Anda di halaman 1dari 21

PERNIKAHAN

Kelompok 10 :
1. Adelia Putri Hermayanti (191040400263)
2. Dewi Sinta (191040400293)
Pengertian dari pernikahan

• Pernikahan dalam islam diartikan sebagai berkumpulnya atau


menyatunya sepasang laki-laki dengan perempuan melalui akad
nikah dan memenuhi syarat-syarat pernikahan serta rukun nikah yang
berlaku dinataranya adanya calon mempelai pria dan wanita, wali
nikah atau akad nikah.
• Pengertian pernikahan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan, perkawinan yaitu ikatan lahir batin antara
seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pengertian Perkawinan

• Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk
hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang
meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai
dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud untuk
membentuk keluarga.

• Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa berbeda-
beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep perselingkuhan sebagai
pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani dengan maksud untuk membentuk
keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan pernikahan.

• Menurut Etimologi Perkawinan adalah kata benda turunan dari kata kerja dasar kawin; kata itu
berasal dari kata jawa kuno ka-awin atau ka-ahwin yang berarti dibawa, dipikul, dan diboyong; kata ini
adalah bentuk pasif dari kata jawa kuno awin atau ahwin; selanjutnya kata itu berasal dari kata vini
dalam Bahasa Sanskerta
Syarat - Syarat Sah Pernikahan
Syarat untuk suami
1.Islam
2.Lelaki yang tertentu
3.Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri
4.Mengetahui wali yang sebenar bagi akad nikah tersebut
5.Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
6.Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam satu masa
7.Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dikawini adalah sah dijadikan isteri
Syarat untuk istri
8.Islam
9.Perempuan yang tertentu
10.
Bukan perempuan mahram dengan/untuk suami
11.Bukan seorang khunsa
12.
Bukan istri orang
Wali nikah
1) Laki-laki,
2) Dewasa,
3) Mempunyai hak perwalian atas mempelai wanita, contohnya ayah kandung,
4) Adil,
5) Beragama Islam. Jika ayah kandung beragama non-Islam, maka wali nikah dilimpahkan pada kerabat terdekat
yang seiman,
6) Berakal sehat, dan
7) Tidak sedang berihram haji atau umrah

Saksi nikah
1) Berjumlah dua orang, masing-masing satu dari setiap pihak mempelai,
2) Hadir dalam proses ijab kabul,
3) Mengerti maksud akad nikah,
4) Beragama Islam,
5) Adil, dan
6) Dewasa.

Ijab kabul
1) Diucapkan dengan bahasa yang dipahami oleh mempelai pria, wali nikah, serta saksi.
2) Ucapan jelas terdengar oleh para saksi.
Hak dan Kewajiban Suami dan Istri

Menurut Sayyid Sabiq, hak dan kewajiban suami istri ada


tiga yakni:

1. Hak dan kewajiban istri atas suami


2. Hak dan kewajiban suami atas istri
3. Hak dan kewajiban bersama
Hak-hak istri atas suami Kewajiban istri atas suami
Adapun kewajiban istri atas suami diantaranya:
Adapun hak-hak istri atas suami diantaranya sebagai
berikut:
• Taat dan patuh pada suami
• Pandai mengambil hati suami melalui makanan
• Istri berhak menerima mahar dan minuman
• Hak digauli dengan baik • Mengatur rumah dengan baik
• Berhak menerima nafkah lahir dan batin • Menghormati keluarga suami
• Diperlakukan dengan baik • Bersikap sopan dan penuh senyum pada suami
• Tidak mempersulit suami dan selalu
• Dibimbing dan diajarkan agama yang baik
mendorong suami untuk lebih maju
• Diberi keadilan diantara para istri jika suami • Ridho dan syukur terhadap apa yang diberikan
beristri lebih dari satu suami
• Berhak dimuliakan • Menjaga harta kekayaan suami saat suami
tidak ada di rumah
• Selalu berhemat dan suka menabung atau
dapat mengatur kondisi keuangan keluarga
• Selalu berhias dan bersolek untuk suami
Hak-hak suami atas istri Kewajiban suami atas istri
Kewajiban suami atas istri diantaranya yaitu:
Hak-hak suami terhadap istrinya antara lain:
• Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah
• Suami berhak ditaati dalam hal apapun tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah
dengan syarat larangan atau perintahnya tangga yang penting-penting diputuskan oleh suami istri
tidak mengandung maksiat atau kejahatan secara bersama-sama.
• Istri menjaga dirinya sendiri dan harta suami • Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala
• Menjauhkan diri dari mencampuri sesuatu sesuatu keperluan hidup rumah tangga sesuai dengan
kemampuannya .
yang dapat menyusahkan suami
• Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada
• Tidak bermuka masam dihadapan suami
istrinya dan memberi kesempatan belajar pengetahuan
• Tidak menunjukkan keadaan yang tidak yang berguna dan bermanfaat bagi agama, nusa dan
disukai suam bangsa.
• Suami wajib memberikan nafkah pada istri seperti tempat
kediaman bagi istri, biaya rumah tangga, biaya perawatan
dan biaya pengobatan bagi istri dan anak juga biaya
pendidikan bagi anak.
• Wajib memuliakan istri. Karena dengan memuliakan istri
akan menambah rizki dan Allah akan mencukupkannya.
Hak bersama suami istri
Suami istri memiliki hak yang sama-sama harus dipenuhi bersama. Adapun hak bersama
suami istri tersebut diantaranya ialah:

• Suami istri dihalalkan saling bergaul mengadakan hubungan seksual. Perbuatan ini
merupakan kebutuhan bersama suami istri yang dihalalkan secara timbal balik.
• Hak Saling menikmati satu sama lain. Masing-masing berhak memperoleh kenikmatan yang
diperoleh dari keduanya.
• Hak saling mendapat waris akibat dari adanya ikatan perkawinan yang sah.
• Anak mempunyai nasab yang jelas bagi suami.
• Kedua belah pihak berhak untuk melakukan pergaulan yang baik.
Rukun - Rukun Pernikahan

Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus dipenuhi agar


pernikahan menjadi sah. Rukun nikah dalam islam itu ada
5, yaitu sebagai berikut :
1. Ada mempelai yang akan menikah,
2. Ada wali yang menikahkan,
3. Ada ijab dan kabul dari wali dan mempelai laki-laki,
4. Ada dua saksi pernikahan tersebut,
5. Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.
Hikmah dari pernikahan
• Cara yang halal dan suci untuk menyalurkan nafsu syahwat melalui ini selain lewat
perzinahan, pelacuran, dan lain sebagainya yang dibenci Allah dan amat merugikan.
• Untuk memperoleh ketenangan hidup, kasih sayang dan ketenteraman
• Memelihara kesucian diri
• Melaksanakan tuntutan syariat
• Membuat keturunan yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
• Sebagai media pendidikan
• Mewujudkan kerjasama dan tanggungjawab
• Dapat mengeratkan silaturahim
Tujuan Pernikahan/Perkawinan

• Untuk mendapatkan keturunan


• Untuk meningkat derajat dan status sosial baik pria
maupun wanita
• Mendekatkan kembali hubungan kerabat yang sudah
renggang
• Agar harta warisan tidak jatuh ke orang lain.
Hukum Nikah
Berdasarkan syariat islam dan tuntunan cara pernikahan yang benar maka hukum pernikahan dapat
digolongkan dalam lima kategori yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Hukum pernikahan
tersebut dikategorikan berdasarkan keadaan dan kemampuan seseorang untuk menikah. Sebagaimana
dijabarkan dalam penjelasan berikut ini

1. Wajib

Pernikahan dapat menjadi wajib hukumnya jika seseorang memiliki kemampuan untuk membangun
rumah tangga atau menikah serta ia tidak dapat menahan dirinya dari hal-hal yang dapat
menjuruskannya pada perbuatan zina. Orang tersebut wajib hukumnya untuk melaksanakan pernikahan
karena dikhawatirkan jika tidak menikah ia bisa melakukan perbuatan zina yang dilarang dalam islam.
2. Sunnah

Berdasarkan pendapat para ulama, pernikahan hukumnya sunnah jika seseorang memiliki kemampuan untuk
menikah atau sudah siap untuk membangun rumah tangga akan tetapi ia dapat menahan dirinya dari sesuatu
yang mampu menjerumuskannya dalam perbuatan zina.dengan kata lain, seseorang hukumnya sunnah untuk
menikah jika ia tidak dikhawatirkan melakukan perbuatan zina jika ia tidak menikah. Meskipun demikian, agama
islam selalu menganjurkan umatnya untuk menikah jika sudah memiliki kemampuan dan melakukan pernikahan
sebagai salah satu bentuk ibadah.

3. Haram

Pernikahan dapat menjadi haram hukumnya jika dilaksanakan oleh orang yang tidak memiliki kemampuan atau
tanggung jawab untuk memulai suatu kehidupan rumah tangga dan jika menikah ia dikhawatirkan akan
menelantarkan istrinya. Selain itu, pernikahan dengan maksud untuk menganiaya atau menyakiti seseorang juga
haram hukumnya dalam islam atau bertujuan untuk menghalangi seseorang agar tidak menikah dengan orang
lain namun ia kemudian menelantarkan atau tidak mengurus pasangannya tersebut.
4. Makruh
Pernikahan maksruh hukumnya jika dilaksanakan oleh orang yang memiliki cukup kemampuan atau
tanggung jawab untuk berumahtangga serta ia dapat menahan dirinya dari perbuatan zina sehingga
jika tidak menikah ia tidak akan tergelincir dalam perbuatan zina. Pernikahan hukumnya makruh
karena meskipun ia memiliki keinginan untuk menikah tetapi tidak memiliki keinginan atau tekad yang
kuat untuk memenuhi kewajiban suami terhadap istri maupun kewajiban istri terhadap suami.

5. Mubah
Suatu pernikahan hukumnya mubah atau boleh dilaksanakan jika seseorang memiliki kemampuan
untuk menikah namun ia dapat tergelincir dalam perbuatan zina jika tidak melakukannnya.
Pernikahan bersifat mubah jika ia menikah hanya untuk memenuhi syahwatnya saja dan bukan
bertujuan untuk membina rumah tangga sesuai syariat islam namun ia juga tidak dikhwatirkan akan
menelantarkan istrinya.
Macam - Macam Pernikahan
Ada beberapa macam - macam pernikahan secara universal, diantaranya:
1. Pernikahan poligami
Suatu pernikahan dimana seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, dan ada banyak alasan
yang mendasari bentuk pernikahan ini diantaranya: anak, jenis kelamin anak, ekonomi, status
sosial,dll.
2.Pernikahan eugenis
Suatu bentuk pernikahanyang bertujuan untuk memperbaiki atau memuliakan ras.
3. Pernikahan periodik atau term marriage
Yaitu merencanakan adanya suatu kontrak tahap pertama selama 3-5 tahun, dan kontrak tahap
kedua ditempuh selama 10 tahun, dan perpanjangan kontrak dapat dilakukan untuk
perpanjangan tahap ketiga yang memberikan hak pada kedua pasangan “untuk saling memilki”
secara permanen.
4. Pernikahan percobaan atau trial marriage
Dua orang akan melibatan diri dalam suatu relasi atau hubungan yang sangat intim dan
mencobanya terlebih dahulu selama satu perode tertentu, jika dalam periode itu kedua belah
pihak bisa saling menyesuaikan atau merasa cocok barulah dilakukan ikatan pernikahan yang
permanen.
5. Pernikahan persekutuan
Yaitu pola pernikahan yang menganjurkan dilaksanakannya perkawinan tanpa anak, dengan
melegalisasi keluarga berencana atau KB atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.
Macam - macam pernikahan :
1. Nikah Syighor
Yaitu seorang wali menikahkan putrinya dengan seorang laki-laki dengan tanpa mahar. Point
yang terpenting dalam bentuk pernikahan ini adalah tanpa mahar. Kesepakatan tanpa mahar
ini yang merupakan hal yang bathil. Berkaitan dengan mahar, yang paling berhak
menentukan maharnya adalah pengantin perempuan dan harus diserahkan kepada
pengantin perempuan, bukan walinya.
2. Nikah Badal
Yaitu seorang laki-laki mengadakan perjanjian untuk menyerahkan istrinya kepada orang lain
dan mengambil istri orang lain tu sebagai istrinya dengan memberi sejumlah uang tambahan.
3. Nikah Mut’ah/Kawin Kontrak
Berasal dari kata tamattu’ yang berarti bersenang-senang atau menikmati. Adapun secara
istilah mut’ah berarti seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan memberikan
sejumlah harta tertentu dalam waktu tertentu, pernikahan ini akan berakhir sesuai dengan
batas waktu yang telah di tentukan tanpa talak serta tanpa kewajiban memberi nafkah atau
tempat tinggal dan tanpa adanya saling mewarisi antara keduanya meninggal sebelum
berakhirnya masa nikah mut’ah itu.
Bentuk-bentuk Pernikahan
1) Monogami (mono berarti satu, gamos berarti kawin) yaitu perkawinan antara
satu orang laki-laki dan satu orang perempuan.
2) Poligami (poli berarti banyak) yaitu perkawinan antara satu orang laki-laki atau
wanita dan lebih dari satu wanita atau laki-laki. Dengan kata lain, beristri atau
bersuami lebih dari satu orang. Poligami dibagi menjadi dua yaitu:
3) Poligini, yaitu seorang laki-laki beristri lebih dari satu orang. Poligini sendiri
dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
• Poligini sororat, bila para istrinya beradik-kakak.
• Poligini non-sororat, bila para istrinya bukan beradik-kakak.
4) Poliandri, yaitu seorang istri bersuami lebih dari satu orang. Poliandri dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:
• Poliandri fraternal, bila para suami beradik-kakak.
• Poliandri non-fraternal, bila para suami bukan beradik-kakak. Poliandri
antara lain terdapat pada orang Eskimo, Markesas (Oceania), Toda di India
Selatan dan beberapa bangsa di Afrika Timur dan Tibet.
Tata Cara Pernikahan
1. Khitbah (Peminangan)
Khitbah atau peminangan adalah proses meminta atau bisa disebut melamar yang dilakukan oleh keluarga
laki-laki terhadap keluarga perempuan yang akan ia nikahi nanti. Hal ini dimaksudkan sebagai penegasan
bahwa sang perempuan telah resmi menjadi calon istri dari seorang laki-laki yang artinya jika pinangan
lelaki tersebut diterima oleh pihak keluarga perempuan maka perempuan tersebut tidak boleh dipinang
atau menerima pinangan dari laki-laki lain, kecuali pinangan dari laki-laki pertama dibatalkan secara baik-
baik dan telah diterima oleh kedua belah pihak keluarga.

2. Shalat Istikharah
Setelah pihak laki-laki dan wanita telah saling melihat satu sama lain dalam proses khitbah atau
peminangan, maka sebelum memberikan jawaban untuk menerima atau melanjutkan lamaran tersebut ke
tahap selanjutnya sangat dianjurkan untuk melakukan shalat istikharah bagi keduanya memohon petunjuk
kepada Allah subhana hua ta’ala.

3. Aqad Nikah
Jika prosesi khitbah telah mendapatkan jawaban maka langkah selanjutnya adalah akad nikah yakni
prosesi tersakral dan terinti yang membuat sepasang manusia yang tadinya asing menjadi satu, menjadi
sah dalam ikatan pernikahan yang halal dimana mempelai pria akan mengucapkan ijab qabul terhadap
wali dari mempelai wanita dan akan ditentukan dengan pengesahan dari seluruh saksi serta diakhiri
dengan doa ataupun makan-makan bersama sebagai bentuk syukur atas keberhasilan aqad nikah.
4. Walimah
Walimatul ‘urus adalah sebuah resepsi atau pesta
pernikahan yang dilakukan sebagai bentuk syukur
dan berbagi kebahagiaan dengan mengundang
saudara dan teman lainnya. Meskipun begitu cara
dan kemewahan dari resepsi ini disesuaikan dengan
kemampuan keluarga dari kedua mempelai.
SUMBER
• https://multazam-einstein.blogspot.com/2013/12/macam-
macam-nikah-dan-hikmah-nikah.html
• https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/tata-
cara-pernikahan-dalam-islam
• https://lenycyhadinatshu.wordpress.com/jenis-jenis-
pernikahan/

Anda mungkin juga menyukai