Anda di halaman 1dari 15

OVERVIEW OF LISTYANI HIDAYATI

BIOCHEMICAL PRODI GIZI-FIK

ASSESSMENT UMS
PROLOGUE
Dalam kajian epidemiologi gizi pengukuran paparan gizi berupa
pemeriksaan laboratorium/biokimia seringkali digunakan untuk
memvalidasi hasil pengukuran paparan gizi yang lain seperti
antropometri dan klinis serta penilaian konsumsi makanan
Uji laboratorium yang berbeda-beda dapat menyediakan informasi zat
gizi individual yang spesifik sebaik kemampuannya untuk
mengidentifikasi lebih awal kondisi-kondisi gizi borderline (kondisi gizi
di ambang batas) terkait dengan adanya gejala defisiensi
Karena banyaknya kesamaan gejala dalam beberapa kasus defisiensi zat
gizi, satu penilaian tidak cukup untuk mengidentifikasi secara spesifik
Penilaian biokimia dilakukan menggunakan reaksi biokimia yang
berbeda-beda, terbebas dari bias personal atau faktor subjektif dari
peneliti lebih objektif
PENILAIAN DENGAN
METODE BIOKIMIA
Static Measurement Functional Assessment
(pengukuran statis) (penilaian
pengukuran menggunakan fungsional) menguji
konsentrasi zat gizi spesifik peran psikologikal dari
(bisa berupa : zat gizi tsb, zat gizi spesifik dalam
metabolit zat gizi tsb, atau reaksi/proses metabolik
produk dari zat gizi tsb) dalam tertentu
spesimen dari cairan
biologikal (darah, urine, liur,
air ASI) atau sampel
biologikal lainnya (rambut,
kuku, liver, otot, lemak,
tulang)
RESERVES OF
NUTRIENTS
NUTRIENT TIME
ASAM AMINO WAKTU SEDIKIT (A FEW HOURS)
KARBOHIDRAT 13 JAM
LEMAK (12% DARI BERAT 27 HARI
BADAN)
THIAMIN 30-60 HARI
RIBOFLAVIN 60-180 HARI
NIASIN 60-180 HARI
ASAM ASKORBAT 60-120 HARI
VITAMIN A 90-365 HARI
BESI (PADA WANITA, USIA 125 HARI
REPRODUKTIF)
BESI (PADA PRIA, MENOPAUSE) 750 HARI
IODIN 1000 HARI
KALSIUM 2500 HARi
DIFFERENT SPECIMEN USED IN
BIOCHEMICAL ASSESSMENT
oDarah : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral
oUrine : protein, vitamin, sodium, potasium, iodin, selenium, kromium
oSaliva/liur : protein, seng
oAir ASI : vitamin A, iodine, selenium
oKeringat : Potassium
oRambut: Zn, Se, Cr, Mn
oKuku: Se
oUsapan Mukosal : lipid, folate, alfa-tocoferol
oFeses: fat, besi
oMaterial biopsi: kulit, lemak, liver
oBone: asam lemak, vit A, vit E, besi, Ca

Yang paling sering digunakan : darah dan urine


BLOOD oMudah didapatkan, relatif noninvasif dan
telah diketahui secara umum oleh subjek
SPECIMEN oDarah vena paling diutamakan dalam
semua pemeriksaan darah. Terkadang
sukar mendapatkannya. Alternatif : darah
kapiler
oEritrosit : life span (masa hidup) cukup
lama, nutrien di dalamnya menunjukkan
status kronik. Penanganan yang hati-hati
perlu untuk mencegah hemolisis ketika
sentrifugasi, washing, dan pemisahan
oLeukosit : menunjukkan status nutrien
yang lebih pendek. Umur dan ukuran dari
sel menunjukkan konsentrasi nutrien.
Infeksi berlebihan akan memengaruhi
konsentrasi nutrien dalam sel
URINE
SPECIMEN

oSudah siap tersedia, noninvasif


o24 hour urine (urine dalam
waktu 24 jam) yang paling baik
untuk menunjukkan status
terbaru nutrien
FAKTOR-FAKTOR NON-NUTRISIONAL
YANG BERPENGARUH PADA HASIL
PEMERIKSAAN
oMetode : mempengaruhi penilaian prediktif atau cut-off point
untuk kelompok umur, jenis kelamin, etnis, status psikologis,
dan kondisi lingkungan tertentu
oSpesimen : kontaminasi atau lisis, waktu pengumpulan,
penanganan dalam suhu tertentu, terpapar sinar matahari,
penggunaan antikoagulan tertentu, metode sentrifugasi
oKarakteristik subjek : umur, jenis kelamin, etnis/ras, status
psikologis, status hormon, penggunaan suplemen, genetis,
aktivitas fisik, lingkungan, intake makanan
FAKTOR-FAKTOR NON-
NUTRISIONAL (CONT.)
oKondisi kesehatan : penyakit, infeksi, inflamasi, stres, obat
yang digunakan, terapi hormonal, status hidrasi, keadaan
katabolik
oBiologis/biologikal : regulasi homeostasis yang berbeda-beda
tiap nutrien, variasi waktu (contoh : variasi diurnal), interaksi
nutrien, puasa/tidak puasa, lag time

Faktor-faktor di atas harus diketahui sebelum melakukan tes


 efeknya akan bisa diminimalkan atau disadari ketika
memilih metode penilaian tertentu dan ketika interprestasi hasil
JAM BIOLOGIS TUBUH
PREVALENSI DEFISIENSI BESI
BERDASARKAN BERBAGAI VARIABEL

Looker et al 1997. Prevalence of Iron Deficiency in


the United States.. JAMA 277(12): 973-976
Looker et al 1997. Prevalence of Iron Deficiency in
the United States.. JAMA 277(12): 973-976
Looker et al 1995. Methods to Assess Iron Status
in Various NHANES Surveys. Nutrition Reviews,
53(9): 246-254
THE INFLUENCE OF
INFECTION/INFLAMMATION ON
NUTRITIONAL BIOMARKERS
Prevalensi yang tinggi dari suatu penyakit dan konsumsi zat
gizi yang rendah sangat umum di negara berkembang, terutama
pada anak muda  oleh karena prevalensi yang tinggi dari
suatu penyakit tsb, individu yang sehat dapat menderita
infeksi/inflamasi
Defisiensi yang disebabkan karena konsumsi zat gizi rendah
akan menyebabkan deplesi dari jaringan penyimpan atau
restriksi pertumbuhan
Infeksi dan inflamasi dapat menyebabkan konsentrasi
biomarker zat gizi tsb menurun dengan segera, tidak seperti
defisiensi yang disebabkan oleh rendahnya asupan zat gizi
KESIMPULAN
-pengukuran paparan gizi berupa pemeriksaan
laboratorium/biokimia merupakan pengukuran paparan gizi
yang paling akurat untuk melihat hubungan antara gizi dan
kejadian penyakit
-Indikator biokimia ini seringkali digunakan untuk memvalidasi
hasil pengukuran paparan gizi yang lain seperti antropometri
dan klinis serta penilaian konsumsi makanan

Anda mungkin juga menyukai