Kel. 3 B
» RIELENDA FADHILAH, S.Farm 1941012150
» METRI NORSELINA, S.Farm 1941012152
» YUMI RAHMATIKA, S.Farm 1941012154
» RISKI INDRIANI, S.Farm 1941013044
» SISKA INDAH, S.Farm 1941013046
» LEO NISRIADI, S.Farm 1941013048
» ADE IRMA SAFITRY, S.Farm 1941013050
» YUMNA ATHIFAH, S.Farm 1941013052
» TRIA MARSHA, S.Farm 1941013054
Kasus
» Seorang Pasien perempuan berusia 35 tahun dibawa IGD rumah
sakit dengan keluhan kejang berulang sejak kemaren tadi pagi
kejang pada seluruh tubuh, pada saat di IGD pasien masih dalam
keadaan kejang. Keluarga pasien menjelaskan bahwa pasien sudah
menggunakan obat epilepsi sejak usia 8 tahun. Obat yang
digunakan adalah Fenitoin yang diminum 2 kali sehari 200 mg, dan
sejak satu minggu yang lalu pasien berhenti minum obat dengan
alasan tidak sempat kontrol. Selain itu pasien masih dalam
pengobatan TB paru dan sedang menggunakan obat TB paru-nya.
» Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah 120/80 mmHg,
laju pernafasan 40 x/menit, Nadi 100 x/menit, suhu tubuh 360 C.
» Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan dalam batas normal
» Dokter mendiagnosa sebagai bangkitan kejang (status epileptikus)
dan memberikan terapi berupa: Diazepam 10 mg iv, Setelah diulang
3 kali baru kejang pasien teratasi
» Selanjutnya pasien diberkan injeksi fenitoin 100 mg iv bolus. Dan
dikirim ke ruang rawat inap.
» Di ruang rawat inap pasien diberi terapi sebagai berikut :
» Fenitoin kapsul 200 mg 3 kali sehari per oral (AHFS, 100mg 3-4x/hr) :
100 mg/hr
» Carbamazepin 300 mg 2 kali sehari per oral ( 200 mg 2xsehari, max
1,2 g/hr)
» Rifampisin 450 mg 1 kali sehari per oral
» Isoniazid 300 mg 1 kali sehari
» Pyrazinamid 500 mg 2 kali sehari
» Ethambutol 500 mg 2 kali sehari
Tinjauan
Patofisiologi
Patofisiologi Epilepsi
6
Patofisiologi Epilepsi
7
Patofisiologi Epilepsi
» Pada gambar, dijelaskan bahwa pada kondisi nomal impuls saraf dari otak akan
dibawa oleh neurotransmitter seperti GABA melalui sel-sel neuron ke organ
tubuh lain.
» Jika pada sistem tersebut tidak normal maka akan terjadi ketidakseimbangan
aliran listrik pada neuron dan mengakibatkan terjadinya serangan kejang.
» Ketidakseimbangan bisa terjadi karena kurangnya transmisi inhibisi misalnya
terjadi pada keadaan setelah pemberian antagonis GABA atau selama
penghentian pemberian GABA (alkohol, benzodiazepine), atau pada saat
meningkatnya aksi eksitasi seperti meningkatnya aksi glutamat atau aspartat
8
Patofisiologi Epilepsi
9
Patofisiologi Tuberkulosis
» Tempat masuk Mycobacterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan dan
luka terbuka pada kulit.
» Kebanyakan infeksi TBC terjadi melalui udara, yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung
basil tuberkel dari orang yang terinfeksi.
» Hanya droplet nuklei yang kecil saja (1-5 mikron) yang dapat melalui dan menembus sistem
mukosilier saluran napas untuk mencapai bronkiolus dan alveolus.
» Basil TB berkembang biak dan menyebar melalui saluran limfe dan aliran darah. Sampai pada
alveolus, terjadi reaksi inflamasi non spesifik. Makrofag memfagosit basil TB tetapi tidak
semuanya mati.
» Penyebaran secara limfogen akan mencapai kelenjar regional sedangkan penyebaran
hematogen akan mencapai organ tubuh.
» Pada organ tertentu (paru, ginjal, dan otak), basil berkembang biak secara luas. Sewaktu
imunitas spesifik mulai terbentuk, tubuh akan menghambat perkembangan basil TB. Pada
sebagian kasus, imunitas spesifik kurang mampu menghambat sehingga dapat terjadi penyakit
TBC.
10
Patofisiologi Tuberkulosis
11
Tinjauan farmakoterapi
Tujuan farmakoterapi
Epilepsi
Tuberkulosis
bebas kejang?
Yes No
Efek samping tidak tolerir Efek samping tidak tolerir
No Yes No Yes
Yes No Yes No
Pertimbangkan Kembali ke Hentikan AED yang Tingkatkan 2 OAE,
penghentian OAE box 3 paling kecil perhatikan interaksi
efektifitasnya dan serta kepatuhan
tambahkan 2 OAE lain pasien, kembali ke
box 4
Yes No
Lanjutkan pengobatan Menegaskan diagnosis; Algoritma terapi epilepsi (Dipiro ed
saat ini atau kembali mempertimbangkan 10th, 2017)
ke box 4 operasi, OAE lainnya
Pilihan tarapi obat epilepsi (Dipiro ed 4th, 2016)
Obat Mekanisme kerja Dosis
Gabapentin memodulasi kanal Ca Loading dose:
(Neurontin, dan meningkatkan Tidak direkomendaikan karena waktu paruh obat pendek
aktivitas GABA
generic) Maintenance dose:
900–3600 mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi (dosis lebih dari 10,000 mg/hari
sudah toleransi)
Lamotrigine Mempercepat Loading dose:
(Lamictal, inaktivasi kanal Tidak direkomendasikan karena meningkatkan resiko ruam
Lamictal XR, natrium Maintenance dose:
generic) 150–800 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi. Dosis harus diawalai dan
ditingkatkan sesuai dengan rekomendasi untuk mengurangi resiko ruam
Phenobarbital Mempercepat Loading dose:
(Luminal, generic) inaktivasi kanal 10–20 mg/kg secara infus IV tunggal atau terbagi atau secara oral dalam dosis
natrium terbagu dari 24-48 jam
Maintenance dose:
Dewasa: 1–4 mg/kg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi
Anak: 3–6 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
neonatus: 1–3 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
Next...
Obat Mekanisme kerja Dosis
Phenytoin Mempercepat Loading dose:
(Dilantin, inaktivasi kanaldws: 15–20 mg/kg IV dosis tunggal atau dosis terbagi.
generic) natrium Bayi dibawah 3 bulan: 10–15 mg/kg IV single dose
Neonatus: 15–20 mg/kg
single IV dose
Maintenance dose:
Dws: 5–7 mg/kg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi
Anak: 6–15 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
Neonatus: 3–8 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
Topiramate Mempercepat Loading dose:
(Topamax, inaktivasi kanal Na, Tidak direkomendasikan karena meningkatkan efek samping
generic) menghambat aktivitas Maintenance dose:
glutamat, 100–400 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi. Dosisahrus di mulai dari 25-50
meningkatkan mg/hari dan ditingkatkan secara bertahap 3-6 minggu untuk menghindari
aktivitas GABA penigkatan efek samping
Obat Mekanisme kerja Dosis
Carbamazepin Mempercepat inaktifasi kanal Loading dose:
natrium Tidak direkomendasikan untuk karena toksisitas tinggi
Maintenance dose:
Sesuaikan dosis selama 3-4 minggu
Dewasa: 10–20 mg/kg/hari dosis terbagi
Anak: 20–30 mg/kg/hari
Dosis terbagi
Ethosuximide
Next... Memodulasi kanal Ca Loading dose:
(Zarontin, generic) Tidak direkomendasikan karena meningkatkan efek samping
Maintenance dose:
Dosis awal 250 mg dua kali sehari dan tingkatkan 500–1000 mg dua kali sehari
Clonazepam (Klonopin, Meningkatkan aktivitas GABA Loading dose:
generic) Tidak direkomendasikan karena meningkatkan efek samping
Maintenance dose:
Dosis awal 0.5 mg tiga kali sehari, tingkatkan dosis untuk efektivitas, 3-5 mg/hari
dalam 2 atau 3 dosis terbagi
Valproic acid/ Mempercepat inaktivasi kanal Na Loading dose:
divalproex sodium 20–40 mg/kg
Maintenance dose:
Adults: 15–45 mg/kg/day in two to four divided doses
Children: 5–60 mg/kg/day in two to four divided doses
Pilihan Farmakoterapi tuberkulosis
» Tahapan pengobatan TB
⋄ Tahap awal (slm 2 bln): diberikan setiap hari.
⋄ Bertujuan menurunkan jumlah kuman dan
meminimalisisr pengaruh kuman yang sudah resistensi
sejak sebelum pengobatan.
⋄ Tahap lanjutan
⋄ Tahapan yg penting untuk membunuh sisa-sisa kuman
yg masih ada khususnya kuman persisten
Algoritma terapi TBC
(Dipiro ed 10, 2017)
OAT Dosis
harian 3x seminggu
Kisaran dosis Maksimum Kisaran dosis Maksimum/
(mg/kg BB) (mg) (mg/kg BB) hari(mg)
Pilihan obat lini pertama
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
pada TBC
Rifampisin (R) 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600
Pirazinamid (Z) 25 (20-30) - 35 (30-40) -
Etambutol (E) 15 (15-20) - 30 (25-35) -
Streptomisin (S) 15 (12-18) - 15 (12-18) 1000
Tatalaksana pengobatan TB
1. Pengobatan TB dewasa
⋄ Kategori 1: 2 (HRZE)/ 4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR)
⋄ diberikan pada pasien:
⋄ TB paru baru terkonfirmasi bakteriologis,
⋄ TB paru baru terdiagnosis klinis,
⋄ TB ekstra paru
1 bulan Lanjutkan pengobatan dosis yang tersisa sampai seluruh dosis pengobatan terpenuhi
Tindakan pada pasien yang putus berobat 1-2 bulan
Tindakan pertama Tindakan kedua
- Lacak pasien Apabila hasil BTA Lanjutkan pengobatan dosis yang terasa sempit
- Diskusikan dengan negatif atau pada seluruh dosis pengobatan terpenuhi
pasien untuk awal pengobatan
Total dosis Lanjutkan pengobatan
mencari faktor adalah pasien TB pengobatan
dosis pengobatan
penyebab putus ekstra paru sebelumnya <5 bulan
terpenuhi
berobat
Apabila salah satu Total dosis Kategori 1:
- Periksa dahak pengobatan
atau lebih hasilnya Lakukan pemeriksaan
dengan 2 sediaan sebelumnya >5 bulan
BTA positif tes cepat dan berikan
contoh uji dan
kategori 2 mulai dari
melanjutkan
awal
pengobatan
sementara
Kategori 2:
menunggu hasilnya
Lakukan pemeriksaan
TCM TB atau dirujuk
1-2 bulan ke RS rujukan TB
MDR
Tindakan pada pasien yang putus berobat 2 bulan atau lebih (Loss to follow up)
- Lacak pasien Apabila hasilnya Keputusan pengobatan selanjutnya ditetapkan
- Diskusikan dengan BTA (-) atau pada oleh dokter tergantung pada kondisi klinis
pasien untuk awal pengobatan pasien apabila:
mencari faktor adalah pasien TB - Sudah ada perbaikan nyata: hentikan
penyebab putus ekstra paru pengobatan dan pasien tetap di observasi.
berobat Apabila kemudian terjadi perburukan
- Periksa dahak kondisi klinis, pasien diminta untuk periksa
dengan 2 sediaan kembali
contoh uji dan atau - Atau
TCM TB - Belum ada perbaikan nyata: lanjutkan
- Hentikan pengobatan dosis yang tersisa sampai
pengobatan seluruh dosis pengobatan terpenuhi
Tindakan pada pasien yang putus berobat 2 bulan (WHO, 2003)
Tindakan pada pasien yang putus berobat 2 bulan atau lebih (Loss to follow up)
- Lacak pasien Apabila hasilnya Keputusan pengobatan selanjutnya ditetapkan
- Diskusikan dengan BTA (-) atau pada oleh dokter tergantung pada kondisi klinis
pasien untuk awal pengobatan pasien apabila:
mencari faktor adalah pasien TB - Sudah ada perbaikan nyata: hentikan
penyebab putus ekstra paru pengobatan dan pasien tetap di observasi.
berobat Apabila kemudian terjadi perburukan
- Periksa dahak kondisi klinis, pasien diminta untuk periksa
dengan 2 sediaan kembali
contoh uji dan atau - Atau
TCM TB - Belum ada perbaikan nyata: lanjutkan
- Hentikan pengobatan dosis yang tersisa sampai
pengobatan seluruh dosis pengobatan terpenuhi
sementara Apabila salah satu Kategori 1
menunggu hasilnya atau lebih hasilnya Dosis pengobatan Berikan pengobatan
BTA (+) dan tidak sebelumnya < 1 bulan kategori 1 dari awal
ada bukti resistensi Dosis pengobatan Berikan pengobatan
sebelumnya >1 bulan kategori 2 dari awal
Kategori 2
Dosis pengobatan Berikan pengobatan
sebelumnya < 1 bulan kategori 2 dari awal
Dosis pengobatan Dirujuk kelayanan
sebelumnya >1 bulan spesialistik untuk
pemeriksaan lebih
lanjut
Apabila salah satu Kategori 1 maupun kategori 2 dirujuk ke RS
atau lebih hasilnya rujukan TB RO
BTA (+) dan ada
bukti resistensi
Analisa DRP serta
rekomendasi
Data Pasien
» • Nama : Tidak diketahui
» • Usia : 35 Tahun
» • Jenis Kelamin : Perempuan
» • Berat Badan : -
» • Tinggi Badan : -
» • Alamat :
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit sekarang:
Epilepsi.
Keluhan : Kejang berulang sejak sehari yang lalu, sesampai di IGD pasien
masih mengalami kejang.
Pasien sedang dalam terapi pengobatan TB
Alergi Obat atau Intoleransi 1. Apakah pasien alergi atau 1. Terdapat masalah Perlu ditanyakan kepada
intoleran terhadap obat 2. Dibutuhkan informasi lebih pasien apakah pasien
tertentu (atau pengobatan lanjut untuk penetapan memliki alergi atau intoleran
yang berhubungan secara 3. Tidak terdapat masalah terhadap obat tertentu
kimia) yang sedang atau tidak membutuhkan
diperoleh? intervensi
2. Apakah pasien
menggunakan metode
tertentu untuk mengingatkan
tenaga kesehatan mengenai
alergi/intoleransi (atau
masalah medis serius)?
Rekomendasi
Health care Pharmacotheurapic Recommendations Monitoring Desired Monitoring
need goal for therapy parameter(s) endpoint (s) frequency
Kontrol Selektif menstabilkan Fenitoin cap - Plasma level - plasma : >10
100mg, 3 x sehari. - Serum level mcg/mL
status kejang Diminum seseudah - CBC (10-20 mcg/mL)
epileptikus ambang batas dan makan (Complete
tonik-klonik menekan aktivitas blood count)
- Urin
umum kejang - Albumin
di korteks motorik. - trombosit
Pengobatan Membunuh bakteri Rifamfisin (KDT : - Bilirubin (1x sebulan)
untuk TB dengan menghambat 150mg) 4 tab, 1x - sCr
paru pertumbuhan sehari - CBC
RNA/DNA bakteri - Trombosit
M.Tuberculosis
Rekomendasi
Phenytoin Urin
Albumin
Trombosit
Piridoksin Muncul/tidaknya Neuropati tidak Ketika muncul efek
gejala neuropati muncul samping
Vitamin D Kalsium serum 3 kali dalam seminggu
dasar
Albumin
Aluminium
fosfor
Albumin
a. Rifampisin Tinja, urin , dahak, keringat, Diberi penjelasan ke pasien agar tidak perlu
dan air mata berwarna cemas dan khawatir, hal tersebut memang
gelap (oranye kemerahan) merupakan efek samping dari obat, tidak perlu
di beri apa-apa
Kehilangan nafsu makan, obat disarankan diminum pada malam hari
malaise, mual dan muntah sebelum tidur.
Gangguan fungsi hati Lakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT
secara berkala dan berikan hepatoprotektor
Gatal dan kemerahan pada Berikan anti histamin, sambil meneruskan OAT
kulit dengan pengawasan ketat
Hormon kontrasepsi oral Ganti kontrasepsi oral dengan kontrasepsi IUD
tidak efektif bila diberikan
bersama dengan rifampisin,
yang menyebabkan
kegagalan kontasepsi.
No Nama Obat Regimen Dosis Manifestasi ESO Cara Mengatasi ESO
b.Isoniazid 75 mg - Neuritis perifer, gangguan pada - Berikan vitamin B6 (piridoksin)
sistem saraf yang
- Lakukan pemeriksaan SGOT dan
mengakibatkan terjadinya
SGPT secara berkala dan berikan
kesemutan sampai rasa
hepatoprotektor
terbakar dikaki
- Gangguan fungsi hati
- Gatal dan kemerahan pada kulit
- Berikan anti histamin, sambil
meneruskan OAT dengan pengawasan
ketat
c. Pirazinamid 400 mg - Gout arthritis - Lakukan tes kadar asam urat secara
berkala, dan untuk terapi nya dapat
diberikan NSAID atau allopurinol
- Gangguan fungsi hati - Lakukan pemeriksaan SGOT dan
SGPT secara berkala dan berikan
hepaprotektor
- Gatal dan kemerahan pada kulit - Berikan anti histamin, sambil
meneruskan OAT dengan pengawasan
ketat
d. Etambutol 275 mg - Gangguan penglihatan - Pemakaian etambutol harus dihentikan
- Lakukan pemeriksaan SGOT dan
- Gangguan fungsi hati SGPT secara berkala dan berikan
hepatoprotektor
- Berikan anti histamin, sambil
- Gatal dan kemerahan pada kulit meneruskan OAT dengan pengawasan
ketat
No Nama Obat Regimen Dosis Manifestasi ESO Cara Mengatasi ESO