Anda di halaman 1dari 9

BAB II - MANUSIA DAN

DOSA
A. Manusia
1. Ciptaan Allah
Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan Allah. Allah
menciptakan dalam rencana yang mulia. Mula-mula Allah
menciptakan dunia, tempat diam bagi manusia itu, dan
kemudian Allah baru menciptakan manusia dalam kemuliaanNya
sebagai “gambar” Allah, tetapi kerendahannya sebagai “debu
tanah”.
2. Asal Usul Manusia2.1 Dari sudut pandang sekuler (Non
Biblical)
- Dalam pandangan agama Hindu, bahwa manusia berasal dari
dewa Siwa baik secara batin maupun lahiriah.
- Menurut aliran kebatinan Jawa, bahwa manusia berasal dari
Prabu Isaka yang adalah anak Batara Hangga Joli.
- Dalam pandangan evolusi biologis, bahwa manusia
berkembang dari segala jenis mahluk hidup (binatang) yang
rendah dan berkembang ke jenis mahluk hidup yang lebih tinggi
susunannya.
- Dalam sudut pandang agama Islam, bahwa manusia diciptakan
oleh Allah yang maha Esa.
2.2 Dalam sudut pandang Alkitab
- Manusia diciptakan oleh Allah Tritunggal (Kej 1:27; 2:7)
- Manusia diciptakan dalam waktu singkat dan sekaligus
- Manusia diciptakan/dijadikan secara langsung
- Penciptaan wanita merupakan penciptaan khusus
3. Tempat diam manusia (dunia)
Ada dua tahap dalam penciptaan dunia (alam semesta
ini). Tahap Pertama, Allah menciptakan langit dan bumi
(secara keseluruhan), tetapi masih kacau, gelap dan
kosong, pada waktu yang tidak ditetapkan hanya
dikatakan pada “mulanya”….. (Kej 1:1-2). Tahap Kedua,
Allah mengatur dan mengisi langit dan bumi itu (yang
masih kacau, gelap dan kosong itu), selama enam hari,
sehingga menjadi teratur dan layak didiami oleh manusia
(Kej 1:3-35)
Proses penciptaan itu berlangsung dengan teratur :
Hari 1 : Terang
Hari 2 : Cakrawala (angkasa)
Hari 3 : Daratan & tumbuh-tumbuhan
Hari 4 : Benda-benda penerang
Hari 5 : Burung-burung di udara & ikan-ikan di laut
Hari 6 : Binatang-binatang darat & manusia

Allah menciptakan segala sesuatu dengan :


3.1 Segala sesuatu diciptakan dengan Firman
3.2 Segala sesuatu diciptakan dengan baik
4. Keistimewaan Manusia
4.1 Manusia Mahkota segala Ciptaan
Manusia adalah mahkota dan puncak segala ciptaan, artinya segala
ciptaan yang lain itu dijadikan untuk manusia. Allah menempatkan
manusia diatas segala makhluk lainnya. Manusia diciptakan
menurut “Gambar Allah” (Kej 1:26). Ketika Allah menciptakan
makhluk-makhluk lain, Allah hanya berfirman, tetapi ketika Allah
hendak menciptakan manusia, Allah seolah-olah “bermusyawarah
dengan diriNya sendiri”: “Baiklah Kita menjadikan manusia
menurut Gambar dan Rupa Kita” (Kej 1:26). Hal ini berarti bahwa
manusia mempunyai kedudukan istimewa atas mahluk-mahluk lain.
4.2 Manusia Makhluk yang Bebas
Allah menghendaki agar manusia taat dan mengabdi
kepadaNya atas kesadaran dan keputusannya sendiri. Allah
memberi kebebasan kepada manusia untuk memutuskan
sendiri taat kepada Allah atau tidak. Hal ini nampak dan cerita
tantang “pohon pengetahuan yang baik atau jahat” (Kej 2:15-
17). Allah menciptakan manusia tetapi Allah mau agar manusia
sendiri mengakui Dia sebagai penciptanya. Oleh sebab itu,
manusia disuruh untuk memilih, makan atau tidak makan buah
pohon itu.
4.3 Manusia Adalah Kesatuan Yang Bulat Dan Utuh
Manusia adalah perpaduan yang erat, kesatuan yang bulat antara unsur
kerendahan (debu) dan unsur keilahian (nafas hidup). Manusia tidak
dapat dipisah-pisahkan antara tubuh dan jiwa. Hal ini sekaligus berarti
bahwa tidak benar kalau orang bilang tubuh itu mati, tetapi jiwa itu
hidup. Manusia sebagai tubuh artinya seluruhnya dilihat dari segi fisik
jasmani.
4.4 Laki-laki Dan Perempuan Saling Melengkapi
Manusia adalah mahluk persekutuan. ltulah sebabnya Allah
menciptakannya sebagai laki-laki dan perempuan supaya ia tidak hidup
sendiri karena manusia itu merindukan teman (Kej 2:18-20). Oleh karena
itu, manusia tidak bisa hidup seorang diri, Ia harus hidup dengan
sesamanya, paling tidak sebagai suami-istri.

Anda mungkin juga menyukai