Anda di halaman 1dari 17

Kepaniteraan Klinik Bagian I

lmu BEDAH
RS P e r t a m i n a – B i n t a n g A m i n
FK Universitas Malahayati B
andar lampung
Definis
i
Epidemiolog
i
Anatom
i






• •

• ± –

• •

Fisiolog
i
Etiolog

• i






Klasifikasi
Apendisits Aku Apendisits Kronik

i t •
i



•  •


 Sederhana •
 Purulenta •
 Gangrenosa •
 Inflitrat
 Abses
 Perforasi
Patofisiolog
i








»»




Diagnosi
s 1. Anamnesis





2. Px. Fisik



Nyeri abdomen di kuadran kanan bawah apabila
Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri
kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas
merupakan tanda kunci diagnosis. yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada sisi
yang berlawanan.

(nyeri lepas tekan) adalah nyeri yang hebat di


abdomen kanan bawah saat tekanan secara Terjadi karena adanya rangsangan muskulus
tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya psoas oleh peradangan yang terjadi pada
dilakukan penekanan perlahan dan dalam di apendiks.
titik Mc. Burney.
Rasa nyeri yang terjadi bila panggul dan lutut
difleksikan kemudian dirotasikan ke arah dalam
Adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan
yang menunjukkan adanya rangsangan peradangan apendiks terletak pada daerah
peritoneum parietal. hipogastrium
Alvarado Sc
ore
3. Px. Penunjang

1. Hitung jenis leukosit dengan hasil leukositosis. 1. Apendikogram


Pemeriksaan leukosit meningkat sebagai respon Apendikogram dilakukan dengan cara
fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap pemberian kontras BaS04 serbuk halus yang
mikroorganisme yang menyerang. diencerkan dengan perbandingan 1:3 secara
2. Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi peroral dan diminum sebelum pemeriksaan
leukositosis yang lebih tinggi lagi. kurang lebih 8-10 jam untuk anak-anak atau
Hb (hemoglobin) nampak normal. 10-12 jam untuk dewasa, hasil apendikogram
3. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan dibaca oleh dokter spesialis radiologi.
apendisitis infiltrat. 2. Ultrasonografi (USG)
4. Urin rutin penting untuk melihat apakah terdapat USG dapat membantu mendeteksi adanya
infeksi pada ginjal. kantong nanah.
Pemeriksaan urin dengan hasil sedimen dapat normal Abses subdiafragma harus dibedakan dengan
atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal abses hati, pneumonia basal, atau efusi
bila apendiks yang meradang menempel pada ureter pleura.
atau vesika.
Dx Banding
. Sakit perut lebih ringan, demam & leukositosis
kurang menonjol dibanding app. akut.

Diawali enteritis/gastroenteritis. Nyeri perut


kanan + mual + nyeri tekan perut.

Dimulai dnegan sakit perut mirip peritonitis & Rumple test (+),
trombositopeni & hematokrit .

Demam lebih tinggi.


Disertai keputihan/inf. urin.

Nyeri perut kanan bawah pd pertengahan siklus mens.. Tidak ada tanda radang &
nyeri hilang dalam 24 jam.
Penatalaksanaan
Penanggulangan Terapi Operatif
Konservatif
Prognosis


Daftar Pustaka
Departemen Bedah Universitas Gadjah Mada. 2010. Apendiks. Diakses a 14 September 2020
melalui http://Www.Bedahugm.Net/Tag/Appendix
Grace, P. & Borley N. 2006. At A Glance, Ilmu Bedah. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Mansjoer, A. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Oswari, E. 2000. Bedah Dan Keperawatannya. Jakarta: PT Gramedia.
Penfold, Deena J, Benedict C & Kelly J. 2008. Geographic Disparities In The Risk Of Perforated
Appendicitis Among Children In Ohio. International Journal Of Health Geographics, 56(7). Columbus:
Biomed Central. Diakses pada 14 September melalui http://Www.Ik-Healtgeograhics.com
Price, SA. Wilson, & Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Putz, R. & Pabst, R. 2010. Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 2, Edisi 22. Jakarta: EGC.
Schwartz. 2010. Principal of Surgery, 11th Edition, Vol. 2. New York: Mc. Graw-Hill.
Smeltzer, Suzzane C, & Brenda GB. 2005. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai