K4 Maternitas
K4 Maternitas
1. Diagnosa: Nyeri berhubungan dengan. Meningkatnya kontraktilitas uterus, hipersensitivitas, dan saraf nyeri
uterus
• Tujuan:dalam waktu 1x24 jam nyeri dapat berkurang
• Kriteria hasil: Skala
No. nyeri 0-1, pasien
Intervensitampak rileks Rasional
1 Pantau/catat karakteristik nyeri, kaji lokasi dan Untuk mendapatkan indikator dan skala nyeri
intensitas nyeri
35% 45%
2 Hangatkan bagian perut Dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi
dan mengurangi kontraksi spasmodik uterus
85% 65%
3 Masase daerah perut yang terasa nyeri Mengurangi nyeri karena adanya stimulus
sentuhan terapeutik
2 Jelaskan pentingnya nutrisi adekuat Nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan 35% 45%
berat badan.
85% 65%
4 Beri porsi kecil tapi sering Mengurangi rasa mual dan muntah yang
timbul saat makan
5 Beri makanan dengan protein dan kalori yang Meningkatkan asupan energi
tinggi
Diagnosa: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan. Kelemahan akibat nyeri abdomen
• Tujuan: Dalam waktu 1x24 jam pasien dapat beraktivitas seperti semula
• Kriteria hasil:
Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang memperberat dan memperringan intoleransi
aktivitas
Pasien mampu beraktivitas
No. Intervensi Rasional
1 Beri lingkungan yang tenang dan periode istirahat Menghemat energi untuk aktivitas
tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum makan dan regenerasi seluler/ 35% 45%
penyembuhan jaringan
85% 65%
2 Tingkatkan aktivitas secara bertahap Tirah baring lama dapat
menurunkan kemampuan
Intervensi:
– Kaji riwayat nyeri dan respon terhadap nyeri
– Kaji kebutuhan yang dapat mengurangi nyeri dan jelaskan tentang teknik mengurangi nyeri dan
penyebab nyeri
– Ciptakan lingkungan yang nyaman (mengganti alat tenun)
– Kurangi stimulus yang tidak menyenangkan
– Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
b. Hipertermi b.d proses infeksi
Intervensi:
– Observasi keadaan umum klien dengan tanda vital tiap 2 jam sekali
– Berikan antipiretik sesuai anjuran dokter dan monitor keefektifan 30-60 menit kemudian
– Berikan kompres di dahi dan lengan
– Anjurkan agar klien menggunakan pakaian yang tipis dan longgar
– Berikan minum yang banyak pada klien
c. Cemas b.d proses penyakit
Intervensi:
– Kaji tingkat ketakutan dengan cara pendekatan dan bina hubungan saling percaya
– Pertahankan lingkungan yang tenang dan aman serta menjauhkan benda-benda berbahaya
– Libatkan klien dan keluarga dalam prosedur pelaksanaan dan perawatan
– Ajarkan penggunaan relaksasi
– Beritahu tentang penyakit klien dan tindakan yang akan dilakukan secara sederhana
3. Infeksi Reproduksi
• Infertilitas sekunder
Berarti pasangan suami-istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2—3 kali per minggu tanpa menggunakan
alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun
ASUHAN KEPERAWATAN INFERTILITAS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, suku bangsa / latar belakang kebudayaan, agama, status sipil, pendidikan,
pekerjaan dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
- Wanita
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
2) Riwayat infeksi genitorurinaria
3) Hipertiroidisme dan hipotiroid, hirsutisme
4) Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
5) Tumor hipofisis atau prolaktinoma
6) Riwayat penyakit menular seksual
7) Riwayat kista
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Endometriosis dan endometrits
2) Vaginismus (kejang pada otot vagina)
3) Gangguan ovulasi
4) Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
5) Autoimun
d. Riwayat Obstetri
1) Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
2) Mengalami aborsi berulang
3) Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic
2. Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
3. Berduka dan antisipasi berhubungan dengan prognosis yang buruk
INTERVERENSI
1) Dx.1 : Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang akhir proses diagnostic
1. Klien mampu mengungkapkan tentang infertilitas dan bagaimana treatmentnya
2. Klien memperlihatkan adanya peningkatan kontrol diri terhadap diagnosa infertile
3. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
INTERVENSI RASIONAL
Jelaskan tujuan test dan prosedur Menurunkan cemas dan takut terhadap diagnosis dan
prognosis
Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut, contoh : Biarkan pasien / orang terdekat mengetahui ini sebagai
menolak, depresi, dan marah. reaksi yang normal Perasaan tidak diekspresikan dapat
menimbulkan kekacauan internal dan efek gambaran diri
Dorong keluarga untuk menganggap pasien seperti Meyakinkan bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak
sebelumnya berubah
Kolaborasi : berikan sedative, tranquilizer sesuai indikasi Mungkin diperlukan untuk membantu pasien rileks sampai
secara fisik mampu untuk membuat startegi koping adekuat
Dx.2 : Gangguan konsep diri ; harga diri rendah berhubungan dengan gangguan fertilitas
Tujuan : setelah tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien mengalami perubahan harga diri
Kriteria Hasil:
1. Klien mampu mengekspresikan perasaan tentang infertile
2. Terjalin kontak mata saat berkomunikasi
3. Klien mampu Mengidentifikasi aspek positif diri
INTERVENSI RASIONAL
Tanyakan dengan nama apa pasien ingin dipanggil Menunjukan kesopan santunan / penghargaan dan
pengakuan personal
Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh Memungkinkan privasi untuk hubungan personal khusus,
kenyaman dan siapa yang harus memberitahuakan jika untuk mengunjungi atau untuk tetap dekat dan
terjadi keadaan bahaya menyediakan kebutuhan dukungan bagi pasien
Dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien Menyampaikan perhatian dan dapat dengan lebih efektif
mengidentifikasi kebutuhan dan maslah serta strategi
koping pasien dan seberapa efektif
Dorong mengungkapkan perasaan, menerima apa yang Membantu pasien / orang terdekat untuk memulai
dikatakannya menerima perubahan dan mengurangi ansietas mengenai
perubahan fungsi / gaya hidup
Diskusikan pandangan pasien terhadap citra diri dan Persepsi pasien mengenai perubahan pada citra diri
efek yang ditimbulkan dari penyakit / kondisi mungkin terjadi secara tiba- tiba atau kemudian
5. Tumor / Kanker Reproduksi
• Kanker ini mengacu pada pertumbuhan yang ganas dan timbul dari
ovarium. Kanker ovarium yang paling umum adalah “epithelial”:
Mereka timbul dari “kulit” (epithelium) ovarium. Kanker kedua yang
umum terjadi adalah yang timbul dari “bagian dalam” ovarium, baik
dari sel telur (tumor sel germinal) atau sel pendukung (seks
cord/stromal). Ada pula kanker yang sangat langka yang berasal
dari sel limfa ovarium, dikenal dengan limfoma ovarium
a. Penyebab /Risiko:
Kumpulan penyebabnya meliputi kehamilan di usia tua, menstruasi terlalu dini,
menopause yang terlambat, riwayat keluarga akan kanker ovarium, dan endometriosis.
b. Gejala
Gejala-gejalanya meliputi ketidaknyamanan di perut, kembung, dan perubahan
kebiasaan BAB yang mana cenderung menandakan adanya kanker ovarium.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KANKER OVARIUM
I. PENGKAJIAN
• Data diri klien
• Data biologis/fisiologis –> keluhan utama, riwayat keluhan utama
• Riwayat kesehatan masa lalu
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat reproduksi –> siklus haid, durasi haid
• Riwayat obstetric –> kehamilan, persalinan, nifas, hamil
• Pemeriksaan fisik
• Data psikologis/sosiologis–> reaksi emosional setelah penyakit diketahui
Intervensi :
• Kaji karakteristik nyeri : lokasi, kualitas, frekuensi
R/:membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan.
• Kaji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, marah pasien.
R/: mengevaluasi factor – factor yang yang dapat meningkatkan persepsi akan intensitas
nyerinya.
• Kolaborasi dengan tim medis dalam memberi obat analgesic
R/: menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.
• Jelaskan kegunaan analgetik dan cara-cara untuk mengurangi efek samping.
R/: agar pasien mengetahui mengenai penggunaan dan efek samping dari analgetik.
• Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan: imajinasi, relaksasi,
stimulasi kutan.
R/: membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian,
sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Diagnosa 2 : Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan
fungsi dan peran
Tujuan : Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
Kriteria Hasil :
– Klien dapat menerima status kesehatannya
– Klien dapat menerapkan koping individu yang adaptif
Intervensi :
• Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
R/: mengetahui respon pasien dalam penegakan diagnosa.
• Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan
keputusan
R/: mempertahankan / membuka garis komunikasi
• Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi kekhawatiran
tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk ekspresi seksual yang
lazim
R/: menjelaskan keadaan yang terjadi dan memberi pengertian kepada pasangan serta
mendiskusikan dalam pemenuhan kebutuhan seksual .
.
Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh,
perubahan kadar hormon
Tujuan : Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara
mengekspresikan keinginan seksual
Kriteria Hasil :
– Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
– Klien mampu memenuhi kebutuhan seksualnya sesuai dengan kemampuan
Intervensi:
• Mendengarkan pernyataan klien dan pasangan
R/: masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor dan/ atau ungkapan yang
gamblang
• Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu
R/: nyeri vagina dapat nyata menyertai prosedur vagina atau kehilanagn sensori dapat terjadi
sehubungan dengan trauma bedah. Meskipun kehilangan sensori biasanya sementara, ini dapat
dialami selama beberapa minggu atau bulan untu kembali baik.
• Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh prosedur
pembedahan
R/: menunjukan kesalahan informasi/konsep yang mempenagruhi pengambilan keputusan.
Harapan negative sehubungan dengan hasil yang buruk
IV. IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.
V. EVALUASI
1. Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
2. Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
3. Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara mengekspresikan
keinginan seksual
4. Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan rasa cemas yang sedang dihadapinya.
5. Klien mengetahui tentang kondisi dan prognosis tentang penyakitnya.
THANK YOU