Anda di halaman 1dari 41

PENDAHULU

AN • Sampel isolat pasien diteliti


• Desember 2019, tiongkok hasil menunjukkan infeksi
melaporkan kasus pneumonia coronavirus, jenis
misterius  penyebab tidak betacoronavirus tipe baru,
diketahui  3 hari bertambah jadi diberi nama 2019 novel
44 pasien  terus bertambah dan Coronavirus (2019-nCoV).
berkembang di seluruh dunia
• EPIDEMIOLOGI AWAL 66% PASIEN
BERKAITAN/TERPAJAN satu pasar
seafood atau live market di • WHO mengumumkan nama baru pada
Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok 11/02/2020 yaitu Coronavirus Disease
(COVID-19) yang disebabkan oleh virus
Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2
EPIDEMIOLO
GI • 30 Januari 2020, WHO
Virus ini dapat ditularkan dari menetapkan COVID-19
sebagai Public Health
manusia ke manusia dan
Emergency of International
telah menyebar secara luas Concern (PHEIC)/
hingga adanya laporan Kedaruratan Kesehatan
kematian Masyarakat Yang
dan kasus-kasus baru di luar Meresahkan Dunia
China dan meluas sampai ke (KKMMD)
200 negara • 12 Maret 2020, WHO
mengumumkan COVID-19
sebagai pandemik
EPIDEMIOLOGI
• COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 : 2
kasus,  03-03-2020 kasus yang terkonfirmasi : 1.528 kasus dan 136 kasus
kematian
• Tingkat mortalitas COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan
yang tertinggi di Asia Tenggara 5,11 dan terdapat 693.224 kasus dan 33.106
kematian di seluruh dunia.
• Eropa dan Amerika Utara menjadi pusat pandemi COVID-19 (kasus &
kematian sudah melampaui China)
• Amerika Serikat menduduki peringkat pertama dengan kasus COVID-19
terbanyak dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332 kasus pada
tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia
memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu 11,3
Update Corona Global 10 Mei 2020. Total infeksi 4,1 juta,
kesembuhan 1,4 juta di seluruh dunia
CORONAVIR
US
Tipe Coronavirus yang dapat
• virus RNA strain tunggal positif, menginfeksi manusia :
berkapsul dan tidak bersegmen
1.alphacoronavirus 229E
• Ordo : Nidovirales 2.alphacoronavirus NL63
• Famili : Coronaviridae 3.betacoronavirus OC43
• Empat genus yaitu : α, β, γ, dan δ 4.betacoronavirus HKU1
alpha coronavirus 5.Middle East Respiratory Syndrome-
associated Coronavirus (MERS-CoV),
betacoronavirus
6.Severe Acute Respiratory Syndrome-
gamma coronavirus associated Coronavirus (SARSCoV)
deltacoronavirus 7.Coronavirus tipe baru Novel
Coronavirus 2019 (2019-nCoV).
CORONAVIRUS ---- KARAKTERISTIK
• memiliki kapsul, bentuk bulat/elips, sering pleimorfik,
diameter 100-160nm
• Struktur coronavirus membentuk strukturp rotein S
(permukaan virus)
• Protein S/spike protein  protein antigen utama virus
• Bersifat : sensitif terhadap panas, dapat diinaktifkan o/
desinfektan klorin, pelarut lipid, eter, alkohol, asam
perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing
agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam
menonaktifkan virus
PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI
• Kelelawar, tikus bambu, unta dan
• Coronavirus menginfeksi hewan musang merupakan host yang biasa
dan bersirkulasi di hewan. ditemukan untuk Coronavirus
• Coronavirus menyebabkan • Coronavirus pada kelelawar
penyakit pada hewan (penyakit merupakan sumber kejadian Severe
berat pada hewan seperti babi, Acute Respiratory Syndrome (SARS)
sapi, kuda, kucing dan ayam) dan Middle East respiratory syndrome
(MERS).
• Coronavirus disebut virus zoonotik
yaitu virus yang ditransmisikan • Alur Coronavirus dari hewan ke
dari hewan ke manusia. manusia dan dari manusia ke manusia
melalui transmisi kontak, transmisi
droplet, rute feses dan oral.
PATOGENESIS dan PATOFISIOLOGI
• SIKLUS CORONAVIRUS setelah menemukan sel host sesuai tropismenya.
1.virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus
(Protein S penentu utama menginfeksi spesies host)
Coronavirus
2.SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor di sel host (enzim ACE-
hanya bisa 2/angiotensinconverting enzyme 2) translasi replikasi gen dari RNA genom
memperbanyak virus
diri melalui sel 3.replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan
perakitan dari kompleks replikasi virus.
host-nya 
4.perakitan dan rilis virus
Virus tidak bisa
5.Setelah transmisi, virus  ke saluran napas  bereplikasi di sel epitel
hidup tanpa sel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya).
host 6.Menyebar ke saluran napas bawah.
7.Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan virus
dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah
penyembuhan.
8.Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari
SIKLUS HIDUP CORONAVIRUS
SARS-CoV-2
• Coronavirus tipe baru ini merupakan tipe
ketujuh yang diketahui di manusia.
• SARS-CoV-2 diklasifikasikan pada genus
betaCoronavirus
• Pada sekuensing pertama genom SARS-CoV-2
teridentifikasi dengan 5 subsekuens dari
sekuens genom virus dirilis.
• Sekuens genom dari Coronavirus baru (SARS-
CoV-2) diketahui hampir mirip dengan SARS-
CoV dan MERS-CoV
• Secara pohon evolusi sama dengan SARS-CoV
dan MERS-CoV tetapi tidak tepat sama Gambaran mikroskopik SARS-CoV-2
menggunakan TEM
Patogenesis SARS-Cov-2
• Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum banyak diketahui, tetapi
diduga tidak jauh berbeda dengan SARSCoV.
• SARS-CoV-2 berikatan dengan reseptor-reseptormembuat jalan
masuk ke dalam sel.
• Glikoprotein yang terdapat pada envelope spike virus akan berikatan
dengan reseptor selular berupa ACE2 pada SARS-CoV-2.
• SARS-CoV-2 menggunakan ACE-2 sebagai reseptor, Sekuens dari RBD
(Reseptor-binding domain) termasuk RBM (receptorbinding motif)
pada SARS-CoV-2 kontak langsung dengan enzim ACE 2 (angiotensin-
converting enzyme 2)
• Di dalam sel, SARS-CoV-2 melakukan duplikasi materi genetik dan
mensintesis protein-protein yang dibutuhkan, kemudian membentuk
virion baru yang muncul di permukaan sel.
Gejala Klinis
•Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat.
•Gejala klinis utama : demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas.
•Gejala penyerta : sesak memberat, fatigue(kelelahan), myalgia(nyeri otot),
gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain.
•Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif, seperti
ARDS(Acute Respiratory Distress Syndrome), syok septik, asidosis metabolik
yang sulit dikoreksi dan perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam
beberapa hari.
•Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai
dengan demam.
•Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam
kondisi kritis bahkan meninggal.
Klasifikasi Klinis
Sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :
1.Tidak berkomplikasi
2.Pneumonia ringan
3.Pneumonia berat
4.Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
5.Sepsis
6.Syok Septik
GEJALA RINGAN didefinisikan Pasien COVID-19 dengan
sebagai : Pneumonia Berat : ditandai
•pasien dengan infeksi akut saluran dengan demam, ditambah salah
napas atas tanpa komplikasi satu dari gejala:
•bisa disertai dengan demam, • frekuensi pernapasan
fatigue(kelelahan), batuk (dengan >30x/menit
atau tanpa sputum), anoreksia, •distres pernapasan berat, atau
malaise, nyeri tenggorokan,
kongesti nasal, atau sakit kepala. •saturasi oksigen 93% tanpa
bantuan oksigen.
•Pasien tidak membutuhkan
suplementasi oksigen. •Pada pasien geriatri dapat
muncul gejala-gejala yang atipikal
•Pada beberapa kasus pasien juga
mengeluhkan diare dan muntah
SKEMA PERJALANAN PENYAKIT COVID-19, DIADAPTASI DARI
BERBAGAI SUMBER
Perjalanan Penyakit
• masa inkubasi yang lamanya sekitar 3-14 hari (median 5 hari). leukosit
dan limfosit masih normal atau sedikit menurun dan pasien tidak
bergejala.
• Pada fase berikutnya (gejala awal), virus menyebar melalui aliran darah,
(terutama pada jaringan yang mengekspresi ACE2 seperti paru-paru,
saluran cerna dan jantung) Gejala pada fase ini umumnya ringan.
• Serangan kedua terjadi 4-7 hari setelah timbul gejala awal. Pada saat ini
pasien masih demam dan mulai sesak, lesi di paru memburuk, limfosit
menurun. Penanda inflamasi mulai meningkat dan mulai terjadi
hiperkoagulasi. Jika tidak teratasi,…..
• fase selanjutnya inflamasi makin tak terkontrol, terjadi badai sitokin yang
mengakibatkan ARDS, sepsis, dan komplikasi lainnya
Perjalanan Penyakit Pada COVID-19 Berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
B. Pencitraan
C. Pemeriksaan Diagnostik SARS-CoV-2
a. Pemeriksaan Antigen-Antibodi
b. Pemeriksaan Virologi
c. Pengambilan spesimen
A. Pemeriksaan Laboratorium
• hematologi rutin
• hitung jenis lekosit
• fungsi ginjal
• Elektrolit
• analisis gas darah
• hemostasis,
 dikerjakan sesuai dengan indikasi.
B. Pencitraan
• Modalitas pencitraan utama :
foto toraks dan Computed Tomography
Scan (CTscan) toraks.
• Foto toraks dapat ditemukan
gambaran : opasifikasi ground-glass,
infiltrat, penebalan peribronkial,
konsolidasi fokal, efusi pleura, dan
atelectasis,
• Foto toraks kurang sensitif
dibandingkan CT scan, karena sekitar
40% kasus tidak ditemukan kelainan
pada foto toraks.
C. Pemeriksaan Diagnostik SARS-CoV-2
Pemeriksaan Antigen-Antibodi / Rapid Test
•IgM dan IgA dilaporkan terdeteksi mulai
hari 3-6 setelah onset gejala
•IgG mulai hari 10-18 setelah onset gejala
•Pemeriksaan jenis ini tidak di
rekomendasikan WHO sebagai dasar
diagnosis utama.
•Pasien negatif serologi masih perlu
observasi dan diperiksa ulang bila dianggap
ada faktor risiko tertular
C. Pemeriksaan Diagnostik SARS-CoV-2
Pemeriksaan Virologi • Metoe yang dianjurkan untuk
•Rekomendasi WHO : pemeriksaan deteksi virus : amplifikasi asam
molekuler untuk seluruh pasien yang nukleat dengan real-time
termasuk dalam kategori suspek reversetranscription polymerase
•Pemeriksaan pada individu yang tidak chain reaction (rRTPCR) dan
memenuhi kriteria suspek atau dengan sequencing
asimtomatis juga boleh dikerjakan • Sampel dikatakan positif
dengan mempertimbangkan aspek (konfirmasi SARS-CoV-2) bila rRT-
epidemiologi, protokol skrining PCR positif pada minimal dua
setempat, dan ketersediaan alat. target genom (N, E, S, atau RdRP)
•Pengerjaan pemeriksaan molekuler yang spesifik SARSCoV-2; ATAU
membutuhkan fasilitas dengan biosafety • rRT-PCR positif betacoronavirus,
level 2 (BSL-2), sementara untuk kultur ditunjang dengan hasil sequencing
minimal BSL-3.76
sebagian atau seluruh genom virus
•Kultur virus tidak direkomendasikan yang sesuai dengan SARS-CoV-2
untuk diagnosis rutin
Pemeriksaan Virologi
• Metoe yang dianjurkan untuk deteksi virus : amplifikasi asam nukleat dengan
real-time reversetranscription polymerase chain reaction (rRTPCR) dan
dengan sequencing
• Sampel dikatakan positif (konfirmasi SARS-CoV-2) bila rRT-PCR positif pada
minimal dua target genom (N, E, S, atau RdRP) yang spesifik SARSCoV-2; ATAU
• rRT-PCR positif betacoronavirus, ditunjang dengan hasil sequencing sebagian
atau seluruh genom virus yang sesuai dengan SARS-CoV-2
• Hasil negatif palsu pada tes virologi :
kualitas pengambilan atau manajemen spesimen buruk
spesimen diambil saat infeksi masih sangat dini
gangguan teknis di laboratorium
hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi SARSCoV-2, terutama
pada pasien dengan indeks kecurigaan yang tinggi
Pengambilan Spesimen
• WHO merekomendasikan pengambilan
spesimen pada dua lokasi : saluran
napas atas (SWAB nasofaring atau
orofaring) atau saluran napas bawah
[sputum, bronchoalveolar lavage (BAL)
• Sampel diambil selama 2 hari berturut
turut untuk PDP dan ODP, boleh diambil
sampel tambahan bila ada perburukan
klinis.
• Pada kontak erat risiko tinggi, sampel
diambil pada hari 1 dan hari 14
DIAGNOSIS
Definisi operasional Kasus COVID-19 di Indonesia mengacu pada
panduan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
sesuai kriteria WHO
DIAGNOSIS
• Kasus probable : PDP yang diperiksa untuk COVID-19 tetapi hasil
inkonklusif / seseorang dengan dengan hasil konfirmasi positif
pancoronavirus/betacoronavirus.

• Kasus terkonfirmasi : bila hasil pemeriksaan laboratorium positif


COVID-19, apapun temuan klinisnya

• Orang Tanpa Gejala OTG), yaitu orang yang tidak memiliki gejala
tetapi memiliki risiko tertular atau ada kontak erat dengan
pasien COVID-19
DIAGNOSIS
• Kontak erat : individu dengan kontak langsung secara fisik tanpa
alat proteksi, berada dalam satu lingkungan (misalnya kantor,
kelas, atau rumah), atau bercakap-cakap dalam radius 1 meter
dengan pasien dalam pengawasan (kontak erat risiko rendah)

• probable atau konfirmasi (kontak erat risiko tinggi) : Kontak


yang dimaksud terjadi dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala
hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala
TATA LAKSANA
• Saat ini belum tersedia rekomendasi tata laksana khusus pasien
COVID-19, termasuk antivirus atau vaksin.
• Tata laksana yang dapat dilakukan : terapi simtomatik dan oksigen.
• Pada pasien gagal napas dapat dilakukan ventilasi mekanik.
• National Health Commission (NHC) China meneliti beberapa obat
yang berpotensi mengatasi infeksi SARS-CoV-2 : interferon alfa (IFN-
α), lopinavir/ritonavir (LPV/r), ribavirin (RBV), klorokuin fosfat
(CLQ/CQ), remdesvir dan umifenovir (arbidol).
• Selain itu, juga terdapat beberapa obat antivirus lainnya yang sedang
dalam uji coba di tempat lain.
TATA LAKSANA
Berikut adalah obat-obat yang diduga dapat bermanfaat untuk COVID-
19:
1.Lopinavir/Ritonavir (LPV/r)
2.Remdesvir (RDV)
3.Klorokuin (CQ/CLQ) dan Hidroksiklorokuin (HCQ)
4.Favipiravir (FAVI)
5.Oseltamivir
6.Direct-acting Antiviral (DAA)
7.OBAT LAIN : sedang dalam uji klinis berpotensi dalam penanganan
COVID-19
Manajemen Simtomatik dan Suportif
1. Oksigen
Indikasi oksigen adalah distress pernapasan atau syok dengan desaturase,
target kadar saturasi oksigen >94%.
2. Antibiotik
antibiotik hanya dibenarkan pada pasien yang dicurigai infeksi bakteri
dan bersifat sedini mungkin
3. Kortikosteroid
menurunkan mortalitas dan waktu perawatan
4. Vitamin C
memiliki fungsi fisiologis pleiotropik yang luas
5. Ibuprofen dan Tiazolidindion Muncul
meningkatkan ekspresi ACE2
Perawatan di Rumah (Home Care)
• Pasien dengan infeksi ringan boleh tidak dirawat di rumah sakit,
tetapi pasien harus diajarkan langkah pencegahan transmisi virus.
• Isolasi di rumah dapat dikerjakan sampai pasien mendapatkan hasil
tes virologi negatif dua kali berturut-turut dengan interval
pengambilan sampel minimal 24 jam.
• Bila tidak memungkinkan, maka pasien diisolasi hingga dua minggu
setelah gejala hilang
Kriteria Pulang dari Rumah Sakit
• WHO merekomendasikan pasien dapat dipulangkan :
klinis sudah membaik
terdapat hasil tes virologi yang negatif dua kali berturut-turut.
Kedua tes ini minimal dengan interval 24 jam
PENCEGAHAN COVID-19
• PENCEGAHAN COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan
oleh karena itu pengetahuan terkait pencegahannya masih terbatas.

KUNCI PENCEGAHAN
Pemutusan Rantai Penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan
melakukan proteksi dasar.
Deteksi dini dan Isolasi
• Seluruh individu kriteria suspek / pernah berkontak dengan pasien yang
positif COVID-19 harus segera berobat ke fasilitas kesehatan
• WHO : instrumen penilaian risiko bagi petugas kesehatan yang menangani
pasien COVID-19
• Kelompok risiko tinggi, direkomendasikan pemberhentian seluruh aktivitas
yang berhubungan dengan pasien selama 14 hari, pemeriksaan infeksi
SARS-CoV-2 dan isolasi.
• kelompok risiko rendah, melaksanakan pemantuan mandiri setiap harinya
terhadap suhu dan gejala pernapasan selama 14 hari dan mencari bantuan
jika keluhan memberat
• Pada tingkat masyarakat, usaha mitigasi meliputi pembatasan berpergian
dan kumpul massa pada acara besar (social distancing).
Higiene, Cuci Tangan, dan Disinfeksi
Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah
melakukan proteksi dasar :
1.cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air
2.menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau
bersin
3.melakukan etika batuk atau bersin
4.berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek
COVID-19 adalah penyakit baru yang telah
menjadi pandemi.
Penyakit ini harus diwaspadai karena penularan
yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas
yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya
terapi definitive
MASIH BANYAK KNOWLEDGE GAP DALAM
BIDANG INI SEHINGGA DIPERLUKAN STUDI-STUDI
LEBIH LANJUT

Anda mungkin juga menyukai