan sedotan beserta balon dari bagian bawah ke atas.

Menutup lubang sekitar sedotan menggunakan lem tembak.

Menggunting mulut balon dan mengambil bawahnya.

Menempelkan balon tersebut ke bagian atas toples menggunakan selotip.


2. Percobaan

a. Pernapasan dada

Menekan tubuh toples dan mengamati kejadian tersebut.

Melepaskan tekanan dan mengamati kejadian.

Mencatat hasil percobaan.

b. Pernapasan perut

Menarik balon pada bagian bawah dan mengamati


kejadian.

Melepaskan tarikan dan mengamati kejadian.

Mencatat hasil percobaan.

H. Skema Alat
I. Tabulasi Data

No Jenis Tekanan
. Pernapasan Udara Udara di Otot Diafragma Rongga Dada
Dalam

Masuk Keluar Besar Kecil Kontrak Relaksa Kontrak Relaksas


si si si i

1. Pernapasan
Dada

a. Inspirasi v v v

b. Ekspirasi v v v

2. Pernapasan
Perut

a. Inspirasi v v v

b. Ekspirasi v v v

Deskripsi Data

I. Pernapasan Dada
i. Inspirasi
Ketika praktikan tidak menekan atau meremas toples (di biarkan),
balon mengembang karena udara masuk. Udara masuk karena volume
toples lebih besar sehingga tekanan lebih kecil dan udara mengalir masuk.

ii. Ekspirasi
Ketika praktikan menekan tubuh toples, balon akan mengempis
karena udara keluar. Hal ini dikarenakan tekanan udara di dalam toples
lebih besar daripada tekanan di luar.

II. Pernapasan Perut


i. Inspirasi
Ketika posisi balon yang berada di bawah dalam kondisi mendatar,
balon membesar (mengembang), hal ini dikarenakan udara mengalir
masuk sebab tekanan udara di dalam toples lebih kecil daripada di luar
toples.
ii. Ekspirasi
Ketika praktikan menekan ke atas balon yang berada di bawah,
maka balon mengempis. Hal ini dikarenakan udara mengalir keluar sebab
tekanan udara di dalam toples lebih besar.

Gambar Data

I. Pernapasan Dada
Inspirasi Ekspirasi

II. Pernapasan Perut


Inspirasi Ekspirasi

J. Pembahasan

Pada percobaan dengan judul “Mekanisme Pernapasan” yang dilakukan pada hari
Selasa, 11 Desember 2018 bertempat di Laboratorium IPA FMIPA UNY ini bertujuan untuk
mengetahui mekanisme udara masuk dan keluar dari paru-paru, mengetahui mekanisme
pernapasan dada, dan untuk mengetahui mekanisme pernapasan perut. Alat dan bahan yang
diperlukan dalam percobaan ini diantaranya soldir, gunting, toples, balon, sedotan, benang,
lem tembak, dan selotip. Prosedur percobaan yaitu yang pertama yakni persiapan. Untuk
membuat desain percobaan yang sesuai dengan skema alat, kita mula-mula merekatkan 3
sedotan dengan lem tembak, lalu memasukkan balon berukuran sedang pada kedua ujung
sedotan. Kemudian, merekatkan 2 balon dengan ujung sedotan menggunakan benang.
Setelah itu, melubangi bagian bawah toples menggunakan soldir hingga ujung sedotan bisa
masuk. Lalu, praktikan memasukkan sedotan beserta balon dari bagian bawah ke atas.
Menutup lubang sekitar sedotan menggunakan lem tembak. Kemudian, menggunting mulut
balon dan mengambil bawahnya, lalu, menempelkan balon tersebut ke bagian atas toples
menggunakan selotip.
Prosedur kedua yaitu melakukan percobaan. Pertama kali praktikan hendak
melakukan percobaan mekanisme pernapasan dada. Mula-mula, praktikan menekan tubuh
toples dan mengamati kejadian tersebut. Kemudian, melepaskan tekanan dan mengamati
kejadian. Dan setelah itu, mencatat hasil percobaan. Untuk percobaan yang kedua, yakni
mekanisme pernapasan perut. Mula-mula, praktikan menarik balon pada bagian bawah dan
mengamati kejadian. Kemudian, melepaskan tarikan dan mengamati kejadian. Dan setelah
itu, mencatat hasil percobaan.

Mekanisme Pernapasan Dada

Pada percobaan inspirasi pernapasan dada, praktikan menekan badan toples lalu
melepaskannya. Pelepasan tekanan ini menyebabkan volume toples lebih besar dan tekanan
udara di dalam toples lebih kecil daripada lingkungan di luar toples sehingga udara mengalir
ke dalam toples. Masuknya udara ditunjukkan oleh kedua balon yang mengembang karena
terisi udara. Kondisi ini mensimulasikan keadaan otot tulang rusuk yang kontraksi. Ketika
otot tulang rusuk kontraksi, maka volume rongga dada menjadi membesar. Karena
volumenya membesar, maka tekanan di dalam paru-paru mengecil dan menyebabkan udara
mengalir masuk ke paru-paru. Masuknya udara ke paru-paru akibat gerakan otot tulang rusuk
tersebut disebut mekanisme inspirasi. Hal ini sesuai dengan teori, Fase inspirasi: Fase ini
berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk (otot interkostalis eksternal) dan relaksasinya
otot interkostalis internal, sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen
masuk(Muhammad Noor, 2012:34).
Pada percobaan ekspirasi pernapasan dada, mula mula praktikan menekan badan
toples. Penekanan ini menyebabkan volume toples lebih kecil dan tekanan udara di dalam
toples lebih besar daripada lingkungan di luar toples sehingga udara mengalir keluar toples.
Keluarnya udara ditunjukkan oleh kedua balon yang mengempis karena udara yang ada
dalam balon keluar. Penekanan ini mensimulasikan keadaan otot tulang rusuk yang relaksasi.
Ketika otot tulang rusuk relaksasi, maka volume rongga dada menjadi mengecil. Karena
volumenya mengecil, maka tekanan di dalam paru-paru membesar dan menyebabkan udara
mengalir keluar paru-paru. Keluarnya udara dari paru-paru akibat gerakan otot tulang rusuk
tersebut disebut mekanisme ekspirasi. Hal ini sesuai dengan teor, fase ini merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk (otot interkostalis eksternal) ke posisi
semula dan kontraksinya otot interkostalis internal, yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk
sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada
menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya
karbon dioksida keluar (Muhammad Noor, 2012:34).

Mekanisme Pernapasan Perut

Pada percobaan inspirasi pernapasan perut, praktikan tidak melakukan apapun pada
toples, dan membiarkan kondisi balon yang berada di bawah tetap mendatar. Hal ini
menyebabkan volume di dalam toples lebih besar dan tekanan udara di dalam toples lebih
kecil daripada lingkungan di luar toples sehingga udara mengalir ke dalam toples. Masuknya
udara ditunjukkan oleh kedua balon yang mengembang dan dalam kondisi mendatar karena
terisi udara. Kondisi ini mensimulasikan diafragma berkontraksi, akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai
berikut. Fase Inspirasi: Pada fase ini diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk. Fase
Ekspirasi: Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya diafragma kembali ke posisi semula
(mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya
udara keluar dari paru-paru. (Muhammad Noor, 2012:35).
Pada percobaan ekspirasi pernapasan perut, praktikan mensimulasikannya dengan
cara menekan ke atas balon yang berada di bawah. Penekanan ini menyebabkan
berelaksasinya diafragma kembali, dengan kondisi balon yang mengempis. Hal ini
dikarenakan rongga dada mengecil, dan tekanan di dalam toples menjadi lebih besar. dan
pada akhirnya, udara keluar dari paru-paru.

K. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dengan judul “Mekanisme Pernapasan” dapat diambil
kesimpulan bahwa:

1. Udara dari lingkungan luar dapat masuk ke dalam paru-paru karena terdapat perbedaan
tekanan antara lingkungan luar dengan tekanan dalam paru-paru. Peningkatan ukuran
rongga dada menyebabkan udara masuk di dalam paru-paru dan sebaliknya.

2. Pernapasan dada

Mekanisme inspirasi : otot antar tulang rusuk berkontraksi - tulang rusuk terangkat -
tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan dengan tekanan udara luar -
udara masuk ke dalam paru-paru.

Mekanisme ekspirasi : otot antar tulang rusuk berelaksasi - tulang rusuk menurun -
tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar -
udara keluar dari paru-paru.

3. Pernapasan perut

Mekanisme inspirasi : diafragma berkontraksi - diafragma mendatar - paru paru


mengembang - tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara
luar - udara masuk ke dalam paru-paru.

Mekanisme ekspirasi : otot diafragma relaksasi - diafragma melengkung - paru-paru


mengempis - tekanan udara di dalam paru-paru lebih besar dibandingkan tekanan udara
luar - udara keluar dari paru-paru.
L. Daftar Pustaka

Saminam. 2016. Efek Obstruksi Pada Saluran Pernapasan Terhadap Daya Kembang Paru.
Jurnal diunduh dari http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/viewFile/5010/4441
pada 16 Desember 2018 pukul 20.00 WIB.
Agustin, et al. 2016. Menentukan Karakteristik Dinamika Fluida pada Laju Aliran
Pernapasan Upper Respiratory Airway Para Perokok Aktif. Jurnal diunduh dari
https://jurnal.uns.ac.id/prosidingsnfa/article/download/4492/3912 pada 16 Desember
2018 pukul 19.45 WIB.
Ali, Muhammad Noor bin. 2012. Pengaruh Relaksasi Pernapasan Terhadap Penignkatan
Konsentrasi Diri Mahasiswa Semester VIII Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas Dakhwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Diunduh dari
http://digilib.uinsby.ac.id/9680/3/bab%204.pdf Pada 16 Desember 2018 Pukul 20.05
WIB.
Ray E, et al. 2014. Forced Expiratory Volume in One Second (FEV-1) pada Penduduk yang
Tinggal di Dataran Tinggi. Jurnal diunduh dari
https://media.neliti.com/media/publications/68662-ID-none.pdf pada 16 Desember
2018 pukul 20.10 WIB.
Irman Somantri. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.
Evelyn C. 2016. Anatomi dan Fisiologi U.Ps. Jakarta: Gramedia.
M. Lampiran
1) Pernapasan Dada
Inspirasi Ekspirasi

2) Pernapasan Perut
Inspirasi Ekspirasi

Anda mungkin juga menyukai